Kajati Jatim : Jangan Hanya Memburu Kasus Korupsi Kecil

 Trenggalek - Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jawa Timur melakukan road show ke sejumlah kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) untuk melakukan konsolidasi dengan jajaranya terkait penegakan hukum. Apa instruksi orang nomor satu korp Adyaksa Jatim ini ? 

Kajati Jatim Sunarta, mengatakan dalam kunjungan kerjanya sebagai pejabat baru tersebut memberikan sejumlah pengarahan, salah satunya terkait dengan optimalisasi penanganan perkara hukum yang ada di seluruh jajarannya. Optimalisasi tersebut menyangkut waktu hingga kualitas perkara. 

"Sekarang musimnya optimalisasi, optimal itu dalam pengertian kualitasnya, jangan hanya mengejar kuantitas. Nanti kerugian hanya Rp10 juta diangkat, ongkosnya saja Rp200 juta," kata Sunarta, Jumat (10/8/2018) saat berada di Kejari Trenggalek. 

Menurutnya, tingginya ongkos penanganan perkara tersebut salah satunya disebabkan oleh proses persiadangan perkara korupsi yang harus dilakukan di Pengadilan Tindak Pidana Kprupsi (Tipikor) Surabaya. Sehingga Jaksa harus melakukan persiapan lebih, mulai dari energi, penginapan, hingga memboyong para terdawakwa hingga para saksi. 

"Makanya biayanya lebih tinggi, kami harus melakukan optimalisasi dengan kualitasnya yang bagus-bagus (kerugian negara besar). Betul-betul menyentuh kepentingan masyarakat kecil dan kerugiannya banyak," jelasnya. 

Orang nomor satu di Kajati Jatim ini memastikan penangan perkara-perkara besar tersebut bukan berarti mengesampingkan perkara hukum terutama korupsi dengan kerugian kecil. 

"Yang kecil tetap diangkat juga, minimal kalau sudah ada temuan kami koordinasi dengan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) nanti akan ada solusi. Memang ketentuannya begitu, 60 hari harus ada penyelesaian," imbuh Sunarta. 

Rangkaian kunjungan kerja Kajati Jatim dilakukan sejak beberapa hari yang lalu, mulai dari Madiun, Ponorogo, Trenggalek hingga Tulungagung.  


Kejari Trenggalek Sidik Dugaan Korupsi Penyertaan Modal PDAU


 Trenggalek - Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jawa Timur memastikan saat ini pihaknya telah melakukan proses penyidikan terhadap kasus dugaan korupsi penyertaan modal Pemkab Trenggalek ke Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU). Proses penyidikan ditangani Kejaksaan Negeri Trenggalek. 

Kajati Jatim, Sunarta, saat melakukan kunjungan kerja di Trenggalek mengatakan dalam proses penyidikan, tim dari kejari Trenggalek telah melakukan pengumpulan barang bukti serta melakukan pemeriksaan belasan saksi. 

"Saat ini sudah ada sekitar 15 orang saksi yang diperiksa dalam perkara penyertaan modal kepada PDAU, artinya dari seluruh unsur yang terlibat sudah dimintai keterangan," kata Sunarta, Jumat (10/8/2018). 

Penyidik saat ini masih melakukan proses pendalaman dan menunggu hasil penghitungan kerugian negara yang dilakukan oleh Baan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Timur. 

Pihaknya meminta, agar Kajari Trenggalek maupun penyidiknya untuk lebih proaktif dengan BPKP, sehingga proses penghitungan kerugian negara bisa segera keluar. Selain itu ia menegaskan tidak akan menunda-nunda penanganan kasus tersebut. 

Disinggung terkait kabar adanya para calon tersangka yang merupakan tokoh-tokoh penting di Trenggalek, Kajati Jatim ini enggan berkomentar banyak, namun pihaknya mengaku Kejari Trenggalek akan segera mengumumkan kepada media apabila sudah dilakukan penetapan tersangka. 

"Nah ini pancingan dari wartawan, pokoknya kalau nanti sudah ada tersangka akan ada akan diumumkan," imbuh Sunarta. 

Sebelumnya, sejumlah penyidik Kejari Trenggalek sempat melakukan penggeledahan di Gedung DPRD setempat untuk mencari sejumlah alat bukti terkait proses penyertaan modal dari pemerintah daerah ke PDAU Trenggalek. 





