Emil Prihatin Lowongan Dokter Spesialis Minim Peminat

Trenggalek - Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak mengaku prihatin atas terkait tidak adanya peminat dua lowongan dokter spesialis di RSUD dr Soedomo pada rekrutmen Calon Pegawai negeri Sipil (CPNS) tahun ini. 

Disela-sela kunjungannya ke RSUD dr Seodomo Trenggalek Kamis malam, Emil mengatakan sepinya peminat dua lowongan dokter spesialis urogoli dan dokter spesialis kandungan tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya menyangkut kondisi wilayah. Sebagian orang masih menganggap Trenggalek sulit untuk dijadikan tempat berkarir dalam bidang dokter spesialis. 

"Ayolah kami beri kesempatan bagi para dokter spesialis untuk berkarir di sini, Trenggalek ini sudah beda dengan yang dulu, sekarang sudah enak. Yang kedua memang batasan usia 35 tahun itu cukup berpengaruh, karena rata-rata dokter spesialis di atas 35 tahun," kata Emil Dardak, Kamis (25/10/2018) malam. 

Padahal pihaknya berharap banyak pada rekrutmen tahun ini seluruh kekurangan tenaga medis bisa terpenuhi. Melihat kondisi tersebut pihaknya berencana akan melaporkan fakta-fakta yang terjadi di daerah kepada pemerintah pusat, sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan dalam perekrutan berikutnya. 

"Kita sebetulnya ingin memenuhi kekurangan dokter spesialis, karena saat ini tantangan kita, dokter itu sesuai undang-undang harus menjaga dan meningkatkan profesinya. Sedangkan kalau terbatas jumlah dokternya, mereka harus membagi waktu antara investasi di peningkatan profesi dan juga melayani pasien, makanya kalau dokternya ada dua atau tiga kan ada cadangan," imbuhnya. 

Untuk menutupi kekurangan dokter spesialis, pihaknya melakukan berbagai langkah dan upaya, diantaranya dengan merekrut dokter dengan status tenaga kontrak BLUD (badan Layanan Umum Daerah). Para dokter spesialis non PNS tersebut juga memiliki kompensasi yang sepadan. 

"Sekarang ada sembilan dokter dengan status tenaga kontrak atau non PNS. Kami juga sudah ngomong ke para dokter untuk kompensasi kepada beberapa dokter spesialis tertentu memang kompensasinya berbeda-beda, ini memang untuk menarik peminat agar rumah sakit ini lebih komprehensif lagi pelayanannya ," jelas Emil. 

Sementara itu Direktur RSUD dr Soedomo Trenggalek, Saeroni, membenarkan kondisi tersebut. Pihaknya mengaku pada dasarnya ada beberapa dokter spesialis yang ingin bergagung dan menjadi CPNS di Trenggalek, namun persoalannya mereka terkendala persyaratan batas maksimal usia yakni 35 tahun. 

"Sebetulnya ada, hanya memang usianya sudah di atas 35 tahun, kemudian untuk dokter urologi sebetulnya juga ada satu yang mau daftar, tapi kelihatannya bimbang antara daftar di Trenggalek atau kembali ke Tulungagung," jelas Saeroni. 

Pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak terkait batasan maksimal usia, selain itu ia juga tidak bisa memaksa keinginan dari masing-masing dokter spesialis. Namun pihaknya memastikan pemerintah akan terus berupaya agar pelayanan di rumah sakit bisa maksimal. 

"Rumah sakit ini akan menuju tipe B, nah sedangkan kekurangan kami adalah dokter sub pesialis, kemudian dokter spesialis gigi dan yang ketiga adalah dokter rehap medik. Kalau dengan adanya para dokter itu maka rumah sakit ini sudah masuk kelas B, artinya semua persoalan yang masuk adalah kelas B sehingga bisa ditangani semuanya di sini," imbuhnya.  



Ayah Arumi Bachsin Meninggal Dunia

Trenggalek - Ayah pesohor Arumi Bachsin, Rudy Bachsin dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (26/10/2018) Pagi. Jenazah disemayamkan dikediamannya di Jakarta Selatan. 

