WARGA TRENGGALEK KONSUMSI AIR KERUH

Trenggalek, 21/9 - Ratusan warga di Dusun Selorejo, Desa Mlinjon, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur terpaksa menggunakan air keruh untuk memenuhi sehari-hari akibat krisis air yang terjadi sejak dua bulan terakhir.

Salah satu warga, Wiji, sabtu mengatakan, penggunaan air seadanya tersebut dilakukan karena sumur-sumur di lingkungan sekitarnya telah mengering.

"Yang masih ada airnya hanya di sini ini. Awalnya jernih, tapi kalau sudah beberapa kali ditimba langsung keruh, karena airnya hampir habis. Kalau mau digunakan didiamkan dulu," katanya.

Meski kondisinya kotor, sumur yang berada dua kilometer dari perkampungan tersebut tetap menjadi andalan warga. Tidak kurang 60 kepala keluarga setiap hari mengantre di sumur itu guna mendapatkan air.

"Kondisi semacam ini rutin terjadi setiap tahun, hanya saja untuk tahun ini agak mundur, kalau biasanya bulan Juni itu sudah kering, ini baru mulai kering bulan Juli," jelasnya.

Wiji menambahkan, krisis air yang terjadi dua bulan terakhir mulai mengganggu aktifitas sehari-hari. Air yang biasanya dialirkan melalui pipa, kini mati total.

"Setiap hari harus bolak-balik mengambil air di sumur, kalau tidak begitu ya tidak bisa masak maupun mandi," ujarnya.

Hal senada juga dikatakan warga yang lain, Indah. Akibat kekeringan itu, ia terpaksa berhemat air, dengan melakukan aktifitas mencuci dua hari sekali. Selain itu juga haru mengurangi volume air yanh digunakan.

"Kalau untuk mandi masih bisa dua kali sehari, tapi ya itu air yang digunakan juga cukup sedikit, paling sekitar setengah bak. Kalau tidak begitu tidak cukup" paparnya.

Indah mengaku, hingga kini Pemerintah Kabupaten Trenggalek maupun dinas terkait belum memberikan bantuan air bersih. Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan.

"Sebetulnya yang kami inginkan tidak banyak, hanya air, kemudian bantuan jeriken dan kalau bisa di sini diberi tandon air," ujarnya.

Karena pada tahun-tahun sebelumnya pengiriman bantuan air bersih dari pemerintah hanya diperuntukan bagi warga yang ada di pinggir jalan raya.

"Sedangkan untuk warga yang rumahnya agak masuk ke dalam sudah tidak kebagian lagi, padahal semua butuh air bersih," tandasnya.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan klaim Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, Joko Rusianto, yang mengaku siap memberikan bantuan air bersih.

Bahkan Joko menyatakan, pemerintah desa cukup menelepon BPBD maka air langsung dikirimkan ke lokasi yang mengalami krisis air, sedangkan surat permohonan bisa menyusul kemudian hari.

"Prosedur yang kami gunakan sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Kami sudah berkoordinasi dengan PDAM," ujarnya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

POLISI TRENGGALEK UNGKAP PEMBUNUHAN DI GUNUNG KUNCUNG SUKORAME

Trenggalek, 21/9 - Kepolisian Resor Trenggalek, Jawa timur berhasil melakukan pengungkapan kasus pembunuhan yang terjadi di kawasan gunung Kuncung Kecamatan Gandusari.

