POLISI PERIKSA LIMA SOPIR PEMBAWA IMIGRAN DI TULUNGAGUNG

Tulungagung, 7/9 - Jajaran Polres Tulungagung , Jawa Timur mengamankan lima sopir truk yang kedapatan membawa ratusan imigran asal Afrika, Timur Tengah dan Asia di wilayah Tulungagung.

Kelima sopir tersebut antara lain, Sugeng 35 th. Saiful 42 th. Tudin 37 th Sutrisno 45 th Hepi 42 th, semuanya adalah warga Desa Rejosari Kecamatan Kalidawir Tulungagung.

Kapolres Tulungagung, AKBP Wisnu Hermawan Februanto mengatakan, selain sopir truk pihaknya juga menahan satu orang anak buah kapal (ABK) yang akan mengangkut para imigran tersebut untuk menyeberang ke Australia.

"Untuk kelima sopir ini adalah warga Tulungagung lagi diperiksa Satreskrim, sampai sekarang ststusnya masih sebagai saksi karena masih kita dalami peran mereka masing-masing. Sedangkan untuk kapal yang kita tangkap masih satu, sebetulnya ada dua kapal, kapal yang besar ada ditengah laut, yang kita tangkap yang kecil," kata Kapolres Tulungagung, Wisnu Hermawan Februanto.

Wisnu menambahkan, para sopir dan ABK tersebut kini masih menjalani pemeriksaan intensif Unit Reskrim Polres Tulungagung.

Sementara itu dari hasil pendataan polisi, sebagaian besar imigran tersebut memiliki dokumen pengungsi dari UNHCR.

Sebelumnya, ratusan imigran asal Timur Tengah, Afrika dan Asia ditangkap polisi di kawasan pantai Brumbun kecamatan Tulungagung. Para pencari suaka itu rencananya akan menyeberang ke Australia.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

RATUSAN IMIGRAN DITANGKAP DI TULUNGAGUNG

Tulungagung, 7/9 - Seratus lebih imigran asal Timur Tengah, Afrika dan Asia (Somalia, Nigeria, Srilanka, Myanmar, Irak, Iran) ditangkap jajaran Polres Tulungagung, Jawa Timur saat hendak dikirim ke Australia. Kasubbag Humas  Polres Tulungagung, AKP Dwi Hartaya mengatakan, ratusan imigran tersebut ditangkap dinihari tadi di pantai Brumbun Kecamatan Tanggunggunung. Kini para imigran tersebut kini diamankan di Polres Tulungagung guna pemeriksaan lebih lanjut.

"Tadi pagi sekitar pukul 3.00 WIB, tanggal 7 September, jajaran polsek mengamankan imigran dari Myanmar Irak, Iran dan Somalia, jumlahnya sekitar 128 orang. Ada beberapa orang yang sempat melarikan diri, tapi sudah ditangkap pagi ini sekitar delapan orang," katanya. 

Dwi Hartaya menambahkan, para imigran sebelumnya dikirim dari Jakarta dengan  armada bus, selanjutnya sesampai di Tulunggaung dipindah menggunakan  empat unit truk milik warga lokal dan dibawa ke pantai Brumbun untuk diteruskan ke Australia. Kata dia, polisi masih menunggu pihak imigrasi dan organisasi pengungsi internasional (IOM) guna mengambil langkah lanjutan.

ANGKA GOLPUT PILGUB JATIM DI TRENGGALEK MENCAPAI 45 PERSEN

ANGKA GOLPUT PILGUB JATIM DI TRENGGALEK MENCAPAI 45 PERSEN

Trenggalek, 6/9 - Jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya atau golput pada Pemilhan Gubernur Jawa Timur di Kabupaten Trenggalek mencapai 45 persen. 

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Trenggalek, Patna Sunu mengatakan, setelah dilakukan penghitungan manual hasil pemilukada diketahui, jumlah partisipasi pemilih hanya sekitar 310 ribuan pemilih dari total daftar pemilih tetap (DPT) 557 ribu jiwa. 