Kabar duka ini dibenarkan oleh Kepala Bagian Protokol dan Rumah Tangga Pemkab Trenggalek, Triadi Atmono. Menurutnya Rudy Bachsin meninggal dunia sekitar Pukul 4.00 WIB. 

"Kami tadi dapat kabar dari ajudan, saat ini Bu Arumi dan Pak Emil bertolak ke Jakarta. Beliau berangkat dari Trenggalek sehabis subuh dan terbang melalui Juanda sekitar jam 8," kata Triadi saat dikonfirmasi Trenggalek Kita melalui sambungan telepon. 

Pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab meninggalnya ayah Arumi tersebut, namun dari informasi awal yang bersangkutan selama ini tidak dalam perawatan di rumah sakit. "Kelihatannya meninggal di rumah, tapi untuk kepastiannya saya coba carikan infonya dulu," imbuhnya. 

Saat ini jenqzah Rudy Bachsin disemayamkan di kediamannya di Perumahan Kalibata Indah, Jalan Kedondong D-12 Jakarta selatan

Akibat kabar duka tersebut Bupati Trenggalek Emil Dardak dan istrinya terpaksa membatalkan seluruh agenda kedinasan yang seharusnya dilaksanakan hari ini. 

"Untuk beberapa agenda yang seharusnya dihadiri Pak Bupati, seperti kegiatan di Kecamatan Panggul akan diwakili Pak Sekda," jelas Triadi. 


Hari Dokter Nasional, Emil Kirim Kue Ultah ke Dokter IGD

Trenggalek - Peringatan Hari Dokter Nasional ke-68 menjadi perhatian Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak, disela-sela kesibukannya ia menyempatkan diri mengunjungi RSUD dr Seodomo dan memberikan kado kepada para dokter berupa kue ulang tahun. 

Di rumah sakit milik pemerintah tersebut Emil langsung menuju ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan menemui sejumlah dokter yang tengah menjalankan tugas. Ia memilih langsung ke IGD karena dinilai sebagai salah satu garda terdepan dalam melayani para pasien. 

Para dokter dan perawat tampak sumringah dengan kedatangan kepala daerah tersebut, selanjutnya Emil langsung menyerahkan dua kue tart yang telah dibawa dari kantornya kepada para dokter yang bertugas. 

"Para dokter ini adalah manusia biasa juga, di tengah terget pelayanan yang maksimal serta berbagai kritik dari masyarakat, kami tetap memberikan apresiasi kepada para dokter karena sudah berusaha memberikan yang terbaik kepada seluruh masyarakat," kata Emil Dardak. 

Pihaknya berharap dengan peringatan Hari Dokter Nasional tersebut para dokter di Trenggalek terus berusaha meningkatkan profesionalismenya, sehingga mampu memberikan kontribusi terbaiknya bagi Trenggalek. 

"Kritik dan saran adalah hal yang biasa, jangan diambil hati, itu adalah salah satu cara masyarakat agar kita semua bisa menjadi yang terbaik," ujarnya. 

Usai menyapa para dokter, calon Wakil Gubernur Jatim terpilih ini juga menyempatkan diri untuk membesuk sejumlah pasien yang berada di Yellow Zone IGD RSUD dr Seodomo Trenggalek. 

Hari Dokter Nasional ditetapkan para tahun 1950 dan diperingati setiap tanggakl 24 Oktober. Tahun 2018 ini merupakan peringatan yang ke-68 Hari Dokter Nasional. 


Pemkab Trenggalek Kirim Bantuan Peduli Palu



Trenggalek - Pemerintah Kabupaten Trenggalek mengirimkan bantuan logistik  tunai untuk para korban bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Distribusi bantuan diangkut menggunakan empat kendaraan.

Kepala Dinas Sosial Perlindungan Perempuan dan Anak (P3A) Trenggalek Ratna Sulistyowati, mengatakan bantuan yang dikirimkan tersebut merupakan barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh para korban bencana.

