Alumni Unej Bantu Penyediaan Air Bersih Korban Kekeringan Trenggalek

Trenggalek - Keluarga Alumni Universitas Negeri Jember (Kauje) Korda Trenggalek turun tangan membantu penyediaan air bersih bagi warga yang terdampak kekeringan. 


Ketua Kauje Trenggalek Mugo Utomo, mengatakan  distribusi air bersih dilakukan di wilayah Kecamatan Pogalan, Trenggalek dan Durenan. Program tersebut telah dijalankan sejak bulan Oktober. 


"Kami dari Kauje Korda Trenggalek bekerja sama dengan PP Kauje yang dalam hal ini diwakili oleh tim Tegalombo Memanggil 3, dalam rangka distribusi air bersih," kata Mugo Utomo, Minggu (3/11/2024). 


Menurutnya, desa yang menjadi sasaran distribusi air bersih antara lain Desa Gador dan Sumberejo Kecamatan Durenan, Desa Ngulanwetan, Desa Bendorejo, Gembleb, Wonocoyo dan Desa/Kecamatan Pogalan. 


"Kalau di Kecamatan Trenggalek di Desa Parakan dan Sukosari," ujarnya. 


Hingga saat ini tercatat telah 14 tangki air bersih berkapasitas 5.000 liter telah didistribusikan kepada warga. Rencananya pihkanya akan mendistribusikan hingga 24 tangki. 


Mugo berharap distribusi air bersih tersebut dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak krisis air. 


Salah seorang warga Desa Sumberejo, Kecamatan Durenan, Trenggalek, Khasbullah mengaku bersyukur atas distribusi bantuan yang diberikan oleh Alumni Universitas Negeri Jember, karena dapat membantu kesulitan warga. 


"Alhamdulillah, terima kasih untuk para alumni Universitas Negeri Jember, bantuan air bersih sangat bermanfaat bagi kami," kata Khasbullah.


Menurutnya, hujan yang turun dalam beberapa hari terkahir belum berdampak signifikan terhadap ketersediaan air di sumur-sumur warga. Akibatnya warga masih belum bisa memenuhi kebutuhan air bersih secara mandiri. 


"Hujan sekitar empat hari ini, tapi masih sporadis, dampaknya kalau untuk sumur masih belum ada," imbuhnya. 


Untuk mengatasi dampak keringanan tersebut masyarakat mendapatkan air bersih dari bantuan BPBD, relawan, hingga sejumlah organisasi kemasyarakatan. Namun jika kondisi pasokan air kurang, warga terpaksa membeli air bersih dengan harga Rp 100 ribu untuk 1.500 liter. 


"Kalau untuk keluarga, 1.500 liter itu ya hanya cukup untuk empat hari," jelasnya. 


Khasbullah mengaku bersyukur saat ini hujan mulai turun di wilayah Trenggalek, karena akan berdampak positif terhadap pasokan air di perkampungan maupun untuk kebutuhan sawah dan ladang. 


"Kalau untuk sawah saat ini baru panen dari musim kemarau. Saat ini banyak yang mau tanam padi, tapi masih menunggu hujan merata," imbuhnya. 


Sementara itu data di BPBD Trenggalek, jumlah desa yang mengalami kekeringan mencapai 72 desa, tersebar di 14 kecamatan. Kekeringan thaun ini lebih parah dibandingkan tahun lalu. 


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Terima Kasih telah mampir di www.trenggalekkita.com, silakan untuk menuliskan komentar pada kolom di bawah ini. Penulisan komentar tidak boleh mengandung kata-kata kotor, SARA serta berbau pornografi. Kami juga tidak mengzinkan pencantuman link. EmoticonEmoticon