HARGA IKAN LAUT DI TRENGGALEK MELONJAK


     Trenggalek, 23/8 - Harga ikan laut di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur naik dua kali lipat dibanding harga normal.

     Salah satu pedagang ikan di PPN Prigi, Supiyah mengatakan saat ini harga ikan jenis tongkol mencapai Rp10 ribu per Kilogram, padahal dalam kondisi normal harganya hanya berkisar Rp5 ribu per Kiligram.

     "Untuk ikan layang kondisinya juga hampir sama, sekarang satu keranjang isi 120 Kilogram itu harganya Rp1 juta, kalau eceran hampir Rp10 ribu juga," katanya.

     Juragan ikan asal Desa Tasikmadu Kecamatan ini mengaku, kenaikan harga ikan ini terjadi sejak sepekan terakhir, akibat dari berkurangnya hasil tangkapan nelayan.

     Menurutnya kondisi harga ikan sangat tergantung pada pasokan hasil tangkap dari para nelayan. Apabila jumlah ikan melimpah, hampir dipastikan harga berbagai jenis ikan akan anjlok, begitu pula sebaliknya.

     "Hari ini tadi hanya beberapa kapal yang bisa dapat ikan banyak, itupun jauh apabila dibanding kondisi normal," ujarnya.

     Dijelaskan pedagang lain, Amin, saat ini rata-rata hasil tangkapan nelayan hanya enam sampai tujuh keranjang. Sedangkan disaat musim ikan bisa mencapai lebih dari 30 keranjang dalam sekali melaut.

     "Dari situ saja sudah bisa dihitung, berapa penurunan yang terjadi, lebih dari 60 persen kan. Kalau sudah seperti ini tidak hanya nelayan saja yang rugi tapi para juragan juga demikian," jelasnya.

      Kata Amin, para pedagang (juragan) ikan di wilayah Trenggalek memiliki andil langsung terhadap aktifitas para nelayan. Biasanya sebagian biaya operasional melaut dibiayai oleh para juragan ikan.

     "Sebagai kompensasinya, hasil ikan yang didapatkan harus dijual ke kami-kami ini. Makanya kalau sepi tangkapan kami juga ikut merakasan dampaknya," imbuhnya.

     Sementara itu dari pantauan  di Trenggalek, ratusan kapal nelayan memilih untuk bersandar, menunggu musim ikan tiba.

     "Kalau cuacanya lumayan bagus, ombaknya tidak terlalu besar, tapi kalau sering turun hujan dan rembulan itu muncul seperti beberapa hari ini, maka hampir dipastikan, sulit untuk mencari ikan," kata salah satu nelayan, Gianto.
PEMKAB TRENGGALEK TUNDA "AGUSTUSAN" HINDARI KERUSUHAN JELANG PILGUB,

PEMKAB TRENGGALEK TUNDA "AGUSTUSAN" HINDARI KERUSUHAN JELANG PILGUB,


     Trenggalek, 23/8 - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur menunda sejumlah rangkaian kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-68 guna menghindari konflik menjelang pemilihan gubernur.

     Kasubbag Humas Pemkab Trenggalek, Daryo, Jumat mengatakan, sebagian besar kegiatan Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) bakal dilaksanakan pada bulan September mendatang.

     "Terutama untuk acara yang melibatkan pengerahan massa dalam jumlah banyak dan rawan kerusuhan, seperti sepak bola, karnaval serta sejumlah agenda lain. Karena apabila dipaksanakan pada bulan Agustus dikwatirkan dapat menganggu persiapan pilgub," katanya.

     Namun untuk kegiatan lain, seperti upacara bendera, tabur bunga maupun agenda yang tidak melibatkan jumlah massa yang banyak, tetap dijalankan pada bulan Agustus.

     Menurutnya, upaya ini telah dirumuskan secara matang bersama seluruh elemen pendukung, bahkan penundaan kegiatan keramaian tersebut disambut baik oleh jajaran kepolisian. Mengingat menjelang pilgub, hampir seluruh aparat keamanan difokuskan untuk pesta demokrasi tingkat provinsi itu.

