15.992 RTSM TRENGGALEK DIUSULKAN TERIMA BANTUAN PKH

15.992 RTSM TRENGGALEK DIUSULKAN TERIMA BANTUAN PKH

KBR68H, Trenggalek - Sedikitnya 15.992 rumah tangga sangat miskin (RTSM) di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur diusulkan menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) 2014.

Kepala Bidang  Sosial  Dinas  Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Dinsosnaketransos) kabupaten Trenggalek, Nurudin Boedy S
mengatakan,sebelum dipastikan menerima anggaran PKH, belasan ribu RTSM tersebut terlebih dulu dilakukan validasi oleh tim pendamping.

"Nanti akan di kroscek, apakah nama-nama RTSM yang diusulkan itu memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, Apabila tidak sesuai maka tidak bisa mendapatkan, karena ini adalah bantuan bersyarat," katanya.

Menurutnya, beberapa syarat bagi penerima program keluarga harapan antara lain, memiliki anak balita, anak yang masih duduk di bangku sekolah SD maupun SMP, ibu hamil, maupun ibu nifas.

"Semua mekanisme telah diatur dalam  petunjuk  teknis  PKH. Dengan begitu  sudah ada yang berhaka menerima  program  kemiskinan ini. Berbeda  kriteria penerima  berbeda dengan  BLSM (bantuan langsung sementara masyarakat)," kata dia.

Dijelaskan, program pendamping dari kenaikan harga BBM tersebut lebih ketat dibanding program yang lain. Ia mencontohkan, untuk penerima yang memiliki ibu hamil, maka yang bersangkutan harus memeriksakan kehamilannya kepada tenaga medis, sedangkan untuk balita harus rutin mengikuti program posyandu.

"Untuk yang memiliki anak sekolah, maka syaratnya yaa harus sekolah. kalau tidak sesuai dengan kriteria itu, maka tim pendamping akan mengusulkan pencabutan," imbuhnya.  

Sesuai dengan rencana, bantuan yang digulirkan melalui Kementerian Sosial itu bakal dialokasikan langsung ke masyarakat pada tahun depan.

Lanjut Udin, sesuai dengan ketentuan, setiap RTSM penerima bantuan PKH akan mendapatkan dana antara Rp 800 ribu hingga Rp 2,8 juta/ tahun, jumlah tersebut naik dari rencana semula yakni antara Rp600 hingga Rp2,6 juta/tahun. 

ENAM KECAMATAN DI TRENGGALEK KRISIS AIR

ENAM KECAMATAN DI TRENGGALEK KRISIS AIR

    Trenggalek, 14/9 - Sedikitnya enam kecamatan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mulai mengalami kekeringan, seiring datangnya musim kemarau.

     Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Joko Rusianto, Sabtu mengatakan, Keenam kecamatan tersebut antara lain Trenggalek, Watulimo, Panggul, Dongko, Suruh dan Pule, dengan jumlah desa yang bervariasi.

     "Jadi tidak semua desa di enam kecamatan tadi krisis air, hanya saja sebagian besar sudah mulai kesulitan untuk mendapatkan air. Sedankan untuk data pastinya desa-desa mana saja, masih kami rekap," katanya.

     Krisis air yang terjadi di Kabupaten Trenggalek kali ini mulai terjadi sejak dua pekan terakhir atau memasuki bulan September.

     Menurut Joko, kategori kekeringan yang melanda sejumlah desa tersebut melum mencapai kering kritis. Namun sesuai dengan rilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterima BPBD, berpotensi besar menjadi kering kritis.

     "Karena seperti kita ketahui Trenggalek ini memang merupakan daerah rawan kekeringan. Yang dimaksud kering kritis tadi adalah untuk mendapatkan air itu harus mencari lebih dari tiga kilometer," ujarnya.

     Terkait kondisi tersebut, sejumlah pemerintah desa dan kecamatan telah mengusulkan bantuan air bersih ke BPBD Trenggalek. Joko mengaku akan segera menindaklanjuti permintaan itu melalui PDAM setempat.

     Kepala BPBD Trenggalek ini mengklaim, telah siap untuk menangani dampak dari musim kekeringan, dengan menyiapkan Seluruh armada serta anggaran yang memadai.

