Emil Dardak Luruskan Persoalan Stunting

 Trenggalek - Bupati Trenggalek nonaktif Emil Elestianto Dardak mengaku daerah yang dimpimpinnya memiliki kasus stunting, namun pihaknya membantah jika dikatakan sebagai yang terburuk di Jawa Timur. 

Emil mengatakan Trenggalek masuk dalam 100 kabupaten/kota yang di Indonesia yang mendapatkan prioritas dalam percepatan pengentasan masalah stunting pada tahun 2018. Sedangkan tahun berikutnya juga akan ditetapkan daerah-daerah lain yang masuk dalam prioritas penanganan stunting. 

"Tidak ada dokumen yang menyatakan Trenggalek sebagai kabupaten stunting, yang ada adalah 100 daerah yang ikut dalam penanganan stunting 2018, tahun 2019 juga ada roadmap-nya 160 daerah, tahun berikutnya 340 daerah," kata Emil melalui sambungan telepon, Sabtu (14/4/2018). 

Lebih lanjut Emil Dardak menjelaskan, kabupaten maupun kota yang masuk dalam prioritas pengentasan stunting tahap awal ini bukan berarti merupakan daerah yang memiliki kasus terbesar maupun terburuk, karena program penanganan diakukan secara bertahap. 

"Kalau dijlentrehkan (rinci) statistiknya, kondisi terburuk di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat itu tidak sesuai dengan yang diikutsertakan. kenyataannya ada stunting, memang iya, kita ini setiap hari berjibaku engan masalah stunting, semua kepala daerah termasuk di Surabaya," ujar suami Arumi Bachsn ini. 

Cawagub Jatim nomor urut satu ini menambahkan, stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama. Konndisi itu terjadi akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. 

"Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Stunting ini tidak selalu orang miskin, tapi karena pola hidup ibunya waktu hamil,malah mungkin banyak diantara teman-teman kita yang tergolog katanya stunting padahal agak pendek saja," jelas Emil. 

Meski demikian pihaknya prihatin dengan kondisi stunting di Indonesia, hal ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat hingga daerah. Ia juga mengajak semua elemen masyarakat untuk proaktiv berperan serta dalam penanganan stunting. 

"Kami mendukung upaya penanganan stuting ini, di Trenggalek juga demikian, pemerintah daerah juga melakukan hal yang sama. Ini adalah persoalan bersama yang harus diselesaikan," imbuh Emil Dardak. 

Sedankan terkait temuan konisi sanitasi dan lingkungan masyarakat yang dinilai kurang layak,ia juga tidak menampiknya. Hal itu lazim terjadi di berbagai daerah, namun buka berarti pemerintah tinggal diam terkait kondisi itu. 

"Seperti katakanlah untuk masalah rumah yang tidak layak huni, maka pemerintah akan melakukan intervensi berupa bedah rumah, kemudian masalah sanitasi, kami juga melakukan pembangunan MCK komunal di berbagai tempat," jelas pria 34 tahun ini. 

Dikatakan, persoalan sanitasi dan tabiat warga yang buang air besar di sungai bukan hanya menyangkut persoalan kemiskinan, namun juga terkait dengan kebiasaan dari lingkungan. 

"Bahkan di wilayah kecamatan kota saya juga menemukan kebiasaan warga yang buang air besar di sungai. Nah persoalan inilah yang kami coba lakukan penanganan dengan mengubah pola pikir dan kebiasaan," imbuh Emil. 

Sedangkan menyangkut perdebatan stunting di Desa Kayen, Trenggalek saat berhadapan dengan Puti Guntur, Cawagub pendamping Khofifah ini memastikan jajarannya di pemerintahan telah serius melakukan penanganan. Ia tidak rela kerja kerasnya dan seluruh jajaran pemerintahan seakan diabaikan begitu saja. 

"Kalau anda pernah memimpin ribuan abdi negara, tentu hati anda akan sangat tergerak manakala kerja keras mereka dipertanyakan dan tidak bisa didasari data pendukung yang memadai. Bahkan balita yang dimaksud beliau di debat kemarin, dimana beliau mungkin lupa namanya adalah Melinda, sudah mendapatkan penanganan gizi dan kini dinyatakan lulus serta masuk tahap pemantauan karena tingginya telah tumbuh pesat mendekati ambang batas normal," tegas Emil

Ini Langkah Pemkab Trenggalek Untuk Desa Stunting Yang Diperdebatkan

Trenggalek - Pemerintah Kabupaten Trenggalek memastikan telah memberikan perhatian serius terhadap temuan kasus stunting yang terjadi di sejumlah desa, rencananya pemerintah juga akan memberikan program dampingan untuk mempercepat pengentasan stunting. 

Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin, mengatakan penanganan masalah kesehatan anak dan balita rutin mendapatkan intervensi dari pemerintah, bahkan sejak dalam kandungan para bidan desa dan ponkesdes juga telah ikut berperan aktif memberikan pemeriksaan kesehatan janin dan ibunya. 

"Stunting itu dipengaruhi oleh beberapa hal, diantara dari genetik, asupa, gizi pada makanan, kemudian juga dipengaruhi oleh kesehatan lingkungan seperrti sanitasi, MCK dan lainnya," kata Mochammad Nur Arifin di Pendapa Manggala Praja Nugraha Trenggalek, Kamis (12/4/2018). 

Menurutnya sesuai dengan standar pengawalan kesehatan di tingkat desa telah melakukan pergerakan, termasuk pemberian nutrisi maupun beberapa penangan medis yang lainya. Meski demikian intervensi yang dilakukan dari sisi kesehatan saja tidak cukup, karena terdapat masalah lain yang bisa memicu terjadinya stunting. 

Kata dia, dari hasil kunjungannya di daerah stunting, Arifin menemukan masih banyak keluarga belum memiliki sistem sanitasi yang memadai, bahkan sebagian warga juga banyak yang memiliki kebiasaan buang air besar di sungai. 

"Jadi kalau terkait kesehatan sudah berjalan aktif, bahkan ada program Angksa Biru juga telah berjalan sejak bupati terdahulu. Akan tetapi kalau mereka tinggal di lingkungan seperti itu dengan kondisi rumah yang masih berlantai tanah kemudian sanitasi yang kurang memadai, kan bisa memicu," ujar Ipin. 

Terkait persoalan tersebut, pemerintah daerah menyiapkan beberapa strategi percepatan, salah satunya membangunkan MCK komunal, sehingga bisa dimanfaatkan oleh beberapa warga sekaligus. 

"Kalau memang ada rumah yang kurang layak maka akan kami lakukan bedah rumah, sedangkan untuk yang lantainya masih tanah akan kami lakukan prestersasi. Harapannya kondisi rumah lebih bersih dan aman untuk mendukung pertumbuhan bayi," jelas pengusaha panci ini. 

Plt BUpati menambahkan, selain persoalan sanitasi dan lingkugan, pemerintah juga siap memberikan program pendampingan yang lain, salah satunya alokasi Program Pamsimas untuk penyediaan air bersih. 10 desa stunting akan menjadi salah satu fokus perhatian. 

"Kemudian tahun depan Trenggalek juga akan mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) penugasan, untuk menangani persoalan kawasan stunting. Yang jelas masalah stunting ini bukan hanay isunya Trenggalek aja, tapi juga nasional dan provinsi, makanya kita semua gotong royong," tegas Arifin. 

Begini Kondisi Lingkungan Stunting Yang Diperdebatkan

Trenggalek - Desa Kayen, Kecamatan Karangan Trenggalek mendadak menjadi perbincangan hangat pascadebat sengit antara Emil Elestianto Dardak dan Puti Guntur Soekarno dalam debat publik yang digelar KPU. 

Kedua Calon Wakil Gubernur tersebut terlibat perdebatan terkait kondisi Desa Kayen yang ditetapkan sebagai desa stunting oleh Pemerintah Pusat. Lantas seperti apa kondisi permukiman dan sanitasi di kawasan tersebut. 

Trenggalekkita.com sempat mengunjungi desa tersebut beberapa waktu yang lalu. Desa ini berada sekitar 11 kilometer dari pusat kota Trenggalek, sekilas tidak ada yang berbeda dengan desa-desa di daerah lain.  

Namun di lingkungan yang terdapat balita stunting sedikit berbeda, kawasan ini berada di lereng perbukitan kecil. Sedangkan akses masih relatif mudah, karena dilengkapi dengan jalan rabat atau cor beton. 

Salah seorang warga, Warsini mengaku perbedaan lingkungannya dengan kawasan lain adalah kondisi sanitasi serta pasokan air. Di lingkungan sekitar rumahnya masih banyak warga yang belum memiliki jamban untuk buang air besar. 