Listrik Sering Padam, Ini Langkah PLN Trenggalek



Trenggalek - Wilayah pegunungan dan pesisir selatan Trenggalek menjadi daerah yang paling sering mengalami pemadaman listrik, hal itu diakibatkan berbagai persoalan mulai kondisi jaringan yang telah tua, dahan pohon hingga layang-layang. 

Manajer PLN Trenggalek, Aulia Rahim, mengatakan beberapa wilayah yang sering mengalami gangguyan pasokan listrik diantara Kecamatan Panggul, Pule dan Kecamatan Watulimo. Ketiga wilayah itu lokasinya jauh dari gardu induk PLN, sehingga jaringan penyulang listriknya terlalu panjang. 

"Karena semakin panjang jaringan penyulang, maka tingkat risiko gangguan listriknya juga semakin tinggi. Terlebih di sepanjang jalur penyulang berupa Saluran Udara Tegangan Menengah (STUM) 20 KV terdapat banyak pepohonan," kata Aulia, Kamis (9/8/2018). 

Dari data di PLN Rayon Trenggalek, persoalan di lapangan yang sering menjadi pemicu terjadinya gangguan pasokan listrik adalah kondisi jaringan lama yang rata-rata menggunakan kabel terbuka tanpa isolasi, sehingga mudah terjadi korsleting apabila terkena benda-benda yang bersifat konduktor. 

"Banyaknya pohon di sepanjang jalur penyulang juga menjadi salah satu pemicunya, terlebih pada jaringan kabel terbuka tadi. Makanya kami juga gencar melakukan upaya dengan melakukan pemotongan dahan pohon yang berpotensi menganggu jaringan PLN," jelasnya. 

Selain itu sering juga gangguan listrik diakibatkan oleh layang-layang yang jatuh di kabel listrik, maupun balon udara. Namun khusus untuk kedua pemicu tersebut hanya terjadi secara temporer pada saat musim layang-layang maupun balon udara. 

Untuk meminimalisir terjadinya listrik padam akibat gangguan pasokan, PLN Trenggalek melakukan beberapa upaya, yakni melakukan penggantian jaringan SUTM yang masih menggunakan kabel terbuka dengan kabel baru yang dilengkapi isolator. "Untuk penggantian kabel itu kami lakukan secara bertahap," ujar Aulia. 

Selain itu PLN juga membangun tiga jaringan penyulang baru yang dialirkan ke beberapa titik rawan gangguan, masing-masing penyulang Durenan, Prigi dan Penyulang Karangturi. Jaringan baru tersebut digunakan untuk memecah beban listrik di wilayah Kecamatan Watulimo, Pogalan, Durenan, Kampak, Gandusari serta Panggul. 

"Namun jaringan ini masih ada interkoneksi dengan jaringan yang eksisting, sehingga apabila terjadi gangguan maka bisa dilakukan pengalihan suplai melalui jaringan lain," imbuh Aulia. 

Pihaknya menargetkan sebagian proyek pembangunan penyulang baru itu akan rampung pada tahun ini dan langsung bisa dioperasikan, sehingga potensi gangguan pemadaman bisa ditekan semaksimal mungkin.

"Kalaupun ada pemadaman tidak berlangsung lama. Nah, tapi selama proses pembangunan penyulang ini memang beberapa wilayah kami lakukan pemadaman dengan durasi yang agak lama, hal ini untuk keselamatan para pekerja," jelas Manajer PLN Trenggalek ini. 

Pihaknya berharap dengan jaringan baru, masyarakat perkotaan maupun pedesaan dapat merasakan layanan listrik PLN secara maksimal dengan minim gangguan. Meski demikian pihaknya juga mengimbau agar masyarakat lebih bijak dalam melakukan aktivitas maupun hobi agar yang berpotensi menganggu jaringan listrik PLN. 

"Seperti bermain layang-layang, pastikan di ruang terbuka seperti sawah maupun lapangan yang tidak ada jaringan listriknya. Karena listrik ini adalah kebutuhan utama semua masyarakat, jadi harus dijaga bersama-sama," kata Aulia. 


Kekeringan Trenggalek Meluas ke 10 Desa


Trenggalek - Bencana kekeringan di Trenggalek meluas ke 10 desa dari sebelumnya tiga desa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus melakukan pengiriman bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga. 

