Puluhan Warga Tuntut Penutupan Tambang Batu Andesit

Lokasi tambang batu yang diprotes warga Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari Trenggalek

Trenggalek - Puluhan warga di Trenggalek melakukan aksi unjuk rasa menuntut penutupan lokasi tambang batu, karena dinilai mengganggu aktivitas masyarakat serta membahayakan lahan pemakaman umum. 

Warga yang didampingi seorang kuasa hukum berorasi di lokasi tambang di Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Trenggalek. Mereka menilai pihak pengelola tambang telah melanggar kesepakatan yang dibuat sebelumnya. Selain itu mereka menilai aktvitas tambang batu melebar di luar area yang semestinya.

"Di atas (tebing batu) sana hanya berjarak 10 meter adalah pemakaman umum milik warga, kami minta pihak tambang menunjukkan batas-batas yang pasti," orasi salah  seorang pengunjuk rasa. 

Warga menilai selain membahayakan pemakaman, kegiatan tambang batu tersebut juga menganggu lingkungan sekitar akibat suara bising yang ditimbulkan dari mesin pemecah batu. Di sisi lain mereka juga menilai proses pengajuan perizinan yang dilakukan pengusaha tidak melibatkan seluruh warga di sekitarnya. 

Suasana unjuk rasa sempat memanas, karena terjadi debat kusir antara warga dengan perwakilan tambang. Warga ngotot agar pengusaha menunjukkan peta dan batas kawasan pertambangan yang dieksploitasi. 

Kuasa hukum warga, Mohammad AA membenarkan tuntutan masyarakat yang menduga melebarnya area pertambangan, namun untuk memastikan dugaan itu pihaknya meredam emosi masyarakat agar menunggu hasil pengukuran yang dilakukan oleh BPN Trenggalek. 

"Ini baru dugaan, artinya saya tidak berani memastikan kalau ini melanggar atau menyerobot, karena yang bisa memastikan ini adalah BPN Trenggalek," ujar Mohammad AA. 

Menurutnya, untuk mencegah terjadinya emosi warga, pihaknya meminta pihak pengelola pertambangan menghentikan kegiatan ekspoitasi gunung batu sambil menunggu proses perselisihan dengan masyarakat. 

Pihaknya mengklaim tidak akan melakukan penutupan paksa kawasan tambang, karena yang memiliki wewenang adalah ESDM Jawa Timur selaku pemberi izin pertambangan di Sukorejo. Dari proses perselisihan itu diharapkan ESDM melakukan kajian ulang tentang layak atau tidaknya kawasan tersebut dilakukan kegiatan tambang. 

"Kami menunggu pemerintah untuk menyelesaikan diantara kedua belah pihak dan sambil menunggu proses ini agar terjadi hal yang tidak diinginkan biarkan proses penambangan ini dihentikan sejenak," jelas AA. 

Sementara itu perwakilan pengusaha tambang batu Kasiman mengaku telah memenuhi perjanjian yang dibuat bersama warga. Sedangkan terkait dengan area tambang yang diekspoitasi telah sesuai dengan luas lahan yang dibeli. 

"Kalau untuk penambangan yang menyentuh (tanah) makam itu ada kronologisnya. Itu dulu ada yang mengunjukkan batas-batasnya, yang menunjukkana adalah penjual lahan yakni Pak Alif sama Pak Dahlan," ujar Kasiman. 

Namun untuk kepastiannya pihaknya memilih untuk menunggu hasil pengukuran yang dilakukan oleh pihak desa bersama BPN Trenggalek. Sementara itu terkait tuntutan penghentian aktivitas tambang dan pengeluaran alat berat, pihaknya mengaku sudah tidak beroperasi selama sepuruh hari terakhir karena kerusakan peralatan. 

Pihaknya mengaku akan memindahkan sementara alat berat yang ada di lokasi tambang sambil menunggu proses perundingan. Meski demikian pihaknya meminta waktu karena proses pemindahan tidak bisa dilakukan hari ini. 

Sementara itu Kapolsek Gandusari yang mengawal jalannya demonstrasi meminta warga untuk tidak melakukan tindakan anarkis maupun memasang patok di lokasi tambang, mengingat kegiatan para pengusaha tersebut telah mendapatkan izin dari ESDM. 