     "Kita semua berharap, pemilihan gubernur berjalan dengan lancar, kemudian kegiatan PHBN juga bisa berjalan dengan lancar, termasuk aparat keamanan khususnya polisi, bisa lebih ringan tugasnya," ujarnya.

     Sementara itu dikonfirmasi terpisah Kasubbag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh mengatakan, penundaan kegitan agustusan tersebut sangat membantu kinerja kepolisian dalam melakukan pengamanan.

     "Kami sebelumnya memang sudah melakukan koordinasi dengan jajaran pemerintah daerah terkait, termasuk jajaran pemerintah dan elemen yang lain, karena pengamanan adalah tugas kita bersama. Yang jelas kami mengapresiasi penundaan acara keramaian itu," katanya.

     Lanjut Siti, khusus untuk pengamanan pemilihan gubernur pada akhir bulan nanti, pihaknya telah menyiapkan 445 anggota polisi, yang bakal disebar ke seluruh desa.

     Selain anggota polisi, pengamanan pilgub tersebut juga mendapatkan tambahan satu kompi anggota TNI Kodim 0806 Trenggalek, serta satu kompi anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

     "Jadi sesuai dengan prosedur tetap (protap) yang ada, nantinya tingkat kerawanan di tempat pemungutan suara (TPS) itu dibagi menjadi dua macam, yaitu rawan satu dan rawan dua, disitu sudah ditetapkan berapa personil yang akan kami tempatkan," ujarnya.

     Dijelaskan, Kepolisian Trenggalek telah siap sepenuhnya untuk mengawal pelaksanaan "coblosan" yang dilaksanakan serentak di 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur.

     "Yang jelas kami akan mengoptimalkan seluruh tenaga yang ada dan untuk menyukseskan even lima tahunan ini, kepolisian menjalin sinergi yang baik dengan seluruh instansi terkait," imbuhnya.

     Kepolisian mencatat, hingga masa kampanye saat ini tidak ada gejolak maupun gesekan di masyarakat yang dapat mengganggu jalannya pemilihan gubernur.


CAGUB BAMBANG DH SIAP TURUN JIKA INGKAR JANJI



Trenggalek, 22/8 - Calon Gubernur Jawa Timur dari PDI Perjuangan, Bambang Dwi Hartono siap mundur dari jabatan gubernur apabila gagal menggelontorkan dana subsidi ke masing-masing desa sebesar Rp500 juta per tahun.

Dalam orasinya, Bambang DH menyatakan, komitmen itu sebagai garansi kepada masyarakat Jawa Timur untuk bertanggungjawab dan menjalankan tugasnya mensejahterakan mamsyarakat desa.

"Jadi, kalai kami memimpin Jawa Timur akan kami balik, secara bersama-sama kita akan majukan desa terlebih dahulu, dengan demikian provinsi ini akan cepat maju," katanya.

Menurutnya dana subsidi Rp500 juta per desa per tahun tersebut bisa dimanfaatkan untuk mempercepat  pembangunan di kawasan pedesaan serta untuk memberdayakan sejumlah sektor ekonomi kerakyatan.

"Jadi uang itu tidak hanya untuk pembangunan, bisa digunakan untuk pendirian koperasi maupun untuk menambah gaji perangkat desa," ujarnya.

Mantah Walikota Surabaya dua periode ini mengklaim, terobosan baru tersebut akan berdampak cukup signifikan terhadap pekerbangan serta pemerataan pebangunan Jawa Timur.

Pihaknya menilai, aparatur desa mampu untuk melakukan pengelolaan dana subsiddi tersebut. Cagub PDI P ini juga juga optimis jajaran pemerintah di tingkat desa tidak bakal melakukan tindakan korupsi.

"Orang-orang desa itu jujur, sehingga berfikir dan bertindak pasti untuk kepentingan rakyat di daerahnya. Kalau tidak ada terobosan mana mungkin pemerataan akan terjadi," imbuhnya.

Kampanye terbuka yang dihadiri Bupati Trenggalek, Mulyadi Wiryono tersebut, Bambang juga berjanji akan mengratiskan biaya pendidikan mulai SD hingga SMA/SMK. kata dia program tersebut telah berhasil di terapkan ddi Kota Surabaya.

