BASARNAS PERLUAS AREA PENCARIAN DUA KORBAN TENGGELAM DI PELANG

Trenggalek - Tiga hari dilakukan proses pencarian, jasad dua wisatawan yang terseret ombak di Pantai Pelang, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur belum berhasil ditemukan. 

Tim SAR gabungan dari Basarnas, polisi dan nelayan terus berusaha melakukan penyisiran di kawasan pantai selatan. Bahkan wilayah operasi pencarian diperluas hingga ke kawasan pantai lain.

Kepala Basarnas Pos Trenggalek, Supriono mengatakan,  dalam pencarian in pihaknya menerjunkan dua kapal, yang terdiri satu kapal karet Basarnas dan satu kapal milik nelayan setempat.

"Penyisiran ini kami lakukan mulai dari TKM (tempat kejadian musibah) di Pantai Pelang, hingga Pantai Konang, Pantai Joketro sampai berbatasan Pacitan, kalau ke tengah sampai 10 mill" katanya. 

Menurutnya, Selama tiga hari melaksanakan pencarian, Tim Sar gabungan sempat terkendala oleh tingginya gelombang di kawasan Pantai Pelang, namun hal tersebut dapat diatasi, dengan mengalihkan titik pencarian pertama melalui Pantai Joketro.

"Kalau di Joketro relatif landai ombaknya, sehingga dua kapal bisa ke tengah," ujarnya kepada sejumlah wartawan.

Dalam operasi kemanusiaan ini, pihaknya tidak hanya melakukan penelusuran di tengah laut, namun juga menyisisr tebing-tebing dan karang yang ada di tepi pantai. Hal ini dilakukan, karena biasanya korban tenggelam terseret ombak menuju tepi dan tersangkut karang.

Sementara itu, Kapolsek Panggul, AKP Wajib Santoso mengatakan, selain operasi laut, pihaknya juga melakukan penyisiran darat di beberapa bibir pantai mulai dari Pelang hingga Joketro. "Upaya terus kami lakukan, namun sampai sekarang belum membuahkan hasil," katanya.

Tim SAR gabungan rencananya, akan melanjutkan pencarian hingga petang hari. Namun apabila kedua korban belum ditemukan, proses penyisiran akan dilanjutkan hingga tiga hari kedepan. 

Sebelumnya dua wisatawan, masing-masing Mohammad Wahyu dan Gigih Wiranto, warga Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, hilang setelah terseret ombak laut, saat bermain di bibir pantai pelang. 

TERSERET OMBAK, DUA WISATAWAN BELUM DITEMUKAN

Trenggalek - Dua wisatawan yang hilang akibat terseret obak pantai Pelang di Kecamatan Paggul, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur hingga Jumat (24/7) petang belum berhasil ditemukan. 

Kepala Polsek Panggul, AKP Wajib Santoso mengatakan, sejak pagi, tim bagungan dari Basarnas, TNI/Polri dan nelayan telah berusaha melakukan penyisiran di sejumlah lokasi di pesisir pantai, mulai dari perbatasan Pacitan hingga wilayah Munjungan. 

"Kami sudah tiga kali turun untuk melakukan penyisiran, namun memang belum ada yang melihat jasad korban," katanya, saat dihubungi melalui sambungan telepon. 

Menurutnya, tim gabungan akan berusaha semaksimal mungkin, agar kedua korban tenggelam tersebut bisa segera diketemukan,. Namun demikian, proses pencarian korban harus ektra sabar dan hati-hati, mengingat kondisi gelombang di kawasan Pantai Pelang relatif tinggi.  

"Kalau memang kondisinya tida memungkinkan, maka kami akan istirahat dulu, baru setelah gelombang mulai reda, dilanjtkan lagi," ujarnya. 

Untuk kondisi malam hari, tim pencari memilih untuk berisirahat dan melanjutkan proses pencarian pada keeokan harinya, karena visibiltas yang terbatas dan tidak efektif untuk melakukan penyisiran.

