Basarnas Kekurangan Peralatan Utama Evakuasi di Laut Selatan Jawa

Trenggalek - Tingginya risiko kecelakaan laut di perairan selatan Jawa belum sebanding dengan ketersediaan peralatan evakuasi yang dimiliki oleh Kantor Basarnas Surabaya.

Kepala Kantor Basarnas Surabaya Hari Adi Purnomo, saat melakukan pengecekan pos Basarnas Trenggalek, mengatakan wilayah pesisir selatan Jawa memiliki risiko tinggi kecelakaan, sebab kondisi gelombang laut rata-rata lebih tinggi dibanding dengan perairan utara Jawa. 

"Kendala di sisi selatan, tidak ada alut (alat utama) yang besar, seperti KRI atau kapal berukuran 40 meter yang dimiliki oleh Basarnas," kata Hari Adi Purnomo, Selasa (25/8/2020). 

Saat ini sebagian besar peralatan utama evakuasi laut berada di wilayah utara Jawa. Sehingga jika terjadi kecelakaan besar pihaknya terpaksa menggerakkan alat utama dari kantor lain seperti Bali, mengingat jika mendatangkan kapal dari utara Jawa membutuhkan waktu yang lebih lama. 

"Seperti dulu itu, pada saat ada kecelakaan imigran asal timur tengah, kami minta bantuan dari Kantor SAR Bali, karena mereka bisa langsung menyisir ke arah barat. Kalau dari utara Jawa maka lebih lama, karena harus putar  lewat Banyuwangi," ujarnya. 

Meski demikian dalam penanganan sejumlah kecelakaan laut di wilayah selatan, pihaknya mendapatkan dukungan dari sejumlah peralatan dari potensi SAR, seperti Polair, TNI AL, nelayan dan sejumlah potensi yang lain. Sehingga operasi SAR dapat berjalan dengan baik. 

"Kami saling berkoordinasi dengan potensi SAR, untuk mendukung proses pencarian dan pertolongan," imbuh Hari. 

Sementara itu dari inspeksinya di Pos Basarnas Trenggalek, pihaknya memastikan seluruh anggotanya dan peralatan yang dimiliki dalam kondisi siaga, sehingga siap diterjunkan sewaktu-waktu jika terjadi musibah.

Basarnas : Awas Gelombang Tinggi Laut Utara dan Selatan Jawa

Trenggalek - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengimbau masyarakat dan para nelayan yang beroperasi di pesisir utara dan selatan Jawa untuk meningkatkan kewaspadaan terkait adanya gelombang tinggi. 

Kepala Kantor Basarnas Surabaya, Hari Adi Purnomo saat meninjau Pos Basarnas Trenggalek, mengatakan saat ini gelombang di laut utara Jawa mencapai 1,5-2,5 meter, sedangkan di laut selatan Jawa lebih tinggi, bahkan bisa mencapai empat meter. 

"Walau tidak musim hujan, yang kita antisipasi sekarang adalah dampak gelombang tinggi, baik kepada pemancing maupun nelayan, maupun aktivitas masyarakat di daerah perairan," kata Hari Adi, Selasa (25/8/2020). 

Tingginya gelombang di laut tersebut masyarakat diminta untuk berhati-hati agar tidak sampai mengalami kecelakaan laut saat beraktivitas di kawasan perairan. Mengingat kondisi cuaca buruk di kawasan utara dan selatan Jawa dapat mengancam keselamatan jiwa. 

Terkait kondisi itu Basarnas memastikan seluruh personel dan peralatan evakuasi di setiap pos SAR dalam posisi siaga, sehingga apabila terjadi kondisi darurat bisa segera diterjunkan ke lokasi musibah. 

"Kantor Surabaya ingin meningkatkan kesiapsiagaan kami, terutama di pos-pos SAR karena pos SAR ujung tombak kami pelayaan masyarakat terhadap kebutuhan SAR," ujarnya. 

Basarnas memastikan personelnya disiagakan selama 24 jam penuh, mereka dituntut siap, baik fisik maupun mental. Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan ke call center Basarnas 115, setiap mengetahui kejadian musibah yang membutuhkan pertolongan Basarnas. 

"Kecepatan informasi akan membantu kami bisa bergerak lebih cepat," imbuhnya. 

Hadi menyebut, dari rekam kejadian selama beberapa tahun belakangan, risiko tinggi ke kecelakaan laut berada di kawasan kepulauan di sisi utara Sumenep, mengingat masyarakat kepulauan banyak beraktivitas dengan kapal maupun perahu.