Upaya mengurangi biaya pendidikan itu dilakukan dengan cara bersinergi dengan kabupaten/kota yang ada di Jatim. Pemkab bertugas melakukan inventasisasi jumlah kebutuhan dan mengucurkan dana subsidi pendidikan sesuai kemampuan keuangan daerah.

"Kemudian pememrintah provinsi akan menutup kekurangan subsidi itu. Dengan demikian kami sangat yakin pendidikan di Jawa Timur bisa gratis," papatrnya.

Dijelaskan, pada masa kepemimpinannya di Kota Surabaya, gagasan untuk menciptakan sekolah gratis menuai kritikan serta cibiran dari berbagai kalangan. Bahkan sejumlah anak buahnya juga pesimis program tersebut mampu dijalankan.

"Saya bilang kepada mereka (pejabat daerah) dana APBD pasti mencukupi, kemudian setelah dihitung ada yang bilang tidak cukup, saya bilang lagi hitung ulang, akhirnya dengan efisiensi bisa dijalankan," kata Bambang DH.

 Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Sirmadji mengatakan, gaya kepemimpinan gubernur saat ini kurang pro terhadap rakyat. Anggaran besar yang dimiliki Pemrov jatim banyak yang di kuasai gubernur dan pejabatnya.

Ia mengakui saat ini perkembangn ekonomi di Jawa Timur mengalami perkambangan yang cukup signifikan. Namun hal itu tidak dibarengi dengan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah.

"Lantas apa gunanya kemajuan ekonomi, kalau yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Kesenjangan ini harus dihilangkan," katanya.

Pria asli Trenggalek ini juga sempat menyindir, program jalin kesra yang di lakukan oleh Gubernur Soekarwo yang tidak dibarengi dengan  strategi yang matang. Akibatnya banyak diantara kambing bantuan untuk keluarga miskin mati.

 "Memang benar, dana untuk rakyat turun, tapi hasilnya ya seperti itu, belum ada seminggu kambingnya sudah mati," katanya.

Terkait dengan kemjuan ekonomi Jatim, Sirmadji optimis cagub yang diusung mampu melampaui apa yang dicapai oleh gubernur incumbent.

"Sebagai buktinya, dulu pada saat awal Pak Bambang menjadi Wali Kota  Surabaya, pendapatan daerahnya hanya Rp500 miliar, tapi diakhir masa jabatannya pendapatan Surabaya naik menjadi Rp5,7 triliun," tandasnya.
 

MABES POLRI LEPAS TERDUGA TERORIS ASAL TRENGGALEK ANDRI WAHONO



Trenggalek, 22/8 - Markas Besar (Mabes) Polri akhirnya melepas salah satu terduga teroris asal Trenggalek, Andri Wahono, yang sebelumnya ikut ditangkap dalam penggerebekan di salah satu percetakan di Bekasi, Jawa Barat.

Kapolres Trenggalek, AKBP Denny Setya Nugraha Nasution mengatakan, pelepasan itu dilakukan semalam, setelah yang bersangkutan menjalani serangkaian pemeriksaan.

Andri dinilai tidak terbukti terlibat dalam tindak pidana terorisme, seperti yang dituduhkan sebelumnya.

"Informasi terakhir dari Mabes Polri yang bersangkytan sudah dikeluarkan, jadi belum dapat dibuktikan sebenarnya keterkaitannya dengan teroris ini,"  kata Denny

Denny menambahkan, dari penelusuran yang dilakukan oleh tim khusus Polres Trenggalek juga tidak ditemukan adanya inddikasi keterlibatan Andri Wahono dalam jaringan terorisme.

"Dia sangat baik dalam berinteraksi dengan keluarga maupun tetangganya, selama ini juga tidak pernah ada masalah dengan lingkungan," ujarnya.

Sebelumnya Selasa lalu Tim Densus 88 Anti Teror melakukan penggerebekan di percetakan 'Andescre' di RT 06/RW 08 No. 12 Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Dari tiga terduga teroris yang ditangkap salah satunya adalah Andri Wahono warga Dusun Gandu Desa Gamping, Kecamatan Suruh, Kabupaten  Trenggalek.

