Negosiasi Pembebasan Lahan Bendungan Tugu Alot
Sejumlah warga mengaku masih belum menemukan kata sepakat dengan nilai ganti rugi yang ditawarkan pemerintah. Akibatnya, tawar-menawar yang dilakukan mulai, Kamis (12/12) kemarin berhasil 100 persen.
"Sampai saat ini tanah kami belum 'deal' karena pemerintah menawar dengan harga Rp100 juta, sedangkan kami minta Rp200 juta," kata salah satu warga Dusun Pacar, Desa nglinggis, Kecamatan Tugu, Dwi Saputro, saat dikonfirmasi wartawan di kantor kecamatan setempat.
Menurutnya, nilai ganti rugi yang ditawarkan pemerintah masih dibawah harga pasaran, sehingga pihaknya meminta untuk dilakukan negosiasi ulang.
"Ini masih menunggu giliran untuk, kalau memang nilainya sesuai ya akan mali lepaskan, kalau belum maka kami tahan dulu," ujarnya.
Ia mengaku, tidak akan mempersulit pemerintah untuk proses pembebasan lahan, hanya saja pihaknya meminta nilai yang ditawarkan tidak terlalu jauh dari permintaan warga.
Hal senada juga disampaikan oleh warga yang lain, menurutnya proses negosiasi akan berjalan lancar apabila warga mendapatkan hak yang sesuai.
"Ini masih tarik ulur, kami minta seluruh aset tanah dan bangunan dihargai Rp1 miliar, semoga saja hari ini bisa sepakat," katanya.
Sementara itu, sejumlah warga lain mengaku telah mencapai kata sepakat atas nilai pembebasan lahannya. Salah satunya, Nur Handik, ia mejelaskan, tanah dan bangunan seluas 933 meter persegi dibeli pemerintah seharga Rp381 juta.
"Sedangkan untuk petak lain berupa tanah saja, seluas 1.120 meter persegi dibeli Rp163 juta, sehingga totalnya Rp544 juta. Alhamdulillah ini sudah sesuai dengan keinginan," kata Nur Handik.
Bahkan ia mengaku nilai dua bidang tanah yang disepakati tersebut lebih tinggi dari yang dibayangkan.
Disisi lain, Kepala Bagian Pemerintahan Pemkab Trenggalek, Totok Rudijanto mengklaim negosiasi harga ganti rugi tah berjalan lancar. Dari 37 warga yang diundang 90 persennya telah mencapai kata sepakat.
"Kalau kemarin memang masih ada enam bidang yang sepakat, karena sebagian warga masih ada yang musyawarah dengan keluarganya masing-masingn" ujarnya.
Pihaknya optimistis, hari ini seluruh warga yang Dusun Pacar yang terkena dampak pembangunan bendungan Tugu sepakat dengan nilai ganti ruginya.
Disinggung mengenai jumlah anggaran yang dialokasikan untuk pembebasan tahap tahap pertama ini mencapai Rp7 miliar.
"Kebetulan kalau masalah anggaran ini yang mennangani BBWS (balai besar wilayah sungai) Jawa Timur, namun kalau tidak salah diawal itu disediakan Rp5 miliar, kemudian ditambah Rp2 miliar," imbuhnya.
Rencananya, Pemerintah Kabupaten Trenggalek bakal membangun bendungan berskala besar di Desa Nglinggis Kecamatan Tugu. Pembangunan tersebut bakal didanai oleh APBN dengan anggaran mencapai Rp550 miliar.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
HUKUMAN AKBAR ABBAS DITAMBAH DUA TAHUN
Belum Berijin, Dua Minimarket Kantor Pos Di Trenggalek Dilarang Beroperasi
Kasi Trantip Satpol PP Trenggalek Wasito, Minggu mengatakan, sampai saat ini pihaknya telah melayangkan dua kali surat teguran kepada masing-masing pengelola toko modern yang ada di Jalan Raya Durenan serta lingkar alun-alun tersebut.
"Kedua minimarket ini tidak boleh beroperasi , karena belum memiliki IMB (ijin mendirikan bangunan), ijin HO (gangguan), SIUP (surat ijin usaha perdagangan) maupun TDP (tanda daftar perusahaan)," katanya.
Dijelaskan, apabila sampai surat peringatan ketiga tidak diindahkan, Satpol PP mengancam akan melakukan penutupan paksa.
"Rencanya Senin besok kami akan melayangkan surat teguran yang ketiga, semoga ada pengertian dari pengelola," ujarnya.
Menurutnya langkah tersebut dilakukan untuk memberikan kepastian hukum bagi investor yang yang menanamkan modalnya di Kabupaten Trenggalek.
"Kalau terkait respon dari pengelola kelihatannya memang sudah ada, beberapa waktu lalu sudah menemui Pak Kasatpol PP, tapi hasilnya seperti apa belum tahu," ujarnya.
Sementara itu dari pantauan di lapangan, meskipun telah dilayangkan surat teguran kedua, minimarket yang berafiliasi dengan waralaba nasional itu masih nekat membuka usahanya.
Hanya saja pengelola mengakali dengan membuka pintu samping, sehingga akses masuk ke toko tersebut mejadi satu dengan pintu utama kantor pos.
Untuk memastikan kebenarannya, sejumlah wartawan mencoba membeli beberapa sejumlah barang dan ternyata masih dilayani seperti biasa.
"Jadi kalau dari depan memang pintunya minimarket ditutup, tapi di depan ada tulisan yang mengarahkan pembeli untul masuk melalui pintu samping," kata Eko Priyono.
Powered by Telkomsel BlackBerry®