NELAYAN PRIGI GELAR LARUNG SEMBONYO

Trenggalek, 28/9 - Nelayan di Perairan Prigi Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu menggelar upacara adat "larung sesaji sembonyo" sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan ikan yang melimpah.

Kegiatan yang dihadiri ribuan masyarakat Trenggalek itu diawali dengan kirab tumpeng agung dari Kantor Desa Tasikmadu hingga tempat pelelangan ikan (TPI) Prigi dan dilanjutkan dengan rangkaian acara seremonial.

"Ini adalah upacara adat yang digelar setiap tahun sejak dahulu kala, bahkan sebelum kemerdekaan, kegiatan ini sudah dilakukan," kata Kepala Desa tasikmadu, Riyono.

Menurutnya, tradisi sedekah laut tersebut, hingga kini tetap dilestarikan oleh nelayan sekitar maupun pemerintah daerah, sehingga menjadi salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Trenggalek.

Setelah melakukan serangkaian acara seremonial, tumpeng raksasa serta sejumlah sesaji dilarung ke tengah laut dengan ditarik oleh kapal nelayan.

Kepala Bidang Promosi dan Budaya, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Trenggalek, Suparlan menjelaskan, tradisi larung sembonyo tersebut berawal dari kisah cikal bakal pembukaan perkampungan pada jaman kerajaan Mataram Hindu.

"Kala itu yang raja Mataram memerintahkan Yudho Negoro untuk memebuka hutan di kawasan Watulimo untuk dijadikan permukiman," katanya.

Namun, konon pembukaan lahan permukiman tersebut menuai kendala, untuk bisa membuka perkampungan baru, Yudho Negoro diberi syarat oleh penunggu kawasan prigi yakni harus mengawini Ratu Tengahan.

Selain itu, setiap tahun harus digelar acara langen tayub 40 hari 40 malam, jaranan serta wayang kulit. Seiring berjalannya waktu masyarakt pesisir selatan Trenggalek ini merepresentasikan persyaratan itu dengan memberikan sedekah laut.

"Ini memang bukan sejarah, namun adalah cerita babat tanah Prigi dan sekitarnya, kemudian untuk saat ini, para nelayan memaknai acara larung sembonyo tersebut sebagai bentuk rasa syukur kepada tuhan atas melimpahnya hasil laut," ujarnya.

Sementara itu, BUpati Trenggalek, Mulyadi Wr mengatakan, Kedepan Pemkab Trenggalek akan terus berupaya melestarikan upacara adat itu dan menjadikannya sebagai salah satu aset wisata budaya.

"Kami berharap seluruh komponen masyarakat terutama warga yang ada di sekitar Kecamatan Watulimo untuk ikut serta melestarikan, kami akan memberikan bantuan anggaran demi kelancaran acara," katanya.

Mulyadi menambahkan, apabila upacara larung sembonyo tersebut dikemas lebih meriah dan bagus, maka tidak menutup kemungkinan akan mendatangkan sejumlah wisatawan lokal maupun mancanegara.

Powered by Telkomsel BlackBerry®










Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Terima Kasih telah mampir di www.trenggalekkita.com, silakan untuk menuliskan komentar pada kolom di bawah ini. Penulisan komentar tidak boleh mengandung kata-kata kotor, SARA serta berbau pornografi. Kami juga tidak mengzinkan pencantuman link. EmoticonEmoticon