Kerugian Kebakaran Pasar Pon Trenggalek Rp66 Miliar

Trenggalek - Jumlah kerugian akibat kebakaran yang terjadi di Pasar Pon Trenggalek mencapai lebih dari Rp66 miliar, jumlah itu diperkirakan masih akan terus bertambah karena saat ini terus dilakukan pendataan. 

"Jadi mulai hari ini tim terpadu dari Diskomindag dan Disos sudah membuka posko di dekat lokasi pasar untuk menerima laporan dari seluruh pedagang yang berjualan di Pasar Pon, untuk sementara jumlah kerugian yang dilaporkan Rp66,3 miliar itu," kata Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Trenggalek, Triadi Atmono, Minggu (26/8/2018). 

Proses pendataan ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti jumlah pedagang dan jumlah kerugian yang ditumbulkan akibat kebakaran hebat yang terjadi pada Sabtu dini hari kemarin. Jumlah kerugian tersebut terdiri dari aset maupun barang-barang milik para pedagang. 

Sedangkan hingga hari ini, dari total 703 kios dan lapak yang ada, baru 424 pedagang yang melaporkan ke posko tanggap darurat. Diakui beberapa pedagang ada yang memiliki dua hingga tiga kios. 

Terkait proses relokasi para pedagang, dipastikan akan segera dilakukan. Saat ini pemerintah daerah tengah mempersiapkan kios non permanen yang akan ditempati pada pedagang di Terminal MPU dan bekas kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil). 

"Kebetulan karena ini memang untuk relokasi maupun pembangunan pasar sudah direncanakan jauh hari, maka sudah teranggarkan tahun ini. Saat ini proses lelang untuk relokasi sudah selesai dan tinggal pelaksanaan pekerjaan," ujar Triadi. 

Diharapkan mulai Senin besok pihak kontraktor bisa memulai pekerjaan penyiapan lapak dan kios untuk penampungan sementara, sehingga para pedagang korban kebakaran bisa segera melakukan aktivitas jual-beli. 

Sementara itu salah seorang anak pedagang, Suparno megaku sengaja mendatangi posko tanggap darurat kebakaran untuk melaporkan kerugian dan aset milik ibunya yang ikut ludes terbakar kemarin. 

"Kebetulan ibu masih syok sehigga saya yang lapor ke sini, kerugian yang dialami ibu saya dari jualan kerupuk mencapai Rp150 juta," kata Suparno. 

Ia mengakui, selama mendampingi ibunya berjulan, kondisi Pasar Pon Trenggalek belum pernah ada renovasi sejak tahun 1974, sehingga banyak konstruksi bangunan yang mulai mengalami kerusakan. 

"Sedangkan untuk listrik sepuluh tahun yang lalu ada pembenakan, sebetulnya kalau melihat konsinya itu masih baik, tapi persoalannya itu banyak pedagang yang kemudian menyambung sendiri. Jadi sekarang memang sudah waktunya pembenahan lagi," imbuhnya. 

Sebelumnya ratusan kios dan lapak di Pasar Pon Trenggalek terbakar pada Sabtu dini hari, seluruh lapak yang ada di dalam komplek pasar ludes dilalap si jago merah. Hanya beberapa kios yang selamat dari kobaran api. 


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Terima Kasih telah mampir di www.trenggalekkita.com, silakan untuk menuliskan komentar pada kolom di bawah ini. Penulisan komentar tidak boleh mengandung kata-kata kotor, SARA serta berbau pornografi. Kami juga tidak mengzinkan pencantuman link. EmoticonEmoticon