Kapolres Trenggalek, AKBP Denny Setya Nugraha Nasution, Sabtu mengatakan, korban atas nama Sukaji (50), warga Desa Ngulan Kulon Kecamatan Pogalan yang mayatnya ditemukan berada di dasar jurang tersebut ternyata dibunuh oleh selingkuhannya sendiri.
"Kami berhasil melakukan pengungkapan sekitar dua jam setelah olah TKP (tempat kejadian perkara), tersangka yang kami amakan adalah Sujiati (46) dan Martono (38) keduanya warga Desa Sukoreme ," katanya.
Menurutnya, pengungkapan pembunuhan itu berhasil setelah polisi melakukan penelusuran pesan pendek (SMS) yang ada di "handphone" korban.
"Dalam SMS itu ada inisial AT, ternyata itu adalah Sujiati, awalnya tidak mau mengakui, bahkan saat reka ulang tadi sempat beralibi, tapi setelah kami periksa mengaku juga," ujarnya.
Dijelaskan kapolres, kronologis kejadian tersebut berawal dari pertemuan antara tersangka Sujiati enggan korban di lereng gunung Kuncung, saat itulah korban mencoba memegang tangan pelaku.
"Namun pelaku merasa risih dan akhirnya mengibaskan tangan Sukaji, tidak disangka ulahnya itu menyebabkan korban tersungkur dan jatuh ke dasar jurang sedalam 30 meter," ujarnya.
Saat itu, korban yang mengalami luka masih hidup, bahkan bisa berdiri di dasar jurang. Beberapa saat kemudian datang pelaku lain, Martono yang menghampiri Sujiati.
"Kepada Martono, Sumariyati mengaku telah digoda oleh korban. Kemudian Tono turun ke jurang untuk menghampiri korban," jelasnya.
Kapolres menambahkan, di dasar jurang itulah terjadi percecokkan dan akhirnya pelaku menyikut dada korban hingga tersungkur. Mengetahui Sukaji roboh, Tono langsung bergegas naik dari jurang dan menghampiri Sujiati.
"Selanjutnya Tono pergi, sedangkan si perempuan turun ke dasar jurang dan menyerat tubuh korban hingga lima meter. Kemudian ia memindah sepeda motor pelaku sekitar 100 meter dan pulang," paparnya.

Lanjut Denny, pelaku perempuan berpura-pura ketela pohonnya ketinggalan di kebun dan mengajak suaminya, Sopingi untuk mengambilnya. Sesampai di TKP, pelaku meminta suaminya turun ke jurang untuk mencari tali untuk ketela.
"Padahal itu hanya setingan pelaku agar mengetahui ada mayat korban, dan memang benar Si Sopingi mengetahui, kemudian dilaporkan ke perangkat desa," katanya.
Akibat perbuatannya, polisi menjerat kedua pelaku dengan Pasal 351 ayat 1 KUHP, yakni penganiayaan yang mengakibatkan matinya seseorang, dengan ancaman tujuh tahun penjara.
"Kami juga masih mendalami apakah antara kedua pelaku ini terlibat cinta segitiga," ujarnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®










POLISI TRENGGALEK SELIDIKI PENEMUAN MAYAT

POLISI TRENGGALEK SELIDIKI PENEMUAN MAYAT

Trenggalek, 20/9 - Kepolisian Resor Trenggalek, Jawa Timur menyelidiki penemuan sesosok mayat di kawasan gunung kuncung, Desa Sukorame, Kecamatan Gandusari.

Kapolsek Gandusari, AKP M Yasir, Jumat mengatakan, korban yang diidentifikasi bernama Sukaji (50) warga Desa Ngulan Kulon Kecamatan Pogalan tersebut ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa sekitar pukul 17.00 WIB oleh warga setempat.

"Untuk memastikan apakah korban pembunuhan atau bukan, tim dari Polsek Gandusari masih melakukan proses penyelidikan," katanya.

Menurutnya, saat ini mayat korban dibawa ke RSUD Dr Soedomo Trenggalek guna dilakukan "visum at repertum".

Yasir menambahkan, dari olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan sejumlah barang bukti, antara lain sepeda motor Viar bernomor polisi AG 2286 YH, kunci kontak serta sebuah HP Nokia.

"Seluruh barang bukti tersebut kami amankan, anggota akan melakukan penelitian terhadap barang yang ditemukan itu, untuk mengungkap latar belakang kematian korban," katanya.


Powered by Telkomsel BlackBerry®
DPRD TRENGGALEK SEGERA PAW PUGUH PURNOMO

DPRD TRENGGALEK SEGERA PAW PUGUH PURNOMO

Trenggalek, 20/9 - Pimpinan DPRD Trenggalek memastikan segera melakukan penggantian antar waktu (PAW) terhadap salah satu anggotanya, Puguh Purnomo yang pindah partai dari PKPI ke Partai Hanura.


Plt Ketua DPRD Trenggalek, Samsul Anam, Jumat mengatakan, kepastian itu setelah pihaknya menerima surat keputusan (SK) Gubernur Jawa Timur nomor 171.406/379/011/2013 tantang pemberhentian dan pengangkatan pengganti antar waktu anggota DPRD Trenggalek.