"Kalau di sekitar sini sekitar 10 rumah, buang air besarnya di sungai, jarak ke sungai ada yang dekat ada juga yang jauh," katanya. 

Menurutnya, kebiasaan sebagian warga untuk buang air besar ke sungai sudah terjadi sejak lama. Beberapa warga belum memiliki jamban sendiri karena berbagai persoalan, mulai dari faktor ekonomi hingga minimnya pasokan air bersih. 

"Kalau daerah sini pasokan air agak sulit, apalagi kalau musim kemarau," ujar Warsini. 

Ibu muda ini menjelaskan, di saat musim kering tiba, beberapa warga biasanya harus berburu air bersih ke beberapa mata air yang ada di sekitar desa. Langkah itu terpaksa dilakukan karena air yang biasanya bisa dialirkan hingga ke rumah telah mengering. 

Sementara itu kondisi kamar mandi yang dimiliki warga juga bervariasi, beberapa warga telah memiliki MCK yang memadai, namun sebagian yang lain masih cukup sederhana.

Di rumah Kuriah dan Warsini misalnya, tidak memiliki kamar mandi yang memadai, tempat yang digunakan untuk mencuci dan mandi seluruh anggota keluarga berada di depan rumah dan berdinding kain-kain bekas. Sedangkan bak mandi terbuat dari tembok sederhana. 

Kondisi sanitasi dan lingkungan yang kurang layak tersebut dinilai oleh Calon Wakil Gubernur Puti Guntur Soekarno sebagai salah satu pemicu terjadinya stunting dan kekurangan gizi. 

Sementara itu, terkait potret sanitasi itu Pemkab Trenggalek memastikan akan memberikan perhatian serius. Plt Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, pihaknya berencana akan membangun MCK komunal yang bisa daimanfaatkan oleh beberapa warga sekaligus. 

Teras Pos Polisi Widowati Trenggalek Ambruk




Trenggalek - Teras Pos Polisi di simpang empat Widowati Trenggalek ambruk akibat hujan deras disertai angin kencang yang terjadi Selasa malam.

Kanit Turjawali Satlantas Polres Trenggalek Ipda Zainuddin, mengatakan kejadian robohnya teras Pos 9.0 tersebut terjadi sekitar pukul 22.30 WIB. Saat itu kondisi cuaca sedang hujan deras dan disertai angin kencang.

"Saat itu beberapa anggota yang ada di dalam pos kaget, karena tiba-tiba terdengar suara roboh, ternyata teras itu ambruk. Anggota langsung keluar dari pos untuk menyelamatkan diri," kata Zainuddin, Rabu (11/4/2018).

Bagian depan teras yang terbuat dari rancangan besi dan seng tersebut roboh, sedangkan dua unit kendaraan polisi terparkir di bawahnya, berupa sepeda motor dan satu unit mobil patroli.

"Korban jiwa maupun luka tidak ada, kemudian kendaraan yang tadi sempat tetimpa juga tidak mengalami kerusakan, sekarang sudah dievakuasi semua. Hanya kerugian materiil," jelas Zainuddin.

Rabu siang belasan anggota Satlantas Polres Trenggalek bergotong royong membersihkan material teras yang ambruk serta mengevakuasi kendaraan serta berbagai perlengkapan yang ada di dalam pos.

"Untuk sementara Pos 9.0 tidak dapat difungsikan dan kegiatan kami alihkan di Pos Sahabat di simpang empat Basuki, sambil menunggu pembangunan," imbuhnya.

Tiga Desa di Trenggalek Terendam Banjir

Trenggalek - Hujan deras yang terjadi semalaman mengakibatkan tiga desa Trenggalek terendam banjir. Selain perkampungan luapan air juga menggenagi puluhan hektare area persawahan. 

Tiga desa yang terendam banjir adalah Desa Ngadirenggo dan Desa Wonocoyo, Kecamatan Pogalan serta Desa Karanganyar, Kecamatan Gandusari. Ketinggian banjir bervariasi mulai 30 sentimeter hingga satu meter. 

Salah seorang warga Dusun Blengok, Desa Wonocoyo Mutiah, mengatakan banjir dari luapan sungai Tawing mulai naik pada pukul 03.00 WIB. Di kampungnya air sempat masuk di sejumlah rumah warga. 

"Semalam itu hujannya memag cukup deras, mulai dari sore sampau tengah malam masih hujan. Wilayah sini memang sering sering banjir, tapi untuk kali ini genangan air lumayan lama," kata Mutiah, Rabu (11/4/2018). 

