KANDIDAT ANGGOTA DPRD KABUPATEN TRENGGALEK HASIL PEMILU 2014

KANDIDAT ANGGOTA DPRD KABUPATEN TRENGGALEK HASIL PEMILU 2014

 

Perkiraan ini didasarkan pada hasil rekapitulasi di seluruh desa dan kelurahan yang ada di Trenggalek. Namun, hasil resmi menunggu pengumuman dari KPU Kabupaten Trenggalek, karena bisa saja perkiraan ini mengalami perubahan.

Dapil I:

1.       Samsul Anam (PKB) – 6393 suara

2.       Siti Alfiyah (PKB) – 4.111 suara

3.       Agus Cahyono (PKS) - 5452

4.       Sugeng (PKS)-4662

5.       Guswanto (PDIP)—3879 suara

6.       Hari Langgeng (PDIP) – 2655 suara

7.       Arik Sriwahyuni (Golkar) – 3906 suara

8.       Dwi Utomo (Gerindra) – 2644 suara

9.       Susilo Darmono (Demokrat) – 3161 suara

10.   Imam Muslich Huddin (PAN)—2227 suara

11.   Moh. Husni Tahir Hamid (Hanura) – 4888 suara

12.   Mutriman (PKPI)—3270 suara

PKB mendapat 18.865 suara. PKS mendapat 16.956 suara. PDIP mendapat 18.561 suara. Golkar mendapat 11.914 suara. Gerindra mendapat 12.877 suara. Demokrat mendapat 6.776 suara. PAN mendapat 5.304 suara. Hanura mendapat 10.927 suara dan PKPI mendapat 3.747 suara. Suara sah di Dapil I sebanyak 112.333 dengan bilangan pembagi untuk 12 kursi sebesar 9.361.

Dapil II:

1.       Zaenal Fanani (PKB) – 7.465 suara

2.       Djumiati (PKB) – 2.746 suara

3.       Ali Burhanudin (PKS) – 3.086 suara

4.       Bambang Sutopo (PDIP) – 4.427 suara

5.       Arifin (PDIP) – 3951 suara

6.       Samsuri (Golkar) – 3.507 suara

7.       Imam Baasuki (Gerindra) – 4.868 suara

8.       Zaenudin (Demokrat) – 3.650 suara

9.       Djumani (PAN) – 3.089 suara

10.   Tarkiyat (PPP) – 3.236 suara

PKB mendapat 21.401 suara. PKS mendapat 7.263 suara. PDIP mendapat 16.121 suara. Golkar mendapat 10.035 suara. Gerindra mendapat 6.809 suara. Demokrat mendapat 8.982 suara. PAN mendapat 7.205 suara dan PPP mendapat 6.237 suara. Suara sah di Dapil II sebanyak 91.397 suara dengan bilangan pembagi untuk 10 kursi sebesar 9.140. 

 

Dapil III:

1.       Suparmin Sujono (PKB) – 4.479 suara

2.       M. Hadi (PKB) 4.374 suara

3.       Sukri (PKB) – 3.726 suara

4.       Dasiran (PKS) – 4.135 suara

5.       Pranoto (PDIP) – 7.585 suara

6.       Wahyudianto (PDIP) – 8.180 suara

7.       Siti Ngawati (PDIP) – 3.220 suara

8.       Sukaji (Golkar) – 2.301 suara

9.       Jumakir (Gerindra) – 1.698 suara

10.   Mugianto (Demokrat) – 5.568 suara

11.   Nurhadi (Demokrat) – 4.354 suara

12.   Supramono (Hanura) – 3.853 suara

PKB mendapat 24.902 suara. PKS mendapat 10.348 suara. PDIP mendapat 26.929 suara. Golkar mendapat 6.637 suara. Gerindra mendapat 5.556 suara. Demokrat mendapat 18.394 suara. Hanura mendapat 7.196 suara. Suara sah di Dapil III sebanyak 110.258 suara dengan bilangan pembagi untuk 12 kursi sebesar 9.188.

Dapil IV:

1.       Sukarodin (PKB) – 3.845 suara

2.       Satam (PKB) – 5.662 suara

3.       Subadianto (PKS) – 2.952 suara

4.       Penny Sugiarti (PDIP) – 4.817 suara

5.       Musirin (PDIP) – 4.561 suara

6.       Nurwahyudi (Golkar) – 3.734 suara

7.       Sunarkun (Golkar) – 3.324 suara

8.       Nur Efendi (Gerrindra) – 5.102 suara

9.       Lamuji (Demokrat) – 5.679 suara

10.   Sumarno (PAN) – 2.803 suara

11.   Puguh (Hanura) – 3990 suara.

PKB mendapat 18.695 suara. PKS mendapat 8.021 suara. PDIP mendapat 21.593 suara. Golkar mendapat 12.952 suara. Gerindra mendapat 10.510 suara. Demokrat mendapat 11.840 suara. PA mendapat 9.446 suara dan Hanura mendapat 8.446 suara. Jumlah suara sah di Dapil IV sebanyak 106.331 suara dengan bilangan pembagi untuk 11 kursi sebesar 9.666.

