Showing posts with label Puti. Show all posts
Showing posts with label Puti. Show all posts

Begini Kondisi Lingkungan Stunting Yang Diperdebatkan

Trenggalek - Desa Kayen, Kecamatan Karangan Trenggalek mendadak menjadi perbincangan hangat pascadebat sengit antara Emil Elestianto Dardak dan Puti Guntur Soekarno dalam debat publik yang digelar KPU. 

Kedua Calon Wakil Gubernur tersebut terlibat perdebatan terkait kondisi Desa Kayen yang ditetapkan sebagai desa stunting oleh Pemerintah Pusat. Lantas seperti apa kondisi permukiman dan sanitasi di kawasan tersebut. 

Trenggalekkita.com sempat mengunjungi desa tersebut beberapa waktu yang lalu. Desa ini berada sekitar 11 kilometer dari pusat kota Trenggalek, sekilas tidak ada yang berbeda dengan desa-desa di daerah lain.  

Namun di lingkungan yang terdapat balita stunting sedikit berbeda, kawasan ini berada di lereng perbukitan kecil. Sedangkan akses masih relatif mudah, karena dilengkapi dengan jalan rabat atau cor beton. 

Salah seorang warga, Warsini mengaku perbedaan lingkungannya dengan kawasan lain adalah kondisi sanitasi serta pasokan air. Di lingkungan sekitar rumahnya masih banyak warga yang belum memiliki jamban untuk buang air besar. 

"Kalau di sekitar sini sekitar 10 rumah, buang air besarnya di sungai, jarak ke sungai ada yang dekat ada juga yang jauh," katanya. 

Menurutnya, kebiasaan sebagian warga untuk buang air besar ke sungai sudah terjadi sejak lama. Beberapa warga belum memiliki jamban sendiri karena berbagai persoalan, mulai dari faktor ekonomi hingga minimnya pasokan air bersih. 

"Kalau daerah sini pasokan air agak sulit, apalagi kalau musim kemarau," ujar Warsini. 

Ibu muda ini menjelaskan, di saat musim kering tiba, beberapa warga biasanya harus berburu air bersih ke beberapa mata air yang ada di sekitar desa. Langkah itu terpaksa dilakukan karena air yang biasanya bisa dialirkan hingga ke rumah telah mengering. 

Sementara itu kondisi kamar mandi yang dimiliki warga juga bervariasi, beberapa warga telah memiliki MCK yang memadai, namun sebagian yang lain masih cukup sederhana.

Di rumah Kuriah dan Warsini misalnya, tidak memiliki kamar mandi yang memadai, tempat yang digunakan untuk mencuci dan mandi seluruh anggota keluarga berada di depan rumah dan berdinding kain-kain bekas. Sedangkan bak mandi terbuat dari tembok sederhana. 

Kondisi sanitasi dan lingkungan yang kurang layak tersebut dinilai oleh Calon Wakil Gubernur Puti Guntur Soekarno sebagai salah satu pemicu terjadinya stunting dan kekurangan gizi. 

Sementara itu, terkait potret sanitasi itu Pemkab Trenggalek memastikan akan memberikan perhatian serius. Plt Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, pihaknya berencana akan membangun MCK komunal yang bisa daimanfaatkan oleh beberapa warga sekaligus. 

Kejar Kemenangan 70 Persen, PDIP Target Tumbangkan Emil Dardak di Trenggalek

Trenggalek - PDI Perjuangan Jawa Timur menargetkan kemenangangan mutlak pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno di Trenggalek dengan angka 70 persen. 

Sekretais DPD PDP Jawa Timur Sri Untari saat mendampingi Puti Trenggalek mengatakan, kemenangan mutlak yang cukup besar tersebut sengaja ditergetkan, karena sebelumnya pada Pilkada Trenggalek partainya berhasil memenangkan pasangan Emil-Arifin dengan angka 76 persen. 

"Waktu itu saat Emil dan Arifin kami naikkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati. Nah sekarang melihat apa yang sedang terjadi di Jawa Timur masyarakat Trenggalek kan ingin punya pemimpin yang menjaga konsistensi sumpahnya (5 tahun), tetapi karena Mas Emil sudah berangkat ke sana ya monggo itu pilihannya," kata Sri Untari, Senin (2/4/2018). 

Menurutnya, partainya hingga saat ini tetap kompak untuk menangkan pasangan Saifullah Yusuf -Puti Guntur Soekarno. Terlebih saat ini para kadernya, mantan Bupati Trenggalek Mulyadi Wiryono maupun Plt Bupati Mochamad Nur Arifin konsisten untuk mengkuti arahan partai. 

Untuk mendukung terget kemenangan tersebut pihaknya menggerakkan seluruh mesin partai hingga tingkat paling bawah dengan menerapkan sistem 'door to door' melalui regu penggerak pemilih (guraklih) yang ada di tingkat TPS. 
"Mereka bergerak dan menyapa dari  rumah ke rumah, menjelaskan bagaimana Mbak Puti Gus Ipul sampai menjelaskan visi dan misi beliau berdua ketika nanti memimpin Jawa Timur," jelas Untari. 

