KERUGIAN AKIBAT JEMBATAN PATAH MENCAPAI Rp5 MILIAR

Kondisi jembatan Desa Nglinggis (foto : Humas Trenggalek)
     Trenggalek, 22/2 - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek memperkirakan kerugian akibat patahnya jembatan Nglinggis di Kecamatan Tugu mencapai Rp5,5 miliar.

     "Jadi estimasi ini muncul setelah tim teknis kami melakukan penghitungan dilapangan, dan hari ini tadi petugas dari BPBD jatim juga telah melakukan verifikasi langsung ke lokasi jembatan," kata Kepala BPBD Kabupaten Trenggalek, Joko Rusianto, Jumat.

     Menurutnya, saat ini kondisi jembatan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, karena salah satu tiang penyangga ambles dan menyebabkan badan jembatan patah.

     Mengingat pentingnya jembatan tersebut, Joko mengaku segera mengajukan dana perbaikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui BPBD Provinsi Jawa Timur.

Lanjutnya, besaran bantuan yang diajukan akan disesuaikan dengan hasil penghitungan kerugian.

     Menurutnya, jembatan yang menghubungkan Desa Nglinggis dengan Desa Duren serta Kecamatan Pule ini harus segera dilakukan perbaikan, karena merupakan jalur utama bagi warga desa sekitar.

     "Rencananya jembatan Nglinggis ini lebarnya akan ditambah, dari yang semula 2,5 meter menjadi lima (5) meter, sedangkan untuk panjangnya tetap 52,5 meter, termasuk dengan tembok penahan di samping jembatan" rincinya.

     Kata Joko, untuk mendapatkan dana dari BNPB, harus melalui prosedur yang panjang mulai dari kejadian bencana, kalkulasi kerusakan, rencana desain, verifikasi hingga rekomendasi dari BPBD provinsi.

     "Jadi kami tidak bisa langsung mengusulkan begitu saja, akan percuma. Karena harus melalui tahapan-tahapan itu tadi termasuk dilakukan kroscek terlebih dahulu dilapangan, layak atau tidak untuk mendapatkaan bantuan," katanya.

     Sementara itu, Kepala Bidang Rebabilitasi dan Rekonstruksi, BPBD Provinsi Jawa Timur, Budi Santoso, usai melakukan verifikasi kerusakan di jembatan Desa Nglinggis menyatakan layak untuk diajukan bantuan penanganan.

     "Dari hasil pengamatan kami dilapangan, kondisi jembatan memang sangat parah dan harus segera mendapatkan penanganan, karena merupakan akses penting bagi masyarakat," katanya.

     Meski demikian, Budi tida bisa memastikan apakah bantuan dana dari pemerintah pusat akan disetujui atau tidak, karena kebijakan tersebut dikendalikan langsung oleh BNPB.

PULUHAN PERWIRA POLRES TRENGGALEK JALANI TES URINE

Petugas BNN memeriksa urine anggota polisi
Trenggalek, 22/2  - Badan Narkotika Nasional (BNN) kabupaten Trenggalek, Jawa Timur melakukan tes urine terhadap  23 perwira dan tujuh bintara polres setempat.

Kepala BNN Kabupaten Trenggalek, AKBP Abdul Syukur mengatakan, tes urine tersebut dilakukan untuk mendeteksi secara dini ada tidaknya anggota polisi yang positif mengkonsumsi narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba).

"Sebelumnya kami memang telah mendapatkan usulan dari kapolres untuk melakukan tes urine, kemudiian kami tindak lanjuti hari ini," katanya.

Diantara perwira polisi yang menjalani tes urine tersebut adalah 13 kapolsek jajaran serta wakil kepala Polres Trenggale, Komisaris Polisi Achmad Taufiqurahman.

Dalam pemeriksaan tersebut puluhan perwira dan bintara diwajibkan untuk menyerahkan sampel air kecing ke dalam wadah yang telah disediakan dengan dikawal anggota propam.

Kata Abdul Syukur, sampel yang telah terkumpul langsung dilakukan pengetesan kandungan narkoba  oleh dokter dan tim medis BNNK.

"Dari hasil pemeriksaan tersebut, tidak ada satupun anggota polisi yang positif mengkonsumsi narkoba, baik itu perwira maupun bintara," ujarnya.

Imbuhnya, untuk pemeriksaan urine yang dilakukan BNN Trenggalek untuk sementara menggunakan tes cepat (rapid test), apabila dalam tes tersebut ditemukan zat berbahaya, maka petugas BNN akan melakukan pemeriksaan lanjutan di laboratorium.

Sementara itu, Kapolres Trenggalek AKBP Totok Suhariyanto mengatakan, tes urine ini dilakukan sebagai langkah dini untuk memberantas penggunaan narkoba dikalanagan kepolsisian.

Rencananya, pemeriksaan serupa akan dilakukan setiaap bulan, namun dengan jadwal yang tidak ditentukan.

"Ini akan terus kami lakukan, yang jelas akan dilakukan secara mendadak dan tanpa pemberitahuan sebelumnya," katanya.

Kapolres mengancam akan menindak tegas apabila ada anggotanya yang terbukti mengkonsumsi narkotika.

PENYU DI TAMAN KILI-KILI TRENGGALEK

pp
Tukik di penangkaran
Kabupaten Trenggalek terkenal akan potensi wisata alam yang menarik, bentangan pantai dari ujung timur Kecamatan Watulimo hingga ujung barat Kecamatan Panggul menyimpan simpul-simpul pesona yang memikat wisatawan. Diantara beberapa potensi tersebut terdapat satu destinasi wisata baru di Desa Wonocoyo Kecamatan Panggul yang berbeda dibanding lainnya , yakni tempat penangkaran penyu, Taman Kili-kili.

