Sambut Tahun Baru, Kodim Trenggalek Gelar Khataman Alquran dan Doa Bersama

Trenggalek - Komando Distrik Militer (Kodim) 0806 Trenggalek memanfaatkan malam pergantian tahun 2017 ke 2018 dengan menggelar khataman Alquran serta doa bersama ribuan masyarakat. 

Komandan Kodim Trenggalek, Letkol Inf Dodik Novianto, mengatakan, kegiatan tersebut sengaja digelar untuk mendekatkan diri dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan keberkahan kepada Kabupaten Trenggalek pada tahun 2018 mendatang. 

"Ini juga sekaligus untuk menumbuhkan kebersamaan diantara masyarakat dengan aparat TNI maupun sejumlah instansi lainnya. Kami ini juga bersal dari rakyat, maka sudah selayaknya berjalan pun juga harus bersama dengan rakyat," katanya. Minggu (31/12/2017).

Menurutnya, momen pergantian tahun dinilai merupakan saat yang tepat untuk melakukan instropeksi diri terhadap berbagai hal yang telah dilakukan pada tahun 2017, sehingga bisa berbuat lebih baik pada tahun berikutnya. 

"Mudah-mudahan masyarakat Trenggalek ini diberikan keimanan dan ketaqwaan dan senantiasa mendapatkan perlindungan dari Allah. Semoga Kabupaten Trenggalek semakin jaya dan masyarakatnya sejahtera serta dijauhkan dari berbagai musibah," harapnya. 

Hal senada disampaikan Wakil Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin. Pihaknya mengapresiasi langkah yang diambil Kodim 0806 Trenggalek yang melakukan pendekatan kepada masyarakat secara kerohanian. 

"Kita berdoa bersama, kita muhasabah bersama, apa yang kita alami tahun kemarin patut disyukuri. Alhamdulillah di Trenggalek pada tahun 2017 terhindar dari bencana besar, kami harap 2018 juga aman," katanya. 

Arifin menambahkan, saat ini TNI khususnya anggota yang berinas di jajaran Kodim memiliki fungsi yang sangat besar untuk membantu masyarakat dalam hal keaamanan maupun kegiatan sosial yang lainnya. 
"Kalau ada bencana, TNI adalah salah satu yang di depan untuk membantu masyarakat," imbuhnya. 

Raangkaian kegiatan doa bersama, juga dilakukan di berbagai lokasi di Trenggalek maupun Kabupaten Tulungagung. Di Pendapa Kabupaten Tulungagung, juga digelar doa bersama yang diikuti oleh berbagai agama dan kepercayaan. Bahkan para penghayat juga ikut berpartisipasi dalam doa bersama menyambut 2018 tersebut. 

Hal yang sama juga dilaksanakan di Pendapa Manggala Praja Nugraha Trenggalek. Para tokoh lintas agama, pimpinan pemerintahan dan masyarakat umum melakukan doa bersama. 

Wow Trenggalek Punya Supermarket Khusus Produk Lokal

Trenggalek - Sebuah inovasi dikembangkan Pemerintah Kabupaten Trenggalek, untuk meningkatkan daya saing produk industri kecil mikro dan menengah, dengan membuat supermarket khusus produk lokal. 

Sueprmarket yang berada di Jalan Panglima Soedirman tersebut diberinama Galeri Gemilang. Gedung yang menyatu dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Trenggalek di desain secara modern layaknya galeri sekaligus toko. 

Di lokasi ini terdapat 300 lebih produk lokal unggulan dari berbagai usaka kecil yang ada di Trenggalek, mulai dari makanan olahan, kerajinan, batik, benda seni, meubel hingga aneka minuman kemasan. 
Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak, mengatakan, Galeri Gemilang sengaja dibuat untuk mempermudah masyarakat umum maupun para wisatawan yang datang guna mendapatkan berbagai produk lokal unggulan. 

"Kami ingin satu tempat yang representatif, yang meyakinkan sehingga membuat orang tergugah untuk membeli atau minimal untuk mencari tahu. Jadi galeri Gemilang ini fungsinya dua, yang pertama adalah inkubasi bagi para pelaku IKM," katanya. 

Sehingga diharapkan para pelaku usaha kecil di Trenggalek tidak kesulitan untuk memasarkan aneka produknya secara kontinyu dengan segmentasi yang lebih menarik dan bernilai lebih. 

Menurut Emil, produk yang dipsarkan melalui galeri Gemilang tersebut telah memiliki standar khuus, mulai mutu produk, hingga kemasan. Sehingga produk yang dihasilkan memiliki mampu menarik pembeli. Terbukti mayoritas produk yang dipasarkan memiliki kemasan yang unik dan 

"Ini adalah produk-produk yang berada di bawah binaan Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan. Semoga ini menjadi pasar yang lebih pasti, karena biasanya hanya berkeliling dari pameran satu ke yang lain," imbuhnya. 

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Trenggalek, Arumi Bachsin mengaku cukup puas dengan kehadiran Galeri Gemilang tersebut. Pihaknya berharap para pelaku usaha di Trenggalek lebih terpacu untuk berkarya dan menciptakan produk yang berkualitas dan inovatif. 

"Kalau selama ini ada yang kesulitan pemasaran, jadi sekarang tidak perlu khawatir lagi. Kami harap bisa memberikan kesempatan yang sama bagi para pelaku IKM di Trenggalek. Dulu mereka tidak mengerti mengenai packaging yang bagus, sekarang sudah bisa," ujarnya. 

Mayoritas Orang Gila di Trenggalek Tak Miliki Jaminan Sosial

Trenggalek - Mayoritas Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Trenggalek tidak tercatat dalam sistem administrasi kependudukan dan tidak memiliki akses jaminan sosial dari pemerintah. 

Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Trenggalek, Sunarya, mengatakan, dari seribu lebih pengidap gangguan jiwa di Trenggalek hanya sedikit yang mempunyai identitas kependudukan, Nomor Induk Kependudukan (NIK) maupun jaminan sosial berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS). 

"Kami tidak memungkiri bahwa sebagian besar ODGJ Trenggalek ini masih termarjinalkan, banyak anggota keluarga yang tidak memasukkan mereka dalam kartu keluarga, sehingga tidak memiliki NIK," katanya, saat dihubungi 'Trenggalek Kita' melalui sambungan telepon. 

Padahal menurutnya, data kependudukan tersebut memiliki fungsi yang sangat penting bagi para pengidap gangguan jiwa, karena bisa digunakan untuk mendapatkan akses berbagai jaminan sosial dari pemerintah. 

Untuk mengatasi persoalan tersebut, pihaknya gencar melakukan pendataan para ODGJ bekerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil serta Dinas Kesehatan. ODGJ yang selama ini sama sekali tidak terdaftar dalam sistem administrasi kependudukan dilakukan pendaftaran dan perekaman biometrik. 

"Jadi melalui mobil keliling kependudukan milik Dispendukcapil, ODGJ tersebut dilakukan perekaman biometrik, sehingga mereka nantinya akan mendapatkan NIK," ujarnya. 

Sunarya menambahkan, setelah tercatat dalam sistem kependudukan dan memiliki nomor induk kewarganegaraan, Dinas Sosial akan langsung mendaftarkan warga tersebut dalam jaminan sosial. 

"Kalau untuk darurat, kami ada akses cepat melalui dana Baznas, nah untuk lanjutan biasanya mereka akan kami usulkan untuk mendapatkan PBID (Penerima Bantuan Iuran Daerah), sehingga akses kesehatannya bisa lebih terjamin," jelasnya. 

Dalam proses identifikasi tersebut, pihaknya mengaku harus melakukan serangkaian pemahaman kepada keluarga ODGJ, sehingga bisa kooperatif dan mau memasukkan mereka dalam kartu keluarga. 

"Namun ada juga yang tidak mau, akhirnya kami buatkan kartu keluarga sendiri. Pada intinya kami ingin memanusiakan seluruh ODGJ di Trenggalek, sehingga mereka terdata dan memiliki jaminan sosial," jelasnya. 

