Trenggalek - Tanah longsor di Kilometer 16 Jalur utama Trenggalek-Ponorogo berhasil dibuka, ratusan kendaraan dari kedua rah yang mengantre sejak semalam kembali diperbolehkan melintas dengan sistem buka tutup.
Kepala Bagian Operasi Polres Trenggalek, Kompol Heru Kun Biantoro, mengatakan pembukaan ruas jalan nasional itu dilakukan sejak Pukul 14.30 WIB, setela tiga unit alat alat dikerahkan untuk membersihkan material longsor.
"Sekarang antrean kendaraan sudah teruai, namun arus lalu lintas masih pakai sistem buka tutup megingat lokasi longsor masih ada timbunan material tanah dan bebatuan. Tapi sudah lancar," kata Heru, Sabtu (25/8/2018).
Proses pembukaan jalur tersebut sempat berhenti berulang kali, hal ini dipengaruhi oleh kondisi tebing yang labil, material batu runtuh dari tebing setinggi 50 meter tersebut.
Hal senada disampaikan anggota Basarnas Tenggalek, Brian Gautama. Pihaknya ikut melakukan pengawasan jalannya pembukaan jalur untuk meminimalisir jatuhkan korban apabila longsor susulan terjadi.
"Jadi kami bertuhas melakukan pemantauan tebing, ketia ada reruntuhan dari atas maka kami menginstruksikan kepada pekerja maupun petugas yang lain untuk mengingkir," kta Brian.
Proses pembukaan jalur ini membutuhkan pengamatan dan pengawasan ekstra, bahkan saat dilakukan sistem buka tutup arus, sempat terjadi reruntuhan material batu. Akibatnya jalur sempat ditutup beberapa saat hingga kondisi aman.
"Sampai saat ini sebetulnya masih cukup labil, artinya longsor masing bisa terjadi kapan saja. Makanya kami imbau untuk para pengendara agar meningkatkan kewaspadaan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Preservasi dan Peralatan I BBPJN VIII Kementerian PUPR, Sodeli mengatakan, lokasi tanah longsor tersebut saat ini tengah dilakukan proses pengerjaan penangan tebing.
Pihaknya mengakui kondisi tebing yang dikerjakan cukup curam dan rawan longsor. Meski demikian BBPJN VIII akan terus melakukan pengerjaan penahan tebing dengan tetap memperhatikan keselamatan pekerja dan pengguna jalan.
"Ini memang akan terus terjadi berulang-ulang, sambil kami bekerja, makanya nanti akan dilakukan pengaturan," jelas Sodeli.
Rencananya lokasi yang menjadi langganan longsor setiap tahun tersebut akan dibangun tembok penahan tebing, sehingga diharapkan apabila terjadi longsor susulan tidak sampai menutup jalan raya.
"Jadi ini nanti akan dilakukan penggalian tebing sekitar jarak empat meter, kemudian kami pasang bor pile dan dibangun tembok penahan. Harapannya kedepan apabila terjadi longsor maka material akan berada di belakang tembok," ujar Sodeli.
Kepala Bagian Operasi Polres Trenggalek, Kompol Heru Kun Biantoro, mengatakan pembukaan ruas jalan nasional itu dilakukan sejak Pukul 14.30 WIB, setela tiga unit alat alat dikerahkan untuk membersihkan material longsor.
"Sekarang antrean kendaraan sudah teruai, namun arus lalu lintas masih pakai sistem buka tutup megingat lokasi longsor masih ada timbunan material tanah dan bebatuan. Tapi sudah lancar," kata Heru, Sabtu (25/8/2018).
Proses pembukaan jalur tersebut sempat berhenti berulang kali, hal ini dipengaruhi oleh kondisi tebing yang labil, material batu runtuh dari tebing setinggi 50 meter tersebut.
Hal senada disampaikan anggota Basarnas Tenggalek, Brian Gautama. Pihaknya ikut melakukan pengawasan jalannya pembukaan jalur untuk meminimalisir jatuhkan korban apabila longsor susulan terjadi.
"Jadi kami bertuhas melakukan pemantauan tebing, ketia ada reruntuhan dari atas maka kami menginstruksikan kepada pekerja maupun petugas yang lain untuk mengingkir," kta Brian.
Proses pembukaan jalur ini membutuhkan pengamatan dan pengawasan ekstra, bahkan saat dilakukan sistem buka tutup arus, sempat terjadi reruntuhan material batu. Akibatnya jalur sempat ditutup beberapa saat hingga kondisi aman.
"Sampai saat ini sebetulnya masih cukup labil, artinya longsor masing bisa terjadi kapan saja. Makanya kami imbau untuk para pengendara agar meningkatkan kewaspadaan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Preservasi dan Peralatan I BBPJN VIII Kementerian PUPR, Sodeli mengatakan, lokasi tanah longsor tersebut saat ini tengah dilakukan proses pengerjaan penangan tebing.
Pihaknya mengakui kondisi tebing yang dikerjakan cukup curam dan rawan longsor. Meski demikian BBPJN VIII akan terus melakukan pengerjaan penahan tebing dengan tetap memperhatikan keselamatan pekerja dan pengguna jalan.
"Ini memang akan terus terjadi berulang-ulang, sambil kami bekerja, makanya nanti akan dilakukan pengaturan," jelas Sodeli.
Rencananya lokasi yang menjadi langganan longsor setiap tahun tersebut akan dibangun tembok penahan tebing, sehingga diharapkan apabila terjadi longsor susulan tidak sampai menutup jalan raya.
"Jadi ini nanti akan dilakukan penggalian tebing sekitar jarak empat meter, kemudian kami pasang bor pile dan dibangun tembok penahan. Harapannya kedepan apabila terjadi longsor maka material akan berada di belakang tembok," ujar Sodeli.