Sedangkan jumlah yang golput mencapai 240 ribuan pemilih. Sunu beralasan, tingginya angka golput tersebut salah satunya dipicu oleh tidak sampainya surat undangan ke masing-masing pemilih.

"Penyebabnya ada beberapa hal, salah satunya pemberitahuan (surat panggilan) yang tidak sampai kepada pemilih, ini menyangkut ketersediaan logistik, dimana KPU Trenggalek dari provinsi. Terutama menyangkut pemberitahuan C6 itu sudah mepet, sehingga tidak jauh hari bisa tersampaikan kepada pemilih," katanya.

Patna Sunu menambahkan, Selain faktor surat undangan, angka golput juga dipicu oleh sikap acuh sebagian pemilih terhadap pemilukada. 

Sementara itu dari penghitungan KPU Trenggalek menyebutkan, ketidakhadiran pemilih didominasi kelompok laki-laki yang mencapai 137 ribu jiwa. 

Untuk meningkan partisipasi pemilih dalam pemilihan umum tahun depan, pihaknya akan memaksimalkan sosialisiasi kepada pemilih pemula.

DUA PEKAN MATERIAL SIM POLES TRENGGALEK HABIS

Trenggalek, 5/9 - Terlambatnya material surat ijin mengemudi (SIM) di Polres Trenggalek, Jawa Timur mulai dikeluhkan sejumlah masyarakat.

Salah satu pemohon SIM di Trenggalek, Ikhwan mengatakan, saat ini pengurusan SIM tidak bisa sehari jadi dan harus menunggu tanpa batas waktu yang pasti.

"Ini tadi dijelaskan kalau bahan SIM-nya habis dan saya dikasih surat keterangan sebagai pengganti SIM sementara, nanti kalau sudah jadi ditukar dengan SIM yang asli," katanya.

Menurutnya, kondisi tersebut merepotkan para pemohon lisensi mengemudi, karena harus bolak-balik ke polres. Terlebih apabila pemohon hendak pergi ke luar pulau.

"Kalau rumahnya sekitar kota sini tidak ada masalah, sewaktu-waktu bisa mampir. Tapi kalau rumahnya daerah pinggiran seperi Munjungan maupun Panggul kan repot," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Biro Operasional (KBO) Satuan Lalu Lintas Polres Trenggalek, Iptu Bambang menjelaskan, material yang habis adalah tinta (ribbon) untuk mencetak SIM. Keterlambatan tersebut terjadi selama kurun waktu 12 hari terakhir atau sejak 26 Agustus yang lalu.

"Sebetulnya kami ingin memberikan pelayanan yang prima, kami juga mengerti apa yang dikeluhkan masyarakat, semoga saja kondisi ini segera teratasi," katanya.

Terkait kondisi tersebut, pihaknya mengaku telah mengajukan permohonan material yang kurang ke Polda Jatim.

Meski demikian, ia mengaku proses pelayanan pemohon SIM di Polres Trenggalek masih berjalan seperti biasanya. Para pemohon SIM baru maupun perpanjangan tetap dilayani.

"Hanya saja SIM-nya diganti dengan surat keterangan, SIM sementara itu bisa dipakai di dalam maupun ke luar kota, jadi masyarakat tidak perlu khawatir," imbuh Bambang.

Dijelaskan, apabila SIM asli telah jadi, seluruh pemohon bakal mendapat pemberitahuan dari pihak kepolisian, guna proses pengambilan.

Dari data di Satlantas Polres Trenggalek, setiap hari rata-rata ada 100 pemohon surat ijin mengemudi, dengan rincian 40 persen SIM baru dan 60 persen perpanjangan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

WARUNG SATE NGLONGSOR TUGU TERBAKAR

Trenggalek, 5/9 - Sebuah rumah makan di Desa Nglongsor Kecamatan Tugu, Trenggalek, Rabu malam ludes dilalap si jago merah. Beruntung kobaran api berhasil dilokalisir oleh pemadam kebakaran sehingga tidak merembet ke pertokoan yang ada disekitarnya.

