MANTAN DIREKTUR RSUD TRENGGALEK DITETAPKAN SEBAGAI TERSANGKA KORUPSI

MANTAN DIREKTUR RSUD TRENGGALEK DITETAPKAN SEBAGAI TERSANGKA KORUPSI


     Trenggalek, 16/10 - Kepolisian Resor (Polres) Trenggalek, Jawa Timur menetapkan mantan Direktur RSUD dr Soedomo, Noto Budianto sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan obat senilai Rp6,8 miliar.

     Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Supriyanto, Rabu mengatakan, penetapan tersebut dilakukan setelah pihaknya mendapatkan alat bukti yang kuat serta hasil audit kerugiab keuangan negara dari Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) JAwa Timur.

     "Yang bersangkutan sudah kami tetapkan sebagai tersangka utama, semua barang bukti maupun keterangan para saksi juga mengarah pada mantan direktur ini," katanya. 

     Sebagai tindak lanjut atas penetapan tersangka tersebut, tim penyidik hari ini juga memanggil Noto Budianto untuk datang ke Mapolres Trenggalek guna menjalani pemeriksaan untuk yang pertama kalinya.

     Meskipun sempat datang ke polres, pria yang berprofesi sebagai dokter tersebut gagal menjalani pemeriksaan, hal itu terjadi karena tersangka mengaku belum siap dan masih menunggu penasehat hukumnya.

     "Tadi sempat bertemu dengan saya, beliau menyampaikan secara mental belum siap diperiksa, selain itu ia juga mengaku kuraang enak badan," ujarnya.

     Terkait gagalnya pemeriksaan tersebut, Supriyanto mengaku bakal melakukan pemanggilan ulang terhadap mantan direktur rumah sakit plat merah itu.

     "Sebetulnya yang bersangkutan cukup proaktif, buktinya tadi sekitar pukul 8.30 WIB sudah hadir, namun sesuai dengan prosedur, nantinya untuk pemeriksaan selanjutnya akan kami berikan pemanggilan kedua, mungkin dalam minggu ini," imbuhnya.

     Dijelaskan, kasus dugaan korupsi tersebut bermula dari pengadaan obat dan alat kesehatan pada tahun 2011-2012 senilai Rp6,8 miliar.

     Dalam pelaksanaannya, pihaak kontraktor memberikan komisi kepada pihak rumah sakit sebesar Rp98 juta rupiah. Namun uang yang seharusnya masuk ke rekening Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD dr Soedomo justru dialihkena ke rekening lain.

     Dari pemeriksaan sejumlah saksi, pengalihan uang komisi tersebut atas perintah langsung direktur dumah sakit kala itu, Noto Budianto. Polisi menduga uang itu bakal digunakan untuk kepentingan pribadi.

     "Uang itu ditransfer ke rekening dua orang staf rumah sakit, kemudian setelah kasus ini kami lakukaan penyeledikan, direktur mengembalikan uang itu ke kas rumah sakit," jelasnya.

     Kata dia, meskipun tersangka telah mengembalikan uang komisi tersebut, hal itu tidak secara serta merta menghilangkan perbuatan melanggar hukum yang telah dilakukan sebelumnya.

     Kasat Reskrim menambahkan, perbuatan yang dilakukan Noto Budianto menyebabkan kerugian keuangan negara hampir Rp100 juta rupiah.

     "Kami menjerat tersangka dengan pasal 2 dan 3 Undang-undang RI nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Tindak Pidana Korupsi," tandasnya.  
Tak Lolos Uji Kompetensi, Seorang Guru Di Trenggalek Coba Bunuh Diri

Tak Lolos Uji Kompetensi, Seorang Guru Di Trenggalek Coba Bunuh Diri

Trenggalek, 15/10 - Mustadi (44), seorang guru di Trenggalek, Jawa Timur mencoba mengakhiri hidupnya gara-gara tidak lolos uji kompetensi guru.

Korban yang beralamat di Dusun Krajan Desa Karangturi Kecamatan Munjungan tersebut, Selasa siang ditemukan tergeletak di kawasan hutan blok Tumpakdili Desa Sobo dalam kondisi lemas dan berlumuran darah.

"Korban langsung dilarikan ke puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan medis. Informasi yang kami himpun, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, namun untuk mengetahui latar belakang aksinya itu kami masih melakukan penyelidikan," kata Kasubbag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh.

Menurutnya, sebelum kejadian tersebut, korban sering terlihat murung dan mengalami depresi, hal itu diduga terjadi setelah dinyatakan tidak lulus dalam uji kompetensi guru (UKG) yang digelar oleh kementerian pendidikan.

"Kemudian puncaknya siang tadi, korban tiba-tiba menghilang dari rumah. Karena merasa khawatir, istri korban,Sudartini berupaya melakukan pencarian bersama beberapa kerabatnya," ujarnya.

Dari pencarian tersebut, salah satu saksi menemukan sepeda motor korban terparkir di tepi jalan kawasan hutan Tumpakdili Desa Sobo Kecamatan Munjungan.