Sementara itu, Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Gangguan Jiwa, Dinas Kesehatan Trenggalek, Agus Hari Widodo, mengatakan, saat ini jumlah ODGJ di wilayahnya mencapai 1135 orang yang tersebar di 14 kecamatan. 

"Jumlahnya ini ternyata cukup banyak dan diatas estimasi kami, karena prediksi kami sebelumnya ODGJ di Trenggalek sekitar 825, ternyata setelah disisir jumlahnya lebih dari seribu," ujarnya. 

Dari data yang dimiliki, para pengidap gangguan jiwa tersebut rata-rata adalah berjenis kelamin laki-laki. Namun di Kecamatan Gandusari, sedikit mengalami karakter yang berbeda, karena sebagian besar ODGJ-nya adalah perempuan. 

DPC Partai Demokrat Trenggalek Siap Menangkan Khofifah-Emil

Trenggalek - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Trenggalek mulai memanasi mesin politiknya dengan memberikan pembekalan terhadap ratusan kader untuk memenangkan bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah-Emil Elestianto Dardak dalam Pilkada Jatim 2018. 

Ketua DPC Partai Demokrat Trenggalek, Mugianto, mengatakan, untuk mendukung upara pemenangan tersebut pihaknya juga meresmikan posko pemenangan di Jalan Ki Mangun Sarkoro yang akan digunakan sebagai tempat konsolidasi para kader sekaligus tim pendukung. 

Menurutnya dalam pembekalan tersebut, pihaknya menitikberatkan pesan kepada jajaran pengurus, kader dan simpatisan Partai Demokrat untuk memberikan informasi terkait tujuan dan alasan pencalonan Bupati Emil sebagai bacawagub mendampingi Khofifah Indar Parawansa, 

"Tujuan dari Pak Emil maju ini tidak lain adalah untuk memaksimalkan pembangunan Trenggalek. Karena Trenggalek tidak bisa berdiri sendiri, sehingga dengan menjadi orang nomor dua di Jawa Timur maka Pak Emil akan bisa berbuat lebih banyak lagi, termasuk untuk daerah sekitarnya," ujarnya, Kamis (28/12/2017). 

Pihaknya optimistis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang disusun oleh Bupati Emil beserta Wabup Mochammad Nur Arifin akan lebih mudah direalisasikan apabila mendapatkan dukungan kebijakan maupun anggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun pusat. 

"Karena tidak dapat kita pungkiri bahwa anggaran daerah ini sangat terbatas, sehingga itulah salah satu cara agar pembangunan ini lebih optimal," ujarnya. 

Dikonfirmasi terpisah, Emil Elestianto Dardak berharap seluruh mesin politik Partai Demokrat dan partai pendukung lainnya bekerja secara maksimal dan solid, sehingga mampu mengkomunikasikan komitmennya kepada masyarakat Trenggalek serta mendukung pemenangan pasangan Khofifah-Emil.  

Pihaknya memastikan, meskipun maju sebagai kandidat pemimpin di Jawa Timur, pihaknya tidak akan meninggalkan Kabupaten Trenggalek begitu saja, karena kalaupun terpilih sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur, ia masih akan memimpin Trenggalek hingga tahun 2019 atau tahun keempat masa jabatannya sebagai bupati. 

"Selain itu, karena kehutanan dan kelautan pesisir sudah dialihkan kewenangannya pada pemerintah provinsi, di (provinsi) sanalah kami bisa berjuang melanjutkan konsep kawasan selatan," katanya. 

Emil mengaku mengapresiasi langkah Partai Demokrat Trenggalek yang membentuk posko pemenangan Pilkada Jatim 2018. Diharapkan, sarana tersebut mampu dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh kader dan simpatisan untuk memenangkan pesta demokrasi Jatim. 

"Terimakasih untuk teman-teman Partai Demokrat Trenggalek yang mulai memberjuangkan Ibu Khofifah secara maksimal," imbuhnya. 

Di sisi lain, salah seorang pengurus DPD Partai Demokrat Jawa Timur Fatkhul Hadi juga memaparkan beberapa strategi yang akan ditempuh partai pengusuh Khofifah-Emil dalam memenangkan Pilkada Jatim. 

Salah satu hal yang akan menjadi perhatian tim pemenangan adalah memaksimalkan media daring (internet) sebagai sarana untuk mengkomunikasikan gagasan, visi-misi serta berbagai kegiatan Khofifah-Emil. 

Musim Libur Akhir Tahun, Basarnas Siaga di Pesisir Selatan

 Trenggalek - Badan SAR Nasional (Basarnas) Pos Trenggalek menyiagakan puluhan personil gabungan di sejumlah pantai di pesisir selatan. Pengamanan dilakukan seiring meningkatnya jumlah wisatawan yang datang. 

Kepala Pos Basarnas Trenggalek, Asnawi Suroso, mengatakan, dua lokasi yang menjadi fokus pengamanan saat ini adalah Kecamatan Watulimo dan Kecamatan Paggul. Dua kecamatan tersebut dinilai cukup rawan terjadi kecelakaan laut, karena menjadi pusat berkumpulnya wisatawan. 

"Untuk di Kecamatan Watulimo ini wisatawan yang datang mencapai ribuan, karena lokasinya wisatanya juga cukup banyak, mulai dari Pantai Prigi, Pantai Cengkrong, Pasir Putih, Bangkokan hinga rumah apung. Di sini kami menyiapkan satu unit kapal sea reader," katanya, Selasa (26/12/2017).

Sedangkan di Kecamatan Panggul, Basarnas menempatkan personilnya di Pantai Pelang, dengan dilengkapi kendaraan angkut, serta dua unit perahu karet. Selain anggota Basarnas, pengamanan ini juga didukung oleh potensi SAR lain, seperti kelompok masyarakat pegawas (Pokmaswas) serta Orari. 

"Kami akan melakukan pengamanan sampai dengan tanggal 1 Janurari 2018. Sedangkan untuk daerah lain yang ada di sekitarnya, seperti Pacitan, Tulungagung maupun Blitar kami dibantu oleh potensi SAR yang ada di sana," ujarnya. 

Pihaknya mengaku, tingkat kerawanan kecelakaan laut pada saat liburan lebih tinggi dibanding hari-hari biasana, karena jumlah pengunjung yang datang mengalami peningkatan tajam. 

Untuk meminimalisir risiko kecelakaan, pihaknya mengimbau para wisatawan yang datang untuk mematuhi seluruh aturan yang ada di lokasi wisata yang dikunjungi. Selain itu, setiap kelompok wisatawan diminta saling mengawasi antara satu dan lainnya. 

"Kalau memang ada larangan mandi di laut, maka jangan sampai mandi. Karena larangan itu dibuat memanh untuk menjaga keselamatan pengunjung, jadi ya jangan melanggar," imbuhnya. 

Lebih lanjut, Asnawi menjelaskan, saat ini kondisi cuaca di kawasan pesisir selatan Trenggalek relatif cerah, selain itu gelombang laut juga tidak terlalu besar. 

"Untuk angin di pantai relatif kencang. Yang jelas tetap hati-hati saat di pantai, jaga selalu keselamatan diri dan teman yang ada di sekitarnya," imbaunya. 

Selain di pesisir pantai, rencananya tim Basarnas juga akan melakukan pengamanan di wilayah pendakian Gunung Lawu. Pengamanan tersebut akan dilakukan pada saat menjelang pergantian tahun 2017 ke 2018. 

"Nanti satu tim yang ada di Pantai Pelang akan kami geser ke Gunung Lawu, karena biasanya di sana akan terjadi peningkatan kunjungan saat pergantian tahun," katanya. 

Foto : doc Basarnas Trenggalek

Ketika Para Perwira Polisi Gendong Istrinya

Trenggalek - Rangkaian perayaan Hari Ibu ternyata belum habis. Para anggota Polres Trenggalek memiki cara unik untuk memperingatinya, salah satunya dengan lomba menggendong istri. 

