PEMBANGUNAN BENDUNGAN DIMULAI, SEBAGIAN BESAR LAHAN BELUM DIBEBASKAN

Trenggalek, 30/1 - Meskipun proses pembangunan waduk/bendungan di Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur telah dimulai, namun sebagian besar lahan yang terdampak belum dibebaskan. 

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Jawa Timur Billy Parmono mengatakan, dari total 72 hektare lahan pihaknya baru berhasil membebaskan 5,6 hektare.

"Ada sekitar 5,6 hektare atau 38 bidang yang sudah 'clear', kalau sisanya masih banyak, karena totalnya kan 72 hektare, didaerah genangan 42 haktare sisanya di area kerja sini," kata Kepala BBWS Brantas Jawa Timur, Blilly Parmono. 

Billy menjelaskan, belum dibebaskannya lahan tersebut karena pihaknya masih menunggu anggaran dari pemerintah pusat. Mengingat saat ini BBWS Brantas baru mendapatkan kucuran anggaran pembebasan lahan sebesar Rp10 miliar. 

Sedangkan sisanya sekitar Rp20 miliar masih belum dikucurkan. Pihaknya otimistis proses pembebasan lahan tersebut akan berjalan lancar dan sesuai dengan rencana.  

Kementerian Pekerjaan Umum mulai melakukan pembangunan Bendungan Tugu Trenggalek dengan nilai anggaran mencapai Rp650 miliar. 

Proyek yang berada dibawah kendali BBWS Brantas Jawa Timur tersebut diperkirakan akan rampung pada tahun 2017 mendatang.




RUAS JLS PRIGI-POPOH SEGERA DIBANGUN

RUAS JLS PRIGI-POPOH SEGERA DIBANGUN


Trenggalek, 29/1 - Kementerian Pekerjaan Umum mengaku terjadi sejumlah kendala dalam pelaksanaan pembanguan jalur lintas selatan (JLS) mulai Pacitan hingga Banyuwangi.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak saat di Trenggalek mengatakan, salah satu kendala terbesar yang dihadapi adalah rumitnya pembebasan lahan, baik milik perorangan maupun  yang berada dibawah pengelolaan Perhutani.

Untuk itu pihaknya akan memperioritaskan pembangunan JLS pada beberapa ruas yang telah berhasil di bebaskan.

"Sifatnya kami mencoba untuk memperioritaskan (ruas) yang langsung bisa berfungsi dulu, salah satunya ruas jalan dari Prigi Trenggalek menuju ke Popoh Tulungagun, tahun ini akan kami anggarankan," kata Wamen PU, Hermanto Dardak.  

Hermanto Dardak menambahkan, selain itu saat ini kementeriannya juga tengah melakukan pengembangan jalur sirip yang menjadi penghubung menuju JLS. Kata dia pembangunan jalur sirip terebut akan berdampak besar terhadap roda perekonomian warga , utamanya di wilayah pesisir selatan Jawa. 

Pembangunan jalur litas selatan antara Pacitan hingga Banyuwangi tersebut diharapkan mampu mengurangi disparitas atau kesenjangan perekonomian dengan kawasan utara Jawa.


WAMEN PU MULAI PEMBANGUNAN BENDUNGAN TUGU TRENGGALEK

Trenggalek, 29/1 - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Rabu melakukan "Grounbreaking" sebagai tanda dimulainya pembangunan Bendungan Tugu di Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak mengatakan, proses pembangunan waduk tersebut ditargetkan selesai dalam kurun waktu 3,5 tahun kedepan atau hingga 2017.
 
"Pengerjaannya kami lakukan secara 'multy years' dengan alokasi anggaran total sebesar Rp619 miliar, sedangkan untuk tahun ini dana yang dikucurkan sebesar Rp195 miliar," katanya.

Menurutnya, proyek yang berada dibawah kendali Balai Besar Wilayah SUngai (BBWS) Brantas, Jawa Timur ini dikerjakan oleh salah salah satu perusahaan BUMN, Wijaya Karya (Wika), selaku pemenang lelang.

Pria asli Trenggalek ini berharap, seluruh tahap pembangunaan dapat dilaksanakan secara tepat, baik waktu maupun kontruksinya, sehingga manfaat yang didapat sesuai dengan harapan masyarakat.

"Namun masyarakat juga harus mendukung secara penuh proses ini agar bisa selesai tepat waktu, karena faktor non teknis seperti sikap masyarakat ini akan berpengaruh terhadap pengerjaan," ujarnya.

Pihaknya mengaku berterimakasih kepada masyarakat Desa Nglinggis yang telah merelakan tanah dan rumahnya untuk dibeli pemerintah dan dijadikan lokasi pembangunan bendungan.   

Lebih lanjut Hermanto Dardak menambahkan, waduk yang memiliki keetinggian 80 meter tersebut nantinya akan memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebegai pengendali banjir, irigasi, obyek wisata maupun sebagai pembangkit listrik.

"Wilayah genangan airnya sekitar 42 hektare, sedangkan pemanfaatan untuk pembangkit di sini sifatnya masih mikro, dengan kapsitas daya listrik yang dihasilkan sekitar 0,4 MW," katanya.

Sementara itu, Bupati Trenggalek, Mulyadi Wr optimistis, bendungan yang digagas sejak tahun 1984 tersebut mampu mengurangi potensi ancaman banjir hingga 50 persen.

"Ketika debit air tinggi maka akan dikendalikan di bendungan sini, sehingga potensi banjir seperti di wilayah kota bisa berkurang," jelasnya.

Sedangkan di saat musim kemarau, potensi air yang tersimpan dalam waduk akan dimanfaatkan untuk mengairi sawah-sawah yang selama ini kerap mengalami kekeringan.

Pihaknya memperkirakan, luasan sawah yang bisa dilayani Bendungan Tugu bisa mencapai lebih dari 1200 hektare, mulai wilayah sekitar waduk hingga perbatasan Tulungagung.

"Bahkan nantinya air dari sini juga akan membantu sebagian persawahan di wilayah Tulungagung, yang jelas manfaatnya kuar biasa," paparnya.
   


JABATAN SEKRETARIS BPBD TRENGGALEK LOWONG PASCAPENAHANAN SUPRAPTO

JABATAN SEKRETARIS BPBD TRENGGALEK LOWONG PASCAPENAHANAN SUPRAPTO

Trenggalek, 28/1 - Posisi jabatan Sekretaris badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur kosong pascapenahanan pejabat sebelumnya, Suprapto karena terjerat dugaan korupsi PDAM.
  
Kepala Bagian Humas Pemkab Trenggalek, Yuli Priyanto, Selasa mengatakan, untuk sementara tugas-tugas yang sebelumnya menjadi kewenangan sekretaris kini ditangani langsung oleh kepala pelaksana BPBD. 

"Sedangkan untuk langkah pemerintah daerah terkait penahanan tersebut, Pak Bupati masih menunggu surat dari instansi yang menangi Suprapto maupun BKD (Badan Kepegawaian Daerah)," katanya. 

Menurutnya, sesuai dengan prosedur, apabila salah satu pejabat pemerintah ada yang tidak bisa menjalankan tugas dan fungsinya akibat terjerat kasus hukum, maka pimpinan instansi yang bersangkutan mengirimkan surat pemberitahuan kepada BKD maupun bupati.

"Dalam surat tersebut juga harus disertakan informasi resmi terkait penahanan dari penegak hukum yang menangani," ujarnya. 

Selanjutnya, kepala daerah bakal melakukan kajian guna mengambil langkah, baik berupa pengangkatan pelaksana tugas (plt) maupun mutasi resmi. 

Namun Yuli enggan menyebutkan, langkah pasti yang bakal diambil bupati terkait penahanan maantan Direktur PDAM Trenggalek tersebut.

"Ini kan masih proses, yang jelas informasinya  hari ini (Selasa) BKD sudah mengirimkan surat pemberitahuan itu," kata Yuli.

Sebelumnya 23 Januari lalu Kejaksaan Negeri Trenggalek menahan menahan mantan Direktur PDAM Trenggalek karena diduga terlibat kasus korupsi proyek jalan pipa PDAM senilai Rp750 juta. 

Kasus dugaan korupsi proyek PDAM Trenggalek tersebut terjadi pada tahun 2007, saat itu PDAM  menunjuk kontraktor untuk melaksanakan proyek pembukaan akses jalan untuk pipa dikawasan Bayong, Desa Botoputih, Kecamatan Bendungan.

Proyek tersebut dinilai menyalahi aturan, karena dilakukan tanpa lelang, terlebih saat itu perusahaan penyedia air minum tersebut tidak memiliki anggaran yang  mencukupi.

Selain itu dalam kontrak kerjasama antara PDAM dengan kontraktor, tidak dicantumkan nilai proyek yang dikerjakan. Nominal baru ditentukan dengan cara menghitung volume yang telah dilaksanakan. 

Dalam pelaksanaannya PDAM membayar kontraktor Rp754 juta, yang diambilkan dari dana penyertaan modal Rp4,5 miliar.

