Dari pantauan di lapangan, panjang material longsor berupa tanah dan bebatuan tersebut bervariasi antara dua hingga lima meter yang tersebar di Desa Nglingis Kecamatan Tugu.
"Saya tadi dari arah Ponorogo, begitu masuk Kabupaten Trenggalek langsung kaget, karena titik-titik longsor itu banyak sekali, apalagi jalannya juga berliku-liku," kata salah satu pengguna jalan, Irwan Pradana.
Menurutnya, banyaknya tebing yang longsor itu cukup menganggu pengguna lalu-lintas, bahkan apabila kurang berhati-hati, reruntuhan tanah tersebut dapat menyebabkan kecelakaan.
"Karena material longsoran itu ada yang menutup sebagian badan jalan, tadi saya hampir menabrak tanah itu, karena posisinya ada di tikungan," ujarnya.
Selain itu, reruntuhan tanah longsor tersebut juga menyebabkan badan jalan menjadi licin. Ia meminta pihak terait untuk segera melakukan langkah pembersihan.
Terkait kondisi tersebut, Dinas Pekerjaan Umum Binamarga Provinsi Jawa Timur telah menerjunkan alat berat ke lokasi bencana alam guna menyingkirkan material longsor yang menutup badan jalan. Selain itu beberapa titik longsor juga telah dipasang garis pembatas.
Dikonfirmamsi melalui sambungan telepon, Kepala Dinas PU Binamarga Provinsi, Jawa Timur, Dahlan Karim mengatakan, jalur provinsi terutama ruas Trenggalek-Ponorogo merupakan kawasan rawan longsor. Hal itu terjadi karena stuktur tanahnya cukup gembur dan bercampur dengan bebatuan.
"Selain itu lapisan batuan di Trenggalek-Ponorogo ini adalah vertikal jadi sangat rawan longsor, kondisi ini berbeda dengan struktur batuan yang ada di jalur Ponorogo-Pacitan yang horisontal," jelasnya.
Dikatakan, untuk jangka pendek pihaknya belum memiliki rencana khusus guna mengatasi ancaman tanah longsor di jalur tersebut. Dinas PU Binamarga Jatim hanya sebatas melakukan pembersihan apabila terjadi bencana susulan.
"Untuk sementara ya kami bersihkan dulu, sedangkan kedepan kami berencana untuk mengusulkan pembangunan tembok penahan agar tidak longsor," ujarnya.
Menurutnya, rencana tersebut akan didahului dengan melakukan kajian teknis di jalur-jalur yang rawan longsor, sehingga konstruksi bangunan yang digunakan sesuai dengan kondisi di lapangan.
"Yang jelas untuk Trenggalek-Ponorogo ini konstruksinya berbeda, karena struktur batuannya vertrikan. Kemungkinan kami tembok penahan nantinya akan dilenngkapi dengan skur-skur agar tidak mudah roboh," pungkasnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®