Kasi Logistik BPBD Trenggalek, Putut Mahendra Data, mengatakan 10 desa tersebut adalah Desa Mlinjon, Suruh, Puru Kecamatan Suruh, Desa Jatiprahu, Desa Karangan, Sumber Kecamatan Karangan, Desa Bogoran, Timahan Kecamatan Kampak, Desa Besuki Kecamatan Panggul dan Desa Cakul Kecamatan Dongko. 

"Sebelumnya memang hanya tiga desa yakni Besuki, Timahan dan Bogoran, sekarang semakin meluas, karena sumber-sumber air yang ada di perkampungan mulai menyusut, sehingga tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan warga," kata Putur Mahendra.

Sebagian besar desa yang mengalami kekeringan parah tersebut berada di wilayah pegunungan. Untuk mengatasi dampak krisis air, BPBD Trenggalek terus mengirimkan bantuan air bersih ke wilayah yang terdampak. 

Alokasi bantuan disesuaikan dengan kebutuhan dan medan yang dilalui. Khusus kawasan pegunungan proses distribusi menggunakan mobil tangki berkapasitas 4.000 liter, sedangkan wilayah datar biasanya menggunakan tangki 5.000 hingga 6.000 liter. 

"Pengiriman bantuan itu dasar kami adalah permintaan dari desa terdampak, misalkan wilayah Karangan kekeringan, maka kepala desa harus melaporkan dan meminta bantuan ke kami, nanti akan kami tindaklanjuti dengan bantuan air bersih," ujarnya. 

Lebih lanjut pria yang akrab disapa Endro ini menambahkan, pada awal musim kekeringan ini bantuan air bersih masih cukup ditangani dengan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Trenggalek. Namun apabila tidak mencukupi akan mendapatkan bantuan dari APBD Provinsi Jawa Timur. 

"Untuk sementara masih mencukupi, tapi ini nanti kami akan segera laporkan ke BPBD Provinsi guna mendapatkan backup anggarap dari sana. Karena dari prediksi BMKG, musim kering kali ini akan berlangsung lama," imbuhnya. 

Menurutnya, dari data di BPBD Trenggalek, hampir seluruh kecamatan di wilayahnya berpotensi mengalami kekeringan, hanya satu kecamatan yang tidak masuk peta rawan, yakni Kecamatan Gandusari. 

foto : Istimewa

Ngopi, Cara Emil Ngantor di Desa

Trenggalek - Menjelang berakhirnya masa kepemimpinannya di Trenggalek pascaterpilih sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, Emil Emil Elestianto Dardak gencar berkomunikasi dengan para kepala desa melalui program Ngopi (Ngobrol Pintar), apa tujuannya ? 

Ngobrol Pintar tersebut digelar secara periodik dengan sejumlah kepala desa dan tokoh masyaraka yang dikumpulkan di salah satu lokasi dengan melibatkan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemkab Trenggalek. 

Bupati Trenggalek, Emil Elestianto Dardak, mengatakan kegiatan Ngopi tersebut merupakan salah satu implementasi dari janji kampanye untuk ngantor di desa. Pihaknya mengklaim, Ngopi bersama para kepala desa itu bukan sekedar ngobrol yang tidak ada artinya, namun justru melakukan pembahasan persoalan penting yang perlu segera ditindaklanjuti. 

"Ini juga sekaligus kesempatan saya untuk mengetahui berbagai perkembangan-perkembangan selama saya cuti (kampanye pilgub), tentunya saya juga diskusi dengan Pak Wabup, beliau sudah ikut di Ngopi di Tugu dan Watulimo, sedangkan saya di Panggul dan Munjungan sini," kata Emil Dardak, Senin (6/8/2018). 

Dalam program tersebut pihaknya mengumpulkan 10 hingga 15 topik yang paling penting untuk dilakukan pembahasan secara serius dan mendalam, sehingga bisa dicarikan solusi dengan cepat dan tepat. 

"Kemudian satu demi satu topik itu kami kupas bersama-sama, sehingga solusi yang didapatkan itu tidak hanya dari pemerintah saja, tapi juga bisa datang dari tokoh masyarakat maupun teman-teman kepala desa," ujar Emil. 