Ia mengaku saat ini kondisi banjir mulai berangsur-angsur surut, warga yang rumahnya terendam banjir juga mulai membersihkan rumahnya masing-masing. 

Sementara itu Camat Pogalan Puguh, mengatakan dua desa di wilayahnya tidak terlalu parah. Kawasan yang tergenang merupakan wilayah yang selama ini menjadi langganan banjir. 

"Untuk data rinci jumlah rumah yang terendam banjir saat ini masih dalam pendataan oleh masing-masing pemerintah desa," kata Puguh Supardjianto. 

Menurutnya, saat ini yang menjadi perhatian dari pemerintah adalah kawasan persawahan yang ikut terendam banjir, mengingat sebagian besar diatara telah memasuki musim panen. Pihaknya khawatir kondisi tersebut akan berpengaruh terhadap hasil panen. 

"Bagaimanapun juga sawah ini memang harus menjadi perhatian dari kita semua, karena padi ini menyangkut stok pangan warga," jelas Puguh di lokasi banjir. 

Dijelaskan, dari hasil pantauan di Pintu Air Dawung, kecamatan Pogalan, titik elevasi air tertinggi berada pada level 9245, sedangkan saat ini telah turun menjadi 9160. Pihaknya memastikan, kawasan perkampungan dan persawahan mulai berangsur-angsur surut. 

"Tadi malam itu intensitas hujan memang cukup tinggi, mulai dari Kampak, Bendungan maupun di wilayah kota, sehingga denit air sungai mengalami peningkatan tajam. Kebetulan Kecamatan Pogalan ini menjadi titik pertemuan sungai Tawing dan Ngasinan," imbuh Puguh. 


OKP Kekaryaan Tolak Musda KNPI Jatim di Trenggalek

Trenggalek - Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Kekaryaan yang berada di bawah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Timur menolak pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Jatim di Trenggalek. 

Wakil Ketua Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Jatim Mesak Paidjala, mengatakan pelaksanaan musda yang diselenggarakan di Trenggalek 10-11 April tidak sesuai dengan roda organisasi. 

"Karteker yang menjalankan musda di Trenggalek tidak pernah mengundang teman-teman OKP yang ada di Jawa Timur. Tiba-tiba ada udangan semacam musda dan pramusda di Narita dan tanpa ada undangan resmi ke OKP-OKP yang terdaftar di Jatim," kata Mesak, Selasa (10/4/2018) malam. 

Padahal sesuai dengan hasil Kongres KNPI di Hotel Utamai Surabaya telah ditetapkan, untuk pelaksanaan Musda KNPI Jatim Ke-12 dilaksanakan di Surabaya. Pengalihan lokasi musda disinyalir tidak melalui proses semestinya melalui rekerda. 

Menurutnya rentetan ulah yang dilakukan Karteker KNPI Jatim tersebut dinilai tidak sesuai dengan roda organisasi KNPI yang semestinya. Puncaknya saat sejumah OKP kerkaryaan hendak melakukan registrasi peserta di Hotel Jaas Permai Trenggalek. 

"Di situ absensi berubah tiga kali, itu saya datang sendiri dan di dalam absensi itu ada 16 OKP, tapi OKP itu tidak semuanya terdaftar secara resmi di KNPI Jatim," imbuh Mesak. 

Lebih lanjut Wakil Ketua AMPI Jatim ini menduga kehadiran sejumlah OKP baru tersebut sengaja dimunculkan untuk penentingan politik tertentu dan memuluskan Musda Trenggalek yang kami anggap tidak sah ini," jelas Mesak Paidjaja. 

Dengan berbagai macam kejanggalan tersebut pihaknya menilai, Musda KNPI Jatim yang diselenggarakan di Pendapa Manggala Praja Nugraha dan Hotel Jaas Permai Trenggalek inskontitusional. 

Pihaknya memastikan sembilan organisasi di bawah OKP Kekaryaan serta beberapa organisasi lainnya di bawah KNPI Jatim menolak pelaksanaan musda di Trenggalek. Beberapa organisasi tersebut diantaranya adalah AMPI Jatim, Hima Kosgoro 57 Jatim, Gema MKGR, Baladika Karya Jatim serta organisasi lain. 

"Ada 25 organisasi yang menolak, sembilan diantaranya merupakan OKP Kekaryaan," jelasnya. 