Dari situlah keluarga Mustadi melakukan penyisiran di sekitar lokasi penemuan sepeda motor. Korban ditemukan dalam kondisi tidak berdaya dan kepalanya berlumuran darah.

"Korban Mustadi langsung dievakusi dan dilarikan ke puskesmas. Sementara itu kami melakukan olah TKP, guna mengetahui secara detil kejadian tersebut," jelas Siti.

Pihaknya mengaku belum bisa memastikan apakah peristiwa itu murni upaya bunuh diri atau ada dugaan yang lain. Namun dari penyelidikan sementara, kejadian tersebut mengarah pada upaya bunuh diri.

Powered by Telkomsel BlackBerry®
Sungai Rejowinangun Tercemar limbah Tapioka

Sungai Rejowinangun Tercemar limbah Tapioka

Trenggalek, 13/10 - Sejumlah warga di Desa Rejowinangun Kecamatan/Kabupaten Trenggalek mengeluhkan pencemaran sungai didesanya akibat pembuangan limbah industri tepung tapioka.

Salah satu warga, Sutri, Minggu mengatakan akibat limbah tapioka tersebut air sungai menimbulkan berbau yang tidak sedap. Selain itu dasar sungai menjadi keruh dan bercampur dengan cairan berwarna putih.

"Ikan-ikan di sini juga banyak yang mati, padahal dulu, sebelum ada pembuangan limbah tepung ketela itu ikannya banyak sekali," katanya.

Dijelaskan, pembuangan limbah dari sejumlah industri kecil ke aliran sungai tersebut terjadi sejak lama. Rata-rata sisa pengolahan tapioka dialirkan melalui pipa yang terpendam dalam tanah.

"Pada saat terjadi pembuangan, cairan yang dialirkan itu cukup banyak dan berwarna putih. Dan itu menimbulkan bau yang tidak sedap," ujarnya.

Sutri menambahkan, sebagian warga yang ada di sekitar aliran sungai mengeluhkan pencemaran tersebut, namun ia mengaku tidak berani melayangkan protes kepada para pemilik usaha itu.

"Kami ini hanya rakyat kecil, sehingga tidak berani untuk protes-protes seperti itu, tapi disisi lain kami harus menanggung dampaknya," keluh Sutri.

Menurutnya sampai saat ini tidak belum ada tindakan dari pemerintah setempat terkait pencemaran sungai tersebut.

Pihaknya berharap, pihak yang berwenang segera turun tangan dan melakukan pembinaan terhadap pengusaha tapioka agar lebih peduli lingkungan dan tidak membuang limbah secara sembarangan.

"Kami khawatir apabila tidak segera ditangai akan menimbulkan dampak yang lebih parah, karena informasinya limbah tapioka itu juga mengandung beberapa zat kimia yang berbahaya," pungkasnya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®
Disparpora Perbaiki Fasilitas Kolam Renang "Tirta Jwalita"

Disparpora Perbaiki Fasilitas Kolam Renang "Tirta Jwalita"

Trenggalek, 13/10 - Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengklaim berdirinya sejumlah "water boom" baru, tidak akan menyusutkan tingkat kunjungan kolam renang "Tirta Jwalita" milik pemerintah.

Kepala Disparpora Kabupaten Trenggalek, Joko Irianto, mengatakan, saat ini pihaknya mulai melakukan pembenahan serta perbaikan terhadap sejumlah fasilitas untuk mempercantik kolam renang milik pemerintah kabupaten itu.

"Sekarang bisa dilihat hasilnya, sejak dua bulan terakhir kami melakukan pengecatan di seluruh arena kolam renang, agar terlihat fresh" katanya.

Selain pengecatan, disparpora juga melakukan perbaikan terhadap filter yang digunakan untuk membersihkan air kolam renang.

"Ini hanya sebagian cara untuk menarik masyarakat agar berkunjunga ke tirta jwalita, selain itu kami juga ada beberapa strategi yang lain," ujarnya.

Dijelaskan, kehadiran beberapa kolam renang milik swasta tersebut justru akan menjadi motifasi tersendiri guna meningkatkan pelayanan kepada pengunjung.

Joko Irianto menambahkan, untuk menjaga tingkat kunjungan ke "Tirta Jwalita", kedepan pihaknya akan lebih mengarahkan penggunaan aset pemkab tersebut sebagai sarana hiburan dan olahraga.

"Hal ini tentu berbeda dengan beberapa water boom yang ada, nampaknya mereka lebih mengatah pada sisi hiburan saja," jelasnya.

Mantan Kepala Unit Layanan Pengadaan ini mengakui, tantangan dalam mengelola kolam renang tersebut semakin tahun terus bertambah. Untuk itu diperlukan sejumlah inovasi serta peningkatan sarana dan prasarana yang ada.

Sementara itu salah satu pengunjung, Noviana berharap, pengelola kolam renang plat merah tersebut terus menjaga kualitas pelyanan, sehingga pengunjung merasa nyaman.

"Mungkin akan lebih baik juga apabila ditambah dengan beberapa arena bermain, karena kalau hanya begini-begini saja, akan kalah bersaIng dengan yang lain," katanya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®