Pamit Cari Rumput Warga Dongko Hilang

Trenggalek, 17/1 - Jaman Jariyanto (35) warga Dusun Premban, Desa Dongko, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dilaporkan hilang setelah pamit mencari rumput.

Tim gabungan yang terdiri dari puluhan polisi, TNI serta ratusan masyarakat yang melakukan penyisiran belum berhasil menemukan korban.

Istri korban, Siswati, Jumat mengatakan, korban menghilang sejak Rabu (15/1) pagi, saat itu suaminya tersebut berpamitan untuk mencari pakan ternak di sekitar sungai Premban.

Namun setelah ditunggu hingga sore hari Jaman tidak kujung pulang.

"Karena khawatir kemudian kami memberi tahu warga lain melapor ke perangkat desa," ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Dongko, AKP Hadi Pranoto mengatakan, selama dua hari melakukan pencarian, pihaknya belum berhasil menemukan korban.

"Kami sudah lakukan penyisiran disekitar sungai Premban dengan dibantu TNI dan warga, namun hasilnya masih nihil," katanya.

Dijelaskan, kemungkinan korban terjatuh dan terseret arus sungai cukup besar, karena selain mencari rumput, Jaman juga kerap mencari kepala yang jatuh ke sungai.

"Apalagi saat kejadian itu kondisi cuaca sedang gerimis dan arus sungai sedang tinggi," ujarnya.

Namun demikian, polisi belum berani memastiakan apakah korban masih hidup atau sudah meninggal dunia, mengingat hingga kini jasadnya masih belum ditemukan.

Terkait kejadian tersebut, pihaknya mengaku akan berusaha melakukan pencarian korban hingga ketemu.

Selain itu pihaknya juga telah berkoordinasi dengan desa lain yang dilewati sungai Premban untuk ikut serta melakukan penyisiran.

"Kami berharap jasad korban bisa segera ketemu," pungkasnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

RIBUAN KTP ELEKTRONIK DI TRENGGALEK SALAH CETAK

Trenggalek, 17/1 - Ribuan kartu  tanda penduduk (KTP) elektronik di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur salah cetak. 

Kasi KTP Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Trenggalek, Sambas Rudi Winoco, Jumat mengatakan, sampai dengan tanggal 10 Januari 2014 tercatat 4.287 lembar KTP elektronik yang bermasalah.

"Data tersebut berasal dari bawah, artinya masyarakat yang melapor melalui desa maupun kecamatan dan diteruskan ke sini," katanya.

Menurutnya, dari data yang ada, kesalahan cetak KTP bermacam-macam, mulai dari nama, alamat, status perkawinan hingga foto indentitas. 

Khusus untuk kesalahan foto wajah atau biometrik, jumlahnya relatif kecil dibanding dengan yang lainnya. 

'Untuk foto wajah sekitar 200-an yang salah, itupun biasanya tertukar dengan angota keluarganya sendiri, seperti anak dengan bapak, kakak dengan adik," ujarnya.

Terkait hal tersebut, Dispendukcapil Trenggalek mengklaim telah mengirimkan sebagian KTP elektronik itu ke Kementerian Dalam Negeri , guna dilakukan perbaikan. 

Hanya saja hingga saat ini instansinya belum mendapatkan kiriman KTP hasil perbaikan. Pihaknya juga tidak berani memastikan kapan proses perbaikan tersebut akan selesai.

Sambas menambahkan, pihaknya telah beberapa kali berkonsultasi dengan Kemendagri  guna mempertanyakan persoalan tersebut.

"Informasi terakhir yang kami terima, proses cetak KTP elektronik itu nantinya akan dilakukan di tingkat kabupaten, termasuk perbaikannya," imbuhnya.

Beberapa perangkat pendukung, seperti mesin cetak, KTP reader serta piranti lainnya telah diterima oleh dinas yang menangani kependukan ini.

"Tapi untuk material KTP elektroniknya kami belum menerima, sehingga masih bisa melakukan cetak   sendiri," katanya.

Sementara itu, disinggung mengenai jumlah warga yang belum melakukan perekaman data biometrik untuk KTP elektronik mencapai lebih dari 43 ribu jiwa atau sekitar 7,76 persen.

Sedangkan jumlah warga yang telah melakukan perekaman mencapai 513.685 jiwa atau sekitar 92,24 persen.