Sebelumnya dua wisatawan Pantai Pelang, Trenggalek hilang setelah terseret ombak besar. Korban adalah Mohammad Wahyu dan Gigih Wiranto, keduanya warga Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu Tulungagung. 

Kejadian hilangnya wisatawan tersebut terjadi saat keduannya bermain ombak di kawasan pantai, pada saat yang bersamaan tiba-tiba muncul gelombang besar dan menyeret kedua korban hingga ke tengah laut. 

Korban sempat berteriak minta tolong kepada pengunjung pantai yang lain, namun warga tidak bisa berbuat banyak karena takut terseret ombak besar. Dua buah kapal nelayan yang di terjunkan ke lokasi kejadian sempat melihat juluran tangan salah satu korban, namun gagal dievakuasi karena kembali terhantam ombak besar.

"Saat mau didekati muncul gelombang besar sebanyak tiga kali dan akhirnya hilang," katanya. 

RAYAKAN LEBARAN KETUPAT, WARGA LEPAS RIBUAN BALON RAKSASA


Trenggalek - Perayaan Lebaran Ketupat di Trenggalek, Jawa Timur dimanfaatkan oleh sejumlah kelompok masyarakat untuk melepas seribu lebih balon udara raksasa dari berbagai ukuran.   

Pelepasan balon udara yang diterbangkan dengan tenaga asap tersebut berlangsung meriah. ratusan warga tampak antusias menyaksikan tradisi tahunan ini.

Salah seorang panitia peluncuran balon, Mushola Baitussalam, Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Trenggalek. Sunardi mengatakan, setiap Lebaran Ketupat, kelompoknya rutin menerbangkan ratusan balon udara, sesaat setelah melakukan sholat Dhuha berjamaah dan kenduri ketupat.

"Kalau di sini tidak hanya pemudanya saja yang meluncurkan balon, anak-anak dan orang tua juga ikut serta," katanya kepada wartawan.

Pemandangan serupa terlihat di Desa Gandusari, Kecamatan Gandusari. Di lokasi ini, warga membuat balon raksasa dengan ketinggian 25 meter dan diameter empat meter. Balon jumbo tersebut merupakan hasil gotong royong warga sekitar selama sepekan terakhir. "Alhamdulillah balonnya bisa diterangkan dengan mudah," kata salah seorang pemuda setempat, Samsul Ma'arif.  

Prosesi peluncuran balon udara plastik ini juga berlangsung di berbagai kecamatan, mulai dari Kecamatan Durenan hingga Kecamatan Tugu, serta kawasan pegunungan lainnya.

"Setiap daerah di sini (Trenggalek) memiliki cara dan tradisi sendiri-sendiri untuk merayakan Lebaran Ketupat. Pemerintah dalam hal ini hanya mendukung selama kegiatan itu positif dan memiliki semangat kearifan lokal," kata Kabag Humas Pemkab Trenggalek, Yuli Priyanto.

Kendati atraksi pelepasan balon udara cukup banyak, Sunardi dan beberapa warga lain mengaku jumlah itu tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, karena Lebaran Ketupat tahun ini jatuh pada hari Jumat, sehingga waktu untuk pelepasan balon terbatas karena tengah hari harus menunaikan ibadah shalat Jumat.

"Kami mohon maaf, kegiatan kali ini tidak semeriah tahun lalu. Sebab jika banyak, pelepasan balon butuh waktu panjang, biasanya hingga sore," kata Sunardi.

Tradisi pelepasan balon udara itu sendiri konon telah berlangsung sejak belasan tahun silam.
  
Seperti halnya saat perayaan Idul Fitri, pesta balon udara dimaksudkan untuk menciptakan kemeriahaan dan luapan rasa syukur setelah enam hari menjalankan ibadah sunah puasa syawal sejak H+2 Lebaran.

