Polisi Perketat Pengamanan Toko Emas dan Pusat Perbelanjaan

Trenggalek - Mengantisipasi maraknya kasus pencurian selama bulan suci ramadhan, Polres Trenggalek, memperketat pengamanan di sejumlah pusat perbalanjaan, toko emas serta perbankkan.

Kapolres Trenggalek, AKBP. I Made Agus Prasetya, Rabu (24/6) usai melakukan sidan pengamanan di Pasar PON Trenggalek mengatakan, pengetatan pengamana ini penting dilakukan, karena jumlah pengunjung di pusat perbelanjaan, baik pasar maupun supermarket terus menglami peningkatan, tingginya animo masyarkat tersebut biasanya dibarengi dengan meningkatnya aksi kriminalitas.

"Hari ini saya sengaja terjun langsung ke pasar untuk memberikan imbuauan kepada masyarakat dan para pedagang, termasuk pengecek kesiapan anggota (polisi)," katanya.

Menurutnya, pengamanan pusat perbelanjaan ini dilakukan secara terbuka dengan menempatkan sejumlah personil kepolisian di beberapa titik yang dinilai paling rawan. Sedangkan untuk obyek vital lain, seperti perbankkan dan toko emas, pihaknya telah menyiagakan anggota polisi dengan senjata lengkap.

Selain itu, orang nomor satu di Polres Trenggalek ini mengaku, telah memerintahkan kepada Satuan Sabhara untuk mulai mengintensifkan patroli keamanan, pada siang maupun malam hari.  

Perwira menenang ini menambahkan, beberapa aksi kriminalitas yang biasanya marak selama bulan ramadhan antara lain, pencurian, copet, penjambretan dan perampokan. Han ini didukung dengan semain tingginya animo masyarakat yang melakukan transaksi jual beli untuk memenuhi kebutuhan hari raya.

"Tadi juga kami juga meminta para pedagang agar mengingatkan setiap pembeli untuk berhati-hati, dan jangan ceroboh dalam menyimpan dompet maupun uang," ujar Agus.

Sementara itu, salah seorang pedagang, Dewi mengaku, saat ini jumlah pengunjung di Pasar Pon Trenggalek mulai mengalami peningkatan, jumlah tersebut dipastikan akan terus meningkat pada saat mendekati hari raya lebaran. 

"Kalau sekarang yang banyak pembelinya di bagian pangan, peningkatannya sekitar 40 persen, sedangkan untuk busana dan tekstil juga mulai ramai, tapi belum banyak, paling sekitar 20 persen," katanya.

Pihaknya mengakui, pada saat puncak keramaian, sering dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan, khsusnya copet untuk menjalankan aksinya. Biasanya yang menjadi target sasaran adalah pengunjung.

"Yang biasa terjadi itu copet, karena suasana ramai, sehingga pembeli itu kurang waspada dalam mengamankan dompetnya," imbuh Dewi.