Hari Pertama Kampanye, Emil Blusukan Ke Warung Kopi, Hingga Sapa Warga Munjungan

Trenggalek - Hari pertama masa kampanye Pilkada Jawa Timur 2018 dimanfaatkan ileh calon Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak dengan blusukan ke warung kopi  serta bersilaturahmi dengan para tokoh agama dan masyarakat. 

Dengan santai Emil langsung menyapa warga yang tengah menikmati kopi dan sarapan pagi di Warkop Putu Mbah Kwot di Jalan Brigjen Soetran Trenggalek. Ia melakukan komunikasi langsung dengan warga, sekaligus meminta doa restu atas pencalonannya. 

Tak hanya sekedar blusukan, Bupati Trenggalek nonaktif ini juga menyempatkan untuk 'ngopi' dan menikmati aneka gorengan yang ada. 

"Saya  ingin menyapa , memberi  pengertian sekaligus  mohon doa restu,"  ujar Emil, Kamis (15/2/2018).

 Dia mengaku  ada hal yang khusus  perlu  dijelaskan  terutama kepada warga  Trenggalek  terkait  keputusannya  untuk  maju sebagai calon wakil gubernur  di saat dirinya sedang menjabat Bupati Trenggalek.  

Gaya spontan dengan pendekatan dialogis  tersebut dinilai lebih mengena di kalangan masyarakat umum.  Hal itu terbukti, saat warga memberikan sambutan hangat atas kehadiran Emil Dardak.     

Emil berkali-kali menyebut bahwa   selain dirinya amat mencintai Trenggalek dan warganya,  keikutsertaannya dalam kontestasi politik tingkat Jawa Timur sebagai  cara untuk membuat kota ini menjadi lebih  besar dan maju. 

"Dan hampir tidak mungkin   dalam  membangun  poros  maritim  selatan Jawa  sebagai poros baru  terutama  di Jawa Timur tanpa melibatkan Trenggalek dan warganya,"  tegas  Emil . 

Dengan  nada  yang lembut  dan kerap mengunakan bahasa Jawa Emil  menjelaskan Trenggalek telah terlanjur dianugerahi  keistimewaan alam  yang tidak  dimiliki daerah lain  terutama   kondisi geografis  dengan pantai dan lautnya sangat menunjang  menjadi  pusat pertumbuhan  kawasan pesisir selatan Jawa.  

"Sekali lagi, saya tegaskan dalam membangun  lalu lintas dan perdagangan  laut koridor pesisisr selatan Yogjakarta, Prigi, Blitar Malang, Trenggalek  menjadi gerbang dan motor utamanya," imbuh  tokoh utama penggagas  Pelabuhan Perintis Nusantara itu. 

Bahkan pada hari pertama kampanye ini ia menyempatkan diri untuk menyapa warga Munjungan, daerah pesisir selatan Trenggalek yang rawan longsor. Sambil meninjau lokasi jalan sempat tertimbun longsor, Emil berkomunikasi langsung dengan sejumlah warga yang melintas. 

"Alhamdulillah saya bersyukur melihat jalan munjungan sudah bisa digunakan warga, padahal perkiraan 3 bulan selesai, berkat Allah SWT akhirnya 3 minggu saja sudah rampung," imbuhnya. 

Beberapa warga terlihat turun menyapa dan meminta Selfi kepada Cawagub Jatim pendamping Khofifah Indar Parawansa ini.

Kunjungannya ke daerah Munjungan menurutnya merupakan bagian dari Nawa Bhakti Satya ke-4 , Jatim Akses yakni membangun infrastruktur dalam kerangka pengembangan wilayah terpadu dan keadilan akses bagi masyarakat pesisir dan desa terluar.

Lebih dari itu  kata pria yang kini menjabat wakil ketua umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia  (Apkasi) ini  sebagai putra Trenggalek,   jika  misalnya takdir politik menjadikan dirinya dan Khofifah Indar Parawansa  menang dalam kontestasi di Jawa Timur  itu akan menjadi makna  tersendiri  buat  kemajuan dan kebangggan Trenggalek.

Selama Kampanye Emil Boyongan Dari Pendapa


Trenggalek - Menjelang masa cuti kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2018, Cawagub yang juga Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak menghabiskan waktu hingga malam hari dengan mengikuti pengukuhan LMDH serta rapat bersama Forkopimda. 

Ditemui usai mengikuti pengukuhan paguyupan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Pendapa Manggala Praja Nugraha, Emil mengatakan, rangkaian kegiatan ia hadiri dalam kapasitasnya sebagai kepala daerah. Sedangkan mulai besok pihaknya akan non aktif sementara dan konsentrasi dalam kampanye Pilkada. 

