Musrenbang, Ini Target Bupati Trenggalek Untuk 2018

Trenggalek - Pemerintah Kabupaten Trenggalek memproyeksikan nominal anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2018 mencapai Rp1,7 triliun, dengan asusmi pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp195,4 miliar. 

Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak, usai pembukaan musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) di Hotel Hayam Wuruk, Selasa (21/3/2017) mengatakan, proyeksi APBD tersebut masih bersifat kasar, karena akan melalui tahap berikutnya, yakni KUA-PPAS hingga pembahasan dan pengesahan di DPRD. 

"Untuk komposisinya, saya masih belum bisa menjawab, karena proses inilah yang saat ini kami lakukan untuk pematangan pembahasan itu. Karena saat ini untuk DAK dari pemerintah pusat belum final, kemudian bantuan keuangan dari provinsi jga belum final," katanya. 

Menurutnya, untuk menunjang pencapaian terget tersebut, pihaknya akan memfokuskan diri pada penguatan sektor perekonomian berbasis masyarakat, termasuk peningkatan daya saing usaha kecil mikro dan menengah (UMKM). 

"investasi dengan kapital besar itu bukan model yang saat ini kita dorong, tapi justru usaha kecil dan menengah, akan coba kita capai dengan melihat spesialisasi atau keunggulan kooperatif," katanya.

Dijelaskan, perekonomian berbasis masyarakat akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap kesejahteraan maupun pendapatan masyarakat. Beberapa sektor yang akan didorong diantaranya adalah, perkebunan kakao,  pertanian maupun perikanan dan usaha mikro kecil lainnya. 

"Saat ini sudah mengujicoba metodenya terhadap beberapa kelompok, sehingga tahun depan itu kami harapkan bisa dilembagakan dan lebih banyak masyarakat yang terlibat, sehingga intervensi yang kami lakukan benar-benar ada hasilnya," ujarnya. 

Namun target itu bukan tanpa kendala, mengingat saat ini baru dalam tahap permulaan, sehingga hasilnya belum bisa diketahui secara maksimal. Disisi lain, pemerintah daerah harus melakukan perencanaan untuk tahun depan, sesuai dengan siklus penganggaran yang telah ditetapkan.

"Memang agak sulit karena yang tahun ini belum ketahuan bagaimana, tapi itulah yang menjadi tugas kita untuk menyusun RKPD (rencana kerja pemerintah daerah," ujarnya. 

Ditambahkan Emil, untuk menunjang terget PAD, pihaknya mengaku akan memaksimalkan pajak daerah dari para pelaku usaha yang beroperasi di wilayah Trenggalek. Suami Arumi Bahcsin ini mengaku mulai mengurangi metode retribusi untuk peningakatan PAD, karena terkesan membebani masyarakat. 

"Kami juga ingin BUMD (badan usaha milik daerah) memberikan kontribusi yang maksimal pada APBD. seperti di Prigi itu sekarang juga ada coll storage untuk penyimpanan ikan yang dikelola BUMD. Kami juga akan skala bisnisnya," imbuh Emil. 

Dalam Musrenbang RKPD hari ini, Kepala Desa Karangturi, Kecamatan Munjunga, Puryono mengkritisi proyeksi anggaran tahun 2018, karena terjadi ketimpangan komposisi antara belanja tidak langsung dan belanja langsung, dengan nominal Rp1,07 triliun dibanding Rp680,7 miliar. 

"Kami mengiginkan adanya penambahan belanja modal, karena ini akan berpengaruh sangat besar, misalkan untuk membantu UMKM pedagang bakso sehingga rombongnya menjadi bagus dan higienis, daripada hanya sekedar digunakan untuk 'workshop' tentunya habis dalam sekejap," ujarnya. 

Terkait kritikan itu, Bupati Emil mengaku kurang sependapat apabila dikatakan anggaran yang timpang antara belanja langsung dan tidak langsung kurang pro rakyat, karena banyak penggunaan yang dialokasikan untuk masyarakat. 