"Kami sudah koordinasi dengan posko Jawa Timur yang ada di Palu, ternyata ada beberapa barang yang sangat dibutuhkan, mulai dari terpal atau tenda, kemudian bahan makanan dan kebutuhan anak-anak maupun bayi," kata Ratna, Rabu (24/10/2018).

Menurutnya dari daftar kebutuhan pokok itu pihaknya mengirimkan beberapa jenis barang diantaranya 3,27 ton beras, 360 karton air mineral,  terpal 101 lembar, perlengkapan mandi 600 set serta seragam sekolah.

"Kami juga kirimkan baju layak pakai 110 karton, nah khusus baju layak pakai itu sudah kami sortir sehingga benar-benar layak, kemudian ada juga susu bayi, pakaian dalam dan bahan makan lainnya," ujarnya.

Menurutnya, bantuan tersebut berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mulai PNS, sekolah dan kelompok masyarakat. Bantuan yang dikirim ke dinas sosial sebelumnya berupa barang serta uang tunai. Khusus bantuan uang tunai yang terkumpul di dinas sosial sebanyak Rp. 156.892.700 diwujudkan berupa barang-barang kebutuhan.

Ratna menambahkan, selain bantuan logistik pihaknya juga mengirimkan 10 orang petugas dari dinas sosial untuk membantu proses pemulihan para korban bencana gempa bumi dan tsunami. "Mereka nanti akan bergabung dengan tim Dinas Sosial Jawa Timur, nanti akan dibagi ke daerah-daerah yang membutuhkan," imbuh Ratna Sulistyowati.

Sementara itu Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak, mengapresiasi sikap empati yang ditunjukkan oleh seluruh lapisan masyarakat, karena dengan kerelaanya sehingga mampu meringankan beban para korban gempa bumi maupun tsunami.

"Ini adalah inisiatif bersama. Kegiatan ini tentunya terdapat makna filosofis bagi masyarakat Trenggalek, bukan hanya sekedar mengirim barang, melainkan kita mendukung, memfasilitasi nilai-nilai yang luhur dari masyarakat Trenggalek," kata Emil. 

Festival Kopi Trenggalek Kenalkan Kopi Lokal Lingkar Wilis

Trenggalek - Kawasan lingkar Gunung Wilis Jawa Timur yang berada di eks Karesidenan Kediri dan Madiun memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi industri kopi lokal. Untuk mengenalkan kopi lokal berkualitas Pemerintah Trenggalek menggelar festival kopi.

Festival Kopi Trenggalek diikuti oleh para pebisnis lokal dibidang pengolahan dan pertanian kopi yang ada Trenggalek, Tulungagung, Kediri dan beberapa daerah sekitarnya. Berbagai metode dan cara pengolahan serta penyajian dikenalkan kepada masyarakat luas, mulai dari yang tradisional hingga modern. 

Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak, mengatakan wilayah kaki Gunung Wilis yang meliputi Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Madiun, Ponorogo dan sekitarnya memiliki potensi sumbar daya alam berupa kopi yang telah ada sejak zaman Belanda. 

Cita rasa yang khas menjadi hal yang menarik untuk dinikmati. Di Trenggalek misalnya, kali ini sedang digalakkan pengenalan kopi Vann Dilem , kopi yang berasal dari lereng Wilis di Kecamatan Bendungan.

selain itu juga ada kopi Sendang Tulungagung. Kopi dari lereng Wilis sisi tenggara tersebut mulai dikelola secara profesional dengan mendapatkan pendampingan dari para ahli kopi. 

Dalam fesvital kopi tersebut juga digelar beberapa kegiatan untuk meningkatkan kapasitas dan ketrampilan para penyaji kopi melalui kompetisi manual brewing V60, yang diikuti oleh para barista di eks Karesidenan Kediri. 

"Ini adalah salah satu upaya untuk mengenalkan budaya inovasi mulai hulu hingga hilir dari industri kopi itu sendiri. Terlebih Trenggalek merupakan tuan rumah dari taman teknologi pertanian di kawasan Mataraman untuk kopi dan sapi perah," kata Emil, Minggu (21/10/2018) malam. 

