PLN Bangun Pabrik Pengolahan Limbah Kayu Untuk Bahan Bakar PLTU Pacitan

Trenggalek - Sebuah pabrik pengolahan limbah kayu didirikan di Trenggalek. Seluruh olahan berbentuk serbuk kayu akan dipasok ke PLTU Pacitan sebagai campuran bahan bakar batu bara. 

Pabrik yang didirikan oleh anak perusahaan PT PLN (persero), PT Bakti Energi Sejahtera tersebut dibangun di Desa Gondang, Kecamatan Tugu, Trenggalek. Dalam produksinya, pihak pabrik mendapatkan pasokan bahan baku limbah kayu dari puluhan pengusaha sawmill atau penggergajian kayu. 

"Pabrik ini dibangun dengan tujuan untuk memproduksi bio massa sebagai pengganti bahan bakar batu bara di PLTU Pacitan. Ini untuk mendukung program green energi," kata Direktur Utama PT Bakti Energi Sejahtera, Lutfi Nazi, Jumat (17/11/2023). 

Menurutnya 100 hasil olahan limbah kayu dalam bentuk bio massa atau serbuk kayu tersebut akan dipasok untuk campuran bahan bakar batu bara. 

Pada tahap awal pihaknya menargetkan akan mempu memproduksi bio massa 100 hingga 150 ton per hari. Jika operasional berjalan lancar, pihaknya akan menargetkan peningkatan produksi hingga 450 ton per hari. 

"Bahan baku 100 persen dari limbah kayu, sebitan, rencek dan sebagainya," ujarnya. 

Sementara itu Senior Manajer PLTU Pacitan Dwi Juli Harsono, mengatakan sejak 2020 lalu pihaknya mulai melakukan upaya penurunan emisi batu bara, salah satunya dengan mencampurkan serbuk kayu atau bio massa. 

Upaya ini dilakukan untuk mendukung program pemerintah Net Zero Emission pada 2060. Dalam program tersebut pemerintah menargetkan penghentian pemanfaatan batu bara untuk bahan bakar PLTU. 

"Apa yang kami lakukan dengan melakukan mixing atau menambah serbuk kayu dalam bahan bakar. Dengan ini akan menurunkan emisi batu bara," ujarnya.

Pada tahap awal campuran serbuk kayu tersebut mencapai 2 persen dari kapasitas bahan bakar atau sekitar 160 ton per hari. 

"Nanti kalau raw material dari sini sudah tersedia dengan bagus, maka pemanfaatan serbuk kayu akan optimal. Kami sudah uji, campuran bahan bakar bisa ditingkatkan menjadi lima persen," jelasnya.