"Kami menerima tembusannya kemarin lusa, dengan adanya SK ini tidak ada lagi alasan untuk menunda proses PAW," katanya.


Menindaklanjuti SK tersebut, rencananya unsur pimpinan dewan akan melakukan rapat koordinasi dan segera merumuskan penentuan waktu rapat paripurna PAW bersama badan musyawarah (bamus).


Pimpinan dewan menargetkan, pelantikan pengganti, Puguh Purnomo tersebut paling lambat dilaksanakan akhir September mendatang.


"Semuanya sudah lengkap dan jelas serta ada dasar hukumnya, makanya kami akan melakukan rapat bersama bamus," ujarnya.


Lanjut Samsul Anam, calon yang bakal menggantikan posisi Puguh di kursi legislatif adalah Sumaryati, yang pada Pemilu 2009 lalu ikut berkompetisi dengan menjadi caleg PKPI.


Sementara itu disinggung mengenai gugatan yang diajukan pihak Puguh Purnomo ke Pengadilan Negeri Trenggalek, pimpinan DPRD menyatakan tidak gentar.


"Dalam gugatan tersebut pimpinan DPRD juga ikut menjadi tergugat, tapi kami tidak masalah, karena semuanya sudah sesuai dengan prosedur," imbuh Samsul.


Pihaknya optimistis akan menang dan dinyatakan tidak bersalah oleh majelis hakim. Seluruh kebijakan yang diambil terkait proses PAW telah sesuai dengan ketentuan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

KARYA KONTRIBUTOR KBR68H BERJAYA DI AJI KEDIRI AWARD

Kediri, 20/9 - Jurnalis Kantor Berita Radio KBR68H, di Trenggalek, Jawa Timur, Adhar  menyabet gelar juara dalam ajang penghargaan AJI Kediri Award 2013. 

Karya jurnalistik yang berjudul "Ironi Guru Bersertifikasi" tersebut menyisihkan sembilan nominator lainnya, mulai dari media radio, cetak, portal maupun televisi se-eks karesidenan Kediri dan Madiun. 

Panitia AJI Kediri Award, Danu Sukendro mengatakan dalam penganugrahan ini, pihaknya memilih dua karya terbaik. Karya lain yang ikut terpilih adalah hasil liputan reporter Radio Andika FM Kediri, Hadi Kusuma, dengan judul "Dana BSM, Sudah Diterima Tapi Melayang".

"Pada saat training (sebelumnya) peserta diminta untuk membuat proposal perencanaan liputan. Peliputan yang terkait dengan transparansi anggaran. Dengan berbagai bertimbangan, kami memilih dua orang pemenang, kebetulan dari radio semua, yaitu Adhar Muttaqin dari KBR68H dan Hadi Kusuma dari Radio Andika FM Kediri," kata Danu Sukendro.

Liputan kontributor KBR68H, ironi guru bersertifikasi  ini menceritakan tentang ketidaksinkronan antara besarnya tunjangan guru sertifikasi dengan peningkatan kualitas mengajar. 

Anggaran sertifikasi guru di Trenggalek mencapai hampir Rp200 miliar setahun, namun tidak ada dampak yang berarti bagi kemajuan pendidikan.

Danu Sukendro menambahkan , penganugrahan AJI kediri tersebut merupakan kerjasama antara AJI Kediri dengan USAID untuk mendorong isu tentang anggaran.
TRANSPARANSI ANGGARAN PUBLIK KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR MINIM

TRANSPARANSI ANGGARAN PUBLIK KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR MINIM

Trenggalek 21/9 - Mayoritas pemerintah kabupaten/kota di Jawa Timur belum memiliki inisiatif untuk mempublikasikan anggaran keuangannya melalui media online (portal), sebagai bentuk transparansi anggaran publik. 

Kordinator LSM pemerhati anggaran Fitra Jawa Timur, Dahlan mengatakan, dari 38 kabupaten/kota yang ada hanya Kota Blitar dan Kota Surabaya yang menampilkan sejumlah informasi anggaran melalui website resmi pemerintah setempat.