Calon Wakil Gubernur Jatim terpilih ini menjelaskan, beberapa pembahasan yang dilakukan diantaranya menyangkut kondisi jalan kabupaten, bencana kekeringan, pasar desa, embung hingga berbagai persoalan lain, sesuai dengan persoalan di masing-masing wilayah. 

Emil mengaku, selain memecahkan persoalan, pihaknya juga menemukan beberapa program yang belum berjalan maksimal, salah satunya terkait ambulan untuk Puskesmas Pembantu (Pustu), dimana keberadaannya saat ini justru lebih banyak berada di Puskesmas induk di kecamatan. 

"Dengan Ngopi ini saya juga jadi tahu, ternyata ambulan sayang desa untuk pustu ini justru ngendonnya di Puskesmas kecamatan," imbuhnya. 

Bapak dua anak ini menambahkan, pembangunan infrastruktur di masing-masing dilayah juga tidak luput dari pembahasan yang dilakukan. Pihaknya optimistis dengan dialog secara terbuka tersebut pihaknya bisa mendapatkan input yang baik serta memberikan penjelasan yang gamblang kepada masing-masing jajaran di bawahnya. 

"Di sini kami juag mendapatkan masukan terkait dengan keberadaan jalan yang akan dibagun sebagai Jalur Lintas Pantai Selatan (Pansela) bisa terancam amblas apabila truk-truk bertonase besar dari sebuah tambang tetap dibiarkan," jelasnya. 

Melalui dialog tersebut, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) diminta untuk membuat rekapitulasi persoalan dan berbagai masukan yang telah didapatkan, guna dikomunikasikan dengan OPD terkait. 

foto : Dok Humas Pemkab Trenggalek 


Perahu Pecah Dihantam Ombak, Satu Nelayan Trenggalek Hilang

Trenggalek - Seorang nelayan asal Trenggalek dinyatakan hilang setelah perahu yang dikendarai pecah tersapu ombak di perairan selatan Jawa. Tim Basarnas diterjunkan ke lokasi kejadian untuk melakukan proses pencarian bersama potensi SAR lain. 

Koordinator Basarnas Pos Trenggalek, Asnawi Suroso, mengatakan korban dihilang diidentifikasi bernama Sarun (40) warga Dusun Karanggongso, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo Trenggalek. Korban dikabarkan hilang di sekitar karang Gunung Gelang di kawasan Teluk Prigi pada Senin (6/8/2018) sore. 

"Kejadian hilangnya korban ini dilaporkan ke Basarnas pada Pukul 16.30 WIB, kemudian kami langsung menindaklanjuti dengan menerjunkan tim untuk melakukan proses pencarian," kara Asnawi. 

Dari data sementara yang masuk, kejadian kecelakaan laut tersebut berawal saat Sarun dan saudaranya Rifai berangkat melaut untuk mencari gurita di kawasan Teluk Prigi. Saat itu kedua nelayan berangkat dengan meniki Kapal Motor (KM) Isabella. 

"Sampai di Gunung Gelang, korban ini kemudian pindah menggunakan perahu kunting. Namun sesaat setelah melakukan kegiatannya tiba-tiba datang gelombang besar dan menghempaskan korban bersama perahunya," ujarnya. 

Dari hasil penelusuran sementara, di sekitar lokasi kejadian hanya ditemykan perahu korba dalam kondisi pecah, sedangkan korban Sarun tidak ditemukan keberadaannya. 

Rencananya tim SAR gabungn akan melakukan operasi pencarian mulai Selasa besok dengan bekerjasama dengan sejumlah potensi SAR, mulai dari SAR Nelayan, Polair, Polsek Watulimo, TNI AL, TNI AD serta pihak pelabuhan. 

"Untuk saat ini kami sedang melakukan perencanaan tentang skenario pencarian besok, kalau malam hari tidak visibel untuk dilakukan pencarian," jelas Asnawi. 


foto : istimewa 

Kejari Geledah Gedung DPRD Trenggalek Sita Tumpukan Berkas

Trenggalek - Kejaksaan Negeri (Kejari) Trenggalek melakukan penggeledahan di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) setempat untuk mencari sejumlah barang bukti terkait kasus dugaan penyertaan penyertaan modal kepada Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU) tahun 2006-2009. 