Diharapkan dengan berbagai kegiatan di bidang industri kopi tersebut mampu menggugah pelaku usaha dibidang kopi lokal di Trengglek maupun sekitarnya untuk melakukan inovasi, sehingga produk yang dihasilkan memiliki nilai ekonomi yang lebih baik. 

Pihaknya optimistis, perkembangan industri kopi lokal akan berdampak langsung terhadap peningkatan potensi wisata di daerah sekitarnya. Untuk mendukung itu pemerintah terus berupaya menggenjot pembangunan terutama akses jalan di kawasan kali Gunung Wilis. 

"Alhamdulillah untuk sektor Trenggalek mulai dari batas Tulungagung dan Ponorogo jalannya tahun ini sudah bagus. Kami punya komitmen dengan daerah sekitar untuk bersama-sama memajukan lingkar Wilis ini," ujar Emil. 

Ditambahkan, selain kaki lereng WIlis, beberapa daerah pegunungan di pesisir selatan Trenggalek juga berpotensi menjadi pusat pengembangan perkebunan kopi baru di wilayah Mataraman. Bahkan beberapa petani mulai melakukan penanaman kopi. 

Namun, potensi besar tersebut bukan berarti tanpa halangan. Perjuangan membangkitkan produksi kopi lokal saat ini ternyata perjuangan ekstra, karena saat ini banyak perkebunan kopi yang telah tua, sehingga perlu mendapatkan peremajaan. 

"Selain itu kemampuan para petani kopi juga masih sangat rendah, sehingga dibutuhkan proses pendampingan dari para pakar maupun ahli di bidang kopi. Kami terus melakukan proses pendampingan itu di beberapa wilayah seperti Bondowoso, Jember, kemudian Sendang Tulungagung. Nah kedepan ini akan kami kembangkan lagi termasuk di Trenggalek dan Wonosalam," kata Kepala Bank Indonesia Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah. 

Pihaknya menilai industri kopi akan memiliki masa depan yang cerah, karena jumlah peminat kopi di Indonesia maupun dunia terus mengalami perkembangan yang cukup pesat. Di Jawa Timur sendiri sektor perkopian juga terus mengalami perkembangan yang menggembirakan, bahkan Kabupaten Bondowoso telah memproklamirkan diri sebagai republik kopi atau sentra kopi terbesar di Jawa Timur. 



Ini Penyebab Pasti Kebakaran Pasar Pon Trenggalek


Trenggalek - Kepolisian Resort Trenggalek memastikan kebakaran Pasar Pon yang terjadi Agustus lalu bukan akibat unsur kesengajaan, namun sesuai hasil laboratorium forensik diketahui bersumber dari gangguan instalasi listrik. 

Kapolres Trenggalek AKBP Didit Bambang Wibowo, mengatakan sesuai dengan hasil uji Laboratoriun Forensik Polri Cabang Surabaya, lokasi titik api pertama berasal dari lapak gerabah milik Usman di sisi sebelah utara. 

"Sedangkan penyebab kebakaran adalah akumulasi panas atau heat accumulation akibat kebocoran arus listrik pada kabel instalasi jenis NYM 3x2.5 mm. Sehingga melelehkan dan menyulut isolasi kabel, kemudian membakar barang yang ada di sekitarnya," kta Didit, Senin (22/10/2018). 

Hasil uji laboratorium tersebut juga dikuatkan dengan keterangan sejumlah saksi mata yang mengetahui kejadian awal kebakaran. Dengan hasil tersebut Polisi akan segera melakukan langkah tindak lanjut dengan menghentikan proses penyidikan. 

"Hasil uji lab tersebut hanya salah satu bagian dari proses penyelidikan, kami juga memiliki sejumlah keterangan saksi, barang bukti maupun hasil olah TKP. Nanti akan segera kami lakukan penghentian proses penyidikan melalui SP3,"  ujarnya. 