Lomba yang tersebut diikuti oleh para polisi dan istrinya dari berbagai kepangkatan, mulai bintara hingga perwira. Kemeriahan pun tampak terasa, peserta harus bekerja keras untuk menghabiskan kerupuk yang digantung dengan cara digendong. 

Kasubbag Humas Polres Trenggalek, Iptu Supadi, mengatakan, selain lomba menggendong istri, pihaknya juga menyelenggarakan berbagai lomba lain, mulai dari lomba merias dengan mata tertutup hingga lomba membonceng istri dengan sepeda kayuh. 

"Lombanya berlangsung cukup meriah, seperti lomba merias, yang dirias itu adalah anggota polisi dan yang merias adalah istri masing-masing, tapi dengan mata tertutup," katanya, Sabtu (23/12/2017). 

Tidak hanya anggota bisa, sejumlah perwira menangah yang  menduduki sebagai pejabat utama Polres Trenggalek juga ikut serta dalam lomba tersebut. 

Saat lomba merias misalnya, gelak tawa penonton langsung pecah, saat melihat ibu-ibu Bhayangkari mulai mengusapkan bedak ke wajah sang suami. Karena dalam kondisi mata tertutup, usapan bedak tampak belepotan dan tidak merata. 

"Yang jelas seru sekali, ini sekaligus menjadi sarana refreshing bagi semua yang hadir," imbuh Supadi.  

Menurutnya, aneka lomba tersebut merupakan rangkaian kegiatan untuk merayakan Hari Ibu. Selain itu, acara tersebut juga sekaligus sebagai salah satu cara menjaga kekompakan diantara sesama anggota polisi maupun dengan keluarga masing-masing. 

"Yang terpenting lagi, ini merupakan momen dimana kita diingatkan, bahwa perjuangan seorang ibu maupun istri luar biasa. Sehingga kita wajib menghargainya,"  ujarnya. 

Pihaknya berharap dengan kegiatan tersebut masing-masing keluarga polisi semakin harmonis dan menjaga kekompakan, sehingga bisa menunjang kinerjanya sebagai aparat negara. 

"Kalau keluarganya tentram dan damai, maka dalam bekerja pun juga akan lebih semangat," jelasnya. 

Pemkab Trenggalek Terancam Kekurangan PNS

Trenggalek - Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN/PNS) di lingkup Pemerintah Kabupaten Trenggalek terus berkurang karena yang memasuki masa pensiun. Dalam setahun rata-rata jumlah ASN yang pensiun mencapai 350 orang. 

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Pariyo, mengatakan, sampai saat ini jumlah pegawai negeri yang asih aktif di pemerintahan sebanyak 7993 orang. Jumlah tersebut akan terus berkurang seiring dengan bertambahnya pegawai yang memasuki masa pensiun. 

"Setiap tahun itu rata-rata yang pensiun rata-rata antara 300 sampai dengan 350 orang, bahkan ada juga yang sampai dengan 400 pegawai. Jumlah tersebut belum termasuk yang pensiun dini dan mutasi ke luar kota," katanya, Jumat (22/12/2017). 

Menurutnya gelombang pensiun terbesar akan terjadi pada tahun 2020 mendatang, dengan jumlah pegawai yang purna sebanyak 600 orang. Akibat banyaknya pegawai yang memasuki masa purna tugas, sejumlah jabatan di lingkup Pemkab Trenggalek mengalami kekosongan. 

"Untuk jabatan yang lowong itu totanya ada 75 kursi, mulai dari Eselon II sampai dengan Eselon IV. Untuk mengisi jabatan tersebut saat ini kami memaksimalkan tenaga yang ada dengan menunjuk plt, sehingga roda pemerintahan dan organisasi tetap jalan," ujarnya. 

Pariyo menambahkan, selain mengakibatkan kekosongan jabatan, terus berkurangnya jumlah pegawai tersebut juga berdampak langsung terhadap kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD). 

Pihaknya mengaku telah menjalankan sejumlah skenario untuk menutupi kekurangan pegawai dengan menata ulang ASN sesai dengan kemampuan pekerjaan, sehingga hasil yang didapatkan lebih maksimal. 

Selain itu sejumlah OPD juga melakukan perekrutan tenaga bantu atau kontrak. Pegawai non ASN tersebut rata-rata direkrut oleh OPD yang berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) seperti rumah sakit dan puskesmas. 

"Karena hingga saat ini untuk perekrutan pegawai negeri masih belum bisa dilakukan akibat adanya moratorium, kalau untuk tenaga kesehatan dan pendidikan masih bisa, tapi sangat terbatas," imbuhnya

Puluhan Awak MPU Protes Ke Dinas Perhubungan Trenggalek

Trenggalek - Puluhan awak angkutan umum jenis MPU mendatangi kantor Dinas Perhubungan Trenggalek untuk memprotes ulah oknum MPU yang sering menyerobot trayek. Para pemilik angkutan umum meminta dinas perhubungan memberikan tindakan tegas. 

Salah seorang pengemudi MPU Trenggalek-Munjungan, Sadar, mengatakan, oknum MPU tersebut telah berulang kali melakukan pelanggaran dengan membawa penumpang dari Munjungan langsung ke Tulungagung, padahal trayek yang dimiliki adalah Trenggalek-Munjungan. 

"Ini sudah lama, mereka itu seharusnya dari Munjungan, Kampak kemdian Trenggalek. Tapi yang terjadi justru dari Munjungan ke Kampak dan dilanjut ke Tulungagung PP (pulang pergi)," katanya, Jumat (22/12/2017). 

Akibat ulah oknum tersebut banyak angkutan umum yang merugi, karena para penumpang lebih memilih untuk naik MPU yang langsung ke Tulungagung daripada ke Trenggalek dulu. 

Pihaknya mengaku telah berulang kali memberikan teguran kepada oknum yang melanggar trayek, namun hal tersebut tidak dihiraukan dan tetap menjalankan aksinya hingga saat ini. 

Bahkan lanjut Sadar, selain memperingatkan langsung, para awak angkutan umum yang lain juga telah melaporkan dugaan pelanggaran tersebut kepada dinas perhubungan, namun hingga kini belum ada tindakan tegas. 

"Data itu sebetulnya sudah kami laporkan lama sekali, tapi kenapa begitu lambanya tindakan dari dinas," keluhnya. 

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Trenggalek, Sigid Agus Hari Basoeki, mengklaim telah menindaklanjuti persoalan yang dikeluhkan oleh para awak MPU di Trenggalek tersebut, dengan memanggil terlapor. 

"Kami tidak langsung melakukan tindakan represif atau apapun, tanpa didahului dengan pembinaan. Bukan tanpa tindakan, kami sudah beberapa kali mengumpulkan mereka untik diajak dialog untuk mengetahui persoalannya," ujarnya. 

Namun dengan kenyataan dilapangan sepert ini, pihaknya mengaku akan segera mengambil tindakan tegas terhadap oknum angkutan umum yang diduga telah sengaja menerobos trayek yang telah ditetapkan. 

"Sampai dengan pertemuan terakhir itu yang bersangkutan memahami, karena kami ingin menyelesaikan masalah dengan dialog, karena tindakan hukum itu pasti paling belakang. Tapi kalau pada akhirnya semua (MPU) berkesimpulan dia tidak beritikat baik, maka saatnya kami tegakkan aturan," jelasnya. 

KPU Trenggalek Sosialisasi Hasil Pemetaan Dapil Pemilu 2019


Trenggalek - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Trenggalek menggelar sosialisasi hasil pemetaan daerah pemilihan (Dapil) dan alokasi kursi untuk DPRD Trenggalek dalam Pemlu 2019.

Ketua KPU Trenggalek, Suripto, mengatakan, komposisi dan jumlah dapil untuk DPRD Trenggalek pada pemilu mendatang dipastikan tidak mengalami perubahan. Mengingat tidak ada hal mendasar yang bisa mengubah komposisi dapil tesebut.