"Kalau sampean menancapkan patok di sini maka akan saya tangkap dan saya proses sesuai dengan aturan hukum," ujar Rohadi. 

Untuk menuntaskan kasus ini polisi berencana akan mempertemukan warga dengan ESDM Provinsi Jawa Timur, pengusaha dan Bupati Trenggalek. Sehingga kisruh yang terjadi tidak berkepanjangan. 


Logistik Pemilu Terbengkalai, Ini Respon Pemkab Trenggalek


Trenggalek - Tidak adanya gedung penyimpanan ribuan kotak dan bilik suara pemilu pascapengambilalihan gudang untuk Polsek Kota Trenggalek langsung direspon oleh pemerintah setempat.

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol) Widarsono, mengatakan saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah Trenggalek dan KPU setempat untuk proses penyediaan tempat sementara guna menyimpan logistik pemilu.

"Intinya kami tidak akan membiarkan begitu saja, nanti secepatnya akan kami carikan lokasi yang bisa digunakan untuk menyimpan kotak suara, kemungkinan yang digunakan adalah gedung bekas SDN 3 Sumbergedong," kata Widarsono, Jumat (4/5/2018).

Dijelaskan pemberian fasilitas penyimpanan logistik pemilu itu perlu segera dilakukan, karena kondisinya darurat. Mengingat saat ini ribuan kotak suara hanya disimpan di luar ruangan tanpa atap dan penutup.

"Untuk gudang yang sebelumnya digunakan penyimpanan itu memang sekarang dipinjam pakai oleh Polres Trenggalek untuk dijadikan markas Polsek Kota," ujar Widarsono.

Mantan Kasatpol PP Trenggalek ini menjelaskan, dengan pemeberian fasilitas gedung nantinya bisa melindungi properti pemilu sehingga lebih aman dan tidak mengalami kerusakan.

Sementara itu Ketua KPU Trenggalek Suripto membenarkan pengambilalihan gudang penyimpanan logistik tersebut. KPU mengaku tidak bisa berbuat banyak, mengingat gedung yang digunakan adalah milik Pemkab Trenggalek.

"Kami sudah mendapatkan dua kali pemberitahuan (dari Polres Trenggalek) terkait rencana penggunaan gudang itu, akhirnya karena memang akan digunakan untuk instansi lain maka mau tidak mau harus kami pindah di depan kantor kami ini," jelas Suripto.

Ribuan kotak suara tersebut saat ini terpaksa hanya diletakkan di luar ruangan tanpa penutup maupun atap. Pihaknya tidak megetahui sampai kapan logistik pemilu tersebut akan berada di luar ruangan, karena menunggu fasilitasi dari pemerintah daerah.

"Kami sudah mengirimkan surat untuk fasilitasi, namun belum ada respon," jelas Ripto.

Lebih lanjut komisioner KPU Trenggalek ini menjelaskan, selain gudang penyimpanan logistik, kondisi kantor KPU juga dalam kondisi mengenaskan, sebagian besar ruangan bocor dan rawan ambrol, bahkan beberapa ruangan komisioner terpaksa dikosongkan karena berbahaya.

"Kalau terkait kantor ini kami sudah meminta fasilitasi ke pemerintah daerah sejak eranya Bupati Mulyadi, tapi sampai sekarang belum ada realisasi. Padahal KPU sudah mengantarkan proses pilkada hingga menghasilkan tiga pasang bupati dan wakil bupati," jelasnya.

Menikmati Pesona Alam Tebing Lingga



Arena bermain air yang ada di Wisata Tebing Lingga 

Trenggalek - Sebagian besar wilayah Trenggalek merupakan kawasan pegunungan dan perbukitan, namun dibalik itu kabupaten di pesisir selatan Jawa Timur ini menyimpan potnsi wisata alam menarik, salah satunya Wisata Tebing Lingga (WTL).

Tebing lingga berada di Desa Nglebo, Kecamatan Suruh atau sekitar 20 kilometer dari pusat kota Trenggalek. Dibutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk menuju ke lokasi wisata alam tersebut. Sedangkan akses jalannya relatif mudah.