Sementara itu dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembaangunan (BPKP) Jatim, pelaksanaan proyek ini terjadi selisih antara volume pekerjaan dengan nilai yang dibayarkan, sehingga merugikan keuangan negara sebesar Rp450 juta
HARI LIBUR MINIMARKET TRENGGALEK BOLEH BUKA 24 JAM

HARI LIBUR MINIMARKET TRENGGALEK BOLEH BUKA 24 JAM


Trenggalek, 28/1 - Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) bersama Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur memberikan kelonggaran jam operasional minimarket/toko modern hingga 24 jam penuh khusus pada perayaan hari besar keagamaan dan libur nasional. 

Anggota Pansus II DPRD Trenggalek, Satya Kurniawan, Selasa mengatakan, penambahan jam operasional tersebut hanya khusus diperuntukkan bagi toko modern berskala kecil atau jenis minimarket. Sedangkan jam operasional supermarket pada hari besar diperbolehkan buka selama 14 jam (10.00 WIB - 24.00 WIB).

"Ini merupakan kesepakatan antara dewan dengan tim asistensi Pemkab Trenggalek, setelah usulan penambahan jam buka pasar dan toko modern pada hari biasa ditolak oleh gubernur," katanya.

Khusus untuk penambahan hingga 24 jam tersebut, rencananya bakal diatur secara khusus dalam peraturan bupati (perbup), selaku penjabaran perda tentang penataan pasar modern. 

Satya menjelaskan, sebelumnya dalam perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang perlindungan, Pembinaan Pasar Tradisional dan penataan Pasar Modern dan Toko Modern, DPRD berencana menambah jam operasional minimarket dari sebelumnya 13 jam menjadi 17 jam (09.00 WIB - 02.00 WIB)

"Perubahan perda tersebut sudah kami sahkan, namun belum diundangkan karena menunggu evaluasi gubernur ini dan ternyata ditolak," ujarnya.

Dalam evaluasinya, gubernur meminta agar pemerintah daerah mempertimbangkan penambahan jam operasional toko modern, karena dikhawatirkan dapat menganggu eksistensi pasar tradisional.

"Sehingga kami dan pemerintah kabupaten menyepakati untuk jam buka minimarket pada hari biasa tidak mengalami perubahan dan tetap seperti perda sebelumnya," imbuhnya.

Sedangkan untuk akhir pekan dan hari libur mengalami penambahan, hari Sabtu dan Minggu minimarket diberikan alokasi waktu buka mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 04.00 WIB.

"Semula kalau hari Sabtu dan Minggu itu, untuk minimarket hanya boleh buka mulai pukul 09.00 WIB hingga 22.00 WIB atau selama 13 jam, berarti sudah ada tambahan," kata Satya.

Politikus PAN ini menambahkan, dengan penyempurnaan tersebut maka Perda Nomor 9 Tahun 2013 Perlindungan, Pembinaan Pasar Tradisional dan penataan Pasar Modern dan Toko Modern yang merupakan perubahan atas perda sebelumnya bisa segera diundangkan. 

Pihaknya berharap, perubahan tersebut dapat membawa dampak yang positif terhadap pekembangan ekonomi di Kabupaten Trenggalek. Selain itu juga diharapkan dapat melindungi eksistensi pasar tradisional yang telah ada sejak lama. 

 

HARGA IKAN LAUT DI TRENGGALEK NAIK EMPAT KALI LIPAT

Trenggalek, 27/1 - Harga sejumlah ikan laut di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengalami kenaikan hingga empat kali lipat akibat, akibt sepinya tangkapan nelayan. 

Salah satu Nelayan di kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi,   Yaidi mengatakan, ikan jenis tongol yang biasanya dijual dengan harga Rp5.000 kini dijual antara Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram. Menurutnya kondisi ini terjadi sejak dua bulan yang lalu. 

"Harga ikan ini lagi mahal dan mengalami kenaikan, saat ini harga ikan itu paling tidak Rp15 ribu, bahkan bisa sampai Rp20 ribu per kilogram. padahal kalau lagi ramai hanya Rp4.000 sampai Rp5.000 per kilogramnya," kata Nelayan Prigi, Yaidi.   

Yaidi menambahkan, akibat minimnya tangkapan ikan tersebut, ratusan kapal nelayan di perairan Prigi, Trenggalek tidak digunakan untuk melaut. Para nelayan kini beralih ke pekerjaan lain menjadi petani dan buruh bangunan. Pihaknya mengaku, tangkapan ikan akan kembali normal pada bulan Juni mendatang.

Pengacara : Proyek PDAM Trenggalek Atas Perintah Bupati

Pengacara : Proyek PDAM Trenggalek Atas Perintah Bupati


KBR68H, Trenggalek, 24/1 - Tersangka dugaan korupsi PDAM Trenggalek, Jawa Timur, Suprapto mulai bernyayi terkait kasus yang sedang dialami. 

Melalui pengacaranya, Eko Pujiantoro, ia mengaku pelaksanaan proyek pembukaan akses jalan di mata air Bayong Kecamatan Bendungan atas perintah langsung dari Bupati Trenggalek kala itu, Soeharto. 

"Yang jelas klien kami tidak akan berani mengambil keputusan untuk menunjuk rekanan tanpa ada rekomendasi atau persetujuan dari bupati," kata Eko Pujiantoro. 

Menurutnya, berbekal persetujuan dari pimpinan daerah itu, mantan plt Direktur PDAM Trenggalek, Suprapto langsung menindaklanjuti dengan menunjuk rekanan untuk melaksanakan proyek tersebut tanpa melalui lelang.

"Kenapa tanpa lelang, karena saat itu PDAM tidak memiliki anggaran, sedangkan kebutuhan pembukaan akses jalan untuk pipa tersebut cukup mendesak," katanya.

Dijelaskan, saat itu PDAM Trenggalek mendapatkan alokasi proyek pipa untuk jaringan distribusi utama dari pemerintah pusat. Untuk melaksanakan kegiatan perusahaan daerah tersebut harus membuka akses jalan menuju mata air Bayong di kawasan hutan Desa Botoputih Kecamatan Bendungan.

Eko menambahkan, apabila PDAM tidak dapat melaksanakan kegiatan tersebut, maka proyek dapat dialihkan ke daerah lain. Padahal Kabupaten Trenggalek sangat membutuhkan jaringan pipa itu.

"Dan terbukti saat ini manfaat dari terpasangnya pipa distrtibusi utama bisa dirasakan oleh masyarakat luas di Trenggalek," ujarnya.

Pengacara mantan Direktur PDAM Trenggalek ini juga mengklaim, kliennya tidak memanfaatkan proyek tersebut untuk mengambil keuntungan guna memperkaya diri sendiri.

Sebelumnya, Kamis (23/1), Kejaksaan Negeri Trenggalek menjebloskan mantan direktur PDAM setempat dan dua kontraktor pelaksana proyek ke rumah tahanan. Penahanan tersebut bersamaan dengan pelimpahan perkara dari penyidik ke jaksa penuntut umum.

Kasus dugaan korupsi proyek PDAM Trenggalek tersebut terjadi pada tahun 2007, saat itu PDAM  menunjuk kontraktor untuk melaksanakan proyek pembukaan akses jalan untuk pipa dikawasan Bayong Kecamatan Bendungan.

Proyek tersebut dinilai menyalahi aturan, karena dilakukan tanpa lelang, terlebih saat itu perusahaan penyedia air minum tersebut tidak memiliki anggaran yang  mencukupi. 

Selain itu dalam kontrak kerjasama antara PDAM dengan kontraktor, tidak dicantumkan nilai proyek yang dikerjakan. Nominal baru ditentukan dengan cara menghitung volume yang telah dilaksanakan.  

Dalam pelaksanaannya PDAM membayar kontraktor Rp754 juta, yang diambilkan dari dana penyertaan modal Rp4,5 miliar.

Sementara itu dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembaangunan (BPKP) Jatim, pelaksanaan proyek ini terjadi selisih antara volume pekerjaan dengan nilai yang dibayarkan, sehingga merugikan keuangan negara sebesar Rp450 juta

POLISI TRENGGALEK TEMBAK RESIDIVIS KAMBUHAN


Trenggalek, 24/1 - Tim Buru Sergap (Buser) Polres Trenggalek, Jawa Timur menembak kaki seorang residivis kambuhan yang kerap melakukan pencurian barang-barang elektronik di perumahan warga.

Pelaku atas nama Aris S (29) warga Kabupaten Sragen, Jawa tengah tersebut ditangkap saat berada di rumah kostnya di Plandaan Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung.

"Ini merupakan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh satuan reskrim terhadap kasus pencurian di rumah Agus, warga Desa Buluagung, Kecamatan Karangan," kata Kasubbag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh. 

Dari penangkapan tersebut polisi menyita barang bukti, sebuah laptop, tiga unit telepon selular, serta satu unit komputer 'dekstop'.

Dijelaskan, beberapa barang bukti tersebut didapatkan dari dari beberapa lokasi, karena sebelumnya telah dijual oleh pelaku.

"Untuk laptopnya dijual di Ngunut,Tulungagung, sedangkan untuk Handphone dijual di wilayah Wlingi, Kabupaten Blitar. Kalau komputer besar ini kami kami sita dari rumah kost," ujarnya.

Siti menambahkan, Aris merupakan penjahat kambuhan, karena sebelumnya pernah terjerat kasus hukum di wilayah Tulungagung dan dua kali masuk penjara dalam perkara yang sama.