"Ini adalah pertemuan yang keempat pertemuan pertama dan kedua kami inventarisir berbagai permasalahan dapil di Trenggalek, kemudian kami menampung usulan-usulan dapi yang disampaikan oleh berbagai pihak, dan saat ini kami sampaikan hasil pemetaan itu," katanya.

Dari beberapa kali sosialisasi dan pertemuan yang digelar bersaa sejumlah 'stakeholder' terkait, pihaknya mengaku cukup berjalan dinamis. Bergai persoalan dan usulan disampaikan langsung kepada para komisioner KPU,

"Dinamika yang cukup menarik, utamanya menyangkut terkait dengan penataan atau perubahan dapil. Jadi masing-masing orang dan masing-masing partai memiliki pikiran sendiri-sendiri. kami mengapresiasi itu," ujarnya.

Namun dalam proses penyusudan dapil terdapat sejumlah prinsip dasar yang harus dipenuhi, yang berkaitan dengan integrasi wilayah, aspek kesinambungan, proporsional maupun kesetaraan kursi dengan daerah lan. Selain itu proses pemetaan dapil juga harus mengakomodir minimnya sisa penduduk yang tidak terkonversi menjadi sebuah kursi di DPRD.

"Jadi otak-atik seputar dapil, kalau melihat alokasi dan peta yang kami simulasikan kemungkinan itulah hasilnya. Kalau ada yang mengendaki perubahan, prinsip dasar perubahan itu sesuai dengan ketentuan Undang-undang, kelihatannya sulit," imbuhnya.

Megingat di wilayah Trengalek saat ini tidak ada pertambahan jumlah penduduk yang signifikan dan berdampak terhadap alokasi kursi untuk DPRD kabupaten. Sehingga komposisi dapil yang saat ini tersusun dinilai merupakan yang terbaik.

Sementara itu dalam proses sosialisasi tersebut Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Trenggalek, Puryono, mengaku kurang sepakat dengan hasil pemetaan yang disampaikan oleh KPU Trenggalek. Terlebih terkait dengan komposisi dapil yang menyangkut Kecamatan Munjungan.

"Munjungan itu tidak bisa digandeng dengan Panggul maupun Dongko, karena wilayah ini terputus dan akses juga sulit. Ini terbukti dari hasil pemilihan umum, anggota dewan yang terpilih dari luar Munjungan rata-rata tidak pernah memperhatikan," katanya.

Dikatakan, idealnya Kecamatan Munjungan tergabung dalam dapil Kecamatan Gandusari dan Kampak. Mengingat dua lokasi tersebut merupakan secara akses menyambung dan menjadi jalur utama menuju Munjungan.

Disisi lain, sejumlah kalangan berpendapat komposisi dapil yang saat ini sudah tepat, karena telah memenuhi aspek kesetaraan kursi dengan daerah lain serta dinilai telah proporsional.

Separuh Lebih Tanah di Trenggalek Belum Bersertifikasi

Trenggalek - Badan Pertanahan Nasional (BPN) Trenggalek memastikan 50 persen lebih lahan di wilayahnya hingga hingga kini belum memiliki sertifikat tanah. Proses sertifikasi diprediksi baru akan selesai pada tahun 2024.

"Dua per tiga wilayah pegunungan, dataran hanya sepertiga, sedangkan yang terdaftar itu belum sampai 50 persen, jadi banyak yang belum bersertifikat," kata Kepala BPN Trenggalek, Damargalih Widhihastha.

Sebagian besar lahan yang telah bersertifikasi tersebut berada di kawasan perkotaan serta wilayah dengan pertumbuhan perekonomian yang bagus. Sedangkan kawasan pedesaan dan pegunungan sebagian besar belum mengurus sertifikat tanah.

Menurutnya, minimnya lahan yang bersertifikat ini diakibatkan oleh sejumlah faktor, salah satunya ada tingkat kesadaran masyarakat yang masih relatif rendah untuk mengurus surat hak atas kepemilikan ke BPN.

Damar menambahkan, untuk mempersepat proses pensertifikatan lahan tersebut pihaknya gencar melakukan sosialisasi serta menjalankan Program Pensertifikatan Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dari pemerintah pusat.

"Tahun ini di Trenggalek ini mendapatkan alokasi PTSL sebanyak 14 ribu bidang tanah, dari jumlh tersebut saat ini yang sertifikatnya sudah jadi sebanyak 792 surat. Sedangkan sisanya masih proses dan ada yang tidak bisa diproses," jelasnya.

Dikatakan, dari alokasi 14 ribu bidang telah terpenuhi dari pengajuan yang disampaikan oleh masyarakat. Namun dalam prosesnya, BPN melakukan pemilahan menjadi empat kluster, mulai K1 hingga K4.

"Untuk K1 ini adalah tanah yang bisa terbit sertifikat, kemudian K2 adalah tanah yang berpotensi sengketa, ini tidak bisa terbit sertifikat, K3 adalah tidak memenuhi syarat untuk diproses karena misalnya, badan hukum atau datanya belum lengkap," imbuhnya.

Kepala BPN Trenggalek menambahkan, untuk kluster 4 adalah tanah yang sudah sertifikat, namun masih sertifikat lama. Sehingga nantinya akan dilakukan pemutakhiran model sertifikat dengan yang terbaru.

"Untuk kluster yang pertama itu seingat saya prosesntasenya sudah hampir 82 persen, sedankan sisanya terbagi di beberapa kluster tadi," kata Damargalih.

Dalam proses PTSL tersebut pihaknya sering menemukan sejumlah kendala yang terjadi di lapangan, diantaranya, rendahnya kesadaran masyarakat, serta belum lengkapnya data yang dibutuhkan.

Selain itu, persepatan pengurusan juga sering terhambat oleh kurang tanggapnya beberapa kelompok masyarakat yang menjadi perwakilan untuk mengurus proses sertifikasi lahan milik penduduk.

"Ketika menjalankan PTSL kami tidka berdiri sendiri, ada kelompok masyarakat yang bertugas mengkoorinir dan mengurus, kemudian pemerintah desa. Nah kalau kelompok ini tidak tanggap, maka prosesnya juga akan terhambat," jelasnya.

Sedangkan terkait dengan kelengkapan data, BPN beberapa kali mendapati catatan dokumen tanah berupa letter c yang ada di desa di pemerintahan desa tidak ada, sehingga petugas tidak bisa mengetahui secara cepat riwayat kepemilikan tanah.

"Kalau kami bisa lebih cepat mengetahui riwayat kepemilikan tanah, maka akan mempercepat proses, karena dokumen lengkap. Sedangkan apabila tidak ada kami harus menjalankan instrumen lain, termasuk mengumumkan ke khalayak selama 14 hari, ada yang komplain apa tidak," ujarnya.

Apabila dalam proses pengumuman tersebut muncul komplain atau klaim atas hak kepemilikan tanah yang akan disertifikasi, maka BPN tidak bisa melakukan proses lebih lanjut dan masuk pada K2

Bupati Trenggalek dan Bantaeng Paparkan Keberhasilan Pembangunan Kepada Bank Dunia

Trenggalek - Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak dan Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah membeberkan sejumlah keberhasilan pembangunan dalam Peluncuran Laporan Bank Dunia, Indonesia Quarterly Economic Outlook.

Dalam kegiatan tersebut, Bank Dunia mengundang kepala daerah berprestasi untuk turut memberikan pengalamannya dalam mendorong kemajuan pelayanan publik ditengah era otonomi daerah.

Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak, melalui siaran persnya mengatakan, dalam acara yang diinisiasi Bank Dunia itu ia menyampaikan pengalamannya dalam mendorong kinerja pemerintahan di tengah tantangan keterbatasan anggaran.

Bupati Emil yang juga pernah bekerja di Bank Dunia, memaparkan bagaimana sistem perencanaan pembangunan di Trenggalek diperkuat sisi partisipatorisnya dengan menggunakan pendekatan 3-5-3.

"Yaitu menata usulan pembangunan dari mulai Musrenbangdes hingga Musrenbangcam menjadi tiga usulan sarana prasarana fisik, lima usulan program ekonomi dan tiga usulan sosial budaya," katanya, Kamis (21/12/2017).