     "Untuk tahun ini di APBD Trenggalek disiapkaan anggaran sekitar Rp400-an juta, selian itu juga di 'backup' oleh APBD Provinsi Jatim. Jadi tidak perlu kawatir" tadas Joko.

     Ia membandingkan, penanganan bencana kekeringan yang terjadi tahun lalu BPBD Kabupaten Trenggalek menghabiskan anggaran Rp1,1 miliar. Sedangkan tahun ini, kesiapan anggaran lebih dari jumlah tersebut.

     "Tahun ini kami mengusulkan bantuan ke provinsi sekitar Rp2 miliar. Yang jelas, karena kekeringan ini adalah tanggung jawab bersama, maka kami selalu koordinasi dengan BPBD provinsi," ujar Joko Rusianto.
      

PEMKAB TRENGGALEK GELAR UPACARA ADAT LEMPAR KEPALA KERBAU

KBR68H, Trenggalek - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (13/9), menggelar upacara adat melempar kepala kerbau bule ke dasar Dam Bagong, guna mengenang jasa pendirinya Ki Ageng Menak Sopal.

Potongan kepala kerbau, kulit beserta beberapa bagian tubuh kerbau dimasukkan ke dalam Dam Bagong dan selanjutnya menjadi rebutan puluhan warga yang telah menunggu di dalam air.

Upacara ritual yang rutin dilaksanakan setiap tahun itu mendapatkan sambutan meriah dari masyarakat sekitar, ratusan warga berbondong-bondong untuk menyaksikan prosesi pelemparan kepala kerbau tersebut.

Kabag Humas dan Protokol Pemkab Trenggalek, Yuli Priyanto mengatakan, rangkaian acara tersebut merupakan bentuk rasa syukur masyarakat serta pemerintah setempat terhadap jasa Adipati Menak Sopal. Tokoh Trenggalek ini dinilai berhasil membangun bendungan (dam) Bagong, sehingga memiliki manfaat yang cukup besar terhadap pertanian.

"Dampak dari Dam Bagong itu sampai saat ini masih bisa dirasakan, terutama bagi pertanian di wilayah kota, makanya banyak yang menyebut Menak Sopal Itu adalah pahlawan pertanian Trenggalek," katanya.

Menurutnya, sebelum melakukan upacara pelemparan kepala kerbau, rangkaian acara di dahului dengan kirab kerbau bule (putih) keliling Kelurahan Ngantru, Trenggalek yang dilakukan oleh para petani, selanjutnya malam harinya dilakukan pegelaran wayang kulit semalam suntuk.

"Kemudian tadi pagi, setelah subuh dilanjutkan dengan penyembelihan kerbau, kemudian sekitar pukul 7.00 WIB dilakukan ruwatan dan ziarah ke makam Menak Sopal, " ujarnya.

Dijelaskan , sesuai dengan cerita rakyat, upaya pembangunan Dam Bagong itu merupakan salah satu cara yang dilakukan Menak Sopal untuk menyebarkan agama Islam.

Cara itu dinilai cukup efektif karena, pada masa itu para petani di sekitar Trenggalek banyak yang mengalami gagal panen.

"Sedangkan kepala kerbau yang dilempar tersebut sebagai  ganti dari kepala gajah putih, yang pada saat pembangunan dam dipakai sebagai tumbal," ujar Yuli.

Sementara itu Menak Sopal sendiri meninggal pada tahun 1490 Saka atau 1568 Masehi, dan dimakamkan di dekat Dam Bagong.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

POLISI TRENGGALEK SIDIK DUGAAN KORUPSI PENGADAAN OBAT

POLISI TRENGGALEK SIDIK DUGAAN KORUPSI PENGADAAN OBAT

    Trenggalek, 12/9  - Kepolisian Resor Trenggalek, Jawa Timur menaikkan status dugaan korupsi pengadaan obat di RSUD Dr Soedomo dari penyelidikan menjadi penyidikan.

     "Setelah kami menerima hasil audit investigasi yang dilakukan BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan) Jawa Timur dan menyatakan ada kerugian negara yang timbul, maka penyidik menaikkan statusnya menjadi penyidikan," kata Kapolres Trenggalek, AKBP Denny Setya Nugraha Nasution, Kamis.