Lanjut dia, pria yang bekerja sebagai pedagang asongan kereta api ini merupakan spesialis pencuri barang-barang elektronik di perumahan warga.

"Biasanya tersangka ini masuk ke rumah korban pada malam hari atau dini hari, disaat korban sedang terlelap tidur," kata Siti Munawaroh.

Saat ini petugas Polres Trenggalek masih melakukan pengembangan perkara tersebut, mengingat masih ada sejumlah lokasi kejadian yang diduga pelakunya adalah sama.

"Saat ini dia (tersangka) belum mengaku, tapi kami punya barang bukti yang kuat," jelasnya.

Akibat perbuatannya, kini pelaku diamankan di Tahanan Polres Trenggalek dan terancam dijerat pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara. 
KEJARI TRENGGALEK TAHAN TERSANGKA KORUPSI "SMD"

KEJARI TRENGGALEK TAHAN TERSANGKA KORUPSI "SMD"

Trenggalek, 23/1 - Kejaksaan Negeri (Kejari) Trenggalek, Jawa Timur menahan tersangka kasus dugaan korupsi Program Sarjana Membangun Desa (SMD) yang dilaksanakan tahun 2010.

Kasi Pidana Khusus Kejari Trenggalek, I Wayan Sutarjana mengatakan, tersangka yang ditahan atas nama Eko Muhardi. 

Menurutnya langkah penahanan tersebut bersamaan dengan pelimpahan perkara dari penyidik ke kajksan penuntut umum, hal dilakukan untuk mempermudah proses hukum selanjutnya. 

"Perkara yang meyanngkut SMD diserahkan tersangka dan barang buktinya atas nama Eko Muhardi. Jadi penuntut umum memandang perlu untuk dilakukan penahanan terhadap yang bersangkutan," kata Kasi Pidsus Kejari Trenggalek, I Wayan Sutarjana.   

I Wayan Sutarjana menambahkan, program Sarjana Membangun Desa (SMD) di Trenggalek tersebut merupakan proyek dari Kementerian Pertanian tahun 2010. 

Proyek tersebut diwujudkan dalam bentuk pemberian sapi kepada kelompok ternak maju mapan di Desa Sumberingin Kecamatan Karangan untuk dikembangkan. 

Namun dalam pelaksanaannya, sapi yang sebelumnya berjumlah 32 ekor tersebut hanya tersisa lima ekor. Program bernilai Rp325 juta yang dikelola para sarjana peternakan pilihan tersebut justru menyebabkan kerugian keuangan negara sekitar Rp 260 juta. 

LSM PENDAMPING DITOLAK BPN, WARGA NGRANDU "MUTUNG"

Trenggalek, 23/1 - Aksi demonstrasi yang digelar puluhan warga Desa Ngrandu, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur di kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat berakhir sia-sia, setelah LSM pendampingnya ditolak petugas.

Awalnya puluhan warga yang datang ke kantor BPN dengan mengendarai mobil bak terbuka tersebut untuk mempertanyakan permohonan sertifikasi lahan yang telah diajukan beberapa tahun silam.

Namun saat hendak diajak berdialog dengan perwakilan BPN, warga memaksa untuk didampingi salah satu aktifis LSM Hari Cipto Wiyono. 

"Pokoknya kami minta didampingi Pak Cip, warga sudah memberikan kuasa kepada beliau," kata koordinator warga, Juaji kepada petugas kepolisian dan BPN.  

Akibat permintaan warga tersebut sempat terjadi ketegangan antara petugas BPN dengan LSM yang mendampingi warga Ngrandu, karena dilarang masuk ruang pertemuan. 

Saat itu, Hari Cipto Wiyono ngotot ingin mendampingi warga dengan alasan telah mendapatkan mandat secara lisan. Sedangkan pihak kejaksaan dan BPN meminta tidak memberikan ijin sebelum yang bersangkutan menunjukkan surat kuasa resmi. 

"Saya ini datang atas permintaan warga, kalau untuk perkara hukum memang betul harus ada surat kuasa, tapi ini hanya untuk dialog," kata Cipto Wiyono dengan nada tinggi.

Dalam kesempatan itu, perwakilan LSM yang pernah terlibat dalam kasus sengketa lahan di Timahan Kecamatan Kampak tersebut sempat mengancam akan melaporkan petugas BPN ke kepolisian apabila tidak memberikan ijin untuk mendampingi warga.

"Silakan kalau anda mau melaporkan, kami tunggu, yang jelas kami tidak memberikan kewenangan kepada anda untuk masuk," kata salah satu pegawai BPN, Puguh Harjono. 

Mendengar kekisruhan tersebut, sejumlah warga yang telah berada di dalam ruang pertemuan memilih untuk keluar dan membatalkan dialog. Karena kesal pendampingnya tidak diijinkan, massa akhirnya meninggalkan kantor BPN.

Sementara itu, Kabag Operasional Polres Trenggalek, Kompol Danuri menegaskan, penolakan terhadap perwakilan LSM tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat yang bersangkutan bukan bagian dari warga Ngrandu.

"Kami juga telah menghubungi kuasa hukum warga yang selama ini mendampingi, ternyata tidak diberi tahu, makanya  tanyakan surat kuasa dari warga," katanya.     

KEJAKSAAN TRENGGALEK TAHAN TIGA TERSANGKA KORUPSI PDAM

Mantan Direktur PDAM, Suprapto Digiring Menuju Rutan Trenggalek

Trenggalek, 23/1 - Kejaksaan Negeri Trenggalek, Jawa Timur menahan tiga tersangka kasus dugaan korupsi proyek perpipaan di PDAM senilai Rp754 juta.

Kasi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Trenggalek, I Wayan Sutarjana, Kamis mengatakan, tiga tersangka yang ditahan adalah bekas Direktur PDAM Trenggalek, Suprapto (kini Sekterais BPBD Trenggalek) serta dua kontraktor pelaksana, masing-masing Sumaji dan Sumali.

"Tim Jaksa penuntut umum bersikap bahwa sesuai dengan pasal yang disangkakan serta sesuai dengan alasan obyektif dan subyektifnya maka dilakukan penahanan terhadap tersangka," kata Kasi Pidsus Kejari Trenggalek, I Wayan Sutarjana.

Penahanan ini dilkukan bersamaan dengan proses pelimpahan perkara dan tersangka dari tim penyidik ke tim jaksa penuntut umum.

Menurutnya, masa penahanan berlaku selama 20 hari kedepan dan bisa diperpanjang sesuai dengan ketentuan Undang-undang.  Tiga tersangka kini ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Trenggalek.

I Wayan Sutarjana enggan menyebutkan alasan rinci mengenai upaya penahanan yang dilakukaan terhadap para tersangka. Pihaknya berdalih hal tersebut merupakan kewenangan jaksa penuntut umum.


Sementara itu, Kuasa Hukum Suprapto, Eko Pujiantoro mengaku kecewa terkait langkah penahanan yang dilakukan kejaksaan, mengingat saat ini kliennya dalam kondisi sakit berat.

"Pak Prapto itu mengalami sakit yang cukup berat, yakni kanker di bangian organ percernaan, seingga harus menjalani pengobatan secara berkala, termasuk besok juga waktuny kontrol," katanya.

Pihaknya mengaku telah menyerahkan seluruh dokumen (rekam medik) terkait penyakit yang diderita kliennya kepada pihak kejaksaan, sejak sebelum ditahan.

Terkait kondisi tersebut, dalam waktu dekat ini Eko Pujiantoro bakal mengakukan penangguhan penahanan ke jaksa penuntut umum.

"kami mengajukanpenangguhan penahanan karena pertimbangan kemanusiaan, mengingat tersangka sakit. Kami khawatir kalau di dalam anfal," ujarnya.

Meskupin demikian kuasa hukum mantan direktur PDAM ini mengakui tidak mempersoalkan proses hukum yang berjalan. Pihaknya menaku siap mengikuti seluruh tahapan hingga menghasilkan putusn dari pengadilan.

Kasus dugaan korupsi proyek PDAM Trenggalek tersebut terjadi pada tahun 2007, saat itu PDAM  menunjuk kontraktor untuk melaksanakan proyek pembukaan akses jalan untuk pipa dikawasan Bayong, Desa Botoputih, Kecamatan Bendungan.

Proyek tersebut dinilai menyalahi aturan, karena dilakukan tanpa lelang, terlebih saat itu perusahaan penyedia air minum tersebut tidak memiliki anggaran yang  mencukupi.

Selain itu dalam kontrak kerjasama antara PDAM dengan kontraktor, tidak dicantumkan nilai proyek yang dikerjakan. Nominal baru ditentukan dengan cara menghitung volume yang telah dilaksanakan.

Dalam pelaksanaannya PDAM membayar kontraktor Rp754 juta, yang diambilkan dari dana penyertaan modal Rp4,5 miliar.

Sementara itu dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembaangunan (BPKP) Jatim, pelaksanaan proyek ini terjadi selisih antara volume pekerjaan dengan nilai yang dibayarkan, sehingga merugikan keuangan negara sebesar Rp450 juta.

Mayat Warga Dongko Ditemukan 10 Kilometer Dari TKP

Trenggalek, 22/1 - Mayat Jaman Jariyanto (35) warga Dusun Premban, Desa Dongko, Kecamatan Dongko, yang dilaporkan hilang terseret arus sungai beberapa hari lalu berhasil ditemukan, Rabu.