"Ada beberapa daerah yang sudah mempublikasikan dokumen anggaran, tapi di beberapa daerah sama sekali tidak ada sama sekali informasi anggaran yang ditampilkan di website, padahal itu menjadi salah satu media transparansi informasi," kata

Dahlan menambahkan, selain tidak memiliki inisiatif menyampiaakan ke publik, sebagain kabupaten/kota juga masih enggan memberikan dokumen APBD ke LSM maupun jurnalis. 

Menurutnya kondisi tersebut tidak sesuai dengan Undang-undang nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP).

KOMISI III DPRD TRENGGALEK PANGGIL DIREKTUR RSUD DR SOEDOMO

KOMISI III DPRD TRENGGALEK PANGGIL DIREKTUR RSUD DR SOEDOMO

     Trenggalek, 19/9 - Komisi III DPRD Trenggalek, Jawa Timur memanggil sejumlah pihak, terkait pembangunan gedung rawat inap paviliun RSUD Dr Soedomo yang kini bermasalah.

     Ketua Komisi III DPRD Trenggalek, Sukarti, Kamis mengatakan, beberapa pihak yang dipanggil antara lain Direktur RSUD Trenggalek, konsultan pengawas, konsultan perencanaan, pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) serta kontraktor pelaksana.

     "Kami mempertanyakan mulai proses perencanaan hingga pengerjaan, kenapa atap bangunan yang bernilai Rp6 miliar itu melengkung dan dibongkar, padahal baru dikerjakan tahun 2012," katanya.

     Namun, menurutnya jawaban masing-masing pihak yang diundang belum memberikan jawaban yang konkrit dan justru terkesan berbelit-belit.

     "Sehingga rapat dengar pendapat tadi belum ada hasil maupun rekomendasi apapun, bahkan tadi pihak rekanan belum sempat kami tanya, karena keterbatasan waktu," ujarnya.

     Hal senada juga disampaikan anggota Komisi III lainnya, Sugino Pudjosemitro. Menurutnya pihak konsultan maupun direktur rumah sakit terkesan saling lempar masalah dan mencari selamat sendiri-sendiri.

     "Pak direktur tadi mengatakan, terkait melengkungnya atap tersebut dia tidak mengetahui, katanya permasalahan itu diketahui setelah sejumlah pekerja menurunkan atap paviliun," katanya.

     Gino menambahkan, permasalahan pembangunan gedung rawat inap paviliun tidak hanya sebatas pada persoalan pembongkaran atap yang melengkung, namun proses perencanaan diduga juga bermasalah.

     Hal itu terbukti saat komisi III DPRD Trenggalek melakukan inspeksi mendadak ke lokasi pembangunan, saat itu pihaknya mengetahui adanya penambahan jendela dan angin-angin pada dinding yang sudah jadi.

     "Ini aneh, karena konsultannya sama antara pembangunan tahap satu dan tahap dua, terus kenapa bisa sampai ada pemasangan jendela dan angin-angin tambahan dengan menjebol tembok yang ada," imbuh Sugino.

     Ia menambahkan, rapat dengar pendapat dengan tersebut akhirnya dihentikan tanpa rekomendasi apapun.

     "Hari ini tadi waktunya sangat terbatas, karena kami juga ada agenda rapat dengan SKPD (satuan kerja perangkat daerah) untuk sidang paripurna," kata Sukarti.

     Rencananya, Komisi III bakal melakukan pemanggilan ulang terhadap SKPD maupun pihak yang terkait langsung dengan pembangunan gerung paviliun.

     Sebelumnya, atap gedung paviliun yang dibangun pada tahun anggaran 2012 dengan anggaran Rp6 miliar dibongkar karena lemengkung. Pembongkaran itu dilakukan oleh PT Ardi Tekindo Perkasa selaku rekanan pembangunan tahap I dan II.

     Sementara itu terkait permasalahan tersebut, tim intelejen Kejaksaan Negeri (Kejari) Trenggalek langsung diturunkan guna melakukan penyelidikan adanya dugaan penyelewengan.

     "Kami masih menunggu hasil penyelidikan di lapangan, nanti kalau sudah jelas akan kami tindaklanjuti," kata Kepala Kejari Trenggalek, Adianto.


