Trenggalek - Tingginya risiko lansia terhadap bahaya COVID-19, menjadi perhatian bersama di Trenggalek, melalui program kolaborasi antara kepolisian dengan pemerintah daerah melalui pemeriksaan kesehatan keliling ke berbagai desa.
Kapolres Trenggalek AKBP Doni Satria Sembiring, mengatakan program Harmonis Mantap atau Harapan Masyarakat Optimis untuk Hidup Sehat dilakukan dengan berkeliling diberbagai pelosok desa di Trenggalek dan menyasar para lansia yang berusia di atas 60 tahun.
"Skemanya adalah memeriksa lansia di atas 60 tahun, sehingga mereka tahu penyakit yang sedang dialami," kata Doni, Selasa (4/5/2021).
Dengan tahu penyakit yang diderita, maka para lansia bisa mengambil langkah penanganan sesuai dengan arahan dari dokter maupun para medis. "Dalam program ini, para lansia kami kumpulkan dan diperiksa satu persatu, sehingga mereka tidak perlu ke layanan kesehatan," jelasnya.
Lanjut dia, program ini merupakan salah satu bentuk mitigasi yang dilakukan kepolisian dan pemerintah daerah, guna mengetahui tingkat risiko para lansia di daerahnya.
Sehingga dinas kesehatan selaku pemangku kewenangan bisa segera malakukan intervensi kepada lansia berisiko tinggi tersebut dengan program-program yang telah ada.
"Pemeriksaan Harmonis Mantap ini, mulai dari tekanan darah, berat badan, cek kadar gula, serta berbagai keluhan masyarakat lainnya," ujarnya.
Dalam setiap kali pemeriksaan, pihaknya juga menyediakan berbagai obat-obatan untuk para lansia itu.
"Kami akan berupa untuk melakukan program ini secara berkesinambungan, dua minggu sekali keliling ke desa-desa," imbuh Doni.
Sementara itu Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin, mengatakan program yang digagas kepolisian tersebut sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam menyehatkan masyarakat. Terutama terkait meminimalisir risiko akibat COVID-19.
"Ini adalah untuk mendeteksi dini terkait potensi kesehatan. Harapannya dengan dicek kesehatan secara gratis, mengetahui penyakit yang diderita, kemudian ditangani oleh dokter untuk mengubah pola-pola hidupnya, menu makanan, kegiatannya dan sebagainya," kata Arifin.
Sehingga diharapkan tidak muncul penyakit yang lebih parah dengan fatalitas tinggi. Terlebih dari hasil pendataan di Trenggalek, penyakit bawaan yang paling banyak menyebabkan Kematian setelah terpapar COVID-19 adalah diabetes dan hipertensi.
"Sebetulnya kalau diabetes dan hipertensi bukan diakibatkan oleh bakteri atau virus, tapi adalah gaya hidup. Sehingga program ini layak untuk didukung, bahkan nanti akan disinergikan dengan program yang sehat yang beruntung," imbuhnya. (Dimas)