Mayat yang kondisinya sudah mulai membusuk itu ditemukan di aliran sungai premban Desa Siki, Kecamatan Dongko atau 10 kilometer dari lokasi hilangnya korban.

Kasubbag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh mengatakan mayat korban pertaman kali ditemukan oleh salah seorang warga setempat, Yardi (38) yang kebetulan sedang mencari rumput di sekitar sungai.

"Saat itu ia curiga dengan sesosok mayat yang tersangkut di pinggir sungai, setelah itu dilaporkan perangkat desa dan diteruskan ke polisi," katanya.

Mendapat laporan tersebut, tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, Polisi dan TNI serta dibantu warga sekitar langsung mendatangi lokasi penemuan mayat guna melakukan evakuasi.

Jasad korban yang mulai mengeluarkan bau menyengat itu langsung dimasukkan ke dalam kantong mayat dan dibawa ke rumah duka.

Sebelumnya, korban Jaman Jariyanto, warga Desa Dongko menghilang sejak Rabu (15/1) pagi, saat itu pria 38 tahun itu berpamitan kepada istrinya untuk mencari pakan ternak di sekitar sungai Premban.

Namun setelah ditunggu hingga sore hari Jaman tidak kujung pulang. Diduga korban terjatuh dan terseret arus sungai cukup deras.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

KEJARI TRENGGALEK BANTAH LAMBAN TANGANI KORUPSI DINAS BINAMARGA

Trenggalek, 22/1 - Kejaksaan Negeri Trenggalek enggan dinilai lamban dalam menangani kasus dugaan korupsi proyek infrastruktur dengan tersangka Mantan Kepala Dinas Binamarga dan Pengairan (BMP), Puji Purwandi. 

Kasi Intel Kejaksaan Negeri Trenggalek, Indi Premadasa, Rabu mengatakan, lamanya proses penyidikan kasus yang terjadi tahun 2009 itu terjadi karena jumlah saksi yang harus diperiksa cukup banyak.

"Bisa dibayangkan, dalam kasus itu ada sekitar 54 paket proyek, tentunya orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan juga cukup banyak," katanya.

Menurutnya, saat ini tim penyidik telah melakukan pemeriksaan 60 saksi dari pihak kontraktor pelaksana maupun maupun pejabat dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang menangani.

"Yang jelas kasus ini masih tetap jalan, kami tidak bisa terburu-dalam melakukan penyidikan perkara korupsi," ujarnya kepada sejumlah wartawan. 

Dijelaskan, dari awal penyelidikan hingga tahap penyidikan, kejaksaan baru menetapkan satu orang sebagai tersangka. Namun pihaknya mengakui, tidak menutup kemungkinan akan muncul tersangka baru.

"Untuk tersangka baru bisa saja muncul, tergantung nanti hasil penyidikan seperti apa. Kalau memang memiliki alat bukti yang kuat pasti akan kami tindaklanjuti," ujarnya.

Indi Premadasa menambahkan, kasus dugaan korupsi proyek yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tersebut menjadi bidikan penegak hukum karena memiliki sejumlah kejanggalan. 

Kala itu, dinas binamarga dan pengairan nekat mencairkan seluruh alokasi anggaran meskipun 54 peket proyek tersebut belum selesai 100 persen.

Sementara itu, dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Timur, proyek bernilai Rp23 miliar tersebut mengakibatkan kerugian keuangan negara  hampir Rp1 miliar.

Sebelumnya, status tersangka yang disandang Puji Purwandi telah mengantung selama setahun lebih. Mantan Kepala dinas binamarga ini ditetapkan sebagai tersangka sejak akhir tahun 2012 yang lalu, namun hingga kini belum diajukan ke pengadilan.

Penanganan perkara ini kalah cepat dengan kasus yang dialami Mantan Ketua DPRD Trenggalek, Sanimin Akbar Abbas yang kini telah memiliki putusan pengadilan ditingkat banding.  

"Yang jelas kami tidak tebang pilih dalam melakukan penanganan kasus dugaan korupsi, semuanya butuh proses," kilah Indi. 



SEBUAH EXCAVATOR TEGULING DI JALAN RAYA TRENGGALEK-PACITAN



Trenggalek, 22/1 - Sebuah alat berat jenis "excavator", Rabu terguling di jalan raya Trenggalek-Pacitan, Dusun Blimbing, Desa Suruh, Kecamatan Suruh.

Excavator milik PLTU Paiton, probolinggo tersebut melintang ditengah jalan, akibatnya arus lalulintas dari dua arah tersendat dan hanya bisa dilalui oleh sepeda motor dan mobil kecil.

"Untuk mobil tangki maupun truk-truk besar masih belum bisa lewat,karena sebagai jalan tertutup," kata Kapolsek Suruh, AKP Mahmudi.

Pihaknya mengaku saat ini masih menunggu alat berat lain untuk membantu proses evakuasi.

Sementara itu sopir truk pengangkut trailer tersebut, Munaris menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 08.00 WIB.

Excavator berwarna kuning milik PLTU Paiton itu rencanya akan dikirimkan ke Pacitan. Namun dilokasi kejadian kendaraan yang dikemudikan tidak kuat untuk menaiki tanjakan blimbing.

"Alat berat itu rencanya kami turunkan dan akan kami gunakan untuk mendorong truk," ujarnya.

Namun upaya itu justru berakibat fatal, saat proses menurunkan excavator dari atas truk, tiba-tiba alat berat melorot dan terguling di jalan raya.

Sebelumnya kejadian tergulingnya alat berat pernah terjadi di lokasi yang sama. Selain karena jalannya menanjak, jalur tersebut juga memiliki tikungan yang tajam.

"Kami mengimbau kepada siapapun yang membawa alat berat untuk lebih berhati-hati dan menyiapkan pengaman yang lengkap," kata Kapolsek Suruh, AKP Mahmudi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

POLISI TRENGGALEK TANGKAP TIGA "MALING" SPESIALIS HELM


Trenggalek, 21/1 - Kepolisian Resor Trenggalek, Jawa Timur menangkap tiga pelaku pencurian spesialis helm dan bagasi motor yang kerap beroperasi di wilayah kota.

Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Supriyanto, Selasa mengatakan, ke tiga pelaku masing-masing RP (17) dan Eko Budi (22) keduanya adalah warga Desa Karangsoko, serta OTS (17) Warga Desa Sambirejo kecamatan Trenggalek.

"Pelaku ditangkap oleh tim buser (buru sergap) siang tadi saat hendak melakukan aksi pencurian di kawasan stadion Menak Sopal," katanya.

Dari ketiga pelaku, polisi berhasil mengamankan barang bukti tujuh buah helm berbagai merek, telepon genggam serta sejumlah uang yang diduga hasil kejahatan.

Kepada polisi para tersangka mengaku, sejumlah barang bukti tersebut diambil dari empat tempat kejadian perkara (TKP), salah satunya yakni di kantor perwakilan Edhie Baskoro Yudhoyono Trenggalek.

Dijelaskan, dalam menjalankan aksinya, tiga remaja ini hanya mengincar helm serta barang-barang berharga yang tersimpan di dalam jok sepeda motor. "Biasanya mereka membuka paksa jok motor dan mengambil barang yang ada di  dalamnya," ujar Supri. 

Supariyanto menambahkan, kasus tersebut saat ini masih dilakukan proses pengembangan, karena diduga melibatkan beberapa tersangka lain. 

Para pelaku kini harus mendekam di tahanan Polres Trenggalek guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.   

TERLIBAT PENIPUAN PENGGELAPAN, POLISI TANGKAP CALEG PARTAI HIJAU


Trenggalek, 21/1 - Jajaran Kepolisian Resor Trenggalek, Jawa Timur menangkap salah seorang calon anggota legislatif (caleg) DPRD kabupaten asal PKB, karena diduga terlibat kasus penipuan dan penggelapan mobil.

Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Supriyanto, Selasa mengatakan, tersangka atas nama Imam Bahrudin alias Ceklik, warga Desa Nglongsor, Kecamatan Tugu tersebut ditangkap di jalan Raya Agus Salim Trenggalek.

"Kami melakukan penangkapan dan penahanan karena yang bersangkutan ini sudah beberapa kali dilaporkan dalan kasus yang sama dan korbannya tidak hanya satu orang," katanya.

Menurutnya, saat ini terdapat tiga korban yang telah melaporkan aksi penipuan dan penggelapan yang dilakukan Imam Bahrudin ke Polres Trenggalek. 

Dari kasus tersebut, polisi baru berhasil mengamankan satu barang bukti, berupa mobil Isuzu Phanter Nopol AG 1826 KZ, milik korban Nanang Jatmiko warga Desa Pogalan,Trenggalek.

"Untung barang bukti yang lain masih kami lakukan pencarian, semoga bisa segera kami temukan. Kelihatannya jumlah korban dalam kasus ini juga akan mengembang," imbuhnya.

Dijelaskan, dalam menjalankan aksinya, pelaku terlebih dahulu mendatangi korban dan mengaku ingin menyewa mobil  untuk keperluan tertentu.

