JALUR MUDIK PONOROGO-TRENGGALEK BERLIKU DAN MINIM PENERANGAN


Trenggalek - Para pemudik yang hendak melintasi jalur utama di Trenggalek , Jawa Timur perlu meningkatkan kewaspadaan , kerena beberapa ruas jalan, rawan kecelakaan lalu lintas, rawan longsor dan minim penerangan . 

Jalur utama Jawa Tengah-Jawa Timur, yang melintasi Kabupaten Ponorogo dan Trenggalek kini menjadi salah satu jalur favorit para pemudik dari Jakarta , Jawa Barat maupun Banten yang hendak menuju Kabupaten Trenggalek, Tulungagung, Blitar maupun Malang. Apabila dibandingkan dengan jalur tengah yang melewati Madiun dan Nganjuk, waktu tempuh yang dibutuhkan lebih singkat tiga jam. 

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Trenggalek, Sigit Agus Hari Basuki mengatakan, untuk pemudik yang akan melalui jalur Trenggalek perlu meningkatkan kewaspadaan. beberapa ruas jalan , seperti di wilayah Kecamatan Tugu  rawan longsor. Beberapa tebing curam dan jurang berada di kanan dan kiri jalan. selain itu kawasan ini memiliki jalur yang berkelok-kelok . 

"Kewaspadaan pemudik perlu lebih ditingkatkan apabila melintas pada malam hari , karena untuk wilayah perbatasan masih minim penerangan jalan. penerangan yang ada hanya terbatas di wilayah perkampungan warga," katanya.

Selain itu, amsih di wilayah Kecamatan Tugu , beberapa marka jalan kondisinya telah memudar, bahkan di beberapa tikungan jalam garis marka jalannya telah hilang. namun untuk kondisi aspal rata-rata masih cukup bagus.

"Terkait hal ini, kami akan koordinasi dengan instansi bersangkutan, karena jalur ini masuk milik Pemrov Jatim," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Sigit ini menambahkan. dari hasil pengamatan jalur mudik dilakukan bersama Polres Trenggalek. salah satu titik yang mendapatkan perhatian adalah jembatan darurat yang ada di Desa Nglongsor Kecamatan Tugu.

Jembatan utama penghubung Trenggalek dengan Ponorogo ini tidak bisa difungsikan sebagaimana jembatan permanen, karena kendaraan yang melintas dibatasi maksimal enam ton , selain itu kondisi jembatan yang sempit tidak bisa dimanfaatkan untuk dua lajur, sehingga  harus bergantian.

"Kalau saat ini mungkin masih aman, tapi jika arusnya sudah padat, ada dua alternatif yang bisa kami lakukan, yakni buka tutup jalur atau pengalihan arus melalui karangan," katanya.

Sementara itu Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Trenggalek, AKP Heru Sujio Budi Santoso mengatakan, Khusus untuk jalur yang rawan kecelakaan lalu lintas (blackspot area) mulai perbatasan Tulungagung hingga Desa Kedunglurah Kecamatan Pogalan.

"Kawasan rawan ini bukan karena jalannya sulit, namun justru lurus dan relatif mulus, sehingga pengendara bisanya  memacu kendaraanya lebih kencang, tapi beberapa ada yang bergelombang," katanya.

Pihakna meminta seluruh pengguna jalan, untuk lebih berhati-hati dan menaati seluruh rambu-rambu yang ada, sehingga bisa meminimalisir tejadinya kecelakaan lalu lintas.

Kasat Lantas mengaku, saat ini pihaknya mulai melakukan rekayasa lalu lintas untuk lebaran maupun hari raya ketupat.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Terima Kasih telah mampir di www.trenggalekkita.com, silakan untuk menuliskan komentar pada kolom di bawah ini. Penulisan komentar tidak boleh mengandung kata-kata kotor, SARA serta berbau pornografi. Kami juga tidak mengzinkan pencantuman link. EmoticonEmoticon