'Seperti kami gunakan untuk memberikan tunjangan kepada guru honorer, itukan investasi non fisik, kita tidak hanya membangun dengan semen, tapi kiat juga membagun manusianya," ujarnya.  

Bupati Trenggalek Tak Persolkan Lokasi Pembangunan Bandara

Bupati Trenggalek Tak Persolkan Lokasi Pembangunan Bandara

Trenggalek - Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak tidak mempersoalkan pembatalan lokasi pembangunan bandar udara (bandara) sipil di Kabupaten Tulungagung akibat adanya rencana pembangunan bandara oleh pihak swasta di Kabupaten Kediri. 

"Sejak awal kami bersama delapan kepala daerah di sekitar Trenggalek sepakat bahwa wilayah ini butuh bandara, terkait lokasinya dimana, itu kami serahkan ke Pak Gubernur dan Pak Presiden," katanya, Sabtu (18/3/2017). 

Menurutnya, setiap lokasi yang akan dipilih dipastikan akan ada kelebihan dan kekurangannya. Namun yang paling penting lanjut Emil, masyarakat yang ada di wilayah barat daya Jawa Timur dapat menikmati akses udara sehingga mampu menggeliatkan perekonomian. 

Mengingat selama ini, akses menuju ke bandar udara bagi masyarakat Trenggalek dan sekitarnya cukup jauh, yaitu di Sidoarjo, Malang, maupun Yogyakarta. Rata-rata perjalanan untuk sampai ke bandara membutuhkan waktu lebih dari empat jam. 

"Sesuai dengan komitmen bersama, kami menginginkan dibukanya ruang udara di selatan pulau jawa, karena selama ini hanya dikhususkan untuk militer, tentu dengan pengaturan jam terbang," ujarnya. 

Lebih lanjut suami Arumi Bachsin ini menjelaskan, manfaat pembangunan bandara akan berdampak luas terhadap perekonomian warga di sejumlah kabupaten kota, mulai dari Trenggalek, Kediri, Tulungagung, Blitar, Ponorogo, Madiun, Pacitan hingga ke Wonogiri Jawa Tengah. 

Bupati Emil Sambut Baik Hasil Negatif Antraks Dari Balai Veteriner

Bupati Emil Sambut Baik Hasil Negatif Antraks Dari Balai Veteriner

Trenggalek - Bupati Trenggalek menyambut baik hasil uji laboratorium yang dilakukan Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta yang menyatakan negatif Antraks terhadap sampel tanah dan darah dari kawasan peternkan Desa Ngepeh, Kecamatan Tugu. 

"Hasilnya negatif, makanya jangan terlalu panik. Namun kami tidak menyesal melakukan langkah prefentif untuk melakukan perimeter di Ngepeh kemarin itu. Lebih baik mengambil langkah prefentif daripada nanti menyesal karena meremehkan sesuatu," kata Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak saat ditemui detikcom di polres setempat. 

Menurutnya, sejumlah kejadian kematian sapi mendadak dan penyembelihan sapi yang diduga terpapar bakteri antraks tersebut menjadi sarana pengujian terhadap jajarannya dalam hal "bio security".

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, Joko Surono memastikan hasil uji laboratorium terhadap 17 sampel tanah dan satu sampel darah yang diambil dari kawasan peternakan terduga antraks di Desa Ngepeh negatif antraks. 

Menurutnya tidak satupun sampel tersebut mengindikasikan adanya paparan bakteri antraks. Meski demikian pihaknya belum bisa menegtahui penyakit yang menyerang sapi di desa tersebut. 

"Untuk mengetahui itu, balai Besar Veteriner Wates masih melakukan penelitian lanjutan, semoga nanti penyakitnya apa bisa segera terdeteksi," ujarnya, 

Kasus kematian sapi di Desa Ngepeh, Kecamatan Tugu, yang terjadi satu bulan lalu sempat dinyatakan "suspect" antraks, karena memiliki ciri-ciri awal mirip dengan serangan bakteri bacillus antrhacis. 

Bahkan dalam kasus terakhir, salah seorang peternak sempat menyembelih sapi yang dalam kondisi sakit, dari situlah diketahui organ dalam sapi mengalami pembengkakan dan darah berwarna hitam. Sedangkan orang yang menyembelih juga mengalami luka bengkak berwarna kehitaman.