Komunitas motor trail berlatih di sirkuit Tebing Lingga
Destinasi yang dirintis oleh Karang Taruna ini berbeda dengan lokasi wisata yang lain, beberapa keunikannya adalah yang berada di bawah kaki tebing Lingga yang memiliki ketinggian 360 meter. Di lokasi tersebut terdapat beberapa tradisional dan hammock yang bisa digunakan untuk berantai sambil menikmati alam di sekitarnya.

Udara di kawasan WTL cenderung masih bersih dan sejuk, karena jauh dari perkotaan dan dikelilingi oleh kawasan hutan. Di lembah tebing terdapat sirkuit tanah yang biasanya dimanfaatkan oleh pecinta otomotif untuk berlatih motor trail.

"Wisata ini masih rintisan, sehingga fasilitas yang ada di dalamnya belum kami eksporasi secara maksimal. Satu yang menarik di sini adalah ada aliran sungai yang di bawah tebing yang bisa digunakan untuk bermain anak-anak," kata Ketua Karang Taruna Desa Nglebo, Fals Yudhistira, Kamis (3/5/2018).

Keberadaan aliran sungai tersebut menjadi favorit anak-anak untuk bermain air sepuasnya. Menurutnya pemanfaatan sungai kecil tersebut sengaja dilakukan agar para pengunjung khususnya anak-anak bisa menyatu dengan alam.

"Anak-anak jangan hanya disuguhi dengan wisata gadget saja, sesekali bermain di sungai juga penting dan menarik. Selain itu sekaligus bisa menjadi nostalgia para orang tua yang dulu suka bermain di sungai," imbuh Fals.

Spot selfie yang instagramable 
Lebih lanjut Fals menjelaskan, selain sungai di lokasi tersebut jug terdapat spot selfie yng menarik dan instagramable, sehingga para pengunjing dapat berswafoto sepuasnya dengan latar belakang tebing Lingga.

"Meskipun masih berupa wisata rintisan kami sudah siapkan fasilitas penunjang berupa toilet, musala dan juga ada beberapa warung makan yang menyajikan kuliner lokal," ujar Fals.

Rencananya Karang Taruna setempat akan terus mengembangkan wisata alam itu dengan berbagai wahana yang menarik dan memacu adrenalin, salah satunya ATV serta panjat tebing.

"Kalau panjat tebing itu sebetulnya sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan memang di sini ini dulu dipakai untuk latihan panjat oleh Kopassus serta pecinta alam lainnya. Saat ini kami sedang buka aksesnya agar lebih mudah ke sana," jelasnya.

Pihaknya berharap dengan pengembangan Wisata Tebing Lingga, bisa menambah destinasi wisata andalan di Trenggalek dan mampu menggerakkan sektor perekonomian masyarakat yang ada di sekitarnya.

Peserta UASBN Tunanetra Keluhkan Soal Terlalu Panjang

Imam Ma'ruf, salah satu penyandang tunanetra sedang mengerjakan soal ujian UASBN di SDLB Kemala Bhayangkari Trenggalek 
Trenggalek - Para siswa penyandang tuna netra yang menjadi peserta Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (USABN) di Trenggalek mengeluhkan naskah ujian yang terlalu panjang, sehingga menyulitkan dalam pengerjaan.

Salah seorang siswa tuna netra di SDLB Kemala Bhayangkari Trenggalek Imam Ma'ruf, mengatakan naskah soal yang terlalu panjang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membaca, terlebih soal yang diujikan menggunakan huruf braille. 

"Seperti tadi pada soal matematika, soal ceritanya itu panjang, sehingga kadang ketika mau menjawab itu sudah lupa," katanya kepada sejumlah wartawan, Jumat (4/5/2018). 

Meski sedikit mengalami kesulitan, namun ia mengaku mampu menuntaskan seluruh soal yang diujikan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan. Pihaknya berharap hasil ujian yang telah dilakukan mendapatkan nilai yang maksimal. 

Sementara itu salah seorang pengajar SDLB Kemala Bhayangkari I Trenggalek Lindarti, mengatakan dalam ujian kali ini terdapat tiga siswanya yang menjadi peserta, terdiri dari dua tuna netra dan satu tuna daksa. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, ketiga peserta memiliki semangat tinggi untuk mengikuti seluruh tahapan ujian yang telah diagendakan. 

"Alhamdulillah sampai hari ini prosesnya berjalan dengan lancar, anak-anak mampu mengerjakan soal sesuai dengan tenggat waktu yang ditentukan," kata Lindarti. 