"Setelah mobil didapatkan, selang dua jam kemudian mobil langsung digadaikan, khusus untuk mobilnya Nanang ini , digadaikan kepada salah satu warga Botoputih Kecamatan Bendungan dengan uang Rp20 juta," kata Supriyanto.

Pria yang akran disapa Supri ini menambahkan, saat menggadaikan mobil tersebut pelaku mengkalim bahwa kendaraan  itu adalah miliknya dan ia sedang membutuhkan uang untuk keperluan pencalegkan.

Pihaknya menduga, sejak awal, tersangka memang berniat untuk melakukan penipuan dan penggelapan, hal itu terbukti dari ulahnya yang menutupi sebagian angka plat nomor kendaraan sehingga menyerupai angka lain.

"Jadi nopol aslinya itu AG 1826 KZ, kemudian bagian depan angka delapan itu ditutupi dengan cat hitam sehingga kalau dilihat sekilas menjadi AG 1326 KZ," terangnya. 

Penyidik Polres Trenggalek mengaku masih melakukan pengembangan kasus tersebut. Diduga perkara ini juga bakal menyeret beberapa tersangka lainnya yang kerap melakukan aksi serupa. 

"Kami sudah melakukan pemetaan jaringan si tersangka ini di Trenggalek siapa saja,  kita tunggu nanti hasilnya seperti apa," kata Supriyanto.  

Dalam kasus ini tersangka Imam Bahrudin dijerat dengan pasal 372 serta 378 KUHP tentang penipuan dan penggelepan, dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.  

BERKAS KORUPSI PDAM TRENGGALEK JILID I RAMPUNG

BERKAS KORUPSI PDAM TRENGGALEK JILID I RAMPUNG

Trenggalek, 21/1 - Kejaksaan Negeri Trenggalek, Jawa Timur memastikan, berkas tiga tersangka dugaan korupsi PDAM setempat telah rampung dan dinyatakan P21 atau lengkap.

Kasi Intel Kejaksaan Negeri Trengalek, Indi Premadasa, Selasa mengatakan, saat ini berkas milik mantan Direktur PDAM Trenggalek, Suprapto dan kedua kontraktor pelaksana, Sumaji dan Sumali telah dilimpahkan ke tangan jaksa penuntut umum (JPU).

"JPU akan segera melakukan pemeriksaan seluruh dokumen itu dan dalam waktu dekat akan dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor (Tindak Pidana Korupsi) Surabaya," katanya. 

Korp Adyaksa menargetkan, proses pelimpahan ke pengadilan khusus tindak pidana korupsi itu ditargetkan paling lambat pada awal Februari mendatang.

Indi menambahkan, berkas perkara yang membelit tiga tersangka pertama tersebut dipisah (split). Hal itu dilakukan untuk mempermudah proses penyidikan maupun peradilan. 

"Namun untuk pelimpahan perkara tiga tersangka ini kami lakukan secara bersamaan dan tidak menunggu hasil penyidikan tersangka baru, mantan bupati (Soeharto)," ujarnya. 

Dijelaskan, dalam perkara proyek pembukaan akses jalan pipa PDAM Trenggalek senilai Rp754 juta ini, pihaknya telah melakukan pemeriksaan 17 saksi untuk masing-masing tersangka, serta dua keterangan ahli.

Kasus dugaan korupsi ini terjadi pada tahun 2007 yang lalu. Saat itu Direktur PDAM Trenggalek, Suprapto, atas persetujuan Bupati Soeharto menunjuk salah satu kontraktor untuk mengerjakan proyek pembukaan jalan pipa di mata air Bayong, Desa Botoputih, Kecamatan Bendungan.

Proses penunjukkan tersebut dilakukan tanpa melalui tahap lelang. Selain itu dalam kontrak kerjasama yang yang ditandatangani kedua belah pihak juga tidak menyebutkan besaran nilai proyek yang dikerjakan. 

Kata Indi, nominal proyek dihitung setelah seluruh proses pengerjaan selesai dilaksalanan, sehingga muncul angka Rp750 juta dan telah dibayarkan ke pihak rekanan.

Dijelaskan tahap penunjukan kontraktor diduga juga menyalahi aturan, karena saat itu perusahaan penyedia air minum tersebut tidak memiliki anggaran yang memadai. 

"Anggaran baru ada setelah pada akhir tahun pemerintah mengucurkan dana penyertaan modal senilai Rp4,5 miliar, dengan uang itulah kontraktor itu dibayar," imbuhnya. 

Lebih lanjut, dari hasil audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Timur, ditemukan selisih yang cukup besar antara volume pekerjaan dengan nilai anggaran yang dibayarkan. 

Sehingga BPKP Jatim menyimpulkan, proyek tersebut telah merugikan keuangan negara senilai Rp450 juta. 


MANTAN BUPATI TRENGGALEK DITETAPKAN SEBAGAI TERSANGKA KORUPSI PDAM

KBR68H, Trenggalek, 20/1 - Kejaksaan Negeri Trenggalek, Jawa Timur menetapkan mantan bupati setempat, Soeharto sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dana penyertaan modal PDAM senilai Rp4,5 miliar. 

Kepala Kejaksaan Negeri Trenggalek, Adianto menjelaskan, penetapan tersangka tersebut berdasarkan keterangan beberapa saksi, saksi ahli maupun barang bukti yang ada. 

Kata dia, dalam kasus ini Soeharto diduga menyalahgunakan wewenang sehingga menyebabkan kerugian negara senilai Rp475 juta.   

"Jadi setelah melakukan pemeriksaan beberapa saksi, dikaitkan dengan dokumen-dokumen dan keterangan para ahli, akhirnya terhitung mulai hari ini tanggal 20 Januari, mantan bupati yang berinisial S ditetapkan sebagai tersangka," kata Kajari Trenggalek, Adianto.   

Adianto menjelaskan, kasus dugaan korupsi ini bermula, dari proyek pembukaan akses jalan untuk pipa distribusi utama PDAM Trenggalek di mata air Bayong Kecamatan Bendungan tahun 2007 lalu. Saat itu PDAM Trenggalek atas perintah bupati menunjuk kontraktor pelaksana untuk mengerjakan pembukaan jalan pipa tanpa proses lelang. 

 Selain itu penunjukan tersebut tidak dibarengi dengan ketersediaan anggaran di PDAM Trenggalek. Anggaran baru tersedia setelah pemerintah mengucurkan dana penyertaan modal dari APBD.

Sementara itu dalam kontrak kerjasama tersebut, tidak menyebutkan nilai anggaran yang dibutuhkan. Nilai anggaran baru ditetapkan setelah proyek dilaksanakan dan dihitung sesuai dengan  volume yang dikerjakan, yakni Rp750 juta.

Lanjut Adianto, Soeharto merupakan tersangka ke empat dalam kasus tersebut. Tiga tersangka sebelumnya yakni, mantan Direktur PDAM Trenggalek, Suprapto serta Sumaji dan Sumali yang merupakan kontraktor pelaksana. (Adhar Muttaqin)  

Minibus Sarat Penumpang Terbalik Di Jalur Curam Trenggalek

Trenggalek, 19/1 - Sebuah minibus, Isuzu elf nomor polisi AG 7734 GA yang mengangkut 20 wisatawan asal Desa Semen Kecamatan Pagu Kediri terbalik di turunan tajam Desa Pakel Kecamatan Watulimo.

Akibatnya satu penumpang meninggal dunia (MD) atas nama Isnaina Purwandari (13), tiga orang mengalami patah tulang dan sisanya luka ringan.

Seluruh korban langsung dievakuasi ke Puskesmas Slawe Kecamatan Watulimo guna mendapatkan perawatan medis.
"Sebelum terbalik itu terdengan suara 'dek' saya langsung kaget, jangan-jangan mau kecelakaan ini," kata salah satu penumpang Sucipto.

Benar saja, setelah itu memasuki turunan tajam di Desa Pakel minibus langsung oleng ke kanan dan ke kiri. Mobil yang dikemudikan Arkanul Samakin itu juga sempat menyerempet sebuah pikap yang terparkir di pinggir jalan.

"Penumpang langsung panik, karena jalannya berkelok-kelok dan turunannya sangat curam, sesampai ditikungan terakhir itu mobil oleng lagi dan terguling ke kanan," katanya.

Pria yang juga ayah Isnaina tersebut mengaku bisa selamat karena posisinya berada di dekat pintu yang ada di samping kanan.

Sementara anaknya yang meninggal dunia itu duduk dibangku paling belakang sebelah kanan berdampingan dengan istrinya, Siti Jumiati, Siti jumaroh (43).

Siti Jumaroh mengatakan, saat kendaraan yang ditumpangi terbalik, anaknya dalam kondisi tertidur pulas.

"Jadi begitu terbalik itu Isna berada paling bawah, tertindih sama penumpang-penumpang lainnya," ujarnya sambil meneteskan air mata.

Sementara itu salah satu anggota Polsek Watulimo, Mulyono memperkirakan, kecelakaan terjadi karena sopir yang tidak menguasai medan.

"Tadi sempat diperiksa, posisi gigi pada gigi tiga, sehingga remnya keras dan tidak mampu, seharusnya kalau di turunan sini gigi dua," katanya.

Dijelaskan, rombongan wisatawan asal Kediri tersebut juga salah jalur, karena seharusnya untuk menuju pantai Karanggongso belok kearah kiri.