     Pihaknya juga telah menerbitkan laporan polisi (LP) serta surat perintah penyidikan. Tim penyidik juga mulai melakukan langkah lanjutan dengan memeriksa sejumlah saksi.

     Dijelaskan, selama tahap penyidikan, penyidik khusus tindak pidana korupsi (tipikor) telah memeriksa enam orang saksi dari RSUD Dr Soedomo Trenggalek.

     Para saksi tersebut antara lain, kepala bagian tata usaha, kepala instalasi farmasi, kasi pelayanan penunjang medis, kabid pelayanan medis, bendahara pengeluaran dan kasi pelayanan medis.

     "Namun kami masih belum menetapkan tersangka dalam perkara ini, karena masih menunggu penghitungan kerugian keuangan negara yang dilakukan BPKP Jawa Timur," imbuh Denny.

     Ia memprediksi proses penghitungan kerugian keuangan negara akan selesai dalam kurun waktu satu bulan mendatang. Namun polisi mengaku telah mengantongi nama-nama calon tersangka.

     Kapolres menjelaskan, kasus dugaan korupsi pengadaan obat ini terjadi pada tahun 2011 dan 2012. Saat itu rumah sakit milik Pemkab Trenggalek tersebut melakukan pengadaan obat dan alat kesehatan dengan anggaran senilai Rp6,8 miliar.

     Dalam pelaksanaannya pihak kontraktor yang menjadi penyedia barang memberikan komisi kepada rumah sakit Rp98 juta. Dana yang seharusnya masuk dalam kas badan layanan umum daerah (BLUD) rumah sakit justru dialihkan ke rekening lain.

     "Ada dua rekening yang digunakan untuk mentransfer komisi tersebut, kedua rekening itu atas nama pegawai rumah sakit," kata Denny Setya Nugraha Nasution.

     Masih menurut kapolres, perintah pengalihan komisi tersebut dilakukan oleh Direktur RSUD Dr Soedomo Trenggalek, Noto Budianto. Polisi menduga uang itu digunakan untuk kepentingan pribadi.

     "Pada saat kami mulai melakukan langkah penyelidikan, dana yang dialihkan tadi dikembalikan ke kas rumah sakit sebesar Rp96 juta, tapi pengembalian uang itu tidak menghilangkan tindak pidana yang dilakukan," tandasnya.

     Dalam kasus dugaan korupsi tersebut polisi berencana menjerat tersangkanya dengan pasal 2 dan 3 Undang-undang RI nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-undang RI nomor 20 Rahun 2001 Tentang Tindak Pidana Korupsi.
   

WARGA TRENGGALEK KELUHKAN RASKIN TAK LAYAK KONSUMSI


     Trenggalek, 12/9 - Sejumlah warga di Kabupaten Trenggalek, Jawa timur mengeluhkan jeleknya kualitas beras miskin (raskin) yang didistribusikan Badan Urusan Logistik (Bulog) setempat.

     Salah seorang Ketua RT di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Suwito, Kamis mengatakan, kondisi raskin yang diterima sebagian besar hancur, banyak ditumbuhi jamur, ulat serta bercampur dengan gabah.

     "Selain itu warnanya juga kusam seperti ini, sehingga menutut kami sangat jauh dari kata layak. Kami cukup prihatin, masa beras seperti ini mau diberikan kepada warga miskin," katanya.

     Buruknya kualitas raskin itu membuat sebagian warga di lingkungannya enggan mengambil dan dibiarkan berada di rumah sang ketua RT.

     "Kalaupun ada warga yang nekat mengambil beras itu biasanya, harus dibawa ke penggilingan padi terlebih dahulu agar bersih dan layak untuk dimasak," ujarnya.

     Sementara itu terkait penolakan sebagian masyarakat, Suwito mengaku tidak bisa berbuat banyak, mengingat hal itu merupakan hak dari masing-masing warga.

     Pihaknya berencana mengadukan permasalahan itu ke anggota DPRD Trenggalek serta meminta pertanggungjawaban dari bulog. Mengingat selama dua tahun terakhir lebih sering menerima beras berkualitas jelek.

     "Bisa anda bayangkan, dalam dua tahun itu baru tiga kali mendapatkan beras yang berkualitas bagus dan layak untuk dikonsumsi. kalau tidak diprotes mungkin selamanya tidak akan ada perubahan," imbuhnya.