Di sisi lan, tradisi yang diti dilaksanakan setiap tahun ini justru dikeluhkan oleh pihak PLN, mengingat beberapa balon yang diterbangkan jatuh di jaringan listrik bertegangan tinggi, akibatnya beberapa wilayah mengalami pemadaman.

"Ada satu balon udara yang jatuh tepat di atas jaringan kabel listrik PLN di wilayah Durenan sehingga terjadi korsleting," kata Kepala PLN Rayon Trenggalek, Tarwoko.

Meski sempat menyebabkan arus listrik terputus dan mengganggu perayaan Lebaran Ketupat di wilayah Durenan, Tarwoko memastikan insiden itu tidak sampai menimbulkan kerusakan berarti.

Petugas yang mendapat laporan dari warga tentang putusnya jaringan listrik di aerah itu segera melakukan langkah penanganan dengan menyingkirkan balon udara yang masih tersangkut di atas jaringan kabel PLN di jalan raya Durenan.

MERIAHNYA TRADISI LEBARAN KETUPAT DI TRENGGALEK


Trengalek - Perayaan lebaran ketupat pada H+8 lebaran, di Trenggalek, Jawa Timur berlangsung meriah, ribuan warga memadati perkampungan untuk menyaksikan aneka hiburan serta pesta ketupat gratis.

Sejak pukul 7.00 WIB, suasana Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek dan Durenan tampak ramai. Dalam perayaan tradisi kupatan ini, aneka kegiatan digelar, mulai dari pawai karnaval, drumband , hingga tari-tarian. Bahkan fashion show kostum dari barang bekas, juga ikut meramaikan lebaran ketupat. 

Salah seorang warga Kelutan, Binti Nasrikah mengatakan, perayaan ini merupakan bentuk rasa syukur warga, setelah enam hari melaksanakan puasa sunnah syawal selama enam hari. "Untuk di kelutan ini perayaan lebaran ketupat sudah yang enam kalinya dan selalu berlangsung rmai seperti ini," katanya.

Menurutnya, selain aneka hiburan, salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu adalah pesta ketupat gratis. Setiap pengunjung, bebas menikmati aneka kupat sayur yang disediakan di masing-masing rumah warga.

Binti menambahkan, khusus untuk lebaran ketupat, ia dan keluarganya menghabiskan sekitar 10 kilogram beras dan lima buah nangka muda. Seluruh ketupat yang dibuat langsung laris manis diserbu pengunjung sejak pukul 7.00 WIB. "Ini tadi seluruh ketupat habis dalam waktu kurang dari dua jam," ujarnya.

Kata dia, jumlah pengunjung dalam tradisi ini terus mengalami peningkatan setiap tahun, mereka berasal dari berbaga kecamatan yang ada di Trenggalek, bahkan beberapa diantaranya merupakan pengunjung dari luar kota.

Salah seorang pengunjung, Hasan Wiyono, sengaja datang dari Tulungagung untuk merayakan lebaran ketupat bersama sanak saudaranya di Trenggalek. Mneurutnya, tradisi di Trenggalek berbeda dengan daerah-daerah lain. "Kalau di sini enak, bisa makan ketupat gratis , selain itu bisa melihat aneka hiburan dan sekaligus bersilaturrahmi," katanya.

Padatnya pengunjung perayaan lebaran ketupat , menyebabkan jalur utama Trenggalek-Ponorogo macet total. Ribuan kendaraan terjebak diantara ramainya lebaran. Untuk mengurai kemacetan tersebut, polisi terpaksa mengalihkan jalur utama melalui kecamatan Karangan. 


PEDAGANG KULIT KETUPAT KEBANJIRAN ORDER


Trenggalek - Mejelang lebaran ketupat yang bisa dirayakan pada H+8 Idul Fitri, sejumlah pedagang ketupat di Trenggalek, Jawa Timur mulai kebajiran order. Masyarakat berbondong-bondong membeli kulit ketupat untuk keperluan lebaran.