Didit memastikan tidak ada unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut, sehingga bukan peristiwa pidana. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak perspekulasi lain, karena hasil pemeriksaan laboratorium sudah jelas. 

Hal senada disampaikan Kasatreskrim Polres Trenggalek AKP Sumi Andana. Pihaknya menjelaskan dengan hasil tersebut, kepolisian juga segera melakukan pengembalian status pasar kepada pemerintah daerah untuk proses selanjutnya. 

"Untuk saat ini masih status quo, nanti sebentar lagi akan kami serahkan ke pemerintah. Setelah itu hak sepenuhnya kami serahkan ke pengelola pasar, pedagang juga boleh masuk ke lokasi, tapi nanti setelah diserahkan," jelas Andana. 

Sementara itu Kabag Protokol dan Rumah Tanga Pemkab Trenggalek menyambut baik keluarnya hasil penyidikan tersebut, karena dengan kepastian itu pemerintah memiliki pijakan yang jelas untuk melangkah, termasuk dalam memberikan santunan kepada para pedagang yang menjadi korban. 

"Kami terimakasih banyak kepada Polres dan Labfor Mabes Polri yng sudah melakukan tugas dengan baik. Dalam waktu dekat kami akan mengirimkan surat ke Polres Trenggalek untuk meminta pengamanan terkait akan adanya pengeluaran barang-barang dari lokasi kejadian," ujarnya. 

Pihaknya bersyukur dengan kesimpulan para penyidik, sehingga bisa mematahkan berbagai spekulasi yang berkembang di masyarakat yang seolah-olah peristiwa kebakaran tersebut ada unsur kesengajaan. 

Sebelumnya kebakaran hebat meludeskan sebagian besar kios dan lapak Pasar Pon di jalan Soekarno-Hatta Trenggalek. Peristiwa yang terjadi pada dini hari tersebut mengakibatkan kerugian puluhan miliar rupiah. 

Seribu Barong Trenggalek Gelar Aksi Untuk Palu

Trenggalek - Ribuan seniman jaranan Trenggalek menggelar aksi kirab dan tari barong kolosal untuk menggalang donasi bagi para korban gempa dan Tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah. Penggalangan dana juga dimeriahkan oleh kesenian Reog Ponorogo. 

Aksi 1.263 barong diawali dengan jalan kaki di mulai jalan depan Pasar Pon sampai dengan Alun-alun Trenggalek. Di sepanjang jalan yang dilalui beberapa anggota komunitas mengedarkan kotak donasi kepada warga yang menonton. 

Aksi kesenian ini juga melakukan atraksi tari barong kolosal di lingkar Alun-alun Trenggalek. Selain itu para seniman Reog Ponorogo juga ikut serta menampilkan berbagai atraksi khasnya. 

Panitia seribu barong, Sutrimo, mengatakan kegiatan yang diinisiasi para pelaku kesenian jaranan tersebut sebagai bentuk empati terhadap bencana alam gempa dan tsunami yang terjadi di Sulawesi Tengah. Terlebih musibah itu telah menelan ribuan korban nyawa. 

"Inilah yang bisa kami persembahkan untuk saudara kita di Palu dan sekitarnya. Kami menghibur masyarakat Trenggalek sekaligus menggalang donasi, semoga berapapun yang didapat bisa meringankan beban saudara-saudara kita di sana," kata Trimo Dwi Cahyo, Minggu (21/10/2018) sore.

Menurutnya, para peserta tari barong tersebut berasal dari seluruh wilayah di Trenggalek dan beberapa daerah sekitar seperti Tulungagung dan Ponorogo. Pihaknya mengaku, para pelaku kesenian tersebut cukup antusias, bahkan dengan persiapan yang mendadak mereka tetap kompak untuk menyempatkan hadir. 