Selain itu Bupati Trenggalek mengklaim telah mendorong peningkatan pelayanan publik hingga memperoleh penghargaan sebagai 'best cities for business' dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) terbaik yang berbuah peningkatan pesat investasi, serta akreditasi rumah sakit umum daerah dengan predikat paripurna atau bintang lima.

Sementara itu Bupati Nurdin memaparkan pengalamannya membangun kawasan industri dengan memberikan karpet merah bagi investor Jepang, sehingga kecamatan yang tadinya dianggap miskin karena tanahnya tidak subur bisa menjadi wilayah yang maju.

Bantaeng juga berhasil meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mengedepankan peran masyarakat dalam merancang prioritas pembangunan yang lebih menjawab kebutuhan masyarakat.

Di sisi lain, Country Director Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chavez, memuji kedua bupati tersebut sebagai 'excellent leaders'. Bank Dunia mengaku mendukung otonomi daerah sebagai langkah penting dalam mendorong peningkatan pelayanan publik dan optimasi pengelolaan keuangan negara. Pihaknya juga mengpresiasi postur APBN 2018 dan memuji keseriusan pemerintah pusat dalam menjaga stabilitas fiskal.

Polres Trenggalek Siap Amankan Natal dan Tahun Baru

Trenggalek - Kepolisian Resort Trenggalek menyiapkan ratusan anggota gabungan untuk pengamanan Natal dan tahun baru 2018. Pengamanan akan lebih diintensifkan untuk kawasan wisata. 

Kapolres Trenggalek, AKBP Didit Bambang Wibowo, mengatakan, pada tahun ini pihaknya menyiapkan empat pos pengamanan dan satu pos pantau yang tersebar di Kecamatan Watulimo, Trenggalek, Durenan dan Panggul. 

"Selain itu masing-masing polsek juga kami minta untuk membuat pos imbangan, ini demi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat yang akan melaksanakan kegiatan Natal maupun akhir tahun," katanya, Kamis (21/12/2017). 

Menurutnya pos imbangan tersebut akan lebih difokuskan pada daerah-daerah yang dinilai rawan terhadap bencana alam, berupa longsor maupun banjir. Dengan demikian, apabila terjadi bencana alam petugas bisa langsung melakukan langkah cepat. 

"Seluruh pos nanti akan melibatkan instansi terkait, mulai dari Satpol PP, TNI, Orari maupun kesehatan," ujarnya. 

Polisi sengaja mengintensifkan pengamanan di kawasan wisata, karena titik kumpul massa pada momen akhir tahun biasanya berada di lokasi wisata, utamanya pantai yang ada di Kecamatan Watulimo dan Panggul. 

Lebih lanjut Didit menerangkan, jumlah personik kepolisian yang diterjunkan untuk pengamanan Natal dan tahun baru sebantak 175 anggota, sedangkan jumlah anggota gabungan dari berbagai instansi diperkirakan mencapai lebih dari 300 personil. 



Ultah Infanteri, TNI Jalan Kaki Beranting 201 KM

Trenggalek - Menjelang puncak peringatan Hari Juang Kartika (HUT Infanteri), TNI menggelar jalan kaki Peleton Beranting (Tonting) sejauh 201 kilometer mulai dari Kabupaten Ngawi hingga Kediri. 

Komandan Kodim 0806 Trenggalek, Letkol Inf Dodik Novianto, mengatakan, Tonting Yudha Wastu Pramuka Jaya 2017 tersebut merupakan tradisi rutin yang digelar oleh korpnya sebagai gambaran gerilya Jenderal Besar Soedirman pada saat pertempuran di Ambarawa. 

"Kegiatan ini dimulai 15 Desember dari Ngawi dan nanti berakhir tanggal 19 di Kediri, dengan melewati 10 etape. di Trenggalek sudah dilakukan serah terima peleton di dua lokasi, yaitu di Jambu Kecamatan Tugu dan wilayah Kecamatan Gandusari," katanya, Senin (18/12/2017). 

Menurutnya, serah terima peleton di Desa Jambu dilakukan dari Batalyon Infanteri Mekanis 521/Dadaha Yudha kepada peleton Yonif 511 guna melanjutkan perjalan ke etape berikutnya dengan jarak tempuh 24,6 kilometer. 

"Di Gandusari juga sudah dilakukan serah terima dari Yonif 511 kepada peleton Yonif 509 untuk estafet menuju Tulungagung," ujarnya. 

Yang menarik, dalam serah terima pasukan di etape Tugu Trenggalek, perwira yang didaulat menjadi pemimpin upacara adalah Kapolres Trenggalek, AKBP Didit Bambang Wibowo. Hal ini sebagai simbolisasi keharmonisan antara TNI dan Polri. 

Dodik menjelaskan, dalam setiap etape, masing-masing peleton menempuh perjalanan sekitar 20 kilometer. Masing-masing peleton harus menyelesaikan etape dengan waktu yang telah ditentukan. 

Aksi jalan kaki tersebut merupakan salah satu upaya TNI untuk meningkatkan kemampuan dan kedisiplinan pasukan, sehingga bisa menjadi prajurit yang kuat, tangguh dan trengginas. 

Ditambahkan, di masing-masing route yang dilewati, para peserta harus menempuh perjalanan dengan kontur jalan yang bermacam-macam. Selain itu, para pasukan juga harus siap dengan kondisi cuaca yang berubah-ubah. 

"Estimasi waktu yang tepat adalah salah satu poin penting, karena menyangkut kekuatan prajurit. Meski demikian kami tetap mengutamakan faktor keselamatan dan keamanan," kata Dodik. 


Jelang Pilkada Jatim, Bupati Emil Harapkan Kerukunan Warga Tetap Terjaga


Trenggalek - Bupati Trenggalek berharap pelaksanaan Pilkada Jawa Timur tahun 2018 tidak memecah belah kerukunan masyarakat. Pihaknya optimistis warganya telah memiliki kedewasaan dalam berpolitik. 

"Insya Allah warga kita sudah dewasa, perbedaan pilihan politik bukan berarti memecah belah masyarakat. Justru ini adalah momen untuk menunjukkan kedewasaan berpolitik," katanya usai mengikuti doa bersam di Mapolres Trenggalek, Senin (12/11/2017). 

Menurutnya, kerukunan msyarakat Trenggalek yang telah terjalin selama ini dipastikan tidak akan terganggu hanya karena perbedaaan pandangan serta afiliasi politik pada Pilkada Jatim 2018 mendatang. 

Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur tahun depan, Bupati Emil hampir dipastikan akan maju sebagai bakal Calon Wakil Gubernur mendampingi Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa. 

Saat ini, pasangan ini telah mendapatkan surat rekomendasi dari Partai Demokrat serta Partai Golkar. Dimungkinkan peta dukungan parpol untuk Khofifah-Emil masih akan bertambah.

Jaga Kerukunan Warga, Kapolres Trenggalek Gelar Doa Bersama


Trenggalek - Seribuan warga menggelar doa dan dzikir bersama di halaman Markas Kepolisian Resort (Polres) Trenggalek untuk menjaga kerukunan dan ketertiban masyarakat. 

Kegiatan yang dipimpin langsung oleh para ulama Trenggalek tersebut diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat, mulai dari Polisi, TNI, Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun masyarakat umum. 

"Ini untuk menyambut akkhir dan awal tahun sekaligus menjalin tali silaturrahmi sesama warga Trenggalek. Kita juga berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar Trenggalek tetap aman dan kondusif," kata Kapolres Trenggalek AKBP Didit Bambang Wibowo, Senin (11/12/2017). 

Menurutnya, kebersamaan dan silaturrahmi antar warga merupakan salah satu strategi untuk menjaga kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat. Karena menurutnya, peran serta warga cukup tinggi dalam menjaga ketertiban dan mencari jalan keluar berbagai persoalan yang terjadi masyarakat. 