Diperkirakan PKB dan PDIP masing-masing akan mendapat 9 kursi. Demokrat, PKS dan Golkar masing-masing mendapat  5 kursi. Gerindra mendapat 4 kursi. PAN dan Hanura masing-masing mendapat 3 kursi. PKPI dan PPP masing-masing 1 kursi. Secara keseluruhan lima besar sementara partai yang memperoleh suara terbanyak untuk DPRD Kabupaten Trenggalek adalah (1)  PKB sebanyak 83.863 suara, (2) PDIP sebanyak 83.204 suara, (3) Demokrat sebanyak 45.992 suara, (4) PKS sebanyak 42.588 suara dan (5)  Golkar sebanyak 41.538 suara.  PKB unggul tipis atas PDIP dengan selisih 659 suara.  (Puji Handi)

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN TRENGGALEK MASIH LEMAH

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN TRENGGALEK MASIH LEMAH

Trenggalek, 17/4 - Tim peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur menemukan sejumlah indikator kelemahan dalam sistem pengelolaan keuangan dan anggaran publik di Kabupaten Trenggalek.

Ketua Tim Peneliti Unair, Wasilaturrahma, Kamis mengatakan, sejumlah kelemahan tersebut dapat terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan bersama Yayasan Bakti Makasar dan Australia-Indonesia Partnership for Decentralization (AIPD) terhadap pengelolaan keuangan selama tahun anggaran 2007 hingga 2011.

"Penelitian ini kami lakukan secara menyeluruh, mulai dari proses penganggaran sampai dengan belanja daerah. Untuk hasilnya ada yang sudah bagus, namun demikian masih banyak yang dibawah rata-rata," katanya.

Salah satunya skor yang masih relatif rendah yakni proses perencanaan dan penganggaran, dalam hal ini, nilai yang diperoleh Pemkab Trenggalek hanya 56,25 persen, karena skor capaiannya masih berada pada angka sembilan, dari skor ideal 16.

"Artinya untuk proses ini perlu ditingkatkan, sedangkan untuk target penyusunan anggaran yang layak dan berdasar proses penyusunan anggaran yang realistis, skornya tiga dari skor ideal lima, atau sekitar 60 persen," ujarnya.

Sementara itu untuk kerangka peraturan daerah mengenai transparansi dan partisipasi masyarakat hanya mencapai 33,33 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa dari seluruh indikator yang menyangkut penilaian poin tersebut, dalam proses perencanaan dan penganggaran masih sangat rendah atau hanya sepertiga dari angka ideal.

"Namun ada juga yang baik, salah satunya mengenai pembentukan kerangka peraturan daerah mengenai penegakan hukum dan struktur organisasi yang efsktif telah mencapai skor tertinggi yakni 100 persen," imbuhnya.

Rahma menambahkan, terkait komposisi pendapatan daerah dalam APBD Trenggalek sejak tahun 2007 hingga 2011 masih didominasi oleh dana perimbangan dari pemerintah pusat yang rata-rata diatas Rp600 miliar per tahun. Sedangkan pendapatan asli daerah (PAD) masih relatif rendah yang besarannya kurang dari 10 persen dibanding dana perimbangan.

"Tapi sudah lumayan baik, karena PAD Trenggalek mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dari tahun 2007 hingga 2011 itu kenaikannya mencapai dua kali lipat, yang tadinya hanya Rp37 miliar menjadi Rp60 miliar," jelasnya.

Lanjut dia, terkait hal tersebut, tim peneliti Unair merekomendasikan agar pemerintah daerah melakukan inovasi dan memaksimalkan seluruh potensi daerah guna menambah pendapatan asli daerah.

"Trenggalek ini potensinya sangat besar, mulai dari pertanian, pertambangan perkebunan dan lain-lain. Hanya saja memang perlu mendatangkan investor dari luar daerah, kalau mengandalkan dari lokal tidak akan mampu," ujarnya.

Upaya peningkatan PAD tersebut akan berdampak sangat besar terhadap proyeksi pendapatan maupun belanja daerah, terlebih untuk memenuhi anggaran dasar publik dalam bidang kesehatan, pendidikan dan infrastruktur.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Distric Fasilitator AIPD Trenggalek, Puji Handi berharap, hasil penelitian tersebut dapat membantu pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan, utamananya terkait dengan anggaran publik.

"Minimal sesuai dengan SPM (standar pelayanan minimal), kalau SPM saja tidak mampu, berarti pemerintah belum bisa memberikan pelayanan dasar atau yang paling rendah terhadap masyarakat," katanya.

Untuk itu AIPD terus berupaya mendorong Pemkab Trenggalek untuk meningkatkan kualitas sistem pengelolaan keuangan daerah melalui berbagai program pembinaan, mulai dari jajaran paling bawah hingga level kepala dinas.