Tes Urine, BNN Temukan Dua Napi Positif Narkoba Golongan I

Trenggalek - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Trenggalek dan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB setempat melakukan tes urine terhadap puluhan petugas pemasyarakatan dan warga binaan. Hasilnya ditemukan dua sampel urine yang diduga positif mengandung narkoba golongan satu. 

Kepala BNN Kabupaten Trenggalek, Kompol Seusetya Budi Utama, mengatakan dalam tes urine kali ini pihaknya terlebih dahulu melakukan pemeriksaan terhadap puluhan petugas rutan, mulai dari sipir hingga kepala rutan. 

Selanjutnya, puluhan narapidana dan tahanan dari kasus narkoba dan sejumlah kasus tindak pidana umum dipilih secara acak untuk ikut serta mengikuti tes urine. Tes tersebut dilakuka untuk mengetahui ada atau tidak warga binaan dan petugas yang mengkonsumsi narkoba. 

"Sampai saat ini ada sekitar 75 yang kami ambil sampel urinnya ada dua yang positif mengandung narkoba golongan satu. Keduanya adalah warga binaan rutan, terkait ini kami sudah koordinasi dengan petugas rutan untuk ditindaklanjuti," kata Susetya Budi Utama. 

Meskipun dalam rapid tes tersebut menunjukkan positif mengandung narkoba, namun pihaknya belum berani memastikan kesahihannya, karena apabila orang yang dilakukan tes sebelumnya mengkonsumsi obat-obatan kimia bisa jadi akan mempengaruhi hasilnya. 

"Makanya kami lakukan pendalaman, dengan mengorek keterangan dari yang bersangkutan. Selain itu dibutuhkan tes lanjutan ke laboratorium untuk memastikan apakah warga binaan tersebut benar-benar mengkonsumsi narkoba," jelasnya. 

Sementara itu Kepala Rutan Kelas II B Trenggalek, Dadang Sudrajat, mengatakan tes urine tersebut merupakan perintah langsung dari Kantor Wilayah Kementerian HAM Jawa Timur. Seluruh pelatan tes juga telah disiapkan oleh Kemenkum HAM dan tingga dilaksanakan oleh BNNK dan rutan setempat.

"Ini adalah upaya untuk membersihkan lingkugan rutan dari peredaran narkoba, sebelum orang lain yang kita bersihkan, petugs kami sendiri harus kami pastikan bersih daulu,: jelasnya, 

Sedangkan apabila ada pegawai maupun warga binaan yang positif mengandung narkoba, pihakya akan melakukan langkah konkrit guna dilakukan penegakan disiplin serta pross hukum lebih lanjut. 



Dinas Pariwisata Trenggalek Terseok-seok Penuhi Terget PAD

Trenggalek - Dinas Periwista dan Kebudayaan (Disparibud) Trenggalek mengaku kewalahan untuk memenuhi terget Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk tahun anggaran 2018. Dari terget Rp8,7 miliar baru tercapai 70 persen. 

Kepala Disparibud Trenggalek, Joko Irianto, mengatakan kemungkikan besar target Rp8,7 miliar tersebut untuk terpenuhi, mengingat saat ini mulai terjadi musim penghujan. Sehingga jumlah kunjungan wisata juga akan mengalami penurunan. 

"Yang sekarang kelihatannya memang sulit, tapi ya kita optimistis saja dan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi di sisa dua bulan ini," kata Joko Irianto usai rapat di DPRD Trenggalek, Selasa (13/11/2018). 

Dijelaskan, berbagai persoalan juga masih mengiringi sektor pariwisata di Trenggalek, sehingga pendapatan yang diperoleh belum bisa maksimal. Persoalan tersebut mulai dari sistem penarikan retribusi, fasilitas wisata serta strategi promosi yang belum sempurna. 

"Seperti tadi disampaikan oleh angota dewan terkait retribusi, memang ada benarnya, jadi kalau malam hari banyak wisatawan yang tidak dikenakan retribusi. Karena jumlah personil kami sangat terbatas. Inilah yang ke depan akan kami penuhi," jelasnya. 

Joko menambahkan, selain sektor retribusi tiket masuk lokasi wisata, pendapatan di dinas pariwisata juga ditunjang oleh berbagai sektor lain, termasuk hotel hingga sewa lahan. 

"Nah terkait dengan retribusi sewa lahan sendiri, kami akui masih banyak diantara penyewa yang belum membayar. Inilah yang saat ini kami terus lakukan penagihan, semoga bisa menambah PAD," ujar Joko. 

