KPU TRENGGALEK PASTIKAN JUMLAH SURAT SUARA PILEG LENGKAP


Trenggalek, 28/2 - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur memastikan telah menerima seluruh surat suara untuk pemilihan umum legislatif (pileg) 9 April mendatang.

Kepala Divisi Logistik KPU Trenggalek, Budi Mukaryanto, Jumat mengatakan, surat suara tersebut terdiri dari empat jenis, yakni untuk calon anggota DPD, DPRD Kabupaten, DPRD Provinsi dan DPR-RI.

"Masing-masing tingkatan berjumlah 570.529 lembar, itu dihitung sesuai DPT (daftar pemilih tetap) ditambah dua persen untuk cadangan," katanya.

Sehingga jumlah total logistik utama pemilu yang telah dikirimkan ke KPU Trenggalek mencapai 2.282.516 lembar. Saat ini surat suara itu disimpan di gedung Serbaguna Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek.

Lebih lanjut Budi menjelaskan, selama dalam penyimpanan, surat suara tersebut dijaga selama 24 jam oleh aparat kepolisian, guna meengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Pria yang akrab disapa Kabul ini menambahkan, sesuai dengan tahapan pemilu legislatif, KPU Trenggalek akan melakukan pelipatan sekaligus penyortiran surat suara pada awal Maret mendatang.

"Untuk pelipatan nanti, kami akan mengerahkan sekitar 300 orang, yang kami rekrut dari warga sekitar Trenggalek sini saja," imbuhnya.

Ratusan pekerja tersebut akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Selama proses pelipatan, KPU akan melakukan pengawasan penuh terhadap masing-masing kelompok.

"Pengawasan itu untuk memastikan, bahwa proses yang dilakukan sesuai dengan ketentuan. Karena ini nanti menyangkut kelancaran  pemilihan umum," kata Budi Mukaryanto.  

Sementara terkait dengan logistik pemilu yang lain, Budi mengaku, KPU Trenggalek hanya tinggal menunggu pengiriman formulir rekapitulasi dari KPU Provinsi Jawa Timur. Pihaknya optimistis seluruh logistik pemilu tersebut akan terdistribusikan sesuai dengan rencana.
MANTAN BUPATI TRENGGALEK DIPERIKSA SEBAGAI TERSANGKA KORUPSI PDAM

MANTAN BUPATI TRENGGALEK DIPERIKSA SEBAGAI TERSANGKA KORUPSI PDAM



Trenggalek, 26/2 - Tim penyidik Kejaksaan Negeri Trenggalek, Jawa Timur melakukan pemeriksaan terhadap mantan Bupati Trenggalek, Soeharto sebagai tersangka dugaan korupsi proyek PDAM senilai Rp750 juta. 

Kasi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Trenggalek, I Wayan Sutarjana mengatakan, tersangka di periksa selama tiga jam, mulai pukul 12.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. 

Namun proses pemeriksaan pertama ini terpaksa dihentikan di tengah jalan, karena tersangka mengeluh sakit vertigo dan gula darahnya naik.
 
"Dari awal memang tersangka mengaku dalam kondisi sakit. Sehingga ditengah-tengah pemeriksaan yang bersangkutan mengaku tidak bisa melanjutkan pemeriksaan," kata I Wayan Sutarjana.    

I Wayan Sutarjana menambahkan, dalam pemeriksaan kali ini, tim penyidik baru melontarkan enam pertanyaan kepada tersangka. Terkait kondisi tersebut, pihaknya bakal memanggil kembali Soeharto, guna dilakukan pemeriksaan lanjutan.

"Yang jelas akan kami panggil lagi dalam waktyu dekat ini, karena pemeriksaan belum selesai, kita lihat saja nanti," ujarnya.   

Yang menarik, dalam pemeriksaan kali ini, mantan orang nomor satu di Pemkab Trenggalek ini justru tidak didampingi pengacara. Sehingga kejaksaan terpaksa menunjuk salah satu advokad, Patoyo untuk mendampingi tersangka.     

"Saya tadi dipanggil pihak kejaksaan untuk mendampingi Pak Harto, kalau terkait dengan pemeriksaan ini masih di tunda dulu, karena bapak sakit," kata Pengacara Soeharto, Patoyo.  

Mantan Bupati Trenggalek periode 2005-2010 tersebut dijadikan tersangka dalam proyek pembukaan jalan pipa PDAM di kawasan mata air Bayong di Kecamatan Bendungan. 

Proyek yang dibiayai dana penyertaan modal Pemkab Trenggalek tersebut diduga menyalahi aturan, karena dilakukan tanpa melalui tender.  Selain nilai proyek baru ditentukan setelah pekerjaan selesai. 

Sementara itu sesuai dengan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Timur, proyek PDAM tersebut menyebabkan kerugian negera Rp450 juta. Kerugian itu muncul karena terjadi selisih antara volume pekerjaan dengan anggaran yang dikucurkan.  

Selain Soeharto, kasus tersebut juga menjerat, bekas direktur PDAM Trenggalek, Suprapto dan dua kontraktor peLaKsana, Sumaji dan Sumali.   

TERANCAM LONGSOR RUMAH WARGA NGLINGGIS DIBONGKAR

Trenggalek, 25/2 - Tanah longsor sepanjang 200 meter yang terjadi di Dusun Pacar, Desa Nglinggis, kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengancam empat rumah penduduk. 

Salah satu warga, Agus Muslih, Selasa mengatakan, akibat kejadian tersebut, salah satu rumah warga, Mohammad Ikhwan terpaksa dibongkar, untuk menghindari jatuhnya korban jiwa maupun kerugian harta benda yang lebih besar.

"Empat rumah yang terancam itu milik Pak Ikhwan, Pak Muntholib, Pak Jio dan almarhum Pak Mukidi," katanya

Menurutnya tanah longsor yang terjadi di desanya tersebut merupakan rentetan dari peristiwa serupa sejak tahun 2007 lalu. Sedangkan peristiwa terakhir terjadi semalam, setelah wilayahnya diguyur hujan deras beberapa jam.

Dijelaskan, setelah diguyur hujan deras, tebing Sungai Keser sepanjang 200 meter dengan ketinggian lebih dari 50 meter, yang ada di dekat perkampungan warga tiba-tiba ambrol. Longsoran tanah tersebut terjadi hingga tiga kali. 

"Mengetahui hal itu kami langsung mengevakuasi seluruh isi rumah untuk dititipkan ke rumah tetangga yang lebih aman," ujarnya. 

Lanjut Agus Muslih, untuk sementara hanya satu rumah yang dibongkar, namun apabila kondisinya semakin parah, seluruh rumah yang terancam bakal ikut diturunkan.

Selain mengosongkan rumah, warga juga memindahkan sejumlah hewan ternaknya, seperti sapi dan kambing ke lokasi lain.

Pemuda yang akrab disapa Agus ini menambahkan, peristiwa tanah longsor yang terjadi di wilayahnya tersebut terjadi secara terus menerus sejak tujuh tahun yang lalu.

Hingga saat ini tercatat enam rumah, satu masjid dan dua ruang kelas amblas terbawa tanah longsor.

Meski telah terjadi bertahun-tahun, pemerintah daera belum melakukan langkah konkrit untuk menanggangi ancaman longsor susulan. Kata Agus, langkah pemerintah desa setempat untuk membuat sungai sudetan juga terhenti total. 

"Dampaknya ya seperti ini, terus longsor. Padahal dulu itu, jarak antara rumah dengan sungi ini mencapai ratusan meter, namun sekarang hanya beberapa meter," katanya.