POLISI BIDIK DIREKTUR RSUD TRENGGALEK

POLISI BIDIK DIREKTUR RSUD TRENGGALEK

    Trenggalek, 18/9 - Kepolisian Resor Trenggalek, Jawa Timur membidik Direktur RSUD Dr Soedomo dalam kasus pengadaan obat senilai Rp6,8 miliar.

     Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Supriyanto, Rabu mengatakan, dari sejumlah saksi yang telah diperiksa mulai dari penyelidikan hingga penyidikan, hampir seluruhnya menyebut keterlibatan pengguna anggaran itu.

     "Dalam pelaksanaan pengadaan itu pihak rekanan memberikan komisi kepada rumah sakit sebesar Rp98 juta, uang yang seharusnya masuk ke kas BLUD rumah sakit justru dialihkan ke rekenung lain," katanya.

     Menurutnya, para saksi yang diperiksa menyebutkan, pengalihan uang komisi ke rekening lain tersebut atas perintah direktur rumah sakit.

     Disinggung mengenai perkembangan penyidikan kasus tersebut, kasat reskrim mengaku, pihaknya telah memeriksa 12 orang saksi.

     "Yang enam orang sudah kami periksa sepekan yang lalu, sedangkan sisanya secara berurutan kami periksa hingga hari ini," katanya kepada sejumlah wartawan.

     Enam saksi terakhir yang dimintai keterangan masing-masing adalah bendahara, staf pengeluaran pembantu, kasir, staf keuangan serta bagian keperawatan.

     Rencananya tim penyidik tindak pidana korupsi (tipikor) akan melakukan pemeriksaan terhadap tujuh saksi lainnya. Para saksi itu bakal diperiksa dalam waktu sepekan mendatang.

     "Tadi surat panggilannya sudah kami buat, semoga saja para saksi yang kami panggil ini kooperatif sehingga pemeriksaan bisa segeraselesai," imbuhnya.

     Sementara itu dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kapolres Trenggalek, AKBP Denny Setya Nugraha Nasution menegaskan, hingga kini pihaknya belum menetapkan tersangka, meski status kasus tersebut telah naik menjadi penyidikan.

     "Belum ada tersangka, dalam peningkatan status dari penyelidikan menjadi penyidikan itu tidak harus dibarengi dengan nama tersangka," katanya.

     Ia menegaskan penetapan nama tersangka baru akan dilakukan pada setelah pihaknya menerima hasil penghitungan jumlah kerugian negara yang dilakukan oleh BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan) Jawa Timur.

     Menurutnya dalam surat perintah penyidikan (sprindik) yang telah dikeluarkan, pihaknya juga belum mencantumkan nama tersangka.  

     Namun demikian, Denny mengaku, tim penyidik telah mengantongi salah satu nama pejabat di RSUD Trenggalek sebagai calon tersangka.

     "Untuk saat ini kami belum bisa menyampaikan identitasnya, nanti setelah ditetapkan sebagai tersangka akan kami sampaikan ke teman-teman media," ujarnya.

     Kasus dugaan korupsi ini bermula dari pengadaan obat di RSUD Dr Soedomo dalam kurun waktu kurun tahun 2011-2012. Saat itu, rumah sakit daerah milik Pemkab Trenggalek tersebut melakukan pengadaan obat dan alat kesehatan dengan anggaran senilai Rp6,8 miliar.

     Dalam pelaksanaanya pihak kontraktor memberikan komisi kepada rumah sakit sebesar Rp98 juta, namun dana yang seharusnya masuk dalam rekening kas BLUD RSUD Dr Soedomo justru dialihkan ke rekening pribadi. Saat pihak kepolisian mulai melakukan penyelidikan, uang tersebut dikembalikan ke kas rumah sakit.

     "Kami menduga uang tersebut bakal digunakan untuk kepentingan pribadi" tandasnya.


PENYERAPAN APBD TRENGGALEK RENDAH

PENYERAPAN APBD TRENGGALEK RENDAH

Trenggalek, 18/9 - Angka penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur masih 42 persen selama semester pertama 2013.

Kepala Bagian Pembangunan Setda Trenggalek, Umbar Pramadi, Rabu mengatakan, rendahnya penyerapan anggaran itu sebagian besar terjadi pada dinas-dinas yang melaksanakan proyek pembangunan fisik.