Untuk menuju lokasi tersebut, wisatawan harus menempuh perjalanan 54 kilometer dari pusat ibu kota Kabupaten Trenggalek. Dengan panorama alam yang indah serta kawasan pantai yang banyak ditumbuhi pohon pandan akan semakin menambah kenyamanan saat berlibur.

Di pantai tersebut sejak puluhan tahun lalu menjadi lokasi pendaratan penyu-penyu langka untuk bertelur atau yang lebih dikenal oleh masyarakat sekitar dengan nama pasiran. Beberapa jenis penyu yang sering mendarat di kawasan taman kili-kili adalah Penyu Hijau (chelonia mydas), penyu sisik atau hawksbill turtle ( eretmochelys imbricata ) dan penyu blimbing dikenal dengan nama latin “dermochelys olivacea”. Dari ketiga jenis tersebut penyu blimbing memiliki ukuran paling besar, dengan berat bisa mencapai lebih dari 1 kwintal.

Untuk melestarikan hewan dilindungi tersebut, warga sekitar yang tergabung dalam kelompok pengawas masyarakat (pokwasmas) melakukan upaya konservasi dengan menangkarkan telur penyu di tempat khusus. Dilokasi Itulah masyarakat serta wisatawan bisa melihat secara langsung proses pemeliaraan tukik (anak penyu) sekaligus mengenali lebih dekat hewan yang masuk dalam keluarga kura-kura ini.

Ketua kelompok pokwasmas, Ari Gunawan mengatakan, usaha konservasi penyu tersebut digagas sejak dua tahun yang lalu, dalam setahun ia dan kawan-kawannya berhasil menyelamatkan dan melepas lebih dari 2000 tukik ke laut bebas.

Ari menjelaskan, penyu adalah hewan laut yang bisa hidup hingga puluhan tahun, namun proses pembiakannya membutuhkan waktu yang lama dan rentan terhadap kematian serta perburuan liar. "Kemungkinan yang bisa bertahan sampai bertelur itu hanya tiga persen, kemudian penyu itu bertelur dan pertama kali bertelur itu pada usia 30 tahun, karena inilah kami melakukan upaya penyelamatan" ujar Ari.

Kata dia, pada saat musim bertelur, anggota pokwasmas secara rutin melakukan pemantauan , karena dalam sehari terdapat dua hingga empat induk penyu yang naik ke darat. Penyu tersebut biasanya bertelur pada malam hari.  Setelah memastikan keberadaannya, keesokan hari kelompok penyelamat ini melakukan penyisiran di tepi pantai dan mengambil telur-telur untuk di tangkarkan.

"Kalau orang awam mungkin tidak tahu titik-titik yang dipakai bertelur, tapi kami yang sudah lama bersinggungan langsung dengan penyu sudah hafal dimana telur-telur itu berada," katanya.

Lebih lanjut Ari mengungkapkan, musim bertelur penyu biasanya terjadi pada bulan Maret hingga Agustus, diperkirakan jumlah penyu yang mendarat setiap tahun akan terus bertambah seiring dengan upaya konservasi yang mereka lakukan. "Dulu itu anggota kami ini setiap hari berburu penyu tapi bukan untuk di konservasi melainkan untuk dibantai dan dijual telur serta dagingnya. Namun setelah tahu bahwa hewan ini dilindungi akhirnya kami sepakat untuk melakukan penyelamatan, dulu predatornya manusia sekarang sudah tidak lagi," ceritanya.

Ia menceritakan, beberapa tahun yang lalu sebelum kelompok pelestasi penyu terbentuk, nelayan setempat pernah menangkap sejumlah penyu yang berkategori sangat langka, bahkaan masyarakat juga pernah membantai penyu blimbing yang diperkirakan sebesarnya sama dengan mobil "carry".

Upaya pelestarian penyu tersebut kini mulai berbuah manis, taman kili-kili yang sebelumnya sering dipakai untuk pacaran, kini mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal Trenggalek maupun dari luar kota. Bahkan sejumlah pelajar serta mahasiswa juga mendatangi taman kili-kili untuk belajar tentang konservasi hewan berbatok ini.

Pemkab Trenggalek juga mulai memperhatikan geliat potrensi wisata baru ini. kepala Bagian Humas dan Protokol , Yuli Priyanto mengatakan, pemerintah kabupaten telah membangunkan pos pemantau di kawasan pantai di Desa Wonocoyo tersebut. Menurutnya taman kili-kili akan terus dikembangkan sebagai obyek wisata sekaligus sarana pembelajaran masyaraat.

"Penyu itu adalah salah satu hewan yang unik, ketika menetas di lokasi tertentu, maka tiga sudah dewasa dan hendak bertelur maka akan kembali ke tempat dimana dia dilahirkan," ujarnya.

Salah satu pengunjung taman kili-kili, Habib Guzaeni mengaku penasaran dengan keberadaan tempat konservasi tersebut. Di lokasi tersebut ia beserta anak -istrinya bisa melihat dan memegang secara langsung hewan laut yang dilindungi itu.

Pengunjung : Aeya sedang melihat tukik bersama ibunya
“Selain bisa menikmati pantai kami juga bisa mengenal lebih dekat tentang hewan penyu ini, anak saya Aeya juga senang katanya ‘unyu-unyu,” katanya.