Ratusan Warga Bersihkan Pantai Cengkrong

Trenggalek - Ratusan warga Trenggalek melakukan aksi bersih-bersih timbunan sampah di kawasan wisata Pantai Cengkrong pascaterjadinya gelombang tinggi. 

Wakil Administratur Perhutani Kediri Selatan, Andi Iswindarto, mengatakan sejumlah elemen masyarakat yang tergabung adalah SMK Pelayaran Watulimo, para siswa SD, Dinas PKPLH, Pokdarwis Cengkrong serta Perhutani. 

"Yang mengakomodir adalah para guru serta dari Dinas PKPLH. Sampah-sampah yang berserakan di pantai kami bersihkan bersama, sehingga pantai menjadi bersih kembali," kata Andi, Sabtu (16/7/2018). 

Perhutani selaku pemangku kawasan mengapresiasi kepedulian dari berbagai kelompok masyarakat tersebut, mengingat, selama terjadi gelombang tinggi dalam kurun dua pekan kondisi Pantai Cengkrong dipenuhi oleh sampah laut maupun rumah tangga. 

Kondisi itu dipengaruhi oleh wilayah pantai yang berdekatan dengan muara sungai, sehingga aneka sampah yang berada di sungai menumpuk di pantai di Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo tersebut. 

"Sebetulnya kegiatan bersih-bersih semacam ini juga rutin dan sering dilakukan juga, namun pascagelombang tinggi itu sampahnya memang cukup banyak,"  imbuh Andi. 

Pihaknya berharap dengan kondisi pantai yang bersih akan membuat suasana destinasi wisata tersebut lebih asri dan nyaman serta bisa menjadi alternatif tujuan berlibur di pesisir Trenggalek. 

Foto : istimewa

Gelombang di Laut Selatan Mulai Menurun


Trenggalek - Intensitas gelombang tinggi di laut selatan Jawa di Trenggalek mulai menurun. Limpahan air yang sebelumnya menghantam kawasan pantai berangsur-angsur normal. 

Pegawai Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Hardi Widianto mengatakan, penurunan intensitas gelombang tersebut sesuai dengan prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Meski demikian ketinggian ombak masih relatif besar dibanding hari-hari biasa. Masyarakat yang beraktivitas di sekitar pantai tetap diimbau untuk waspada. 

"Kalau yang besar itu mulai Selasa sampai Kamis kemarin, hantaman ombak sampai ke Pantai Prigi dan melompat break water," kata Hardi, Jumat (27/7/2018). 

Sementara itu aktivitas nelayan yang beroperasi di sekitar Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi selama empat hari ke depan tidak melaut. Hal tersebut sudah menjadi kesepatan seluruh nelayan. 

"Jadi seluruh nelayan yang ada di PPN Prigi sebelah barat maupun timur sepakat tidak melaut, ini bukan hanya karena gelombang tinggi, tapi juga untuk menyambut upacara adat Larung Sembonyo," ujarnya. 

Seperti adat yang telah ada secara turin temurun, seluruh nelayan diwajibkan untuk puasa melaut selama beberapa hari sebelum dan setelah dilaksanakannya upacara adat itu. 

Sebelumnya gelombang tinggi terjadi secara merata di hampir seluruh pantai di kawasan pesisir selatan Jawa. Dampaknya sejumlah fasilitas wisata hingga peralatan tangkap nelayan banyak yang mengalami kerusakan. 

Bahkan salah seorang nelayan di Trenggalek hilang tersapu gelombang saat meninjau keramba udang di kawasan Munjungan. Sedangkan di Tulungagung, sejumlah kapal nelayan yang sedang bersandar terbalik akibat hantaman ombak besar.

Foto : istimewa

Tiga Kios di Panggul Terbakar

Trenggalek - Tiga kios semi permanen di wilayah Kecamatan Panggul, Trenggalek ludes dilalap si jago merah. Warga berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya, karena jauh dari jangkauan  mobil pemadam kebakaran. 

Anggota Koramil Panggul Serma TNI Puryanto, mengatakan, peristiwa kebakaran itu menimpa tiga kios yang berjajar di pinggir jalan di Desa/Kecamatan Panggul, Trenggalek. Ketiganya adalah milik Imam Sukemi (55) Desa Gayam Kecamatan Panggul,
Triono (50) warga Dusun Tlagi  Desa Gayam Kecamatan Panggul serta  Alex Subakti (25) waega Desa Nglebeng, Kecamatan Panggul.

"Bangunannya semi permanen semuanya. Informasi yang kami terima kebakaran diduga akibat sisa pembakaran sampah yang ada di dekat kios, sehingga menjalar dan terjadi kebakaran itu," katanya Puryanto, Senin (23/7/2018). 
Menurutnya, musibah yang terjadi semalam itu diketahui pertama kali diketahui oleh dua warga yang berada di sekitar lokasi kejadian. Saat itu api muncul dari kios tambal ban milik Imam Sukemi. Karena banyak benda yang mudah terbakar berupa ban bekas, api dengan cepat membesar dan membakar dua kios lain. 

"Warga yang mengetahui peristiwa itu langsung meminta tolong ke masyarakat sekitar dan melapor ke Polsek Panggul dan Koramil Panggul. Dengan alat seadanya kami, polisi dan masyarakat turun tangan membantu proses pemadaman," ujar anggota TNI ini. 

Proses pemadaman tidak bisa dilakukan dengan cepat, karena kecamatan yang berada di pesisir selatan ini jauh dari jangkuan mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Trenggalek. Untuk mendatangkan mobil damkar dibutuhkan waktu paling cepat satu jam. 

"Karena damkar posisinya di kota, sedangkan jaraknya Trenggalek-Panggul puluhan kilo meter dengan perjalanan minimal satu jam. Sebetulnya kalau di Panggul atau Dongko ada mobil damkar sendiri lebih bagus," jelasnya. 

Puryanto menambahkan, meski dengan peralayan seadanya, api berhasil dipadamkan dengan bantuan warga sekitar. Akibat kejadian itu ketiga kios milik warga ludes terbakar dengan kerugian ditaksir mencapai Rp 30 juta. 

Foto : Istimewa