Anggota DPRD Jatim ini mengakui saat ini kinerja organ partainya maupun koalisi belum bergerak secara maksimal hingga tingkat yang paling bawah. Diharapkan dengan pascarakercabsus yang digelar di DPC PDI Perjuangan Trenggalek, seluruhnya bekerja secara maksimal. 

"Saya kira itu wajar, karena masih kurang tiga bulan, saya yakin nanti PDIP, PKB, Gerindra dan PKS akan gencar sekali, setelah kami berkonsolidasi dengan seluruh partai," jelas Untari. 

Pihaknya optimistis gerakan dari masing-masing partai pengusung akan mendongkrak elektabilitas pasangan nomor urut dua tersebut. Beberapa gerakan tersebut diantara Sapu Bersih dari Partai Gerindra serta gerakan 1.000 bacaleg dari PKS. 

"Belum maksimal itu karena mungkin perintahnya belum sampai ke bawah, makanya PDI Perjuangan perintahnya harus sampai door to door," ujar politikus PDIP Jatim ini. 


10 Desa Ditetapkan Stunting, Ini Kata Plt Bupati Trenggalek

Trenggalek - Pemerintah pusat menetapkan Trenggalek sebagai kabupaten stunting bersama dengan 100 kabupaten lain di seuruh Indonesia. Khusus di Trenggalek sendiri terdapat 10 desa yang masuk kategori stunting. 

10 desa tersebut adalah Desa Kayen Kecamatan Karangan, Mlinjon, Nglebo, Puru, Ngrandu Kecamatan Suruh, Desa Dawuhan Decamatan Trenggalek, Kedunglurah Kecamatan Pogalan, Jajar Kecamatan Gandusari, Cakul Kecamatan Dongko dan Desa Botoputih Kecamatan Bendungan. 

"Ini PR nasional, beberapa daerah diberikan tugas untuk melakukan percepatan. Ini tidak bisa ditanggulangi sehari terus selesai, diberi asupan gizi selesai, tapi kita harus, menciptakan lingkungan rumah tangga yang sehat," kata Plt Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, Senin (2/4/2018). 

Mennurutnya, persoalan stunting tidak hanya terbatas pada kekurangan gizi, namun banyak faktor lain yang ikut menjadi pemicunya, sehingga beberapa anak di lingkungan menjadi mengalami gangguan pertumbuhan atau stunting. 

"Lingkungan juga bisa menjadi salah satu pemicu, seperti tadi pengakuan dari warga, masih banyak yang belum memiliki kakus, MCK selain itu seperti ri di rumah ini (nak stunting) lantai rumahnya juga masih tanah dan belum di plester," ujar Arifin. 
Kondisi sanitasi yang kurang layak dapat memicu terganggunga kesehatan keluarga utamanya anak-anak, kondisi kesehatan yang buruk akan berakibat pada terganggunya pertumbuhan anak. 

"Dengan keterbatasan keuangan di daerah kami tidak bisa mencukupi semua, seperti di Trenggalek ini kami dibantu dari Baznas. Kami berharap ada intervensi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan setiap waktu harus dianggarkan, jangan hanya pada saat isu naik saja, makanya saya ajak Mbak Puti ke Sini,"  ujar pria tiga anak ini. 

Menurut Arifin, pengentasan masalah stunting di Trenggalek telah dilakukan sejak jauh hari , bahkan di masing-masing Posyandu pemerinth daerah terus memberikan intervensi mulai dari gizi hingga pemantauan perkembangan dari masing-masing balita. 

"Sebenarnya itu kan data ketika masih awal di Posyandu, kami kawal terus perbaikan gizinya. Seperti Melinda sebetulnya status gizinya sudah meningkat berat badannya, tinggi badannya juga sudah tumbuh normal. Tapi status stunting bisa muncul kalau punya anak lagi jika kondisi lingkungan tetap seperti ini," kata Arifin. 

Pelaksana Tugas Bupati Trenggalek ini menambahkan, dari hasil penelusurannya di Desa Kayen, terdapat sejumlah persoalan yang  mendasar, diantaranya terkait gizi, sanitasi serta ketersediaan air bersih. 
"Makanya kami akan berupaya untuk membangunkan MCK komunal yang bisa dipakai bersama-sama, sehingga kondisinya lebih bersih dan masyarakat tidak perlu buang air besar ke sungai lagi," ujar Arifin. 

Pemerintah daerah mengaku akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi kasus stunting, terutama di 10 desa yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat, sehingga seluruh anak dapat tumbuh denga normal. 

Sebelumnya dari data di Dinas Kesehatan Trenggalek menyebutkan angka stunding di Trenggalek tertinggi tersebar di 10 desa atau sekitar 22 persen. Jumlah tersebut lebih rendah di banding angka stunting Jawa Timur yang mencapai 28 persen.