Dari pantauan di Pasar Sore dan Pasar Basah Trenggalek, sejumlah masyarakat tampak mengerumuni pedagang kulit ketupat. Salah seorang pedagang, Utari mengatakan, dalam dua hari terakhir jumlah permintaan kulit ketupat meningkat tajam. 

"Permintaan cukup banyak, lebih dari 500 biji per hari," katanya.

Menurutnya, tingginya jumlah permintaan tersebut membat beberapa pedagang kulit ketupat kewalahan, karena proses merangkai ketupat membutuhkan waktu tersendiri. Di sisilain, saat ini stok bahan baku di wilayah Trenggalek sangat terbatas. 

Untuk memenuhi permintaan konsumen, para pedagang terpaksa harus mendatangkan bahan baku daun kepala muda dari wilayah Tulungagung dan Blitar. "Harga janur (daun kepala muda) juga naik, per ikat itu Rp15 ribu," imbuhnya. 

Pedagang lain, Siti Marfuah mengatakan, kulit ketupat produksinya dijual rata-rata Rp5.000/ sepuluh biji. Khusus untuk penjualan kulit ketupat tersebut para pedagang tidak memberikan diskon maupun potongan harga, meskipun membeli dalam jumlah banyak. Karena harga yang dipatok dinilai cukup realistis dan tidak terlalu mahal. 

"Keuntungannya tidak terlalu banyak, tapi harga segitu sudah cukup untuk menutupi biaya bahan baku dan ongkos produksi," ujarnya.

Sementaar itu, salah seorang pembeli, Widi Astuti mengaku cukup terbantu dengan adanya pedagang kulit ketupat tersebut, karena seluruh anggota keluarganya tidak ada yang bisa merangkai sendiri. 

Selain itu membeli dalam bentuk jadi dinilai lebih praktis dan bisa langsung digunakan untuk memasak ketupat lontong, "Kalau harus membuat sendiri terlalu ribet," ujar Widi. 

Lebaran ketupat atau yang biasa di sebut "kupatan" sejak dahulu menjadi tradisi warga di Kabupaten Trenggalek. Saat lebaran ketupat tersebut, sebagian warga menggelar "open house" dan menyediakan makanan ketupat gratis. 

Perayaan yang biasa dilaksanakan pada H+8 Idul Fitri ini selalu ramai dikunjungi masyarakat. Beberapa jalur utama pun kerap mengalami kemacetan panjang  akibat padatnya jumlah pengunjung. 


BUS BALIK GRATIS DISERBU PEMUDIK


Trenggalek - Program balik gratis yang ditawarkan pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Trenggalek, diserbu ratusan pemudik yang ingin kembali ke kota surabaya dan sekitarnya. Dari total 10 bus yang disediakan, seluruh kursi habis dipesan sejak sebelum lebaran.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, Kabupaten Trenggalek, Sigid Agus Hari Basuki mengatakan, dalam program ini, pihaknya menyediakan 600 kursi yang terbagi dalam 10 armada bus.

Pemberangkatan 10 bus gratis ini dilakukan dua tahap, yakni lima bus diberangkatkan pada tanggal 22 Juli, sedangkan lima bus sisanya diberangkatkan pada 23 Juli hari ini. 

"Jadi ini adalah kelanjutan dari mudik gratis, mereka kami tawari, yang berminat untuk balik bareng langsung saja mendaftar dan ternyata cukup banyak," katanya.

Lanjut Sigid, meski pemberangkatan dilakukan bersamaan dengan hari pertama masuk kerja, namun antusiasme masyarakat masih cukup tinggi. Pihaknya berharap, dengan adanya balik gratis ini mampu meringankan beban masyarakat, setelah merayakan lebaran di kampung halaman. 