"Ini tadi justru belok kanan atau kearah Kecamatan kampak," imbuhnya.

Sekitar pukul 12.00 WIB, seluruh korban luka-luka dan yang meninggal dunia dibawa pulang ke kediri. Sementara itu sang sopir masih menjalani pemeriksaan polisi.(Adhar Muttaqin)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Pamit Cari Rumput Warga Dongko Hilang

Trenggalek, 17/1 - Jaman Jariyanto (35) warga Dusun Premban, Desa Dongko, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dilaporkan hilang setelah pamit mencari rumput.

Tim gabungan yang terdiri dari puluhan polisi, TNI serta ratusan masyarakat yang melakukan penyisiran belum berhasil menemukan korban.

Istri korban, Siswati, Jumat mengatakan, korban menghilang sejak Rabu (15/1) pagi, saat itu suaminya tersebut berpamitan untuk mencari pakan ternak di sekitar sungai Premban.

Namun setelah ditunggu hingga sore hari Jaman tidak kujung pulang.

"Karena khawatir kemudian kami memberi tahu warga lain melapor ke perangkat desa," ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Dongko, AKP Hadi Pranoto mengatakan, selama dua hari melakukan pencarian, pihaknya belum berhasil menemukan korban.

"Kami sudah lakukan penyisiran disekitar sungai Premban dengan dibantu TNI dan warga, namun hasilnya masih nihil," katanya.

Dijelaskan, kemungkinan korban terjatuh dan terseret arus sungai cukup besar, karena selain mencari rumput, Jaman juga kerap mencari kepala yang jatuh ke sungai.

"Apalagi saat kejadian itu kondisi cuaca sedang gerimis dan arus sungai sedang tinggi," ujarnya.

Namun demikian, polisi belum berani memastiakan apakah korban masih hidup atau sudah meninggal dunia, mengingat hingga kini jasadnya masih belum ditemukan.

Terkait kejadian tersebut, pihaknya mengaku akan berusaha melakukan pencarian korban hingga ketemu.

Selain itu pihaknya juga telah berkoordinasi dengan desa lain yang dilewati sungai Premban untuk ikut serta melakukan penyisiran.

"Kami berharap jasad korban bisa segera ketemu," pungkasnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

RIBUAN KTP ELEKTRONIK DI TRENGGALEK SALAH CETAK

Trenggalek, 17/1 - Ribuan kartu  tanda penduduk (KTP) elektronik di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur salah cetak. 

Kasi KTP Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Trenggalek, Sambas Rudi Winoco, Jumat mengatakan, sampai dengan tanggal 10 Januari 2014 tercatat 4.287 lembar KTP elektronik yang bermasalah.

"Data tersebut berasal dari bawah, artinya masyarakat yang melapor melalui desa maupun kecamatan dan diteruskan ke sini," katanya.

Menurutnya, dari data yang ada, kesalahan cetak KTP bermacam-macam, mulai dari nama, alamat, status perkawinan hingga foto indentitas. 

Khusus untuk kesalahan foto wajah atau biometrik, jumlahnya relatif kecil dibanding dengan yang lainnya. 

'Untuk foto wajah sekitar 200-an yang salah, itupun biasanya tertukar dengan angota keluarganya sendiri, seperti anak dengan bapak, kakak dengan adik," ujarnya.

Terkait hal tersebut, Dispendukcapil Trenggalek mengklaim telah mengirimkan sebagian KTP elektronik itu ke Kementerian Dalam Negeri , guna dilakukan perbaikan. 

Hanya saja hingga saat ini instansinya belum mendapatkan kiriman KTP hasil perbaikan. Pihaknya juga tidak berani memastikan kapan proses perbaikan tersebut akan selesai.

Sambas menambahkan, pihaknya telah beberapa kali berkonsultasi dengan Kemendagri  guna mempertanyakan persoalan tersebut.

"Informasi terakhir yang kami terima, proses cetak KTP elektronik itu nantinya akan dilakukan di tingkat kabupaten, termasuk perbaikannya," imbuhnya.

Beberapa perangkat pendukung, seperti mesin cetak, KTP reader serta piranti lainnya telah diterima oleh dinas yang menangani kependukan ini.

"Tapi untuk material KTP elektroniknya kami belum menerima, sehingga masih bisa melakukan cetak   sendiri," katanya.

Sementara itu, disinggung mengenai jumlah warga yang belum melakukan perekaman data biometrik untuk KTP elektronik mencapai lebih dari 43 ribu jiwa atau sekitar 7,76 persen.

Sedangkan jumlah warga yang telah melakukan perekaman mencapai 513.685 jiwa atau sekitar 92,24 persen.

"Kami berharap, masyarakat lebih proaktif melakukan perekaman, sehingga target pencapaian bisa terpenuhi, katanya. 

JUMLAH PENDAFTAR "JKN" JALUR UMUM DI TRENGGALEK MINIM

Trenggalek, 16/1 - Minat masyarakat Trenggalek, Jawa Timur untuk mendaftar program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui jalur umum masih rendah, terbukti hingga pertengahan Januari baru terdapat 250-an pendaftar.

Loket Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kabupaten Trenggalek yang berada di area Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedomo, Kamis juga tampak sepi dan hanya terlihat beberapa orang yang mendaftar program nasional itu. 

"Dari ratusan pendaftar JKN jalur umum tersebut sebagian besar adalah peserta dadakan yang berasal dari pasien rumah sakit ini, karena ini memang beda dengan asuransi lain, begitu mendaftar bisa langsung digunakan," kata Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Wihartadi.

Menurutnya, animo masyarakat Trenggalek untuk mendaftar BPJS Kesehatan tersebut jauh lebih rendah dibanding dengan beberapa kabupaten maupun kota lain.

Meski demikian, pihaknya optimistis dalam beberapa bulan kedepan jumlah masyarakat yang mendaftar bertambah secara signifikan. mengingat saat ini sebagian masyarakat masih belum faham dengan kebiajakan baru itu. 

Lanjut Wihartadi, meskipun prorgam JKN baru diluncurkan pada tanggal 1 Januari 2014 yang lalu, BPJS Kesehatan Trenggalek mengklaim tidak menemui hambatan yang berarti. 

Seluruh peserta yang sebelumnya masuk dalam jaminan Asuransi kesehatan (Askes), Janiman Kesehatan Nasional (Jamkesmas) maupun Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dapat terlayani dengan baik. 

Orang nomor satu di BPJS Kesehatan Trenggalek ini mengakui, untuk sementara kantor pelayanan Trenggalek masih menumpang di salah satu ruangan rumah sakit milik pemerintah daerah. Namun dalam beberapa bulan kedepan akan segera dipindah ke kantor yang baru di Jalan Veteran.

"Kami sudah sewakan kantor di Jalan veteran, namun saat ini kami masih mengurus beberapa kelengkapan termasuk internet serta fasilitas lainnya, karena pelayanan kami berbasis internet," imbuhnya. 

Sementara itu, salah satu aggota Komisi IV DPRD Trenggalek, Alwi Burhanuddin mengatakan, kantor BPJS Kesehatan saat ini masih kurang layak, karena jadi satu dengan rumah sakit.

"Idealnya memang harus punya kantor sendiri, kalau hanya seperti ini masyarakat umum juga banyak yang tidak tahu, apalagi lokasinya di dalam," katanya.

Pihaknya meminta pihak BPJS Kesehatan untuk segera menyiapkan kantor yang representatif, sehingga pelayanan masyarakat dapat dilakukan dengan baik. 
PULUHAN WARGA TRENGGALEK TERSERANG CHIKUNGUNYA

PULUHAN WARGA TRENGGALEK TERSERANG CHIKUNGUNYA


Trenggalek, 16/1 - Sedikitnya 40 warga di dua kelurahan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur terserang virus Chikungunya, dalam kurun waktu sepekan terakhir. 

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek,Suparman, Kamis mengatakan, virus yang dibawa nyamuk Aides Aigepty tersebut menyebar di Kelurahan Surodakan dan Ngantru Kecamatan Trenggalek.

"Dari data sementara yang masuk di dinas kesehatan, ada sekitar 40 orang, warga yang terkena Chikungunya ini badannya panas, kemudian ngilu di persendian hingga ada yang mengalami kelumpuhan," katanya.

Saat ini sejumlah penderita menjalani perawatan medis di puskesmas serta rumah sakit setempat. Sedangkan sisanya memilih untuk rawat jalan. 

Lanjut Suparman, penyebaran virus chikungunya itu terjadi secara sporadis dan berlangsung sangat cepat, sehingga dalam waktu seminggu, jumlah penderitanya mencapai puluhan orang.

Suparman menjelaskan, meskipun chikungunya bukan termasuk kategori penyakit mematikan, namun harus segera diobati, karena apabila dibiarkan maka dapat menyebabkan kelumpuhan hingga beberapa bulan. 

"Normalnya, kalau segera segera diobati, maksimal dua minggu sudah bisa sembuh. Kalau tidak, bisa sampai tiga bulan," ujarnya.

Terkait kondisi tersebut, Tim Dinas Kesehatan Trenggalek dan puskesmas langsung turun tangan guna mengambil langkah penanggulangan, dengan cara abatisasi dan penyemprotan cairan insektisida. 

