Trenggalek, 22/3 - Sebelum ditangkap Datasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri, terduga teroris asal Trenggalek, Jawa Timur, Galih Aji Satria telah menghilang sejak satu setengah bulan yang lalu.
Kapolres Trenggalek, Denny Setya Nugraha Nasution, Sabtu mengatakan, terduga teroris jaringan poso tersebut nekat pergi ke Makasar, meskipun telah dilarang oleh kedua orang tuanya. Galih pergi bersama istri dan kedua anaknya.
"Sementara keluarganya sudah mempercayakan ke pihak kepolisian, karena sebelumnya sudah melarang yang berangkutan berangkat ke Makasar. Tapi upaya itu tidak ditanggapi oleh pihak tersangka. Cuma sekarang ini yang dikhawatirkan adalah istri dan anak tersangka," katanya, usai memimpin penyisiran.
Denny menambahkan, sebelumnya Galih diduga baru mendapatkan pelatihan khusus dari jaringan teroris, indikasi tersebut muncul setelah yang bersangkutan pulang ke rumahnya di Desa Wonocoyo kecamatan Panggul Trenggalek beberapa waktu yang lalu.
Menurutnya selama di rumah, pria yang pernah ditangkap polisi karena membawa bahan peledak tersebut selalu bertentangan dengan kedua orang tuanya dan sulit untuk diingatkan.
Densus 88 Mabes Polri menangkap Gali AJi Satria di Bandara Soekaro Hatta karena diduga sebagai perakit sekaligus pengrim paket bom yang dikirim melalui jasa kurir di Kecamatan Panggul Trenggalek. Paket Tujuan Makasar tersebut diduga kuat akan digunakan untuk melakukan aksi terorisme.