Sementara itu salah seorang peserta, Gunawan mengaku senang dengan program yang diselenggarakan pemerintah, karena selain bisa menghemat anggaran, juga bisa meminimalisir resiko kecelakaan lalu lintas.

"Kalau naik bus seperti ini enak dan sekalian bisa beristirahat, sehingga tidak terlalu capai," ujarnya.

Bahkan demi mengikuti balik gratis, karyawan swasta ini terpaksa membolos di hari pertama masuk kerja. Namun hal tersebut telah dikoordinasikan dengan pihak perusahaan, sehingga tidak menjadi persoalan.

Sedangkan penumpang yang lain, Yudho mengatakan, lebih leluasa mengikuti program balik gratis, karena masa libur lebaran di tempat kerjanya hingga hari Kamis besok. "Jadi masih longgar dan bisa istirahat di Surabaya," katanya.

Namun sayang, bus balik gratis yang disediakan pemerintah ini hanya untuk satu jurusan, yakni surabaya. sedangkan kota lain seperti Jakarta maupun Jawa Barat terpaksa ditiadakan karena keterbatasan anggaran.

"Kalau untuk tujuan Malang kami tiadakan, karena peminatnya sedikit, sedangkan Jakarta anggarannya cukup besar," kata salah seorang petugas perhubungan.

Pemerintah memastikan, akan menggelar program serupa pada tahun-tahun berikutnya , memngingat balik gratis dinilai mampu membawa dampak positif terhadap masyarakat dan keselamatan berkendara. 


PUSAT JAJANAN KHAS TRENGGALEK DISERBU PEMUDIK

* SEPKAN HABISKAN 35 RIBU KERIPIK TEMPE

Trenggalek - Musim mudik dan balik lebaran membawa berkah tersendiri bagi para pedagang oleh-oleh khas Trenggalek, omset penjualannya meningkat hingga empat kai lipat dibanding hari-hari biasa. 

Pada H+4 lebaran, suasana pusat jajanan khas Trenggalek di ruas jalan nasional di Dusun Kranding, Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan tampak ramai, puluhan mobil pemudik tampak berjajar di depan kios oleh-oleh. 

Menurut saah satu pedagang, Widyawati, pada musim mudik dan balik lebaran tahun ini jumlah pembeli makanan khas meroket tajam dibanding hari-hari biasa. peningkatan tersebut terjadi sejak H-4 lebaran, jumlah tersebut terus mengalami peningkatan hingga beberapa hari pascalebaran. 

"Kalau yang paling ramai itu terjadi pada H+3, karena pada saat itu banyak pemudik yang balik ke kota besar," katanya.

Menurutnya, beberapa jajanan khas Trenggalek yang menjadi buruan pemudik antara lain, keripik tempe, alen-alen dan manco. Dari jajanan favorit tersebut omset permintaan terbanyak adalah tempe keripik.

Selama lebaran ini, ia mengaku telah menyiapkan sekitar 45 ribu keripik tempe, dari stok tersebut, 35 ribu biji diantaranya telah ludes diborong pemudik. "Awalnya sempat ketir-ketir, takut tidak habis, tapi ternyata pembelinya luar biasa," ujarnya kepada wartawan.

Sedangkan untuk jajanan jenis alen-alen, hingga H+4 lebaran, Widyawati mengaku telah menghabiskan dua kwintal, jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah, hingga H+7 lebaran.

Kata dia, jumlah pembeli jajanan khas Trenggalek tahun ini jauh lebih banyak dibanding lebaran tahun lalu, jam buka toko terpaksa diperpanjang, karena tingginya animo masyarakat. "Ada yang sampai tengah malam, bahkan hingga dini hari," imbuhnya.

Sementaar itu, salah seorang pembeli, Maslakhah mengaku, memborong tiga jenis jajanan khas Trenggalek, mulai dari keripik tempe, alen-alen dan manco. Aneka cemilan tersebut rencananya akan dibawa ke Sidoarjo sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan rekan kerjanya.