Hasil Uji Laboratorium Balai Besar Veteriner, Trenggalek Bebas Antraks

Trenggalek - Uji laboratorium Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta memastikan kasus kematian sapi yang terjadi satu bulan yang lalu di Desa Ngepeh, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek bukan akibat bakteri antraks. 

"Hasilnya sudah keluar dan kesimpulannya Trenggalek bebas antraks, namun untuk penyebab kematian sapi tersebut masih dalam penelitian lanjutan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, Joko Surono, Kamis (16/3/2017). 

Dalam surat yang dikeluarkan balai veteriner bernomor 01001/PK.300/F5 D/ 0217 diterangkan, kesimpulan pengujian dikeluarkan setelah melakukan pemeriksaan terhadap  17 sampel tanah dan 1 sampel darah yang diambil dari lokasi peternakan sapi di Desa Ngepeh.

Menurutnya, dengan hasil tersebut diharapkan, para peternak dan pedagang sapi maupun kambing yang ada di Kabupaten Trenggalek bisa bernafas lega dan dapat menjalankan aktifitas peternakan seperti biasa. 

Meski demikian, Joko mengakui masih melakukan pengawasan ketat terhadap kawasan peternakan rakyat yang ada di Desa Ngepeh, sambil menunggu hasil penelitian lanjutan yang dilakukan ahli veteriner.

"Harapan kami, untuk penelitian lanjutan bisa memastikan penyebab kematian sapi, sehingga bisa diambil langkah yang tepat," ujarnya.

Sebelumnya, terjadi kematian sapi di Desa Ngepeh, Kecamatan Tugu, dari ciri-ciri awal mirip dengan kasus antraks. Bahkan dalam kasus terakhir, salah seorang peternak sempat menyembelih sapi yang dalam kondisi sakit, dari situlah diketahui organ dalam sapi mengalami pembengkakan dan darah berwarna hitam. Sedangkan orang yang menyembelih juga sempat mengalami luka bengkak berwarna kehitaman. 


Toko Handphone Abdul Fattah Trenggalek Dibobol Maling


Trenggalek - Toko "Handphone" Abdul Fattah Cellular yang berada di Jalan Panglima Sudirman Trenggalek dibobol maling. Akibatnya puluhan telepon genggam dari berbagai merek hilang, dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp80 juta. 

"Dari hasil identifikasi awal, untuk barang yang hilang berupa ratusan unit handphone dari berbagai jenis dan merek, semuanya masih baru, sehingga kerugian mencapai 167 juta," kata Kasubbag Humas Polres Trenggalek, Iptu Supadi di lokasi kejadian. 

Menurutnya, aksi pencurian tersebut diketahui pertama kali oleh salah seorang karyawan toko, yang sedang mengantar anaknya ke sekolah. Namun saat melintas di depan toko, ia curiga dengan kondisi pintu yang terbuka. 

"Kemudian setelah diperiksa ternyata benar, kondisi di dalam sudah acak-acakan dan barang-barang dagangan berupa HP yang ada di etalase telah hilang," ujarnya. 

Polisi yang mendapat laporan pencurian tersebut langsung meluncur ke lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara. Kuat dugaan pelaku tidak hanya satu orang, karena jumlah barang yang hilang cukup banyak. 

Supadi menambahkan, dari hasil penyelidikan sementara, pelaku pencurian dengan pemberatan tersebut masuk ke dalam toko dengan cara mencongkel pintu depan. Hal tersebut dibuktikan dengan kondisi gembok dan kunci yang rusak.  

Saat ini polisi masih melakukan upaya penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi termasuk memeriksa kamera pengawas yang terpasang di dalam toko maupun di sekitarnya. 

"Kalau kejadian pencuriannya sendiri kami perkirakan pagi hari sebelum Pukul 6.00 WIB. Pelaku ini kelihatannya sudah membaca kondisi sasaran dan sekitarnya, sehingga tahu waktu yang tepat untuk melakukan aksi," imbuhnya.