"Jadi namanya problem solving, setiap permasalahan itu harus dikomunikasikan. Seperti Kemarin, saya keliling ke sejumlah Polsek jajaran melakukan mapping berbagai tingkat kerawanan, nantinta saya akan melakukan dialog dengan berbagai komponen masyarakat," jelasnya. 

Pola komunikasi yang baik antara aparat maupun berbagai masyarakat tersebut diharapkan akan menjadi solusi jitu dalam menjaga Kabupaten Trenggalek agar tetap aman dan kondusif. 

Pihaknya mengaku, kegiatan keagamaam seperti doa bersama merupakan salah satu bentuk komunikasi dan silaturrahmi yang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Sehingga terjalin hubungan baik antara masyarakat dan aparat. 

Petani Trenggalek Ditemukan Tewas di Hutan

Trenggalek - Seorang petani ditemukan meninggal dunia di sebuah gubuk yang ada di tengah hutan di Kabupaten Trenggalek. 

Kasubbag Humas Polres Trenggalek, Iptu Supadi, mengatakan, korban yang diidentifikasi bernama Sutaji, warga Dusun Kedungdowo, Desa Bendoagung, Kecamatan Kampak tersebut, ditemukan di sebuah gubuk di petak 146B Dusun Branjang, Desa Bogoran Kecamatan Kampak, Trenggalek.

"Petugas Polsek Kampak menerima informasi penemuan mayat tersebut pagi tadi. Kapolsek dan beberapa anggota langsung  ke lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan," katanya, Senin (11/12/2017). 

Menurutnya, penemuan jasad kakek 70 tahun itu berawal pada Minggu pagi, korban berangkat untuk mencari pakan ternak di  kawasan hutan. Namun hingga sore hari korban Sutaji tidak kunjung pulang ke rumah. 

"Karena khawatir terjadi apa-apa akhirnya pihak keluarga melakukan pencarian, hingga akhirnya ditemukan mayat itu," ujarnya. 

Supadi menjelaskan, dari hasil pemeriksaan medis dan penyelidikan awal, polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda penganiayaan. Korban diduga meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya kambuh. 

"Dari keterangan salah seorang saksi, korban ini menderita vertigo dan hipertensi, bahkan korban juga sering pingsan," imbuh perwira pertama ini. 

Saat ini, petugas telah menyerahkan jasad korban kepada pihak keluarga untuk dimakamkan sebagaimana mestinya. 

Ini Jumlah Denda Tilang Selama Operasi Zebra di Trenggalek


Trenggalek - Operasi Zebra yang dilakukan jajaran Polres Trenggalek selama 14 hari berhasil menjaring 1.302 pelanggar dengan jumlah total denda maksimal yang didapatkan mencapai lebih dari Rp271 juta. 

Kasatlantas Polres Trenggalek, AKP Ricky Tridharma, mengatakan, nominal denda tersebut ditransfer oleh para pelanggar lalu lintas melalui akun virtual di Bank BRI. 

"Itu jumlah total denda maksimal, jadi apabila sudah ada putusan dari pengadilan, maka sisanya nanti akan dikembalikan kepada warga yang terkena tilang. Saat ini sebagian masih belum diputus, sehingga masih campur," katanya. 

Menurutnya, selama melakukan Zebra diseluruh wilayah Trenggalek, sebagian besar pelanggaran yang terkena penindakan dari kepolsian karena tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Sementara itu pelanggar terbesar masih didominasi kalangan pelajar. 

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Seksi Pidana Umum (Pidum) Kejaksaan Negeri Treggalek, Amir Nurahman. Menurutnya jumlah pelajar yang terjaring Operasi Zebra mencapai 50 persen. 

"Yang lain tidak pakai helm, STNK tertinggal dan beberapa pelanggaran lain. Sedangkan untuk pembayaran denda bisa dilakukan di kantor (Kejaksaan) atau melalui rekening," katanya. 

Dijelaskan, khusus untuk pelanggar yang membayar secara tunai di Kejaksaan Negeri Trenggalek selama sepekan terakhir mencapai Rp60 juta. Jumlah tersebut dimungkinkan masih akan bertambah, karena sebagian masih menunggu putusan pengadilan. "Itu untuk yang bayar tunai saja, belum termasuk yang melalui Briva," imbuhnya. 

Foto : Polres Trenggalek

Curi HP, Petani Ini Masuk Penjara


Trenggalek - Seorang petani di Kabupaten Trenggalek ditangkap polisi karena kedapatan telah melalukan pencurian telepon pintar milik salah satu pegawai honorer. Tersangka membawa kabur HP korban dari laci sepeda motor saat ditinggal belanja. 

"Pelaku atas nama LMJ warga Desa Dawuhan, Kecamatan Trenggalek/ Kabupaten Trenggalek. Selain tersangka kami juga mengamankan barang bukti HP yang dicuri," kata Wakapolres Trenggalek, Kompol Andi Febrianto Ali, Selasa (14/11/2017). 

Menurutnya, aksi pencurian yang dilakukan tersangka terjadi di Pasar Desa Dawuhan, Kecamatan trenggalek. Saat itu, sekitar pukul 6.00 WIB, korban berbelanja di salah satu toko di komplek pasar dengan mengendari sepeda motor matic, sementara HP miliknya diletakkan di laci sepeda motor. 

"Pada saat belanja HP tersebut lupa tidak dibawa oleh korban. Setelah belanja baru ingat dan ketika ditengok sudah tidak ada, akhirnya dia lapor ke kami," ujarnya. 

Andi menambahkan, dari hasil penyelidikan, polisi berhasil mengetaui posisi telepon pintar tersebut, hingga akhirnya tersangka dilakukan penangkapan di rumahnya sendiri. Saat ditangkap HP korban masih dalam penguasaan tersangka dan belum sempat dijual.  

Hasil pemeriksaan, polisi memastikan aksi pencurian yang dilakukan tersangka tanpa direncakan, keinginan mencuri baru muncul setelah tersangka mengetahui adanya HP yang tertinggal di laci sepeda motor. 

"Jadi memang benar, pencurian itu bukan hanya terjadi karena niat dari pelaku, namun juga disebabkan oleh adanya kesempatan. Tersangka kami jerat dengan pasal pencurian biasa," imbuhnya. 

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kini tersangka ditahan di Mpolres Trenggalek dan dijerat Pasal 362 KUHP tentang pencurian biasa dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara. 


Persiapan Kota Maritim, Satpol PP Trenggalek Rekrut Tenaga Kontrak



Trenggalek - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Trenggalek melakukan rekrutmen puluhan anggota baru untuk memenuhi kebutuhan pembentukan Kota Maritim Watulimo. Satpol PP kontrak tersebut akan mendapatkan upah sesuai standar Upah MInimum Kabuaten (UMK). 

Kepala Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Trenggalek, Ulang Setyadi, mengatakan, perekrutan tenaga kontrak tersebut dilakukan karena jumlah anggota Satpol PP dan Pemadam Kebakaran cukup, sehingga masih memiliki kekurangan 42 personil. 

"Sementara itu saat ini kami tidak bisa melakukan perekrutan PNS atau ASN, sehingga ini tenaga penunjang ini menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan yang ada," katanya (13/11/2017). 

Menurutnya, 42 lowongan tersebut terdiri dari 10 anggota pemadam kebakaran, 21 untuk anggota Banpol PP pria dan 11 posisi dialokasikan untuk Banpol. Sebagian besar tenaga baru tersebut akan ditempatkan di Kecamatan Watulimo sebagai tenaga penunjang untuk Kota Baru Maritim. 

"Nantinya di sana (Watulimo) dibangun gedung Satgas Pol PP untuk menyongsong prigi sebagai kota baru. Peran mereka selain sebagai petugas trantib humas, juga di lokasi pariwisata, sebagai penjaga pantai, diharapkan bisa bantu apabila kejadan laut. Makanya syaratnya bisa renang," ujarnya. 

Ulang menambahka, penambahan personil penunjang tersebut diharapkan juga bisa memperketat sistem pengawasan retribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) maupun retribusi pariwisata. 