"Jadi begitu mendapat laporan adanya chikungunya, kami lakukan penyemprotan dengan mobil ULP, keliling di ke dua kelurahan tadi, hingga masuk ke gang-gang," imbuhnya.

Pria yang akrab disapa Parman ini mengimbau agar masyarakat segera melaporkan apabila ada salah satu warganya yang terjangkit chikungunya maupun demam berdarah, sehingga bisa segera ditangani.  

Jalur Provinsi Di Trenggalek Langganan Banjir


Trenggalek, 14/1 - Jalur milik Provinsi Jawa Timur yang berada di ruas Ngetal Kecamatan Pogalan rutin menjadi langganan banjir saat terjadi hujan deras.

Salah satu warga Desa Ngetal, Doto, Selasa mengatakan, genangan ir tersebut bervariasi mulai 20 hingga 50 centimeter, tergantung intensitas curah hujan yang turun.

"Kalau di atas 50 centimeter hampir dipastikan masuk ke rumah saya, hal seperti ini sudah berlangsung sejak lama," katanya.

Dijelaskan, luapan banjir yang terjadi di perbatasan antara Desa Ngetal dan Karangsoko tersebut terjadi karena saluran air yang ada tidak mampu menampung tingginya debit air yang mengalir dari lereng gunung.

"Apalagi beberapa selokan sebelah timur ada yang buntu, sehingga air itu naik ke jalan raya," ujarnya.

Pemilik warung kopi ini menjelaskan, pada saat terjadi banjir hampir dipastikan banyak kendaraan sepeda motor maupun mobil mogok.

Bahkan kejadian banjir tersebut juga kerap menyebabkan kecelakaan lalulintas.

Biasanya kecelakaan di ruas Trenggalek-Tulungagung itu terjadi karena kendaraan melaju kencang, saat melintasi banjir.

"Begitu sampai di tengah biasanya mengerem mendadak, sehingga yang dibelakang nubruk," ujar Doto.

Pihaknya mengaku telah mengadukan persoalan itu ke pemerintah setempat, namun hingga kini belum ada tindak lanjut yang nyata.

"Ini harus segera ditangani, kasihan para pengendara yang melintas, apalagi ini adalah jalur provinsi," tandasnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

BELASAN RUMAH DI PUCANGANAK TERANCAM LONGSOR

Trenggalek, 12/1 - Belasan rumah di Dusun Sumbermadu, Desa Pucanganak, Kecamatan Tugu, Trengalek, Jawa Timur terancam longsor.

Retakan tanah kini banyak terjadi di perkampungan warga. Bahkan rumah salah satu warga terpaksa harus dibongkar karenya nyaris ambruk.

"Hampir semua tembok rumah saya sudah bengkah-benhkah, lantainya juga," kata salah satu warga, Sukanti.

Ia khawatir apabila tidak dibongkar justru akan membahayakan dan menimbulkan dampak yang lebih besar.

Terkit kondisi tersebut, wanita yang akrab disapa Kanti mengaku, seluruh anggota keluarganya kini mengungsi ke rumah tetangganya yang lebih aman.

Dijelaskan, kondisi retakan tanah di RT 19 tersebut juga banyak terjadi di lahan pekarangan yang ada di sekitar rumah. Lebar retakan bervariasi, hingga yanh paling lebar mencapai lebih dari 10 centimeter.

Sukanti menambahkan, pergerakan tanah di kampungnya tersebut sudah terjadi sejak tiga tahun yang lalu, peristiwa itu juga sempat menyebabkan retakan di beberapa bagian rumahnya.

"Namun kemudian terhenti dan retakan itu kami tambal. Tapi ternyata sekarang terjadi lagi, bahkan lebih parah," katanya.

Lanjut dia, saat ini keluarganya tengah membangun rumah darurat di sekitar hutan di desanya.

Sementara itu disinggung mengenai peranserta pemerintah, Kanti mengaku telah mendapatkan bantuan sembako dari Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Trenggalek.

"Tapi bantuannya masih sebatas sembako itu, beras lima kilo, gula, mie instan, minyak goreng dan sarden dua kaleng," pungkasnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Ibas : Jangan-jangan Lele Yang Saya Makan Di Jakarta Itu Dari Trenggalek

Trenggalek, 11/1 - Meskipun hidup di wilayah pegunungan, tidak menyurutkan warga Desa Sumurup Kecamatan Bendungan untuk mengembangkan kawasan minapolitan. Warga yang sebelumnya hanya bermatapencaharian sebagai petani, kini mampu menyulap lingkungan sekitar rumahnya meenjadi sentra produksi ikan lele dan gurami. 

Halaman yang biasanya kosong, kini telah berubah menjadi kolam-kolam produktif yang secara rutin mampu memberikan penghasilan terhadap masyarakat.

Sekretaris Jendral DPP Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono yang mengunjugi langsung  lokasi pengembangan minapolitan, mengaku kaget dengan semangat warga sekitar, sehingga sukses menciptakan sumber perekonomian baru. 

"Jangan-jangan ikan lele dan gurami yang biasa saya makan di Jakarta itu dari Trenggalek," katanya didampingi istrinya, Siti Rubby Aliya Rajasa. 

Menurutnya, kesuksesan masyarakat pengunungan itu merupakan alah satu bukti dari program yang digelontorkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap masyarakat kecil.  

Pria yang akrab disapa Ibas ini berharap, kerja keras dan konsistensi masyarakat Desa Sumurup tersebut mampu menjadi sumber inspirasi bagi warga yang lain. Kata dia, kucuran program pengembangan ekonomi kecil yang dilakukan pemerintah tidak akan sia-sia, apabila masyarakatnya sungguh-sungguh dalam melakukan pengelolaan. 

Dalam kesempatan itu, Ibas juga melakukan panen raya ikan gurami, sekaligus memberikan bantuan bibit ikan lele kepada masyarakat.

Sementara itu, rangkaian kunjungan yang dilakukan Edhie Baskoro Yudhoyono  di Trenggalek berakhir di Desa Suren Lor Kecamatan Bendungan. Di desa yang terkenal sebagai salah satu sentra peternakan sapi perah dan potong tersebut, Ibas melakukan pertemuan dengan ratusan peternak. 

Putra Presiden SBY itu, mendengarkan langsung keluh kesah maupun geliat semangat yang disampaikan oleh  para peternak susu. 

Kepala Desa Suren Lor, Mujiono menjelaskan, saat ini di wilayahnya terdapat seribu peternak sapi perah serta sapi potong. Namun menurutnya, usaha yang dilakukan secara bersama-sama itu masih menemui sejumlah kendala, termasuk masalah harga susu. 

"Di daerah lain itu harga susu sudah mencapai Rp4.000 per liter, namun di wilayah kami masih Rp3.800 per liter," katanya.

Menanggapi hal itu, Ibas mengaku akan menyampaikan langsung ke pemangku kebijakan di pemerintah pusat guna dicarikan jalan keluar yang tepat.

"Yang jelas, kami mengapresiasi apa yang dilakukan warga yang kreatif dan semngat untuk mengembangkan usaha ini," pungkasnya.  

Ibas Jadi Artis Dadakan

 

Trenggalek, 10/1 - Kehadiran Sekretaris Jendral Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono di Trenggalek, Jawa Timur menjadi pusat perhatian masyarakat.

 

Antusiasme warga kota kripik tempe ini tampak terlihat di setiap titik yang dikunjungi. Saking antusiasnya sejumlah warga nekat berebut tempat agar bisa mendekat dan memotret putra presiden SBY tersebut.

 

"Mumpung ada di sini, ya foto-foto sekalian, apalagi orangnya cakep," kata Widya, salah satu warga desa Petung, Kecamatan Dongko, Trenggalek, saat mengikuti kegiatan kerja bakti bersama warga. (10/1/2014).

 

Interaksi antara elit politik dengan konstituennya ini seringkali dibumbuhi dengan hal-hal yang lucu. Seorang kameramen televisi yang ikut meliput kegiatan Edhie Baskoro sering kali harus mengalah dengan warga yang berdesak-desakkan untuk memotret.

 

"Jadi pas lagi ambil gambar Mas Ibas, tiba-tiba tepat di depan kamera muncul kepala, terkadang tangan warga yang motret pakai HP," katanya.

 

Sementara itu, Sekjen Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono saat dikonfirmasi mengatakan, antusiasme warga tersebut menjadi salah satu pembuktian masih tingginya kecintaan masyarakat terhadap partainya.

 

Ia mengaku, hal tersebut akan menjadi "dopping" untuk menyongsong pemilu April mendatang. "Tentunya hal ini menjadi sesuatu yang positif bagi kami," ujarnya.

 

Lanjut ibas, kondisi akar rumput itu sekaligus membantah sejumlah survey yang selalu memprediksi kemerosotan suara Partai Demokrat pada pemilu mendatang.

 

"Masyarakat tentunya bisa merasakan dan saya juga melihat sendiri, bahwa kepercayaan publik masih tinggi," imbuhnya.

 

Suami Aliya Rajasa ini mengaku, seluruh organ partai terus bergerak untuk membenahi sejumlah kekurangan yang ada.


"Di Jawa Timur sendiri, saat ini elektabilitas PD (Partai Demokrat) telah naik menjadi 17 persen, semoga ditingkat nasional juga demikian," kata Ibas.

