Trenggalek, 12/1 - Belasan rumah di Dusun Sumbermadu, Desa Pucanganak, Kecamatan Tugu, Trengalek, Jawa Timur terancam longsor.
Retakan tanah kini banyak terjadi di perkampungan warga. Bahkan rumah salah satu warga terpaksa harus dibongkar karenya nyaris ambruk.
"Hampir semua tembok rumah saya sudah bengkah-benhkah, lantainya juga," kata salah satu warga, Sukanti.
Ia khawatir apabila tidak dibongkar justru akan membahayakan dan menimbulkan dampak yang lebih besar.
Terkit kondisi tersebut, wanita yang akrab disapa Kanti mengaku, seluruh anggota keluarganya kini mengungsi ke rumah tetangganya yang lebih aman.
Dijelaskan, kondisi retakan tanah di RT 19 tersebut juga banyak terjadi di lahan pekarangan yang ada di sekitar rumah. Lebar retakan bervariasi, hingga yanh paling lebar mencapai lebih dari 10 centimeter.
Sukanti menambahkan, pergerakan tanah di kampungnya tersebut sudah terjadi sejak tiga tahun yang lalu, peristiwa itu juga sempat menyebabkan retakan di beberapa bagian rumahnya.
"Namun kemudian terhenti dan retakan itu kami tambal. Tapi ternyata sekarang terjadi lagi, bahkan lebih parah," katanya.
Lanjut dia, saat ini keluarganya tengah membangun rumah darurat di sekitar hutan di desanya.
Sementara itu disinggung mengenai peranserta pemerintah, Kanti mengaku telah mendapatkan bantuan sembako dari Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Trenggalek.
"Tapi bantuannya masih sebatas sembako itu, beras lima kilo, gula, mie instan, minyak goreng dan sarden dua kaleng," pungkasnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Retakan tanah kini banyak terjadi di perkampungan warga. Bahkan rumah salah satu warga terpaksa harus dibongkar karenya nyaris ambruk.
"Hampir semua tembok rumah saya sudah bengkah-benhkah, lantainya juga," kata salah satu warga, Sukanti.
Ia khawatir apabila tidak dibongkar justru akan membahayakan dan menimbulkan dampak yang lebih besar.
Terkit kondisi tersebut, wanita yang akrab disapa Kanti mengaku, seluruh anggota keluarganya kini mengungsi ke rumah tetangganya yang lebih aman.
Dijelaskan, kondisi retakan tanah di RT 19 tersebut juga banyak terjadi di lahan pekarangan yang ada di sekitar rumah. Lebar retakan bervariasi, hingga yanh paling lebar mencapai lebih dari 10 centimeter.
Sukanti menambahkan, pergerakan tanah di kampungnya tersebut sudah terjadi sejak tiga tahun yang lalu, peristiwa itu juga sempat menyebabkan retakan di beberapa bagian rumahnya.
"Namun kemudian terhenti dan retakan itu kami tambal. Tapi ternyata sekarang terjadi lagi, bahkan lebih parah," katanya.
Lanjut dia, saat ini keluarganya tengah membangun rumah darurat di sekitar hutan di desanya.
Sementara itu disinggung mengenai peranserta pemerintah, Kanti mengaku telah mendapatkan bantuan sembako dari Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Trenggalek.
"Tapi bantuannya masih sebatas sembako itu, beras lima kilo, gula, mie instan, minyak goreng dan sarden dua kaleng," pungkasnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Terima Kasih telah mampir di www.trenggalekkita.com, silakan untuk menuliskan komentar pada kolom di bawah ini. Penulisan komentar tidak boleh mengandung kata-kata kotor, SARA serta berbau pornografi. Kami juga tidak mengzinkan pencantuman link. EmoticonEmoticon