     Suwito berharap, ke depan pemerintah kabupaten serta Bulog melakukan pengecekan terhadap beras yang hendak didistribusikan kepada warga miskin, sehingga kejadian serupa tidak terus berulang.

     Sementara itu, Humas Perum Bulog Subdivre VIII Tulungagung, Sugiarto mengatakan, akan segera menindaklanjuti keluhan tersebut.

     "Nanti petugas kami akan melakukan kroscek ke sana dan kalau memang benar berasnya itu kualitasnya jelek, sesuai dengan mekanisme yang ada, akan langsung kami ganti," ujarnya.   

RATUSAN RIBU ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TAK NIKMATI PENDIDIKAN

     Trenggalek, 11/9 - 184 ribu anak berkebutuan khusus di Indonesia belum tersentuh dunia pendidikan layaknya anak normal lainnya. 

     Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK) Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud, Mudjito, rabu mengatakan, saat ini jumlah anak berkebutuhan khusus yang yang telah tertangani dan masuk dalam pendidikan inklusif baru 116 ribu anak dari total 300 ribu anak.

     "Sisanya akan kami selesaikan secara bertahap, salah satunya melalui gerakan pendidikan inklusif yang digulirkan di bergai daerah di Indonesia.

     Pihaknya optimis permasalahan tersebut akan  berkurang seiring peluncuran gerakan tersebut, mengingat masing-masing dareh memiliki komitmen yang kuat untuk bersama-sama untuk memecahkan permasalahan tersebut.

     "Perkembangannya cukup bagus, dengan model (gerakan) seperti ini, yang oleh dinas pendidikan kemudian disapu, sekolah-sekolah semua melayani, dalam satu tahun itu perkembangannya bisa sampai 11 ribu anak yang sekolah," katanya.

     Mudjito mengakui, pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus memiliki problem yang cukup rumit mulai dari tingkat keluarga, lingkungan hingga sekolah. 

     Kata dia, orang tua sering merasa minder dengan kondisi anaknya yang tidak sempurnya seperti layaknya anak-anak yang lain.

     Disisi lain lingkungan sekitar rumah cenderung mendiskreditkan anak berkebutuhan khusus tersebut dan menganggap sebagai hal yang aneh.

     "sudut pandang semacam inilah yang harus kita hapus bersama-sama, makanya gerakan untuk memberikan pendidikan inklusif ini adalah salah satu caranya," ujarnya disela-sela delkarasi pendidikan inklusi di Trenggalek.

     Lanjut dia Kemendikbud memberikan alokasi anggaran 900 juta kepada daerah yang siap meluncurkan program pendidikan inklusi. Anggaran tersebut digunakan untuk peningkatan kemapuan pendidik serta edukasi masyarakat. 

     Mudjito menambahkan, dengan dana itu dinas pendidikan di masing-masing daerah bakal melakukan sosialisasi kepada keluarga, masyarakat maupun sekolah dengan memberikan pemahaman bahwa semua anak memiliki hak serta posisi yang sama dalam dunia pendidikan.

     Kedepan diharapkan tidak ada lagi diskriminasi, anak-anak kebutuhan khusus mendapatkan haknya untuk mengakses pendidikan yang layak.

     Sesuai dengan data di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hingga kini terdapat 25 kabupaten kota yang telah menyatakan komitmennya untuk menuntaskan masalah pendidikan inklusif. Setiap kabupaten tersebut mewajibkan beberapa sekolah yang ditunjuk untuk menerima siswa dengan kebutuhan khusus .

     Mudjito mengklaim, tahun ini telah ada 40 kabupaten/kota yang siap untuk mengikuti program pengentasan pendidikan anak yang berkebutuhan khusus.

DINAS PENDIDIKAN TRENGGALEK DEKLARASIKAN PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS



     Trenggalek, 11/9 - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mendeklarasikan gerakan pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). 

    Kepala Disdikbud Trenggalek, Kusprigianto mengatakan, seluruh anak yang berkebutuhan khusus akan mendapatkan hak yang sama dalam memperoleh pendidikan. 

