DAFTAR HAJI SEKARANG, BERANGKAT TAHUN 2039


Trenggalek,11/8- Daftar tunggu atau antrean pemberangkatan calon jamaah haji reguler di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mencapai 23 tahun ke depan.

Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU), Kantor Kementerian Agama Trenggalek, Fauzi Abdullah mengatakan, warga yang saat ini mendaftar menjadi calon jamaah haji, hampir dipastikan baru bisa diterbangkan ke Arab Saudi pada Tahun 2039. 

Menurutnya, kodisi ini hampir sama terjadi di seluruh wilayah Jawa Timur. Lamanya daftar tunggu haji ini diakibatkan oleh keterbatasan kuota yang disediakan Pemerintah Arab Saudi, sedangkan jumlah peminat terus mengalami peningkatan setiap tahun. 

"Seluruh Jawa Timur estimasinay sama, diproyeksikan sama, daftar hari ini berangkat kira-kira tahun 2039. Jadi Seluruh Jawa Timur, hari ini mendapat porsi, hari ini juga mendapat estimasi (keberangkatan) yang sama, apakah 2038, 2039, sama," katanya.  

Fauzi menambahkan, di Kabupaten Trenggalek, kuota calon jamaah haji yang diberangkatkan ke Makkah per tahun rata-rata antara 250 hingga 400 orang, sedangkan jumlah pendaftar jauh di atas kuota yang diberikan. 

Meski demikian, pada proses pendaftaran calon haji, pihaknya memberikan fasilitas dan perlakuan yang sama terhadap seluruh warga yang mendaftar haji reguler. 

SERUNYA PERMAINAN BALAP BAKIAK DAN EGRANG


Trenggalek - Dentuman "sound System" dan keriuhan ribuan penonton begitu terasa saat digelar konser musik "Inbox" di Alun-alun Trenggalek, Jawa Timur, sejumlah artis dan musisi papan atas ibu kota menambah semaraknya suasana.

Seakan tak menghiraukan dengan keriuhan yang terjadi, sekelompok orang justru asik dengan kegiatan perlombaan tradisional yang digelar di komplek halaman Pendapa Kabupaten Trenggalek atau 10 meter dari lokasi konser musik "Inbox".

Beberapa pasang balok kayu tipis sepanjang satu meter yang telah dilengkapi dengan tali karet disiapkan oleh panitia. "Ini namanya bakiak atau terompah, satu pasang sandal kayu diisi oleh tiga orang dan natinya akan digunakan balapan," kata salah seorang panitia.

Lomba tradisional balap bakiak ini menjadi agenda rutin saat perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Peserta lomba terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, kelompok masyarakat, pegawai negeri hingga para pensiunan.

"Ayo ayo ayo ayo," teriakan penonton dan para suporter langsung pecah saat bendera "start" dikibarkan. Tak kalah dengan para penonton, sejumlah peserta juga saling meneriakkan yel-yel, agar derap langkah kaki serempak dan mampu melaju cepat hingga garis finish.

Dari beberapa kali perlombaan, sejumlah tim mampu melibas lintasan rumput sepanjang 20 meter dengan mudah, namun sebagian kelompok peserta harus berjuang ekstra dan terjatuh beberapa kali.

"Bermain terompah kelompk itu harus kompak, kalau yang melangkah kanan ya semua harus kanan dulu, apabila tidak kompak pasti akan terjatuh," ujar salah seorang peserta, Nurul Kotimah.

Gadis yang masik duduk di bangku SMK ini mengaku, telah berulang kali mengikuti kegiatan tradisional serupa, selain unik, perlombaan ini dinilai mampu membawa dampak positif utamanya terhadap sesama anggota tim. "Menjaga kekompakan itu yang paling penting," katanya.

Meskipun hanya permainan tradisional, namun kegiatan yang terwadahi dalam Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (Formi) Cabang Trenggalek ini juga mampu menelurkan prestasi ditingkat lokal hingga provinsi. "Ini yang menjadi kejutan, ternyata salah satu kelompok masyarakat yang ikut, yakni SMOOT pernah mejadi juara di perlombaan tingkat provinsi," kata Ketua Formi Trenggalek, Edi Anto.