"Kami berharap, masyarakat lebih proaktif melakukan perekaman, sehingga target pencapaian bisa terpenuhi, katanya. 

JUMLAH PENDAFTAR "JKN" JALUR UMUM DI TRENGGALEK MINIM

Trenggalek, 16/1 - Minat masyarakat Trenggalek, Jawa Timur untuk mendaftar program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui jalur umum masih rendah, terbukti hingga pertengahan Januari baru terdapat 250-an pendaftar.

Loket Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kabupaten Trenggalek yang berada di area Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedomo, Kamis juga tampak sepi dan hanya terlihat beberapa orang yang mendaftar program nasional itu. 

"Dari ratusan pendaftar JKN jalur umum tersebut sebagian besar adalah peserta dadakan yang berasal dari pasien rumah sakit ini, karena ini memang beda dengan asuransi lain, begitu mendaftar bisa langsung digunakan," kata Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Wihartadi.

Menurutnya, animo masyarakat Trenggalek untuk mendaftar BPJS Kesehatan tersebut jauh lebih rendah dibanding dengan beberapa kabupaten maupun kota lain.

Meski demikian, pihaknya optimistis dalam beberapa bulan kedepan jumlah masyarakat yang mendaftar bertambah secara signifikan. mengingat saat ini sebagian masyarakat masih belum faham dengan kebiajakan baru itu. 

Lanjut Wihartadi, meskipun prorgam JKN baru diluncurkan pada tanggal 1 Januari 2014 yang lalu, BPJS Kesehatan Trenggalek mengklaim tidak menemui hambatan yang berarti. 

Seluruh peserta yang sebelumnya masuk dalam jaminan Asuransi kesehatan (Askes), Janiman Kesehatan Nasional (Jamkesmas) maupun Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dapat terlayani dengan baik. 

Orang nomor satu di BPJS Kesehatan Trenggalek ini mengakui, untuk sementara kantor pelayanan Trenggalek masih menumpang di salah satu ruangan rumah sakit milik pemerintah daerah. Namun dalam beberapa bulan kedepan akan segera dipindah ke kantor yang baru di Jalan Veteran.

"Kami sudah sewakan kantor di Jalan veteran, namun saat ini kami masih mengurus beberapa kelengkapan termasuk internet serta fasilitas lainnya, karena pelayanan kami berbasis internet," imbuhnya. 

Sementara itu, salah satu aggota Komisi IV DPRD Trenggalek, Alwi Burhanuddin mengatakan, kantor BPJS Kesehatan saat ini masih kurang layak, karena jadi satu dengan rumah sakit.

"Idealnya memang harus punya kantor sendiri, kalau hanya seperti ini masyarakat umum juga banyak yang tidak tahu, apalagi lokasinya di dalam," katanya.

Pihaknya meminta pihak BPJS Kesehatan untuk segera menyiapkan kantor yang representatif, sehingga pelayanan masyarakat dapat dilakukan dengan baik. 
PULUHAN WARGA TRENGGALEK TERSERANG CHIKUNGUNYA

PULUHAN WARGA TRENGGALEK TERSERANG CHIKUNGUNYA


Trenggalek, 16/1 - Sedikitnya 40 warga di dua kelurahan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur terserang virus Chikungunya, dalam kurun waktu sepekan terakhir. 

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek,Suparman, Kamis mengatakan, virus yang dibawa nyamuk Aides Aigepty tersebut menyebar di Kelurahan Surodakan dan Ngantru Kecamatan Trenggalek.

"Dari data sementara yang masuk di dinas kesehatan, ada sekitar 40 orang, warga yang terkena Chikungunya ini badannya panas, kemudian ngilu di persendian hingga ada yang mengalami kelumpuhan," katanya.

Saat ini sejumlah penderita menjalani perawatan medis di puskesmas serta rumah sakit setempat. Sedangkan sisanya memilih untuk rawat jalan. 

Lanjut Suparman, penyebaran virus chikungunya itu terjadi secara sporadis dan berlangsung sangat cepat, sehingga dalam waktu seminggu, jumlah penderitanya mencapai puluhan orang.

Suparman menjelaskan, meskipun chikungunya bukan termasuk kategori penyakit mematikan, namun harus segera diobati, karena apabila dibiarkan maka dapat menyebabkan kelumpuhan hingga beberapa bulan. 

"Normalnya, kalau segera segera diobati, maksimal dua minggu sudah bisa sembuh. Kalau tidak, bisa sampai tiga bulan," ujarnya.