"Keluarga di Sidoarjo suka sekali dengan keripik tempe, katanya gurih dan renyah, beda dengan keripik dari daerah lain," ujarnya.   

Selain, diburu pemudik dari dalam Provinsi Jawa Timur, pusat jajanan Trenggalek juga banyak didatangi pemudik dari berbagai kota besar, seperti, Jakarta, Semarang, Bandung maupun luar pulau jawa.  

PUNCAK ARUS BALIK, JALUR SELATAN JATIM MACET

Trenggalek - H+3 dan H+4 lebaran puncak arus balik di jalur selatan Jawa Timur yang melintasi Kabupaten Trenggalek dan Ponorogo. Padatnya volume kendaraan tersebut menyebabkan kemacetan panjang terjadi di beberapa titik. 

Tingginya volume kendaraan di jalur utama Trenggalek-Tulungagung dan Trenggalek-Ponorogo terjadi sejak, Senin pagi, ribuan mobil dan sepeda motor pemudik yang hendak balik ke sejumlah kota besar memadati ruas jalan nasional tersebut.

Kapolres Trenggalek, AKBP. I Made Agus Prasetya melalui Kapolsek Pogalan AKP. Hadi Pranoto mengatakan, kepadatan volume kendaraan terjadi di dua jalur, baik yang menuju Jawa Tengah dan Jakarta maupun Malang dan Surabaya.

"Tapi untuk tujuan Malang dan Surabaya memang lebih padat, karena tidak hanya mobil, sepeda motor juga banyak," katanya kepada wartawan.

Menurutnya, beberapa simpul kemacetan akibat membeludaknya arus balik lebaran ini terjadi di tiga titik yakni Bendorejo, Kedunglurah dan Durenan. Sedangkan titik kemacetan terparah berada di simpang empat Bendorejo.

"Karena di sini banyak kendaraan dari beberapa arah, termasuk bus dari terminal, sehingga cukup padat," ujarnya. 

Kemacetan pada ruas jalan nasional ini sempat mencapai lebih dari empat kilometer. Untuk mengurai kemacetan tersebut petugas Polsek Poglan dan Satlantas Polres Trenggalek akhirnya memasang pembatas jalan dan memberlakukan sistem buka tutup jalan secara manual.

"Petugas langsung melakukan pengaturan, karena kalau mengandalkan lampu pengatur jalan tidak meungkinkan," kata perwira pertamam ini.

Tingginya volume kendaraan pada arus balik tersebut berlangsung hingga tengah malam dan H+4 lebaran. Beberapa pemudik lebih memilih melakukan perjalanan jauh pada malam hari, untuk menghindari cuaca panas serta kemacetan parah.

"Kalau siang, jalur tengah dan utara macetnya luar biasa, jadi lebih baik malam seperti ini," kata Hengky, pemudik yang akan balik ke Surabaya. 

Sementara itu, Kasatlantas Polres Trenggalek, AKP. Heru Sujio Budi Santoso mengatakan, H+3 dan H+$ lebaran merupakan puncak arus balik. Kondisi ini dipengaruhi oleh berakhirnya masa cuti bersama pada, Selasa kemarin.

Kepolisian mengaku akan terus melakukan, pemantauan ketat arus lalu lintas, utamanya pada jalur yang rawan mengalami kemacetan. Menurutnya, tingkat kepadatan arus lalu lintas akan mengaami penurunan tajam pada H+5 hari ini. "Meskipun arus lalin turun, kami tetap siaga," katanya. 

Polisi mengimbau, para pengguna jalan untuk tetap berhati-hati saat melakukan balik lebaran, terutama pada malam hari, mengingat beberapa jalur di wilayah Trenggalek menuju Ponorogo berliku-liku dan minim penerangan. Sedangkan jalur Trenggalek-Tulungagung rawan kecelakaan lalu lintas.