Kasubbag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh mengatakan, kejadian kebakaran yang menimpa warung sate milik Gofur (34) berlangsung sangat cepat, saat itu beberapa saksi mata melihat api mulai berkobar dibagian dapur rumah makan Sido Lego tersebut.

"Mengetahui hal itu, saksi mata langsung lapor ke Polsek dan kemudian ditindaklanjuti dengan menghubungi pemilik serta pemadam kebakaran. Saat si pemilik datang, bagian dapur warungnya sudah terbakar," katanya.

Selang beberapa saat kemudian tim pemadam kebakaran dari BPBD Trenggalek datang ke lokaksi kejadian dan melakukan upaya pemadaman sekaligus melokalisir api agar tidak menjalar ke lingkungan sekitar.

"Kalau tidak segera di lokalisir dangat berbahaya, karena tepat disampingnya ada minimarket kemudian disisi lain juga ada pertokoan," ujarnya.

Siti mengaku, hingga kini pihaknya belum berani membeberkan penyebab kebakaran tersebut, karena polisi masih melakukan penyelidikan, namun pihaknya yakin kebakaran berasal dari ruang dapur.

Sementara itu, akibat kejadian itu pemilik rumah makan mengalami kerugian sekitar Rp35 juta rupiah, mengingat sebagian besar isi warung ludes terbakar.

REKAPITULASI PILGUB TINGKAT KABUPATEN, KARSA KUASAI 10 KECAMATAN DI TRENGGALEK

Trenggalek, 3/9 - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Trenggalek, Jawa Timur, Selasa melakukan rekapitulasi manual hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) tingkat kabupaten.
Ketua KPU Trenggalek, Patna Sunu mengatakan, masing-masing panitia pemilihan kecamatan (PPK) melaporkan hasil penghitungan manual yang sebelumnya dilakukan di tingkat kecamatan.

"Dari hasil repapitulasi tersebut, pasangan nomor urut satu (Soekarwo - Saifullah Yusuf) unggul dengan perolehan suara 137.409, disusul oleh pasangan nomor empat (Khofifah Indar Parawansa - Herman Sumawiredja) dengan 117.817 suara," katanya.

Posisi ketiga dipegang oleh pasangan Bambang Dwi Hartono - Said dengan jumlah perolehan suara 37.997 dan posisi terakhir adalah pasangan nomor urut dua, Eggi-Sihat yang memperoleh dukungan 7.904 suara.
Pasangan Soekarwo - Gus Ipul unggul di 10 kecamatan, sedangkan pasangan Khofifah - Herman unggul di empat kecamatan, yakni Tugu, Durenan, Munjungan dan Watulimo.

Dalam proses rekapitulasi tingkat kabupaten tersebut, KPU sempat menunda laporan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Pule, karena terjadi selisih antara pengitungan PPK dengan hasil yang dipegang para saksi maupun panitia pengawas (panwas).

"Tadi PPK langsung melakukan 'kroscek' dengan membuka rekapitulasi manual yang ada di tingkat desa dan ternyata memang ada kesalahan, selisih itu hanya satu suara, seharusnya untuk pasangan nomor empat, keliru ke nomor satu," ujarnya.

Terkait hal tersebut KPU dan PPK telah melakukan pembenahan dengan persetujuan dari masing-masing saksi pasangan calon. Namun atas kejadian tersebut tidak ada saksi yang mengajukan keberatan secara tertulis, keberatan hanya diajukan secara lisan.

Sementara itu, dari rekapitulasi diketahui jumlah warga yang tidak menggunakan hak suaranya (golput) mencapai 246.152 orang (45 persen), dari total daftar pemilih tetap (DPT) 557.006.