Pria paruh baya ini mengaku, kegiatan permainan tradisional ini menjadi salah satu upaya untuk melestarikan olahraga masyarakat yang telah ada sejak ratusan tahun silam. Terlebih permainan bakiak merupakan salah satu warisan budaya Indonesia.

"Kalau permainan tradisional seperti ini hadiah tidak terlalu penting, karena masyarakat lebih menikmati pada proses permianannya, lihat saja keseruan mereka," imbuh Edi.

Selain lomba balap bakiak, permaian tradisional lain yang juga digelar adalah lomba balap egrang. Egrang adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dengan jarak tertentu di atas tanah. Alat ini bisa digunakan untuk berjalan maupun berlari.

Untuk memanfaatkan egrang, dibutuhkan ketrampilan dan ketangkasan khusus, keseimbangan menjadi kunci utama agar bisa berjalan dengan egrang.

Pada balap egrang yang digelar di komplek Pendapa Kabupaten Trenggalek, para peserta diwajibkan untuk melewati lintasan aspal sepanjang 50 meter. Peserta harus saling adu cepat dengan peserta lain hingga garis finish. "Kalau sampai terjatuh maka dinyatakan gagal atai diskualifikasi," imbuh Edi Anto.

Tak kalah dengan permainan bakiak, lomba egrang juga mendapatkan sambutan meriah sari masyarakat. Ratusan warga tampak berjubel memadati area di sekitar lintasan. "Kalau Agustus belum ada balap egrang rasanya kurang lengkap," kata salah seorang penonton, Wawan. 

 

EKSOTISME TELAGA NGUDALAN DENGAN IKAN KERAMATNYA



Trenggalek - Mendengar kata telaga, kita pasti langsung terbayang dengan air jernih serta suasana alam yang segar. Nah, di Trenggalek, Jawa Timur ada satu telaga yang bisa menjawab angan-angan tersebut, bahkan di telaga ini, kita bisa menyaksikan ratusan ikan dari berbagai ukuran yang tengah asik berenang. 

Nama telaga ini cukup unik, yakni  Ngudalan, yang berada di Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak atau berada di sekitar 24 kilometer dari pusat Kota Trenggalek. 

Suasana sejuk dan nyaman langsung terasa saat sampai di lokasi telaga yang mirip aquarium raksasa ini, Di lokasi ini, mata kita pasti akan langsung tertuju pada jernihnya air telaga serta ratusan ikan yang berenang di dalamnya. Ikan-ikan yang hidup di telaga ngudalan ini terdiri dari berbagai jenis dan ukuran. Yang menarik, ikan telaga justru akan menampakkan diri saat ada pengunung yang datang, sehingga kita bia menikmati sepuasnya .  

Salah seorang pengunjung, Choirul Anam mengatakan, ikan-ikan di telaga Ngudalan tetap lestari keberadaanya dan tidak ada orang yang berani mengambilnya. "Konon, merupakan ikan keramat, sehingga bisa berakibat buruk terhadap orang yang nekat mengambil," katanya.

Keindahan dan kesejukan telaga masih sangat terasa, aneka pepohonan besar berdiri kokoh di sekitarnya. Kondisi inilah yang menjaga ketersediaan air telaga hingga saat ini. 

Cuitan aneka burung yang bertengger di dahan-dahan pohon semakin membawa suasana nyaman khas pedesaan.

Telaga Ngudalan sudah ada sejak ratusan tahun lalu, air telaga biasanya dimanfaatkan oleh penduduk untuk sumber air minum, maupun untuk memenuhi kebutuhan irigasi sawah yang ada di sekitarnya. Di lokasi telaga ini, dulu pernah ditemukan prasasti peninggalan Mpu Sindok yang diperkirakan dibuat pada tahun 929 masehi . 

"Kalau prasastinya tidak ada di dini lagi, karena sudah dibawa ke Trenggalek kota untuk dimuseumkan," ujarnya. 

Selain menikmati keindahan telaga serta ikan-ikannya, pengunjung juga bisa menikmati eksotisme alam sekitar yang terdiri dari perbukutan dan persawahan. 

Namun sayang, potensi wisata alam yang begitu luar biasa ini sama sekali belum tergarap oleh pemerintah daerah, padahal sangat perpotensi menjadi lokasi wisata andalan.