Dari aksi penggalangan donasi tersebut terkumpul uang tunai lebih dari Rp 9 juta rupiah. Hasil penghimpunan dana itu langsung diserahkan kepada Dinas Sosial Trenggalek untuk diteruskan ke Sulawesi Tengah melalui jaringannya, 

"Alhamdulillah mampu terkumpul sembilan juta lebih, semoga bisa membantu para korban. Kami juga berdoa semoga proses pemulihan bencan tersebut, rehabilitasi maupun rekonstruksi berjalan dengan lancar. Palu tidak sendiri, kami bersama kalian," imbuh Trimo. 

Setelah melakukan aksi tari kolosal, para seniman dan ribuan warga lain yang ikut menyaksikan rangkaian kegiatan tersebut diajak untuk doa bersama agar bencana serupa tidak terjadi lagi di Sulawesi Tengah maupun daerah lainnya. 

Tepis Isu Harga Mahal, Relawan AyoJo Gelar Fastival Masak Ibu-ibu

Trenggalek - Relawan AyoJo wilayah Mataraman menggelar festival masak ibu-ibu, aksi dilakukan sebagai jawaban atas isu kenaikan harga bahan pokok. Tak sekedar memasak, pra peserta juga diwajibkan berbelanja di pasar tradisional terdekat. 

Ketua Relawan AyoJo Trenggalek Sucipto, mengatakan kegiatan yang diselenggarakan di Gedung Serbaguna Desa/Kecamatan Dongko tersebut diikuti oleh puluhan ibu-ibu tersebut berlangsung meriah dan antusias. 

Sebelum lomba berlangsung, panitia memberikan modal Rp200 ribu rupiah kepada para peserta yang selanjutnya diminta untuk berbelanja seluruh kebutuhan untuk memasak, mulai dari sayur hingga bahan lauk pauk. 

"Kami merasa kabar hoax atau berita bohong akhir-akhir ini makin meresahkan, termasuk salah satunya soal harga di Pasar. Jadi kami ingin membuktikan kalau dengan modal terbatas masih bisa untuk belanja macam-macam di pasar dan juga bisa untuk makan bareng," ujar Koordinator Kabupaten (Korkab) AyoJo Trenggalek, Sucipto, Minggu (21/10/2018) melalui siaran persnya. 

Dijelaskan selain untuk mengedukasi masyarakat tentang fakta harga-harga kebutuhan pokok di pasar tradisional, pihaknya juga memberikan para ibu rumah tangga tersebut menunjukkan kreativitas dan keahlian dalam mengolah masakan. 

"Karena selain dari rasa masakan yang dihasilkan, juga dinilai dari siapa kelompok dengan jurus belanja paling ampuh. Artinya dengan modal terbatas yang diberikan, dapat terlihat siapa kelompok yang paling banyak mendapatkan bahan baku masakan," ujar Sucipto. 

Menurutnya, kreativitas para ibu-ibu di wilayah pedesaan tersebut baik, bahkan masakan yang disajikan memiliki cita rasa yang khas dan nikmat. Diharapkan dengan lomba tersebut juga sekaligus memupuk kebersamaan diantara masyarakat, khususunya para ibu rumah tangga. 

Sementara itu salah seorang peserta mengaku senang dengan kegiatan memasak tersebut, karena sebegai salah satu bentuk apresiasi kepada ibu rumah tangga. Selain itu juga bisa menumbuhkan kecintaan masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional. 

"Kita juga membuktikan kalau dengan modal uang 200 ribu, bisa jadi macam-macam masakan dengan porsi yang banyak. Ada ikan, ayam, daging," ujar Ina, salah satu peserta festival masak.

Setelah rangkaian Festival Masak selesai, Relawan AyoJo Mataraman akan mengadakan acara lanjutan yang berkaitan dengan bidang pertanian dan kesehatan di sekitar 20 titik yang tersebar di 6 wilayah Kabupaten/Kota Jawa Timur pada bulan November-Desember 2018.

AyoJo Mataraman sendiri adalah relawan yang berada di 6 wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Timur, yakni Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Trenggalek dan Pacitan. Relawan AyoJo berpusat di Jakarta dan telah memutuskan untuk mendukung pasangan Joko Widodo- Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden 2019.

foto : istimewa