"Yang menggunakan suara tercatat sebanyak 310.854, dengan rincian laki-laki 141.175 dan perempuan 169.854. Dari jumlah tersebut, suara yang tidak sah 10.963," pungkasnya.
 
Powered by Telkomsel BlackBerry®







KPU TRENGGALEK GELAR REKAPITULASI PILGUB TINGKAT KABUPATEN

Trenggalek, 3/9 - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Trenggalek, Jawa Timur, Selasa melakukan rekapitulasi manual hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) tingkat kabupaten.

Masing-masing panitia pemilihan kecamatan (PPK) melaporkan hasil penghitungan manual yang sebelumnya dilakukan di tingkat kecamatan. Yang selanjutnya direkap menjadi hasil resmi pilgub tingkat kabupaten.

Acara yang digelar di Hotel Hayam Wuruk tersebut dihadiri langsung oleh seluruh komisioner KPU kabupaten, Panwaslu kabupaten, panitia pemilihan kecamatan (PPK) dihadiri seluruh anggota KPU panitia pemilihan kecamatan (PPK) serta saksi dari masing pasangan calon.

Hingga berita ini ditulis proses penghitungan masih berlangsung.

Sementara itu diluar gedung, puluhan anggota polisi diterjunkan untuk mengamankan jalannya rekapitulasi manual.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
TES TERTULIS HONORER K2 TRENGGALEK BULAN NOVEMBER

TES TERTULIS HONORER K2 TRENGGALEK BULAN NOVEMBER



Trenggalek, 2/9 - 450 pegawai honorer kategori dua (K2) di Pemerintah Kabupaten (Pemkab)Trenggalek, Jawa Timur bakal mengikuti seleksi tertulis November mendatang guna memperebutkan kursi calon pegawai negeri sipil (CPNS).

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) kabupaten Trenggalek, Pariyo mengatakan, tes tertulis tersebut merupakan tahap seleksi akhir, setelah dilakukan proses seleksi administrasi maupun uji publik.

"Informasi dari Kemenpan (Kementerian Pendayagunan Aparatur Negara) seleksi dilakukan tanggal 3 November, kemudian untuk pengumumannya dilakukan pada minggu ke satu hingga minggu kedua bulan Desember," katanya.

Dalam tahap ini seluruh logistik, termasuk materi ujian, dikendalikan langsung oleh pemerintah pusat. Sedangkan pememrintah daerah hanya bertugas melaksanakan proses ujian.

 "Jadi nanti lembar jawaban komputer (LJK) akan kami kirimkan kembali ke Kemenpan untuk dilakukan penilaian sekaligus penentuan, siapa saja yang lolos dan tidak," ujarnya.

Kata dia, untuk bisa lolos menjadi CPNS, masing-masing peserta harus memenuhi batas minimal nilai yang telah ditetapkan oleh tim seleksi Kemenpan.

"Kami tidak tahu seperti apa kriterianya, karena itu sudah menjadi kewenangan pemerintah pusat, yang jelas ini adalah seleksi tahap terakhir, sehingga kami berharap para tenaga honorer  mempersiapkan semaksimal mungkin," kata Pariyo.

Sementara itu dikonfirmasi menganai formasi jalur umum, Mantan Kepala Satpol PP ini menegaskan, Pemkab Trenggalek tidak mendapatkan alokasi dari pemerintah pusat. Hal ini disebabkan oleh masih tingginya angka prosentase belanja pegawai dalam APBD.

"Trenggalek ini belanja pegawai di APBD sekitar 60 persen, sehingga sesuai dengan kebijakan moratorium tidak boleh melakukan perekrutan CPNS jalur umum," paparnya.

Terkait hal itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya dengan orang-orang yang menjanjikan bisa meloloskan menjadi CPNS. Kata dia seluruh proses perekrutan abdi negara tersebut dilakukan dan diumumkan secara terbuka kepada masyarakat.