Terget PAD 2019 Kembali Naik 

Sementara itu meskipun terget PAD sektor wisata tahun ini belum terpenuhi, namun pada proyeksi tahun anggaran 2019 mendatang Pemerintah Daerah Trenggalek justru kembali menaikkan terget pendapatan dari semula Rp8,7 miliar menjadi Rp12,5 miliar. 

Joko Irianto mengakui peningkatan proyeksi yang sudah masuk dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Priorotas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) 2019 tersebut cukup berat untuk diwujudkan. Bahkan dalam rapat dengan Badan Anggaran DPRD Trenggalek pihaknya meminta untuk dilakukan revisi, namun tetap ditolak. 

"Seperti yang kita lihat bersama, sebetulnya itu terlalu besar, namun karena sudah masuk dalam KUA-PPAS maka tidak bisa direvisi. Kami tentu hanya akan berusaha untuk memenuhi itu dengan berbagai program dan strategi khusus,' kata Joko. 

Strategi pemenuhan peningkatan PAD tersebut yakni dengan menaikkan harga tiket masuk di sejumlah sektor wisata, seperti Pantai Pasir Putih yang sebelumnya Rp10 ribu akan dinaikkan menjadi Rp15 ribu, sedangkan Pantai Prigi dari Rp7.500 naik menjadi Rp10 ribu, demikian halnya dengan beberapa destinasi wisata lain yang dikelola dinas pariwisata. 

"Tidak hanya itu saja, kami juga akan melakukan kerjasama pengelolaan aset wisata milik Perhutani, seperti Pantai Konang, Pantai Cengkrong, Pemandian Tapan dan beberapa obyek lain, kemudian juga akan kami genjot melalui even," ujarnya. 

Joko mengaku hal itu saja tidak akan cukup, karena untuk menarik tingkat kunjungan wisata dibutuhkan penambahan fasilitas maupun strategi promosi yang mumpuni. Dikatakan terget Rp12,6 miliar PAD akan terpenuhi apabila tingkat kunjungan wisata yang datang mencapai 700 ribu dalan satu tahun. 

"Sedangkan  tingkat kunjungan tahun ini masih pada angka 650 ribu/ tahun, dengan jumlah tersebut kalau diterget untuk Rp12,5 miliar memang terlalu tinggi," jelasnya. 

Hasil Tes CPNS Trenggalek Jeblok, Hanya 140 Yang Lolos Passing Grade

Trenggalek - Tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Trenggalek tahap pertama yang dilakukan di Kediri beberapa hari yang lalu hasilnya dibawah ekspektasi, karena dari 3.573 pelamar hanya 140 yang lulus passing grade. 

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Trenggalek, Pariyo mengatakan, angka kelulusan yang hanya mencapai 4 persen tersebut jauh dari jumlah lowongan yang telah di alokasikan oleh pemerintah pusat 389 kursi. 

"Untuk pelaksanaan tes CAT (computer assisted test) di Kediri berjalan dengan lancar, kami dari Trenggalek hanya membantu petugas dari Badan Kepegawaian Negara (BKN). Hasilnya memang rendah sekali, sesuai Permen PAN (Peraturan Memteri) 37 hanya ada 140 yang lulus," kata Pariyo, Selasa (13/11/2018). 

Kondisi tersebut dinilai cukup mengejutkan, lantaran jumlah kelulusan hanya kurang dari lima persen. Pantauan tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) yang dilakukan BKD Trenggalek, dari tiga jenis soal yang diujikan, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU) dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP), sebagian besar peserta gagal dalam TKP. 

"TKP soalnya 35 soal, ini nilainya 1 sampai 5, ini kalau mereka yag mengikuti dengan nilai mendekati sempurna saja tidak akan lolos pasing grade. 35 x 4 saja 140 sedangkan batas minimalya 143, sehingga harus ada tiga soal yang dapat nilai sempurna 5," ujarnya. 

Terkait kondisi tersebut pihaknya belum mengetahui langkah apa yang akan diambil oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reforasi Birokrasi (PANRB), apakah akan melakukan tes ulang atau ada ketentuan lainnya. 

"Ini yang tentunya yang kami komunikasikan dengan BKN Surabaya, BKN Surabaya sendiri juga akan koordinasi dengan BKN pusat. Yang menajadi persoalan, sebentar lagi bagi peserta yang lulus SKD akan mengikuti Seleksi Kompetensi Bidang (SKB), sedangkan minimal harus 1 : 3 artinya kalau lowongan Trenggalek 300 maka harus ada 900 peserta," ujarnya. 

Sedangkan saat ini dari kuota 389 lowongan pegawai negeri, hanya 140 peserta yang lulus passing grade seleksi kemampuan dasar. Pihaknya masih menunggu kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah pusat. 