Pihaknya memastikan, seluruh anggota baru yang ada diperoleh bakal mendapatkan jaminan kesejahteraan berupa gaji dari Pemkab Trenggalek sesuai dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK). Pemberian gaji tersebut teleh mendapatkan persetujuan langsung dari DPRD Trenggalek. 

"Proses seleksi meliputi tes kesamaptaan, mulai dari lari, Push Up, Sit Up hingga Pull up. Ditahap akhir, juga akan ada tes wawancara. Seluruh proses akan tuntas tahun ini dan nanti Januari sudah bisa aktif," jelasnya. 

Mantan Kepala Dinas Perhubungan ini menambahkan, dalam proses seleksi anggota baru tersebut, pihaknya mewajibkan seluruh pelamar untuk membuat surat pernyataan untuk tidak menuntut diangkat menjadi ASN (PNS). 

"Sistemnya nanti pakai kontrak satu tahun, kemudian dievaluasi apabila masih dibutuhkan dan masih mumpuni maka akan diperpanjang," imbuhnya. 

Sementara itu pada hari pertama pendaftaran terdapat 160 remaja yang mengajukan surat lamaran ke kantor Satpol PP dan Damkar Trenggalek. Sementara itu dari pantuan di Polres Trenggalek, puluhan calon pendaftar sibuk mencari persyaratan pendaftaran berupa surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).


Ihh Ngeri, Razia Gabungan Temukan Makanan Diskon Kadaluarsa

Trenggalek - Tim gabungan dari Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan, Badan Narkotika Nasional (BNN), Satpol PP dan Kepolisian Trenggalek melakukan razia makanan dan minuman uang dijual di sejumlah toko. Hasilnya petugas menemukan sejumlah barang yang kadaluarsa di salah satu toko berjaringan. 

Tim gabungan yang dibagi menjadi dua kelompok menyebar di beberapa tempat sasaran, mulai dari toko kelontong hingga toko modern dan sejumlah swalayan yang ada di wilayah Kecamatan Trenggalek. 

Lokasi pertama yang menjadi sasaran adalah toko modern berjaringan yang ada di jalan Soekarno Hatta Trenggalek, di lokasi tersebut petugas melakukan pemeriksaan sejumlah barang dagangan khususnya makanan dan minuman. 

"Hasilnya ada belasan minuman kemasan yang telah kadaluarsa maupun mendekati masa kadaluarsa, bahkan ada yang kadaluarsanya bulan Oktober. terkait ini pengelola toko langsung kami minta menarik seluruh barang tersebut agar tidak merugikan konsumen," kata Kasi Pemodalan Diskomindag Trenggalek, Meigik Sugiaharto, Kamis (9/11/2017). 

Selain minuman berkarbonasi, petugas gabungan juga menemukan sejumlah susu sachet yang telah kadaluarsa. Produk-produk produk tersebut rata-rata berada di rak diskon yang ada di bagian depan. 

Pihaknya mengaku akan segera melakukan pemanggilan terhadap penanggung jawab toko, untuk dilakukan proses pembinaan lebih lanjut. Menurutnya, langkah persuasif tersebut sengaja dilakukan sebagai upaya untuk melindungi konsumen. 

Selain toko berjaringan, pihaknya tim gabungan juga menyasar salah satu swalayan yang ada di jalan Soekarno-Hatta. Di lokasi tersebut pihaknya juga menemukan beberapa minuman yang telah kadaluarsa serta memiliki kemasan yang rusak. 

"Kami meminta semua pemilik toko modern maupun toko kelontong untuk senantiasa melakukan pemeriksaan terhadap barang-barang yang dijual, jangan sampai menjual makanan atau minuman kadaluarsa. Pembeli juga demikian harus teliti sebelum membeli," imbuhnya. 

Di sisi lain, tim kedua yang melakukan razia di tempat berbeda juga menemukan sejumlah makanan yang dinilai tidak layak konsumsi, salah satunya adalah roti berjamur. 

Rencananya razia gabungan serupa akan terus ditingkatkan untuk melakukan pengawasan secara lansung kepada para pelaku usaha di Trenggalek agar benar-benar tertib serta berkomitmen untuk menjaga kualitas dagangan dan melindungi konsumen. 



Tabrakan, Truk Masuk Toko

Trenggalek - Tabrakan beruntun terjadi di ruas jalan nasional Trenggalek-Ponorogo, Kabupaten Trenggalek. Kecelakaan melibatkan dua unit truk dan dua unit sepeda motor. 

Kepala SPKT Polsek Tugu, Trenggalek, Aiptu Hariyanto, mengatakan, peristiwa kecelakaan tersebut terjadi di Desa Sukorejo, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek sekitar pukul 15.00 WIB. Pihaknya memastikan tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut, hanya saja salah seorang pengemudi mengali luka dan harus dilarikan ke Puskesmas Tugu. 

"Total kendaraan yang terlibat ada empat, masing-masing dua unit truk AG 8197 UZ yang dikemudikan Solikin, Warga Desa Kauman, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo serta AE 9896 SA yang dikemudikan Nurdin, warga Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari serta dua unit sepeda motor yang terparkir di depan toko," katanya, Kamis (9/11/2017). 

Menurutnya, Kejadian berawal saat truk yang dikemudian Solikin melaju dari arah Ponorogo hendak mengirimkan barang dagangan berupa benih padi ke toko milik Daroni di Desa Sukorejo, Kecamatan Tugu. Saat sampai di depan toko, pengemudi berencana menepikan kendaraannya dari jalan raya, namun pada saat yang bersamaan dari arah belakang muncul truk yang kemudikan Solikin. 

"Karena mungkin jaraknya dekat sehingga tidak tertabrak dari belakang. Akibat kejadian ini, truk yang depan menabrak toko dan menimpa dua unit sepeda motor. Selain itu tadi sopir sempat terjepit tapi sudah dievakuasi," ujarnya. 

Sementara itu pemilik toko, Daroni mengaku, pada saat kejadian ia sedang berada di meja kasir. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara benturan keras dan truk yang menabrak tokonya. 

"Alhamduillah semuanya selamat, truk ini tadi sebetunya akan mengirim benih padi ke sini, mungkin pada saat belok tadi terlalu ke tengah sehingga tertabrak dari belakang," katanya. 

Saat ini kasus kecelakaan tersebut masih dalam penanganan Unit Laka Lantas Polres Trenggalek. Sedangkan kedua truk dievakuasi dan dibawa ke kantor polisi guna proses penyelidikan lebih lanjut. 

Nelayan Prigi Trenggalek Gelar Upacara Adat Larung Sembonyo



Trenggalek - Nelayan yang beroperasi di sekitar Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek menggelar upacara adat Sembonyo dengan melarung aneka sesaji ke tengah laut. 

Rangkaian prosesi Sembonyo atau labuh laut diawali dengan kirab tumpeng raksasa yang berisi nasi kuning dan aneka hasil bumi, mulai dari kantor Kecamatan Watulimo hingga Pelabuhan Prigi. 

Sebelum melepas tumpeng ke tengah laut, ratusan nelayan dan masyarakat sekitar melakukan doa bersama serta pembacaan sejarah kawasan Prigi. Upacara adat larung Sembonyo merupakan acara tahunan yang rutin digelar oleh masyarakat nelayan setiap bulan Selo (penanggalan Jawa). 

Kepala Desa Tasikmadu, Riyono, Minggu (13/7/2017) mengatakan, tradisi tersebut dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan hasil laut kepada para nelayan di wilayah teluk Prigi dan sekitarnya selama setahun terakhir. Tradisi tersebut juga sekaligus untuk mengenang jasa para pendahulu yang telah membuka permukiman di wilayah Prigi. 


"Ini adalah perlambang rasa syukur nelayan. Kami hanya melestarikan tradisi yang telah ada sejak nenek moyang," katanya.

Usai melakoni sejumlah ritual adat, sesaji dilepas ke tengah laut dengan dinaikkan rakit dan ditarik menggunakan kapal nelayan. Proses pelepasan sesaji semakin meriah karena diiringi oleh aneka perahu hias. 