Pernyataan senada disampaikan Sekretaris Hima Kosgoro 57 Jatim Okto Aliff. Menurutnya pelaksanaan musda di Trenggalek penuh dengan kekurangan, dari daftar hadir saja Okto menilai tidak ada format yang jelas. 

"Bahkan lebih baik penyelenggaraan pesta perkawinan. Di sana (musa) tidak ada format yang jelas, tidak ada ketikan dan hanya oret-oretan tangan yang bisa diubah kapan saja," kata Okto. 

Para OKP Kekaryaan ini juga tidak diperkenankan untuk mengetahui langsung daftar organisasi yang diundang dalam kegiatan tingkat provinsi tersebut. Hal ini dinilai sebagai bentuk ketidaktranparanan dalam pelaksanaan musda. 

Pembukaan Musda KNPI Jatim rencananya akan digelar di Pendapa Trenggalek malam ini, sedangkan proses pemilihan dilakukan Rabu besok di Hotel Jaas Permai Trenggalek. Dalam pelaksanannya terdapat enam kandidat yang akan bertarung untuk memperebutkan posisi ketua DPD KNPI Jatim. 

Keenam kandidat tersebut adalah Plt Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin, Ali Afandi Mattaliti, Achamad Fauzi, Oni Anwar, Beby Kurniawan dan Fajar Ridwan Hisjam, 


Tabrakan Dahsyat Sepeda Motor VS Isuzu Panther di Trenggalek, 1 Tewas

Trenggalek - Seorang pengendara sepeda motor meninggal dunia setelah kendaraannya bertabrakan dengan sebuah minibus di ruas Jalan Nasional Trenggalek-Tulungagung. 

Peristiwa kecelakaan maut yang terjadi di Desa Karangsoko, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek tersebut melibatkan dua unit kendaraan Honda Astrea 800 nomor polisi  AG 3416 YR yang dikemudikan Sucipto warga Desa Nglongsor, Kecamatan Tugu, melawan melawan minibus Isuzu Panther nomor polisi AG 918 YB yang dikemudian Karsiyanto warga Kelurahan Kelutan. 

Kanit Lakalantas Satlantas Polres Trenggalek Ipda Munif, mengatakan, peristiwa kecelakaan bermula saat minubus yang dikemudikan Karsiyanto melaju dari arah timur menuju ke barat. Sampai di lokasi kejadian pengemudi membanting setir ke arah kanan untuk menghindari kendaraan yang ada di depannya. 

"Pada saat yang bersamaan dari arah berlawanan melaju sepeda motor yang dikemudian oleh Sucipto, akhirnya tabrakkanpun tidak terelakkan," kata Munif, Senin (9/4/2018). 

Akibatnya sepeda motor korban ringsek dan mengalami kerusakan parah, sedangkan minubus Isuzu Panther mengalami kerusakan pada sisi kanan bagian depan. 

"Korban atas nama Sucipto (54) meninggal dunia. Ia mengalami luka patah tulang di kedua kakinya, memar di dada kanan dan kiri, pendarahan hidung serta luka robek di lutut," jelas Munif. 

Peristiwa tersebut saat ini masih dalam penanganan Unit Lakalantas Polres Trenggalek. Sedangkan kedua unit kendaraan yang terlibat kecelakaan telah diamankan di kantor polisi.  

Foto : Istimewa

Melihat Perkembangan Komplek Kafe Kontainer Prigi

Trenggalek - Upaya Pemkab Trenggalek mendatangkan sejumlah kafe kontainer di kawasan wisata Pantai Prigi mulai membuahkan hasil, geliat aktifitas wisatawan tidak hanya pada siang hari, namun hingga malam hari. 

Salah satu pengelola Kafe Kontainer dari komunitas G9 Anjar Priadi Putra, mengatakan kehadiran enam unit kafe kontainer memberikan nuansa tersendiri, karena biasanya aktifitas di kawasan wisata hanya terlihat sejak pagi hingga petang, kini memiliki durasi yang lebih panjang. 

"Kalau untuk kafe kontainer justru ramainya mulai sore hingga malam, bahkan terkadang di kafe kami sampai pagi. Kalau dilihat dari sini sebetulnya sudah mulai ada dampak terhadap kawasan wisata ini," kata Anjar saat dihubungi Trenggalek Kita. 