Terkait kondisi tersebut, Tim Dinas Kesehatan Trenggalek dan puskesmas langsung turun tangan guna mengambil langkah penanggulangan, dengan cara abatisasi dan penyemprotan cairan insektisida. 

"Jadi begitu mendapat laporan adanya chikungunya, kami lakukan penyemprotan dengan mobil ULP, keliling di ke dua kelurahan tadi, hingga masuk ke gang-gang," imbuhnya.

Pria yang akrab disapa Parman ini mengimbau agar masyarakat segera melaporkan apabila ada salah satu warganya yang terjangkit chikungunya maupun demam berdarah, sehingga bisa segera ditangani.  

Jalur Provinsi Di Trenggalek Langganan Banjir


Trenggalek, 14/1 - Jalur milik Provinsi Jawa Timur yang berada di ruas Ngetal Kecamatan Pogalan rutin menjadi langganan banjir saat terjadi hujan deras.

Salah satu warga Desa Ngetal, Doto, Selasa mengatakan, genangan ir tersebut bervariasi mulai 20 hingga 50 centimeter, tergantung intensitas curah hujan yang turun.

"Kalau di atas 50 centimeter hampir dipastikan masuk ke rumah saya, hal seperti ini sudah berlangsung sejak lama," katanya.

Dijelaskan, luapan banjir yang terjadi di perbatasan antara Desa Ngetal dan Karangsoko tersebut terjadi karena saluran air yang ada tidak mampu menampung tingginya debit air yang mengalir dari lereng gunung.

"Apalagi beberapa selokan sebelah timur ada yang buntu, sehingga air itu naik ke jalan raya," ujarnya.

Pemilik warung kopi ini menjelaskan, pada saat terjadi banjir hampir dipastikan banyak kendaraan sepeda motor maupun mobil mogok.

Bahkan kejadian banjir tersebut juga kerap menyebabkan kecelakaan lalulintas.

Biasanya kecelakaan di ruas Trenggalek-Tulungagung itu terjadi karena kendaraan melaju kencang, saat melintasi banjir.

"Begitu sampai di tengah biasanya mengerem mendadak, sehingga yang dibelakang nubruk," ujar Doto.

Pihaknya mengaku telah mengadukan persoalan itu ke pemerintah setempat, namun hingga kini belum ada tindak lanjut yang nyata.

"Ini harus segera ditangani, kasihan para pengendara yang melintas, apalagi ini adalah jalur provinsi," tandasnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

BELASAN RUMAH DI PUCANGANAK TERANCAM LONGSOR

Trenggalek, 12/1 - Belasan rumah di Dusun Sumbermadu, Desa Pucanganak, Kecamatan Tugu, Trengalek, Jawa Timur terancam longsor.

Retakan tanah kini banyak terjadi di perkampungan warga. Bahkan rumah salah satu warga terpaksa harus dibongkar karenya nyaris ambruk.

"Hampir semua tembok rumah saya sudah bengkah-benhkah, lantainya juga," kata salah satu warga, Sukanti.

Ia khawatir apabila tidak dibongkar justru akan membahayakan dan menimbulkan dampak yang lebih besar.

Terkit kondisi tersebut, wanita yang akrab disapa Kanti mengaku, seluruh anggota keluarganya kini mengungsi ke rumah tetangganya yang lebih aman.

Dijelaskan, kondisi retakan tanah di RT 19 tersebut juga banyak terjadi di lahan pekarangan yang ada di sekitar rumah. Lebar retakan bervariasi, hingga yanh paling lebar mencapai lebih dari 10 centimeter.

Sukanti menambahkan, pergerakan tanah di kampungnya tersebut sudah terjadi sejak tiga tahun yang lalu, peristiwa itu juga sempat menyebabkan retakan di beberapa bagian rumahnya.

"Namun kemudian terhenti dan retakan itu kami tambal. Tapi ternyata sekarang terjadi lagi, bahkan lebih parah," katanya.

Lanjut dia, saat ini keluarganya tengah membangun rumah darurat di sekitar hutan di desanya.

Sementara itu disinggung mengenai peranserta pemerintah, Kanti mengaku telah mendapatkan bantuan sembako dari Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Trenggalek.

"Tapi bantuannya masih sebatas sembako itu, beras lima kilo, gula, mie instan, minyak goreng dan sarden dua kaleng," pungkasnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®