Dikatakan, dalam UASBN kali ini masing-masing peserta didampingi langsung oleh seorang guru, hal ini dilakukan untuk membantu para siswa dalam mentrasfer jawaban ke lembar jawaban komputer (LJK) serta membantu membacakan soal apabila peserta mengalami kesulitan. 

"Untuk anak tuna netra soalnya menggunakan braille, karena anak-anak sini memang sudah lancar untuk menggunakan braille," ujar Lin. 

Menurutnya, tidak ada kendala yang berarti dalam proses ujian kali ini, hanya saja sejumlah peserta mengeluh tentang soal ujian yang terlalu panjang. Pihanya berharap, ke depan tim pembuat soal ujian agar melakukan evaluasi dan kajian yang lebih mendalam, sehingga soal untuk tuna netra tidak terlalu panjang. 

"Karena mereka mengandalkan rabaan dan daya ingat. Misalkan, untuk soalnya ini kami transfer dari soal awas menjadi braille, satu mata pelajaran ada yang sampai 30 lembar," imbuhnya. 




Gudang Jadi Polsek Kota, Ribuan Kotak Suara di Trenggalek Terbengkalai

Ribuan kotak suara pemilu ditumpuk di halaman kantor KPU Trenggalek tanpa penutup 
Trenggalek - Pascapengambilalihan  gudang oleh Pemkab Trenggalek, ribuan kotak suara pemilu terpaksa hanya diletakkan di halaman KPU setempat tanpa ada atap maupun penutup. 

Komisioner KPU Trenggalek Nur Huda, mengatakan sebagian logistik pemilu tersebut terpaksa ditaruh di luar ruangan, karena pihaknya tidak memiliki gedung yang bisa digunakan untuk penyimpanan. Bahkan kondisi gedung KPU sendiri saat ini rawan roboh. 

"Sebelumnya kotak suara ini kami simpan di gudang di Rejowinangun atas fasilitasi dari Pemkab Trenggalek, namun saat ini diambil-alih lagi dan akan digunakan untuk Polsek Kota," kata Nur Huda (4/5/2018). 

Menurutnya, pengambil-alihan gudang tersebut tidak dibarengi penyediaan gedung lain, sehingga pihaknya terpaksa memindahkan perlengkapan pemilu tersebut dari lokasi semula ke halaman KPU Trenggalek. Pihaknya tidak mungkin untuk memindahkan kotak tersebut ke lokasi penyimpanan kedua di gedung stadion, karena kapasitasnya terbatas. 

"Bahkan yang di stadion juga rawan terusir lagi, karena digunakan PSSI," ujar Huda. 

Lebih lanjut komisioner KPU Trenggalek ini menjelaskan, saat ini lembaganya tidak memiliki anggaran untuk menyewa gedung maupun tempat penyimpanan kotak suara. Anggaran sewa gedung baru akan tersedia pada saat mendekati masa pencoblosan, hal itu digunakan untuk perakitan dan pengemasan logistik pilkada. 

"Itupun anggarannya sangat terbatas, sedangkan kalau untuk menyimpan dalam kurun waktu berbulan-bulan kami tidak memiliki anggaran untuk itu. Selama ini ya hanya fasilitasi gedung secara gratis dari pemerintah kabupaten," imbuh Huda. 

Pihaknya berharap segera ada fasilitasi dari pemerintah daerah, sehingga perlengkapan pemilu tersebut dapat tersiampan dengan aman dan tidak rawan rusak. "Kalau memang tidak ada fasilitasi ya terpaksa kami taruh di luar, dengan segala risikonya, mulai dari kerusakan sampai hilang," kata Nur Huda. 

Sepi Tangkapan Harga Ikan Terkerek Naik

Sejumlah nelayan di PPN Prigi pulang melaut 
Trenggalek - Minimnya tangkapan nelayan di pesisir selatan Trenggalek berakibat pada naiknya harga ikan laut. Kenaikan harga mencapai hingga 50 persen. 

Salah seorang nelayan Sajiwo, mengatakan dalam satu bulan terakhir, kondisi tangkapan nelayan relatif sepi dibanding sebelumnya. Hal tersebut dipicu oleh kondisi cuaca yang berubah-ubah. 