Selain lebih memiliki kesan yang menarik, keberadaan kafe baru tersebut juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang datang. Diharapkan mulai bergairahnya aktifitas malam di kawasan wisata, juga disambut oleh para pemilik warung makan lainnya, sehingga susananya semakin hidup. 

Meski demikian, Anjar menyayangkan ada beberapa kontainer yang belum difungsikan secara maksimal. Karena dari enam unit kotainer yang didatangkan baru tiga unit yang mulai menjalankan roda bisnisnya. 

"Yang belum beroperasi itu satu unit dikelola Dharma Wanita Pemkab Trenggalek, kemudian dua unit di bawah pengelolaan organisasi kemasyarakatan. Kami harap pemerintah menindaklanjuti ini, sehingga harapan untuk memajukan Prigi secara bersama-sama bisa tercapai," imbuh Anjar. 

Pemuda Desa Tasikmadu ini menjelaskan, tiga kontainer tersebut hingga kini masih tampak kosong dan belum ada aktifitas bisnis maupun sejenisnya. Padahal alokasi kontainer kafe telah dilakukan sejak beberapa bulan lalu. 

"Ini yang seharusnya menjadi evaluasi dari pemerintah, agar alokasi kontainer ini tepat sasaran. Artinya berikan kepada organisasi atau orang benar-benar punya niat untuk usaha. Jangan sampai hanya kosong seperti ini, kan sangat disayangkan," kata Anjar Priadi. 

Pihaknya optimistis, apabila seluruh kontainer beroperasi dan secara kontinyu menjalankan bisnisnya, maka kawasan Prigi akan kembali bergairah dan mampu mendatangkan banyak wisatawan. 

"Seharusnya, dinas pariwisata atau yang membidangi mengawal penyediaan kafe-kafe ini, sehingga bisa berjalan dengan baik," jelasnya. 


foto : Istimewa 

Siswa SLB Kemala Bhayangkari Trenggalek Juga Ikut Ujian Nasional

Trenggalek - Ujian nasional tidak hanya diikuti oleh siswa SMA reguler, namun para siswa berkebutuhan khusus mulai dari tuna rungu hingga tuna netra juga mengikuti ujian yang sama. 

Dengan serius para siswa Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Kemala Bhayangkari Trenggalek. mengerjakan satu demi satu pertanyaan yang ada dalam naskah Ujian Nasional Kertas dan Pensil (UNKP). Ujian dilakukan seperti layaknya sekolah pada umumnya. 

"Tahun ini ada lima siswa yang mengikuti ujian, terdiri dari tiga siswa tuna rungu, satu siswa tuna netra dan satu siswa tuna grahita. Khusus untuk tuna grahita adalah ujian sekolah," kata Kepala SMALB Kemala Bhayangkari I Trenggalek, Pardiono, Senin (9/4/2018).  

Dari lima siswa yang mengukuti ujian, satu peserta dari kelompok tuna netra harus dilakukan didampingi oleh seorang pengawas pendamping. Hal itu dilakukan untuk membantu yang bersangkutan menyalin jawaban  ke lembar jawaban komputer (LJK). 

Pardiono mengaku, meskipun para siswanya mengalami keterbatasan fisik, semangat mengikuti ujian nasional yang digelar serentak dengan sekolah lain. Mereka juga melakukan berbagai persiapan jauh-juah hari sebelum pelaksanaan ujian, dengan belajar secara intensif. 

"Alhamdulillah pelaksanaan hari ini berjalan dengan lancar, sebelumnya kami sempat khawatir kalau LJK untuk ujian anak tuna netra tidak ada, tapi ternyata ada. Kami juga khawatir kalau naskah anak awas (bisa melihat) tertukar dengan siswa tuna netra, semua tidak terjadi, sehingga lancar," jelas kepala SMALB ini. 

Proses ujian nasional ini seluruhnya menggunakan metode kertas dan pensil atau UNKP. Meski demikian, pihak sekolah mengaku telah memiliki fasilitas yang memadai untuk seluruh pelaksanaan ujian nasional. Bahkan apabila ke depan disyarakatkan harus meggunakan metoe ujian berbasis komputer (UNBK), pihaknya mengku siap untuk melaksanakan. 

"Sebetulnya, kalaupun tahun ini harus UNBK kami sudah siap, perangkat komputer siap, selain itu SDM di sekolah kami juga sudah siap. Hanya saja mungkin ada beberapa sekolah lain yang belum siap, sehinga sementara masih UNKP," jelas Pardiono.