Setelah berkoordinasi dengan pihak DPRD, mereka langsung melakukan penggeledahan di sejumlah ruang yang ada di lantai satu dan dua gedung dewan. Selama empat jam lebih para penyidik kejaksaan mengobok-obok sejumlah dokumen terkait penyertaan modal dari pemerintah daerah ke PDAU. 

Dari pantauan detikcom, penyidik Kejari Trenggalek membawa tumpukan berkas dan langsung dimasukkan dalam mobil minibus milik kejaksaan. Jumlah dokumen yang dibaa kejaksaan cukup banyak, bahkan mereka harus kembali hingga tiga kali. 

Terkait penggeledahan tersebut seluruh penyidik kejaksaan enggan memberikan komentar sama sekali ke awak media. Kasi Pidana Khusus Kejari Trenggalek Yusuf Adianto juga enggan berkomentar, ia langsung masuk ke mobil pribadinya dan meninggalkan gedung dewan. 

Sementara itu, Sekretaris DPRD Trenggalek, Abu Mansur, membenarkan adanya penggeledahan dan penyitaan sejumlah dokumen. Menurutnya, dokumen yang dibawa tim kejaksaan tersebut terkait dengan penyertaan modal pemerintah daerah kepada PDAU Trenggalek pada medio 2006-2009. 

"Mereka mencari dokumen terkait dengan penyertaan modal di PDAU 2006-2009, kami tidak bisa merinci karena aitem yang dibawa banyak," kata Abu Mansur. 

Abu mengaku tidak mengetahui detail kasus yang tengah ditangani korp Adyaksa tersebut. Pihaknya hanya memfasilitasi aparat penega hukum dalam melakukan proses penyidikan di kantornya. 

Kodim 0806 Trenggalek Terima Tim Penilai Lomba Binsat Tingkat Korem


Trenggalek - Komando Distrik Militer (Kodim) 0806 Trenggalek menerima tim penilai lomba Pembinaan Satuan (Binsat) Teritorial tingkat Korem 081/Dhirotsaha Jaya. Untuk mendapatkan nilai yang objektif, sejumlah instansi terkait juga ikut dilibatkan.

Komandan Kodim 0806 Trenggalek, Letkol Inf Dodik Novianto, mengatakan lomba rutin digelar setiap tahun untuk mempertandingkan jajaran kodim yang berada di bawah TNI Angkatan Darat (AD) dalam pembinaan teritorial di wilayahnya masing-masing.

Tim Korem 081 langsung melakukan berbagai penilaian, mulai dari pembinaan kesatuan, pembinaan pangkalan, komunikasi serta interaksi dengan masyarakat, serta berbagai instansi dan jajaran lain.

"Jadi tim akan menilai bagaimana kinerja Kodim Trenggalek termasuk interaksi dengan masyarakat, kemudian jajaran Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) maupun kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketentraman di wilayahnya masing-masing," jelas Dodik, Senin (6/8/2018).

Menurutnya, dalam melakukan penilaian, Korem 081 tidak hanya berkomunikasi dengan jajaran kodim, namun juga melaikan audiensi langsung dengan kelompok masyarakat serta instasi terkait. Masing-masing peserta audiensi akan ditanya oleh tim penilai terkait interaksi yang dilakukan jajaran kodim selama ini.

"Utamanya adalah, bagaimana keberadaan kodim ini bermanfaat bagi lingkungan, apakah kinerjanya bisa diterima oleh msyarakat kemudian bisa membantu pemerintah daerah dalam program penyelesaian pembangunan di daerah,"

Dari pantauan reporter www.trenggalekkita.com tim Korem 081 sempat menyinggung kiprah para Babinsa yang ditugaskan di masing-masing desa. Warga diminta untuk memberikan penilaian langsung yang seobjektif mungkin.

Dalam lomba kali ini mekanisme penilaian akan dibedakan menjadi empat jenis, sesuai dengan masing-masing time kodim, mulai dari tipe A,B,C hingga tipe D. "Untuk Trenggalek ini masuk kategori tipe B. Dulu pernah diikutkan dan pernah mendapatkan juara untuk kodim tingkat pratama," imbuh Dodik.

Pria berpangkat Letnan Kolonel ini mengaku telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pimpinan Kodim 0806 Trenggalek guna menggerakkan seluruh jajarannya untuk bisa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.