Untuk itu, pihaknya meminyta seluruh kader termasuk para calon anggota legislatif untuk senantiasa turun langsung ke masyarakat.  "Seperti apa yang dikatakan Pakde karwo, tepuk pundak, ketuk pintu," pungkasnya. 

 

Ibas: Lodho Ayam Kampung Uenak Tenan

Trenggalek, 9/1 - Menikmati eksotisme  Trenggalek tidak akan lengkap tanpa mencicipi kuliner asli kabupaten ini, salah satunya adalah lodho ayam kampung.  Makanan tradisional khas Trenggalek,Lhodo, bisa memperkaya wisata kuliner di Indonesia dan mampu menggerakkan ekonomi lokal, kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, Kamis.

 

Hal tersebut disampaikan Ibas, saat mengunjungi Depot Moro Kerso "Mbak Nanik" di Kecamatan Munjungan, dalam kunjungan ke pesisir Pantai Blado, Munjungan, Trenggalek.

 

"Ternyata  Trenggalek khas dengan masakan Ayam Lhodo. Saat dicicipi, memang Lhodo uenak tenan, apalagi disantap dengan urap dan nasi tiwul" kata Ibas  kepada wartawan di Munjungan Trenggalek.

 

Bahkan, saking penasarannya , Ibas menyempatkan waktu menilik dapur sederhana tempat masakan khas lhodo diolah. Ia pun bersedia menjadi saksi atas enaknya Lhodo tersebut. Sebab, ada rasa-rasa khusus saat mencicipi lhodo di warung Mbak Nanik yang sudah berdiri sejak tahun 1990 an.

 

Usai santap kuliner Lodho, Ibas memberikan kenang-kenangan karikatur Mas Bro. "Semoga kenang-kenangan ini selalu akan mengingatkan saya untuk datang kesini lagi,"

 

Menurut dia, makanan tradisional Lhodo itu berpotensi memperkaya wisata kuliner di Indonesia dan mampu menggerakkan ekonomi lokal. Sebab, ada resep khusus dalam menyajikan makanan tersebut.

 

Lodho ayam adalah olahan daging ayam yang terbuat dari aneka rempah pilihan dan santan. Kuahnya berwarna kuning kemerahan dengan citarasa khas. Warna itu diperoleh dari  kunyit dan cabai merah. Sedangkan citarasa itu diperoleh dari cabai, merica, dan pala yang menciptakan sensasi pedas yang khas. Selain dari bumbu, citarasa yang khas juga diperoleh dari daging ayam yang dipanggang terlebih dahulu sebelum direbus bersama kuah. Perpaduan antara kuah, racikan bumbu yang pas, dan ayam panggang yang gurih menciptakan citarasa yang lezat dan sukar dilupakan.

 

Menikmati lodho ayam khas Trenggalek tidak lengkap rasanya tanpa nasi gurih dan urap-urap.  Nasi gurih adalah nasi yang terbuat dari olahan beras dan santan. Rasanya gurih dan nikmat bila disajikan hangat-hangat.  Urap-urap adalah olahan sayuran yang direbus terlebih dahulu dan disajikan bersama parutan kelapa bercitarasa pedas. Adanya urap-urap ini sangat penting untuk menyeimbangkan asupan daging yang masuk ke dalam tubuh. Rasanya, lidah tidak berhenti bergoyang ketika rasa gurih dari nasi, pedas dari ayam, dan segar dari urap-urap berpadu di mulut. Lezatnya bukan main. 

Ibas Temui LMDH Munjungan

Trenggalek, 9/1 - Ribuan masyarakat Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur tampak antusias menyambut kedatangan Sekretaris Jendral (Sekjen) DPP Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono di kawasan pantai Blado.

Dalam kunjungan hari kedua, pria yang akrab disapa Ibas ini bertemu langsung dengan sejumlah anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) se-Kecamatan Munjungan.
 
Ibas mengaku nekat ke wilayah pesisir tersebut meskipun harus melalui medan yang cukup berat, karena ingin menemui langsung masyarakat pesisir selatan Trenggalek. Sekaligus untuk menyerap aspirasi rakyat. "Ternyata Munjungan itu indah, saya kerasan, rasanya ingin sekali menginap  di sini," katanya.

Putra bungsu Presiden SBY tersebut melihat banyak potensi besar dari sektor kehutanan yang dapat dikembangkan di wilayah tersebut, utamanya cengkih.

"Potensi ini harus dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mendongkrak perekonomian warga, kalau ekonomi terjamin maka kesehteraan juga demikian," ujarnya.

Untuk mendukung pengembangan potensi itu, Ibas memberikan bantuan 1800 batang bibit bibit cengkih kepada LMDH setempat. 

Ia berharap bibit tersebut kedepan dapat memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat. 

Sementara itu, salah satu anggota LMDH, Jumiyo mengaku bangga karena bisa bertatap muka langsung dengan Ibas dan menyempatkan diri untuk berkunjung ke Kecamatan Munjungan.

"Beginilah kondisi Munjungan, meskipun terpencil tapi masih bagian dari Indonesia, tidak lengkap rasanya kalau datang ke Trenggalek belum ke Munjungan," katanya.

Jumiyo juga mengucapkan rasa terimakasih atas bantuan yang telah diberikan. Pihaknya berjanji akan membudidayakan bibit cengkih tersebut.

Selain bertemu dengan anggota LMDH, Edhie Baskoro Yudhoyono juga berdialog langsung dengan para nelayan tradisional yang beroperasi di wilayah Munjungan. 

Sebelumnya, suami dari Siti Rubby Aliya Rajasa ini juga bertemu keluarga besar Pondok Pesantren Himatul Ulum, di  Dusun Nglayur, Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari. 

"Ini adalah temu kangen sekaligus menyambung tali silaturrahmi, karena tahun 2009 lalu saya pernah berkunjung ke sini," kata Ibas.  

Ibas Kunjungi Kampung Nelayan

Trenggalek- Pentingnya penyelamatan lingkungan menjadi sesuatu yang harus diperhatikan banyak pihak. Salah satunya Edi Baskhoro Yudhoyono atau yang akrab disapa Ibas. Kemarin, putra bungsu Presiden SBY tersebut berkesempatan mengunjungi kawasan konservasi mangrove di Pantai Cengkrong Kecamatan Watulimo.

Dalam kesempatan tersebut,  Ibas mengaku kagim dengan geliat kelompok masyarakat pengawas (pokmaswas) Kejung Samudra yang mampu menjaga dan melestarikan hutan mangrove. Sehingga hasilnya mulai dirasakan oleh masyarakat. Salah satu anggota pokmaswas kejung samudra menerangkan, beberapa manfaat yang telah dipetik masyarakat antara lain, meningkatnya produksi kerang hijau, kepiting dan siput. "Selain itu buah bakau juga dimanfaatkan oleh ibu-ibu untuk dijadikan produk minuman," kata Sasmitro ketua kelompok. 

Sebagai bentuk kepedulian, dalam kunjungannya di Watulimo,  suami Siti Rubby Alya Rajasa,  itu juga memberikan bantuan  jaring, pancing kepada nelayan tradisional di sekitar kecamatan Watulimo. Melanjutkan rangkaian kegiatan Roadownnya, Ibas menyempatkan ke Desa Ngulan Kulon, Kecamatan Pogalan. Melakukan peninjauan program pengembangan infrastruktur perdesaan (Ppip).

 Ibas mengatakan PPIP merupakan salah satu dari ratusan program pemerinah pusat yang pro-rakyat. "Kalau sudah mendapatkan manfaat, maka masyarakat harus menjaga infrastruktur tersebut supaya awet," kata Ibas dihadapan ratusan warga yang menyambutnya sekaligus memberikan bantuan seperangkat komputer kepada pemerintah desa setempat. 

Tidak hanya itu, dalam kegiatannya kali ini Ibas juga mengunjungi sentra industri kecil pembuatan genteng di Desa Sumberejo Kecamatan Durenan. Ibas meninjau langsung proses pembuatan genteng yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. Menurutnya, masyarakat di wilayah tersebut cukup kreatif dan mandiri. Dengan berbekal ketrampilan dan semngat yang tinggi sehingga bisa menciptakan genteng yang berkualitas dan dipercaya hingga luar daerah. 

"Yang paling penting ekonomi masyarakat berjalan dengan baik dan terus berkembang," tukas Ibas ramah. 

Sebelumnya, Ibas juga berkesempatan ikut dalam kerjabhakti pembangunan pembangunan jalan berupa ravat di Dusun Pinggirsari Desa Karangan Kecamatan Karangan. Simbolis, Ibas juga memberikan bantuan berupa ratusan sak semen kepada masyarakat.  

Sementara itu kepada wartawan, Ibas mengatakan, industri kecil maupun pariwisata di Trenggalek memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Kata dia potensi besar tersebut harus dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD). 

"Hal ini akan berdampak langsung terhadap ekonomi masyarakat," pungkasnya mengakhiri kunjungan hari pertamanya di Kabupaten Trenggalek.

 Ibas juga meminta doa dari masyarakat agar para pemimpin mulai dari tingkat pusat hingga daerah selalu diberi kesehatan dan umur panjang, sehingga bisa menjalankan amanah rakyat dengan baik.