     "Jadi, mulai sekarang tidak ada lagi diskriminasi, semua anak-anak Trenggalek berhak untuk mendapatkan pendidikan, baik itu yang normal maupun berkebutuhan khusus," katanya.

     Menurutnya, untuk menyukseskan program ini pihaknya telah menyiapkan 17 sekolah reguler, mulai dari jenjang SD hingga SLTA yang siap menerima siswa berkebutuhan khusus.

     Dijelaskan, ke-17 sekolah tersebut terdiri dari 14 sekolah dasar (SD), satu SMP, satu SMA dan satu SMK. Khusus untuk jenjang SD lokasinya tersebar di beberapa kecamatan, sedangkan SMP, SMA dan SMk masih terspusat di wilayah kota.

     "Untuk sementara pilot project-nya ada 17 sekolah itu, namun kedepan akan terus kami tingkatkan. Khusus untuk SMP kami tempatkan di SMPN 6, sedangkan SLTA di SMA 2 Trenggalek dan SMKN 2 Trenggalek," ujarnya.

     Penerapannya, anak-anak yang berkebutuhan khusus dapat belajar di sekolah reguler, layaknya anak-anak normal lainnya.

     Disinggung mengenai tenaga pendidik yang akan membimbing, Kusprigianto mengklaim telah menyiapkan guru khusus dimasing-masing sekolah.

     "Mereka sudah mendapatkan pembekalan serta pendidikan yang mumpuni terkait anak-anak berkebutuan khusus, sehingga orang tua tidak perlu khawatir," imbuhnya.

      Sementara itu, terkait stigma buruk serta diskriminasi yang selama ini terjadi, orang nomor satu di Dinas Pendidikan Trenggalek ini menjamin tidak akan ada lagi.

      Sebelumnya, pihaknya telah memberikan penyuluhan serta pemahaman ke masing-masing sekolah, baik itu guru maupun muridnya agar tidak membeda-bedakan antara satu dan lainnya.

      "Mereka harus sejajar, makanya masing-masing guru harus memberikan pemahaman juga terhadap anak didiknya agar berperilaku yang sewajarnya terhadap siswa yang berkebutuhjan khusus.

     Namun sayang, kus mengaku dinasnya belum memiliki data lengkap mengenai jumlah anak berkebutuhan khusus yang ada di wilayah Trenggalek. Untuk itu pihaknya bakal bekerjasama dengan pemerintah desa untuk melakukan pendataan secara menyeluruh.

     "Nantinya apabila data itu telah lengkap, harapannya seluruh nak di Trenggalek mendapatkan pendidikan yang layakn kami juga berharap, orang tua anak ABK jangan sampai minder, mereka harus optimis dan semangat demi masa depan anaknya," pungkasnya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®
POLISI TRENGGALEK TANGKAP RESIDIVIS PENGGELAPAN MOTOR

POLISI TRENGGALEK TANGKAP RESIDIVIS PENGGELAPAN MOTOR

Trenggalek, 9/9 - Jajaran Polres Trenggalek berhasil menangkap seorang residivis, Didik Winarno (21) warga Desa Petung Kecamatan Dongko, yang diduga telah menggelapan sepeda motor Suzuki Satria milik temannya sendiri.

Kasubbag Humas Polres Trenggalek. AKP Siti Munawaroh, Senin mengatakan, pelaku ditangkap di rumahnya sendiri saat yang bersangkutan sedang tidur.

"Penangkapan ini merupakan hasil dari penyelidikan dan pengejaran yang dilakukan oleh anggota reskrim. Semalam anggota kami memerima informasi kalau pelaku pulang ke rumah" katanya.

Informasi tersebut direspon cepat oleh polisi. Setelah memastikan keberadaan Didik, aparat langsung melakukan penyergapan. Selain menangkap tersangka, polisi juga berhasil mengamankan barang bukti sepe motor Suzuki Satria nomor polisi AG 6631 RU.

Kini tersangka Didik Winarno ditahan di Mapolres Trenggalek guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Siti menjelaskan, kasus tersebut bermula, dari laporan Afif Fauzan(19) Rt 01 Rw 01 Dusun Wajak Desa Wajak Kidul Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, ia mengaku sepeda motornya telah dibawa kabur oleh Didik yang tidak lain adalah temannya sendiri.


Powered by Telkomsel BlackBerry®