Keren, Trenggalek Gelar Musrenbang Perempuan, Anak dan Disabilitas

Trenggalek - Sebuah terobosan dilakukan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam menentukan arah pembangunan, yakni dengan menggelar Musyawarah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Keompok Rentan (Musrena Keren).

Wakil Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, mengatakan Musrena Keren digagas sebagai salah satu bentuk keberpihakan pemerintah daerah terhadap kaumn marjinal serta untuk meningkatkan partisipai perempuan dalam rencana pembangunan. 

Pihaknya menilai selama ini aspirasi kelompok-kelompok masyarakat tersebut dalam belum rencana penyusunan perencanaan pembangunan yang dilakukan mulai dari jenjang desa hingga kabupaten berlum berjalan dengan maksimal. 

"Di era modern seperti ini bukan zamannya lagi perempuan itu suarga nunut neraka katut, bukan zamannya membatasi ruang perempuan, sehingga menutup akses mereka dalam partisipasi perencanaan pembangunan," kata Arifin, Rabu (14/3/2019). 

Suara atau aspirasi dari kelompok peremp[uan, anak, disabilitas maupun kaum rentan lainnya memiliki hak yang sama untuk didengarkan oleh perumus kebijakan pembangunan di Pemkab Trenggalek. Pihaknya berharap apa yang menjadi usulan mereka dapat terakomodir dengan baik. terlebih perempuan banyak bersinggungan langsung dengan persoalan-persoalan yang ada di lingkungan masyarakat. 

"Ini yang ingin kita coba jembatani, ada keperpihakan terhadap kelompok tersebut. Namun ini bukan berarti semuanya untuk perempuan, melainkan memberikan peluang kepada mereka agar suaranya terwadahi," imbuhnya. 

Sementara itu Koordinator Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk kesejahteraan (Kompak) Jawa Timur, Nurul Afandi, mengtakan Musrena Keren ini merupakan yang pertama di Jawa Timur. Munculnya ide penyelenggaraan Musrena Keren dilatarbelakangi oleh rendahnya partisipasi kaum perempuan dan marjinal menyuarakan aspirasi mulai dari tataran desa hingga kabupaten. Bahkan ia menyebut tak hanya kalah suara, aspirasi kaum perempuan terkadang kalah sebelum bermusyarwwah lantaran tidak terakomodir.

"Padahal bila berbicara kemiskinan, pertama kali yang paling rentan terhadap hal ini adalah kelompok perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan tersebut, belum lagi masalah kesehatan, pernikahan anak usia dini, kekerasan pada anak dan berbagai permasalahan lainnya," kata Nurul. 

Pihaknya mengaku bersyukur karena di Trenggalek telah memiliki wadah tersendiri dalam penyerapan aspirasi, bahkan Pemkab Trenggalek telah menelurkan produk hukum tentang Musrena Keren melalui Peraturan Bupati (Perbup) nomor 1 tahun 2019. 

Beda Partai, Plt Bupati Arifin Apresiasi Gaya Kampanye Pamannya Yang Bikin Ngakak



Trenggalek - Meski berbeda jalur politik, Plt Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin mengapresiasi gaya kampanye unik pamannya yang memanfaatkan alat peraga kampanye untuk menebar humor hingga pesan satire. 

Arifin mengaku gaya pencitraan para caleg yang selama ini terkesan kaku dan monoton mampu dipatahkan oleh Tarkiyat. Dengan berbagai banner serta baliho menarik warga untuk melihatnya hingga membuat tertawa ngakak. 

"Saya rasa ini adalah gaya kampanye kreatif dan kekinian, semoga ini sebagai indikator ketika menjabat akan menghasilkan produk kebijakan yang kreatif pula. Meskipun saya PDIP dan beliau PPP tapi saya salut, keren," kata Nur Arifin, Selasa (12/3/2019). 

Gaya kampanye yang dibumbui humor tersebut menjadi oase ditengah hiruk pikuk suhu perpolitikan di Trenggalek yang mulai menghangat. Pesan humor maupun satire yang ditampilkan oleh Tarkiyat, diharapkan mampu memberikan efek domino yang positif di kalangan masyarakat. 