"Cuti adalah bagian dari kepatuhan aturan, tetapi sebenarnya hal-hal strategis di pemerintahan akan tetap berjalan lancar, karena semuanya sudah masuk dalam program-program kerja," katanya, Rabu (14/2/2018) malam. 

Pihaknya mengaku akan efektif menjalankan cuti dari jabatan bupati mulai Kamis (15/2/2018) atau bersamaan dengan dimulainya masa kampanye Pilgub Jatim 2018. Rencananya Emil akan cuti selama 129 sampai dengan 23 Juni 2018. 

Sedangkan selama masa kampanye Pilkada Jatim, ia dan keluarganya akan pindah sementara waktu dari rumah dinasnya di Komplek Pendapa Manggala Praja Nugraha ke rumah keluarga besarnya di Jalan Wahid Hasyim Trenggalek. 

"Selama cuti saya nomaden, pindah-pindah, tapi sementara tinggal di rumah eyang. Cuma sebentar, nanti setelah kampanye balik lagi," ujarnya. 

Ditambahkan, selama cuti Emil mengaku akan memaksimalkan waktu yang dimiliki untuk berkampanye dengan berkomunikasi langsung bersama seluruh elemen masyarakat di Jawa Timur, termasuk berkeliling ke sejumlah tokoh. 

"Hari pertama saya akan kampanye di wilayah Trenggalek, rutenya akan ke pasar tradisional dulu , kemudian bertemu dengan tokoh," ujarnya. 

Lawan Politik Uang dan SARA, Panwaslu Trenggalek Siapkan Edukasi Khusus PPL

Trenggalek - Ratusan anggota Panwaslu se-Kabupaten Trenggalek serta sejumlah elemen partai politik melakukan deklarasi tolak politik uang dan politisasi SARA dalam penyambut Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018.

Ikrar anti politik uang dibacakan langsung oleh para pimpinan parpol yang ada di Trenggalek dalam apel bersama yang dilaksanakan di Alun-alun setempat. Selain pembacaan ikrar, juga dilaksanakan penadatanganan oleh para peserta apel. 

Ketua Panwaslu Trenggalek, Agus Trianta, mengatakan, ikrar tersebut sebagai penanda untuk bersama-sama bergerak melakukan perlawanan terhadap politik uang serta politisasi SARA, karena hal tersebut akan mencederai proses Pilkada. 

"Terjadinya politik uang maupun SARA ini menjadikan perjalanan pesta demokrasi menjadi tidak steril. Ini nanti akan berdampak terhadap penataan pemerintahan yang cenderung korup, ini harus dihentikan dan dicegah," katanya, Rabu (14/2/2018). 

Menurutnya, untuk menyukseskan semangat tersebut, pihaknya memberikan pembekalan khusus terhadap seluruh jajarannya, mualai dari pegawas di tingkat kecamatan hingga desa. 

Selain itu Panwaslu Kabupaten juga akan membuka posko pengaduan, kepada semua pihak untuk melaporkan apabila menemukan indikasi dugaan pelanggaran kampanye dengan cara politik uang maupun SARA. 

"Ini para PPL (Pengawas Pemilu Lapangan) diberikan khusus oleh jajaran dari kepolisian serta kejaksaan, mengenai penanganan politik uang, seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang 10 Tahun 2016 pasal 187 a," imbuhnya. 

Dijelaskan, politik uang tidak hanya mengancam para pemberinya, namun para penerima juga bisa dilakukan proses hukum. Bahkan apabila penyelenggara pemilu ikut serat dalam praktik politik uang maka saksinya akan dua kali lipat. 

"Misalkan tim kampanye atau paslon memberikan berupa barang uang dan sebagainya, ini pidananya 3 tahun dan denda Rp32 juta, kalau penyelenggara maka 6 tahun dan dendanya dua kali lipat," ungkapnya. 

Sementara itu, Ketua GMNI Trenggalek, Minggar Jamadinata menyambut baik deklarasi anti politik uang tersebut, karena secara nyata akan mempengaruhi titik nurani pemilih dalam menggunakan hak suaranya. 

"Harapan kami, tanpa adanya politik uang, masyarakat akan menggunakan hal politiknya dengan baik sesuai dengan hati nurani tanpa pengaruh adanya uang," ujarnya. 

Sedangkan politisasi SARA juga wajib ditolak, karena isu yang menyangkut suku, agama, ras dan antargolongan itu justru akan memperkeruh suasana serta berdampak langsung terhadap persatuan dan kesatuan masyarakat.