Ia diduga menjadi bagian jaringan teroris yang hendak melakukan pengeboman kedutaan besar Myarmar.

Kabar penangkapan tersebut sempat membuat syok seluruh anggota keluarganya yang ada di Trenggalek. Keluarga tidak percaya anak tersebut terlibat pelanggaran hukum, karena selama ini tidak pernah berbuat yang "neko-neko".

KELUARGA TRENGGALEK YAKIN ANDRI TAK TERLIBAT TERORISME


     Trenggalek, 21/8  Keluarga terduga teroris, asal Dusun Gandu, Desa Gamping, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur meyakini Andri Wahono (21) yang ditangkap di Bekasi semalam, tidak terlibat dalam aksi terorisme seperti yang dituduhkan.

     Kakak kandung Andri, Purwito saat ditemui di rumahnya, Rabu mengaku, selama ini keseharian Andri layaknya seperti pemuda-pemuda lain di desanya.

     "Tidak ada gelagat aneh maupun hal-hal yang mengarah pada teroris, dia itu sangat lugu, bahkan kalau dirumah itu serimg bergaul dengan anak-anak yang dibawah usianya," katanya.

     Menurutnya, adik kandungnya tersebut juga tidak pernah mengikuti kegiatan keagamaan Islam garis keras maupun organisasi yang dinilai menyimpang dari akidah.

     "Hanya saja sejak sekolah di SMP dan SMA, Andri itu aktif ikut kegiatan Pramuka serta OSIS. Tadi pagi pak polisi yang datang ke sini juga mengaku kenal dengan baik adik saya, makanya ketika mendengar kabar penangkapan itu kami sekeluarga benar-benar tidak percaya," ujarnya.

     Purwito menjelaskan, sebelum kejadian penangkapan semalam, pihak keluarga juga masih berkomunikasi melalui telepon. Dalam percakapan itu anak bungsu dari pasangan Nadhir dan Mukayah tersebut juga tidak menggaambarkan adanya hal-hal yang aneh maupun mencurigakan.

     "Kemarin itu Andri telepon sore hari, dia hanya tanya kabar keluarga yang ada dirumah, cuma itu saja. Setiap hari kami selalu komunikasi, baik melalui telepon maupun SMS (pesan pendek)," paparnya.

     Sementara itu, ayah Andri, Nadhir mengaku baru mengetahui kabar tentang penangkapan anaknya semalam, setelah diberitahu oleh kepala desa setempat. pemerintah desa hanya menginformasikan bahwa Andri sedang terkena masalah hukum di Jakarta.

     "Kami hanya dikabarai itu saja, tidak dijelaskan kasus apa yang membelitnya. Kami juga tidak mendapatkan surat pemberitahuan resmi, hanya melalui lisan" katanya.

     Lanjut dia, sebelum kejadian penangkapan tersebut, Andri Wahono sempat pulang ke Trenggalek untuk berlebaran bersama keluarga besarnya.

     Saat pulang kampung tersebut, pihak keluarga juga tidak melihat adanya perubahan fisik, sikap maupun perilaku dari adiknya. Penampilan pria 21 tahun tersebut juga tidak berubah.

     "Tidak ada yang aneh, dia juga tidak berjenggot, celananya juga biasa seperti anak-anak yang lain. Jadi kami menurut kami memang tidak mungkin dia terlibat teroris," imbuhnya.

     Terkait kasus yang menimpa anaknya tersebut, Nadhir mengaku sangat terpukul, pihaknya berharap ANdri segera dibebaskan dari tuduhan terorisme terorisme.

     Diceritakan, selama tujuh bulan terakhir terduga teroris pengebom Kedutaan Besar Myarmar tersebut bekerja sebagai administrasi di salah satu  dealer mobil di Bekasi, Jawa Barat, setelah diajak oleh salah satu tetangganya, Andik.

     Sebelum bekerja di bekasi, Andri Wahono sempat menempuh pendidikan di SMK Suruh dan Pendidikan setara Diploma I di El-Rahma Kediri.