Sesuai hasil evaluasi, SKPD (satuan kerja perangkat daerah) yang paling sedikit penyerapannya adalah dinas bina marga dan pengairan serta dinas permukiman dan kebersihan (perkimsih)," katanya.

Penyerapan anggaran di dinas binamarga dan pengairan tercatat masih 10,13 persen, sedangkan dinas perkimsih hanya 8,97 persen. Kedua dinas tersebut berada pada level paling bawah atau kategori D.

Sementara itu SKPD dengan angka peyerapan anggaran daerah yang masuk kategori C (22-35 persen) tercatat sebanyak 10 lembaga. Beberapa diantaranya, dinas koperasi perindustrian perdagangan pertambangan dan energi (koperindag temben), dinas pariwisata, RSUD dr Soedomo, badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) serta Setda Trenggalek.

Umbar menjelaskan, minimnya pelaksanaan anggaran tersebut diakibatkan oleh beberapa hal, termasuk molornya perencanaan sejumlah proyek konstruksi. Hal tersebut berdampak langsung pada proses lelang maupun pelaksanaan.

"Karena belanja konstruksi ini melibatkan pihak ketiga, baik itu sebagai konsultan perencana atau konsultan pelaksana. Sehingga untuk membuat RAB dan dijadikan dokumen lelang itu ada keterlambatan," katanya.

Ditambahkan, selain molornya sejumlah tahapan lelang, rendahnya serapan ABPD juga dipicu oleh pelaksanaan proyek fisik yang saat ini sedang dikerjakan, sehingga anggaran masih belum terbayarkan pada pihak kontraktor.

Kata dia, pelnyerapan APBD biasanya akan meningkat antara bulan Oktober hinga Desember, seiring berakhirnya pelaksanaan proyek-proyek konstruksi.

"Kelihatannya tradisi penyerapan anggaran besar di belakang masih terjadi, tampaknya sulit untuk merubah ini," tuturnya.

Total APBD Trenggalek 2013 mencapai Rp1,043 triliun, terdiri dari 640 miliar anggaran belanja tidak langsung, Rp403 miliar belanja langsung dan Rp363 miliar untuk belanja non-pegawai.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

POLISI TRENGGALEK PERKETAT PENGAMANAN MARKAS DAN ANGGOTA

Trenggalek 16/9 - Kepolisian Trenggalek, Jawa Timur memperketat pengamanan markas serta anggotanya setelah marak serangkaian peristiwa penembakan terhadap polisi dalam beberapa bulan terakhir.

Sejumlah anggota polisi, Selasa tampak bersiaga di samping pintu masuk Polres Trenggalek, beberapa diantara dilengkapi dengan senjata laras panjang.

Anggota polisi tersebut juga memeriksa barang bawaan setiap warga yang hendak berkunjung yang Mapolres Trenggalek.

"Pemeriksaan ini kami lakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, jangan sampai kejadian penembakan maupun pengeboman terjadi di sini," kata Kasubbag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh.

Menurutnya, selain memperketat pengamanan markas, pihaknya juga memberikan pendampingan terhadap anggota polisi yang melaksanakan tugas di jalan raya.

"Misalkan, pada saat menjalankan kegiatan "penggal pagi", sejumlah anggota polisi lain kami terjunkan untuk melakukan pemantauan terhadap rekannya, mereka dilengkapi dengan senjata juga," ujarnya.

Tidak hanya itu saja, guna mengantisipasi serangan mendadak, Kepolisian Trenggalek memperpendek waktu penjagaan di beberapa pos polisi hingga pukul 21.00 WIB.

Pemantauan keamanan lebih diintensifkan dengan cara patroli keliling dengan mobil maupun motor, cara tersebut dinilai lebih aman dan efisien. 

Lanjut Siti, meskipun Trenggalek tidak masuk dalam daerah rawan tindak kriminalitas, peningkatan pengamanan tersebut perlu dilakukan demi menjamin rasa aman masyarakat.

"Pada dasarnya, polisi adalah pengayom dan pelindung masyarakat, jadi sebisa mungkin kami melakukan antisipasi dini, jangan sampai kami kecolongan," tandasnya. 
PENCABULAN DOMINASI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DI TRENGGALEK

PENCABULAN DOMINASI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DI TRENGGALEK

Trenggalek - Angka kekerasan terhadap perempuan, khususnya tindak asusila di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur meningkat 50 persen dibanding tahun sebelumnya.