"Minimal kalaupun tidak memilih caleg itu warga bisa tersenyum, nah senyum inilah yang kita butuhkan dalam pemilu.  Meskipun berbeda pilihan tapi tetap bersaudara," imbuhnya. 

 Arifin mengakui pamannya tersebut merupakan sosok yang humble dan apa adanya. Seloroh, guyon dan keisengan kerap mewarnai pergaulan pamannya. 

"Dia pun juga mengakui kalau tidak seganteng saya hahaha, saya kenal dengan beliau sejak kecil, saat dia masih susah kemudian merangkak bareng dengan ayah saya dan keluarga dalam membangun usaha," imbuhnya. 

"Beliau itu mudah bergaul, jangankan kawan, lawannya saja mungkin gak bisa marah kalau sama Pak Tarkiyat, orangnya lucu, unik apa adanya, tapi tetap ada pesan baik dari dirinya," ujar Arifin. 

Tarkiyat, Caleg PPP dapil 2 Trenggalek menjadi viral lantaran menebar alat peraga kampanye unik yang dibumbui humor dan pesan moral. Alih-alih menampilkan sisi ketampanannya, Tarkiyat justru memajang foto nyeleneh dan unik. 

Terlibat Pengeroyokan, Tahanan Polsek Sawoo Ikuti Ujian Sekolah di Trenggalek


Trenggalek - Seorang pelajar SMK Negeri I Trenggalek yang menjadi tersangka dan tahanan dalan kasus pengeroyokan di wilayah Sawoo Ponorogo diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian sekolah. Tersangka diantar jemput dengan pengawalan polisi. 

Kepala SMK Negeri I Trenggalek, Suharyati mengatakan, dalam beberapa hari ini IJ pelajar asal Kecamatan Tugu Trenggalek mengikuti proses Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional Berbasis Komputer (UASBN-BK) di sekolah. 

"Kami ingin memberikan kesempatan bagi anak tersebut untuk bisa menyelesaikan pendidikan hingga lulus. Karena UASBN ini berbasis komputer maka setiap hari dia diantar jemput oleh anggota Polsek Sawoo ke sini," kata Suharyati, Selasa (12/3/2019). 

Sekolah memberikan kesempatan seluasnya untuk tersangka pengeroyokan itu mengikuti proses ujian selayaknya siswa yang lain. Ia pun juga tidak dipisahkan dengan teman-teman di sekolahnya. 

"Selama proses ujian tidak ada masalah, teman-temannya juga sudah menyadari. Kami harap dia tetap belajar dan mengikuti seluruh tahapan ujian yang harus dijalankan, mulai UASBN, UKK hingga UN," imbuhnya. 

Pihaknya mengaku untuk ujian yang dijalankan menggunakan kertas, maka pihak sekolah ganti yang mendatangi Polsek Sawoo Ponorogo untuk mengantarkan soal dan menunggu siswa tersebut mengerjakan seluruh soal. 

"Kalau untuk UKK (Ujian Kompetensi Keahlian) dan Ujian Nasional dia nanti juga harus ke sekolah, karena untuk UN kita sudah menggunakan komputer," imbuhnya. 

Sementara itu Kapolsek Sawoo , AKP Edi Suyono membenarkan proses fasilitasi tersangka pengeroyokan itu. Sebelum mengikuti ujian IJ dititipkan ke Rutan Kelas IIB Ponorogo, namun saat mendekati ujian tersangka kembali ditahan di Polsek Sawoo. 

"Karena kalau di Rutan Ponorogo jaraknya terlalu jauh, sehingga kami bawa ke Sawoo lagi. Selain itu di sini dia bisa lebih konsentrasi dalam belajar," kata Edi. 

Polisi sengaja memberikan kesempatan bagi tersangka untuk mengikuti seluruh tahapan ujian buang harus dilaksanakan sebelum lulus sekolah. Hal tersebut sebagai upaya pemenuhan terhadap hak pelajar dalam mengakses pendidikan. 

"Anggota mengantarkan ke sekolah dan kembali membawa ke Polsek setelah ujian selesai," imbuhnya. 

Lebih lanjut, Edi menjelaskan IJ menjadi tersangka dalam kasus pengeroyokan beberapa waktu yang lalu. Tersangka dijerat pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.