Trenggalek - Sejumlah pedagang makanan di komplek wisata Pantai Prigi Trenggalek menolak rencana pembangunan food court karena akan menggusur lapak pedagang yang baru dibangun.
Aksi dikakukan para pedagang dengan membentangkan poster bertuliskan aspirasi dan penolakan di depan Hotel Prigi. Pedagang juga berorasi agar pemerintah daerah konsisten dengan penataan kawasan pantai yang dilakukan sebelumnya.
"Kami baru bangun kios belum ada setahun, tiba-tiba digusur , padahal ini dulu yang menata pemerintah juga, bahkan Pak Bupati juga turun langsung," kata salah seorang pedagang, Rabu (5/9/2018).
Pedagang mengaku proses pembangunan tidak disosialisasikan secara maksimal kepada para pemilik lapak, namun tiba-tiba rekanan pemerintah turun langsung untuk melakukan pengukuran dan meminta pedagang untuk membongkar sebagian kiosnya dalam jangka waktu tertentu.
Salah seorang pedagang, Karyono, mengatakan selama proses penataan kawasan Pantai Prigi sejak 2007 lalu para pedagang selalu menjadi korban, karena terus-menerus dilakukan penataan. Penataan terakhir dilakukan sekitar setahun lalu, dari semula deretan kios berada di dekat bibir pantai digeser ke belakang.
"Baru kami membangun kios sendiri dengan dana pinjaman dari bank, belum lunas kami membayar utang ternyata sekarang mau digusur lagi," ujarnya kepada sejumlah wartawan.
Selain itu konsep pembangunan food court dinilai belum layak untuk diterapkan di kawasan Pantai Prigi, karena makanan yang dijual hampir semuanya sama, sehingga apabila dikumpulkan dalam food court dikawatirkan akan terjadi persaingan tidak sehat.
"Kemudian luas kios yang dibangun juga lebih kecil dibanding dengan kios yang kami bangun ini, bagaimana kami jualan dengan kios yang sempit," jelas koordinator pedagang ini.
Pedagang ikan bakar ini mengaku, pada pembangunan fasilitas kuliner tahap pertama ini, hanya sebagian kios yang terdampak. Namun hal itu cukup menganggu aktivitas para penjaja makanan, karena bagian dapur harus dibongkar.
Para pedagang rencananya akan mengadukan persoalan itu ke DPRD setempat. Mereka berharap pembangunan di kawasan Prigi tidak selalu mengorbankan para pedagang.
"Pembangunan yang selama ini dilakukan belum berdampak banyak terhadap kunjungan ke sini, mulai dari panggung 360, kemudian lapangan voli pantai dan yang lain, sekarang mau dicoba lagi dengan fasilitas lain," ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Trenggalek, Sunyoto memastikan pembangunan food court tidak akan menganggu aktivitas para pedagang, namun fasilitas tersebut justru akan sebagai salah satu upaya dari Pemkab Trenggalek untuk menata kawasan Prigi agar lebih menarik wisatawan.
"Sebetulnya food court itu nanti juga untuk pedagang, setelah dibangun mereka (pedagang) akan dipindah ke situ. Untuk tahap awal ini kami membangun untuk 13 kios," ujarnya.
Sesuai dengan rencana pembangunan, pendirian sentra kuliner terpadu tersebut akan digarap pada tahun ini dengan anggaran hampir mencapai Rp1 miliar.