Google Latih Jurnalis Tulungagung Analisa Data Digital

Tulungagung - Raksasa internet Google memberikan pelatihan  analisa  data  digital kepada  puluhan  jurnalis  di Tulungagung  dan  sekitarnya. Ini dilakukan untuk menunjang kinerja para pemburu berita dalam memverifikasi informasi.

Salah seorang trainer Google News Initiative, Ika Ningtyas, mengatakan pelatihan yang dilakukan secara bergilir di seluruh wilayah Indonesia ini ditargetkan akan mentransfer ilmu analisa data digital kepada 1.000 jurnalis dari berbagai media dan organisasi. 

"Kebetulan untuk yang Tulungagung ini adalah angkatan ke-25, target kami di tahun 2018 ada 1.000 jurnalis. Ini adalah program kerjasama antara Google, AJI dan Internews," kata Ika, Minggu (28/10/2018) di Hotel Istana Tulungagung. 

Dijelaskan, dalam pelatikan ini para awak media diajarkan dalam berbagai macam 'tool' yang dimiliki oleh Google maupun penyedia aplikasi lainnya untuk memverifikasi informasi yang muncul melalui media sosial maupun sejumlah platform media daring lainnya. 

"Skil yang mereka dapatkan bukan metode verifikasi konvensional, tapi menggunakan sejumlah tool, yang mana alat ini sangat membantu, karena perkembangan informasi sangat cepat terutama melalui media sosial," ujarnya. 

Salah satu contohnya adalah cara melacak kebenaran suatu informasi berupa foto yang beredar melalui medsos maupun media jejaring. Dengan pengujian menggunakan berbagai aplikasi maka proses verifikasi akan lebih mudah dan akurat. Selain itu juga diajarkan cara melakukan analisa informasi berbasis video. 

"Kemudian yang kedua juga kami ajarkan terkait digital hygiene, artinya membekali jurnalis bagaimana mengamankan diri dan datanya di internet. Karena ancaman netizen kepada jurnalis tidak hanya secara fisik tapi juga secara online," jelas Ika. 

Pengamanan data sangat diperlukan karena, data digital para jurnalis yang tidak aman maka rawan disalahgunakan oleh orang lain, mulai peretasan, persekusi maupun berbagai ancaman lainnya. Hal ini rentan terjadi bagi para jurnalis yang bekerja untuk liputan investigasi. 

Analisa digital tersebut merupakan pelengkap untuk menunjang kinerja para jurnalis dengan digabung menggunakan metode konvensional, seperti wawancara langsung, cek lokasi kejadian maupun berdasarkan dokumen. 

"Akan tetapi memang untuk diera yang semakin canggih ini beberapa metode konvensional itu terkadang belum cukup untuk mengungkap fakta sebenarnya, sehingga dibutuhkan analisa digital," imbuhnya. 

Bahkan beberapa media besar juga sempat termakan kabar hoaks yang beredar melalui media sosial dan dijadikan sebuah berita. Kondisi tersebut dinilai sangat fatal karena dapat menyesatkan masyarakat. 

Trainer Google News Initiative ini mengaku, Penyelenggaraan pelatihan untuk jurnalis ini sengaja dilakukan di tahun 2018, karena Indonesia memasuki tahun politik mulai dari Pilkada, Pemilu Legislatif hingga pemilihan Presiden. 

"Ini penting, karena berkaca di tahun 2014, ternyata hoaks itu menjadi salah satu cara untuk melakukan pencitraan dan menjatuhkan lawan politik, inilah tugas media untuk memverifikasi itu," kata Ika Ningtyas. 

Menurutnya, dari analisa berbagai sumber angka hoaks yang tersebar melalui internet akan mengalami peningkatan atau berkorelasi dengan semakin dekatnya tahun politik. 




Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Terima Kasih telah mampir di www.trenggalekkita.com, silakan untuk menuliskan komentar pada kolom di bawah ini. Penulisan komentar tidak boleh mengandung kata-kata kotor, SARA serta berbau pornografi. Kami juga tidak mengzinkan pencantuman link. EmoticonEmoticon