Juru bicara Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh mengatakan,  sampai dengan September ini, jumlah kasus pencabulan / tindak asusila yang tangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Trenggalek mencapai 15 kasus. Sedangkan tahun lalu berjumlah 10 kasus. 

Menurutnya, para korban tindak asusila tersebut rata-rata masih duduk di bangku SMP dan SMA.

"Menilik kejadian dibandingkan tahun sebelumnya, ternyata mamsih banyak kejadian-kejadian yang menimpa kepada anak-anak, khususnya perempuan. Tahun 2012 sekitar 10 kasus, kemudian untuk 2013 ada 15 kasus," katanya.

Sedangkan lanjut Siti, untuk angka kekerasan terhadap perempuan secara umum, yakni pencabulan, penganiayaan serta kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), hingga September ini telah mencapai 30-an kasus. 

Ia meyakini, jumlah  kasus yang terjadi di masyarakat jauh lebih banyak, mengingat tidak seluruhnya dilaporkan ke kepolisian. 

Terkait kondisi tersebut pihaknya berharap, para perempuan khususnya anak dibawah umur untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah percaya terhadap bujuk rayu dari lawan jenis.
AJI Kediri Gandeng Pascasarjana Uniska

AJI Kediri Gandeng Pascasarjana Uniska

Kediri - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri akan menjalin kerja
sama dengan Pascasarjana Universitas Islam Kadiri (Uniska) untuk
meningkatkan profesionalisme dan kapasitas jurnalis di eks Karesidenan
Kediri.

Pascasarjana Uniska akan menyiapkan fasilitas kampus dan pakar
yang kompeten untuk mendukung program kerja AJI Kediri.

"Kesepakatan itu akan kami tuangkan dalam penandatanganan Memorandum
of Understanding (MoU) antara AJI Kediri dan Pascasarjana Uniska pada
19 September 2013," kata Prof. Dr. Sumarji, SP. MP, Direktur
Pascasarjana Uniska, Minggu (15/9/2013)

Implementasi dari MoU tersebut, menurut Prof Sumarji, pihaknya siap
membantu kegiatan peningkatan profesionalisme jurnalis yang digelar
AJI. Diantaranya, kebutuhan narasumber atau pakar dalam even-even AJI
Kediri.

"Kalau AJI Kediri menggelar work shop, pelatihan atau seminar,
Pascasarjana Uniska bisa menyiapkan pemateri, misalnya butuh yang
sudah doktor, kami siap," ujarnya.

Selain itu, Pascasarjana Uniska memberikan kemudahan bagi jurnalis
yang ingin meningkatkan jenjang pendidikannya ke program magister.

Dalam kesepakatan tersebut, Pascasarjana Uniska juga siap memberikan
fasilitas di kampus untuk tiap even yang digelar AJI Kediri. Sejumlah
ruangan exluclusive ber-AC dan peralatan Pascasarjana Uniska bisa
dimanfaatkan. Di satu sisi, lanjut Sumarji, pihaknya juga meminta
kesediaan AJI Kediri untuk melatih civitas akademika pada even
pelatihan jurnalistik atau public relation.

Sementara itu, Ketua AJI Kediri Yusuf Saptro mengungkapkan,
kesepakatan Uniska membawa dampak positif bagi jurnalis di eks
karesidenan Kediri. Menurut dia, program peningkatan profesionalisme
jurnalis ini selalu jadi prioritas program AJI di tiap kepengurusan.
"Saya bersyukur, Pascasarjana Uniska bisa ikut mendukung kami,"
ujarnya.

Profesionalisme jurnalis, menurut Yusuf, sudah tak bisa ditawar lagi.
Sebab, jurnalis menghasilkan produk jurnalistik yang menjadi acuan
informasi masyarakat.

Kesepakatan dengan Pascasarjana Uniska itu langsung diimplementasikan.
Pada 19 September 2013, AJI bekerja sama dengan Pascasarjana Uniska
menggelar diskusi panel "Setengah Episode Pemberantasan Korupsi,"
dilanjurkan "Penganugerahan AJI Kediri Award 2013" di Lantai III
Pascasarjana Uniska. (Aji kediri)

Powered by Telkomsel BlackBerry®