"Selain itu juga dipengaruhi siklus bulanan, kalau sekitar bulan purnama biasanya ikan juga sepi. Kemudian kalau bulan sabit ikan muncul lagi, tapi memang untuk bulan ini masih belum maksimal," kata Sajiwo. 

Menurutnya untuk kondisi gelombang di tengah laut pada saat ini relatif lebih tenang, meski demikian banyak nelayan yang tidak melaut dan memilih untuk menunggu pada saat bulan sabit. 

"Kalau sekarang teman-teman banyak yang melakukan perbaikan alat tangkap, mulai dari jaring hingga kapal. Semoga mulai bulan ini ikan akan banyak," imbuh Sajiwo. 

Sementara itu kondisi tersebut berdampak pada harga ikan, ikan jenis tongkol yang semula dijual di pelelangan ikan antara Rp9 ribu hingga Rp10 ribu/kilogram saat ini meningkat menjadi Rp15 ribu/kilogram. 

"Bahkan ada juga yang sampai tembus Rp16 ribu dan Rp17 ribu. Ini kalau ikan masih terus sepi bisa terus naik, terlebih ini sudah mendekati bulan puasa," kata salah seorang pedagang ikan, Umi. 


Kapolres Trenggalek Minta Masyarakat Laporkan Polisi Yang Tidak Netral

Kapolres Trenggalek AKBP Didit Bambang Wibowo Saputra 
Trenggalek - Kepala Polres Trenggalek meminta masyarakat ikut melakukan pengawasan melaporkan apabila ada anggota Polisi yang tidak netral dan diindikaskan mendukung salah satu pasangan calon kepala daerah dalam Pilkada Jatim 2018. 

"Silakan semua ikut berperan aktif, masyarakat maupun LSM. Laporkan kepada saya kalau ada anggota Polisi yang terlibat politik praktis dalam Pilkada Jatim ini," kata Kapolres Trenggalek Didit Bambang Wibowo, Rabu (2/5/2018) di Pendapa Manggala Praja Nugraha Trenggalek. 

Pihaknya berjanji akan memproses dan menindak dengan tegas apabila ada anggotanya yang tidak netral. Didit memastikan, penegakan hukum terhadap anggotanya tidak akan pandang bulu, apakah perwira maupun bintara. 

Menurutnya, sesuai dengan amanah Undang-undang seluruh anggota polisi dilarang terlibat dalam polistik praktis maupun aksi dukun mendukung calon tertentu. Tugas kepolisian dalam Pilkada adalah menjaga dan mengawal jalannya pemilihan sehingga berhalan dengan lancar. 

Didit menambahkan, dalam Pilkada Jatim 2018 pihaknya akan menerjunkan 2/3 kekuatan atau sekitar 450 personil kepolisian untuk mengamankan jalannya pencoblosan. Selain itu pihaknya juga akan didukung oleh TNI, Linmas serta sejumlah instansi terkait. 

"Kami terjunkan 2/3 kekuatan dari total 700-an anggota Polres Trenggalek, sedangkan dari Kodim 0806 juga akan menerjunkan 2/3 kekuatan dari 300 personil yang ada. Kami akan saling bekerjasama untuk menjaga Pilkada ini berjalan dengan damai dan tertib," imbuh orang nomor satu di Polres Trenggalek ini. 

Saat ini polisi juga mulai memetakan karakter dan potensi kerawanan di masing-masing 157 desa dan kelurahan yang ada di Trenggalek. Pemetaan itu dinilai penting untuk menyelesaikan persoalan selama jalannya Pilkada Jatim. 

"Sedangkan kalau terkait adanya calon yang dari Trenggalek, kamai akan tetap memberikan pengamanan yang maksimal sesuai dengan prosedur yang semestinya," imbuh Didit. 

Polisi optimistis pemilihan kepala daerah tersebut akan berjalan lancar, hal ini dilihat dari berbagai pemilihan yang telah digelar sebelumnya. 

Sementara itu Plt Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga kedamaian dan ketentraman di masyarakat, meskipun memiliki pilihan yang berbeda-beda. 

"Ibaratnya ini adalah pertandingan persahabatan, sehingga tensinya pendukung pasti tidak akan terlalu berlebihan," ujar Arifin.