"Untuk tes SKB aka dilaksanakan antara tanggal 23 sampai dengan 28 November mendatang. Semoga solusi dari pemerintah pusat bisa tepat, sehingga tidak menimbilkan persoalan lain," imbuhnya. 

Bermain di Sungai, Pelajar Asal Prambon Tewas Tenggelam

Trenggalek - Seorang pelajar SMP asal Trenggalek ditemukan tewas setelah tenggelam di sungai Nglongsor, setelah bermain bersama enam temannya. 

Kasatreskrim Polres Trenggalek, AKP Sumi Andana, mengatakan kejadian yang menimpa korban Alwi Mohammad Anwar (12) warga Dusun Mloko, Desa Prambon, Kecamatan Tugu tersebut berawal saat yang bersangkutan bersama enam rekannya bermain di sungai. 

"Mereka berangkat dari rumah langsung menuju ke di Desa Nglongsor, kemudian mereka lepas pakaian mandi," kata Sumi Andana, Senin (12/11/2018). 

Setelah 30 menit bermain air di sungai, sejumlah teman korban kebingungan, karena Alwi tidak kunjung muncul ke permukaan. Akhirnya rekan korban meminta bantuan kepada warga yang sedang mencari pasir di dekat lokasi kejadian. 

Setelah dilakukan pencarian, korban ditemukan di dasar sungai dengan kondisi sudah tidak bernyawa. Warga akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke petugas kepolisian. 

"Kalau aliran sungainya secara umum tidak terlalu dalam, akan tetapi di lokasi kejadian itu ada semacam pusaran air sehingga lumayan dalam dan di dasar pasti berlumpur," ujar Andana. 

AKP Sumi Andana menambahkan, dari hasil pemeriksaan tim medis tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan. Korban selanjutnya langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan. 

Membingkai Keragaman Dalam Lukisan

Trenggalek - Ratusan perupa Jawa Timur mengikuti lomba lukis untuk menyemarakkan Hari Pahlawan di Polres Trenggalek. Berbagai tema lukis digoreskan dalam kanvas mulai kebhinekaan, anti hoaks hingga lalulintas.

Dalam lomba tersebut panitia memberikan kebebasan kepada para peserta dari berbagai aliran lukis untuk ikut berpartisipasi dan berkarya. Perserta harus menyelesaikan karyanya dalam waktu tujuh jam. 

Kapolres Trenggalek, AKBP Didit Bambang Wibowo, mengatakan kegiatan dalam rangkaian Hari Pahlawan tersebut diikuti oleh lebih dari 200 peserta mulai dari tingkat pelajar hingga para pelaku seni yang telah puluhan tahun berkecimpung berkecimpung dalam seni lukis. 

"Intinya kami ingin mengajak para pelaku seni ini ikut berpartisipasi dalam menyuarakan kedamaian di negeri ini dalam bingkai lukisan," kata Didit, Minggu (11/11/2018). 

Menurutnya, sejumlah tema dipilih dalam lomba lukis tersebut, diantaranya Bhineka Tunggal Ika, kerukunan beragama, anti hoaks hingga tertib berlalulintas. Tema-tema tersebut sengaja dipilih karena erat kaitannya dengan kehidupan di masyarakat. 

"Tema itulah yang harus kita kuatkan, sehingga kita bisa hidup dengan aman dan damai. Terlebih saat ini merupakan tahun-tahun politik, jangan sampai perbedaan pilihan politik menyebabkan kita bercerai-berai," ujar Didit. 

Sementara itu para seniman lukis tampak antusias menciptakan karyanya, goresan cat dipadu-padankan dengan ide dan kreasi dalam sebingkai kanvas. Karya-karya seniman Jawa Timur tersebut cukup menarik untuk dinikmati, berbagai pesan moral disampaikan dengan apik. 

Salah seorang peserta, Nuria Widiarti, mengaku tertarik dengan lomba lukis yang digelar instansi kepolisian tersebut, karena bisa ikut menyuarakan pesan moral melalui karyanya sendiri. 

"Saya tadi dapat bagian tema Bhineka Tunggal Ika, dalam lukisan saya tema tersebut saya gambarkan dengan keanekaragaman dalam negeri ini untuk misi besar menjaga keutuhan sang merah putih atau NKRI," ujarnya. 

Pihaknya mengapresiasi gelaran di Polres Trenggalek, karena secara khusus telah memberikan ruang kepada pelaku seni rupa untuk mengekspresikan karyanya. "Semoga ke depan digelar lagi, ini juga sekaligus sebagai ajang silaturahmi dengan para perupa lainnya," imbuh Nur.