RMI Trenggalek Dorong Pesantren Besih dan Sehat



Trenggalek - Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) atau persatuan pondok pesantren Cabang Trenggalek mendorong terciptanya lingkungan pesantren yang sehat dan bersih dengan menggelar pengobatan gratis bersama sejumlah pihak. 

Ketua RMI Trenggalek, Nur Rokhim mengatakan, pengobatan gratis yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Darussulamaniyah, Desa Kamulan, Kecamatan Durenan tersebut tidak hanya dikhususkan bagi santri, namun juga memberikan pelayanan kesehatan bagi warga di sekitarnya. 

"Sebagian orang ada yang belum pahan, seakan-akan pesantren dimarjinalkan kumuh, itu sanga keliru sekali, karena dalam sabda nabi sendiri sudah dijelaskan kebersihan adalah sebagian dari iman," katanya. 

Rokhim menjelaskan, program pengobatan gratis yang diikuti oleh ratusan santri dan warga tersebut ditangani langsung tim medis dan dokter dari Yayasan Bangun Sehat Indonesia (YBSI), serta melibatkan Djarum Foundation. 

Pihaknya berharap dengan kegiatan bersama tersebut mampu mendorong kalangan pesantren untuk meningkatkan standar kesehatan maupun kebersihan lingkungannya, sehingga seluruh penguhuninya lebih nyaman dan sehat. 

Sementara itu ketua tim dokter YBSI, dr Isnindarsyah mengaku sengaja membidik kalangan pesantren untuk sasaran pengobatan gratis, karena lingkungan pendidikan keagamaan islam itu, identik dengan wilayah pedesaan. Sehingga perlu mendapatkan pelayanan maupun bimbingan terkait masalah kesehatan. 

"Selama tiga tahun kami melakukan kegiatan seperti ini, kami juga melibatkan dinas kesehatan setempat atau jajaran dibawahnya. Selain itu kami juga memberikan data terkait kondisi kesehatan warga untuk ditinjaklanjuti oleh pihak puskesmas dan yang membidangi," katanya. 

Menurutnya, dari pendataan tersebut, ada beberapa penyakit yang sering terjadi di lingkungan pondok pesantren, diantarantya, penyakit kulit (gatal-gatal), mata, alergi dan penyakit flu batuk. 

Kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh sanitasi maupun lingkungan yang ada. Beberapa penyakit sangat rentan menular ke kalangan santri karena sumber air yang digunakan rata-rata hanya satu. Sedangkan jumlah pengguna di lingkungan pondok pesantren cukup banyak. 

"Selain itu, sesuai dengan kondisi iklim kita, sebagian banyak pesantren itu lembab, sehingga memicu munculnya mikro organisme atau bibit-bibit bakteri untuk berkembang biak. Sehingga kalau ada satu yang terkena menyebar ke yang lain," ujarnya. 


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Terima Kasih telah mampir di www.trenggalekkita.com, silakan untuk menuliskan komentar pada kolom di bawah ini. Penulisan komentar tidak boleh mengandung kata-kata kotor, SARA serta berbau pornografi. Kami juga tidak mengzinkan pencantuman link. EmoticonEmoticon