Yang menarik, sebelum melakukan upacara adat Sembonyo, seluruh nelatan di pesisir Prigi berkomitmen untuk puasa melaut selama dua hari berturut-turut. Hal itu sebagai simbol kecintaan warga nelayan terhadap laut agar bisa beristirahat sejenak dalam memberikan penghasilan bagi nelayan. 

Menurutnya, gelaran upacara adat Sembonyo tetap dilaksanakan meskipun selama 2,5 tahun terakhir para nelayan di pesisir selatan Trenggalek mengalami musim paceklik ikan akibat cuaca yang tidak menentu. 

"60 persen masyarakat kami adalah nelayan dan dua tahun lebih ini menjadi masa-masa sulit, karena hasil tangkaoan ikan sepi," ujarnya. 

Dijelaskan, hingga pertengahan tahun ini, ikan-ikan di laut selatan nyaris tidak muncul, panenan nelayan pun hanya terjadi beberapa kali dalam satu bulan. Padahal biasanya bulan Agustus hingga September merupakan puncak musim ikan. 

"Semoga saja setelah Sembonyo ini kami para nelayan di Prigi ini bisa kembali merasakan panen ikan yang melimpah seperti beberapa tahun lalu. Sebetulnya dua hari yang lalu kelihatannya ikan sudah mulai ada, tapi sesuai kesepakatan tidak boleh melaut dulu, nunggu Sembonyo," ujarnya. 

Salah seorang nelayan, Nur Mashudi membenarkan kondisi musim paceklik ikan di perairan selatan Trenggalek. Bahkan menurutnya sebagian kapal nelayan menganggur. 

"Pokoknya saat ini adalah masa sulit bagi nelayan untuk mencari perekonomian," ujarnya saat ditemui di PPN Prigi. 

Sementara itu salah seorang tokoh di wilayah Prigi Suparlan mengatakan, ritual upacara adat larung Sembonyo telah dilakukan masyarakat nelatan sejak zaman Kerajaan Mataram Hindu.

Diceritakan, awal mula tradisi Sembonyo dilakukan oleh Tumenggung Yudhonegoro, yang merupakan utusan Raja Mataram Hindu untuk melakukan perluasan wilayah pemukiman mulai dari Pacitan hingga pesisir timur pulau Jawa. 

Kala itu Yudhonegoro berusaha membuka kawasan teluk Prigi, namun usaha tersebut selalu gagal akibat kabut tebal yang selalu menyelimuti. Selanjutnya Tumenggung Yudhonegoro bertapa di Selo Gangsal untuk meminta petunjuk dari Yang Kuasa. 

Dari ikhtiyar itulah Tumenggung Yudhonegoro mendapatkan wangsit atau petunjuk agar pembukaan pemukiman berhasil, ia harus menikahi Ratu Gambar Inten yang tinggal di sekitar hutan Prigi," jelasnya, sesuai hikayat Prigi. 

Pernikahan itu akhirnya dilaksanakan pada hari Senin Kliwon, bulan Selo dengan menggelar pesta selama 40 hari 40 malam. Pesta pernihakan diakhiri dengan labuh laut yang kini disebut Sembonyo. Akhirnya pembukaan lahan pun berhasil. 

Ratusan Balon Udara Duluncurkan, Trenggalek Siaga Kebakaran

Trenggalek - Peluncuran ratusan balon udara pada perayaan lebaran ketupat Trenggalek menyebabkan sejumlah aliran listrik PLN padam serta beberapa rumah nyaris terbakar. 

Kepala Perusahaan Listrik Negara (PLN) Rayon Trenggalek, Tarwoko, Minggu ( 2/7/2017) mengatakan, salah satu balon udara berukuran raksasa jatuh menimpa kabel saluran udara tegangan menengah (SUTM) di depan SMP Negeri I Trenggalek. 

"Akibat kejadian itu seluruh aliran listrik wilayah Kecamatan Tugu dan sebagian Kecamatan Trenggalek padam. Tim kami langsung turun untuk melakukan evakuasi, sekarang sudah menyala," ujarnya. 

Menurutnya, jatuhnya balon udara pada jaringan listrik PLN bisa berakibat fatal, karena selain menyebabkan terganggunya suplai aluran listrik juga bisa memicu terjadinya kebakaran. 

"Aliran listrik tidak hanya diperuntukkan untuk keperluan rumah tangga, namun juga untuk fasilitas penting lain, seperti rumah sakit, puskesmas, kantor polisi dan lain sebagainya," ujarnya. 

Tarwoko mengaku telah mengeluarkan imbuan bersama pemerintah daerah serta kepolisian, agar masyarakat tidak menerbangkan balon udara. Mengingat arah balon, ketinggian serta jatuhnya tidak dapat dikendalikan. 

Meski demikian, pada lebaran ketupat masih banyak yang nekat menerbangkan balon udara. Bahkan jumlahnya mencapai ratusan yang tersebar hampir di seluruh kecamatan. 

"Yang jelas hari ini ini siaga penuh untuk mengamankan jaringan PLN agar pasokan listrik ke pelanggan tetap menyala," imbuhnya. 

Sementara itu, Kasubbag Humas Polres Trenggalek, Iptu Supadi mengatakan, aparat kepolisian juga ikut melakukan pemantauan potensi kebakaran maupun bahaya lainnya akibat peluncuran balon udara. 

"Informasi di wilayah Suruh juga ada yang jatuh ke jaringan listrik dan mengakibatkan listrik padam," ujarnya . 

Di sisi lain, jatuhnya balon udara juga nyaris menyebabkan kebakaran rumah di Desa Sumber, Kecamatan Karangan. Sejumlah warga dan pemilik rumah yang mengetahui kejadian tersebut langsung berlarian dan mengevakuasi balon udara. 

Kejadian serupa juga terjadi di depan Ponpes Babul Ulum, Desa Durenan, Kecamatan Durenan, beruntung balon berhasil diamankan warga. 

Sambut Hari Bhayangkara, Polres Trenggalek Gelar Lomba Olah TKP


Trenggalek - 13 Kepolisian Sektor (Polsek) yang ada di wilayah Trenggalek saling beradu kepaiawaian dan kejelian dalam lomba olah tempat kejadian perkara (TKP) guna mengungkap kasus kriminalitas. 

Dengan menggunakan peralatan lengkap, masing-masing tim menyisir setiap sudut lokasi kejadian yang ditunjuk. Selain mengumpulkan barang bukti, tim identifikasi juga diwajibkan untuk mengikuti setiap prosedur yang ditetapkan dalam kepolisian. 

KBO Satreskrim Polres Trenggalek, Iptu Bambang Dwi, Rabu (13/6/2017) mengataka tersebut meliputi penanganan TKP, olah TKP, serta pemaparan hasil yang di dapatkan selama berada dilapangan. 

"Kami sengaja mengadakan lomba ini, karena sekaligus melatih kesiapan masing-masing anggota polsek ketika ada tindak kejahatan, mulai dari pembunuhan, pencurian dan sebagainya," katanya. 

Menurutnya, kesiapan tim identifikasi di polsek sangat diperlukan, terlebih wilayah Trenggalek cukup luas dan banyak memiliki medan yang sulit dijangkau. Sehingga bisa bertindak lebih cepat dan tepat sambil menunggu tim identifikasi dari Polres Trenggalek. 

Dijelaskan, olah TKP memiliki peran yang sangat penting guna mengungkap setiap kasus tindak kejahatan. Dengan ketelitian dan kejelian dari tim identifikasi data dan barang bukti yang didapatkan di lokasi kejadian dan sekitarnya bisa mempermudah dalam melakukan pengungkapan kasus. 

Sementara itu salah satu peserta, Bripka Sugik Widianto mengatakan, lomba serta pelatihan olah TKP menjadi salah satu media belajar bagi masing-masing anggota yang ada di setiap polsek. "Karena tingkat kejadian di polsek berbeda-beda, ada yang banyak ada juga yang sedikit," katanya.