POLISI BELUM TETAPKAN TERSANGKA TEWASNYA PEKERJA TAMBANG TRENGGALEK



AKP Siti Munawaroh
     Trenggalek, 23/3 - Kepolisian Resor (Polres) Trenggalek, Jawa Timur hingga belum menetapkan tersangka dalam kasus kecelakaan kerja yang menewaskan salah seorang pekerja di pertambangan batu putih Desa Jati Kecamatan Karangan, Jumat (22/3).

     Kasubbag Humas Polres Trenggalek, AKP Siti Munawaroh, Sabtu mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan sejumlah saksi, selain itu pihaknya juga akan meminta keterangan saksi ahli mengenai status pertambangan tersebut.

     "Hari ini kami baru saja gelar kasus, karena pertambangan ini dioperasikan oleh sebuah perusahaan atau korporasi, sehingga segala sesuatu yang terkait penambang adalah sebuah rangkaian yang saling berkaitan," katanya.

     Rencananya, kepolisian akan memanggil pejabat di lingkup Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi (KoperindagTamben) Kabupaten Trenggalek, sebagai saksi ahli.

     Keterangan saksi ahli menurut Siti akan memperjelas siapa yang berhak bertanggungjawab atas kejadian tersebut, apakah Tohir, operator ekskavator atau perusahaan pertambangan batu putih dalam hal ini PT Tripurwita Jaya Abadi.

     Menurutnya, dari informasi sementara yang didapatkan kepolisian, pertambangan batu putih tersebut telah memiliki ijin resmi dari pemerintah setempat. Namun pihaknya belum bisa memastikan standar operasional pertambangan yang dimiliki.

     "Yang jelas semua saksi yang ada kaitannya dengan peristiwa yang menewaskan salah satu pekerja tersebut akan kami lakukan pemeriksaan, termasuk Bambang, selaku pemilik pertambangan. Sementara itu untuk Tohir, saat ini tidak kami tahan," ujarnya.

     Disinggung mengenai peristiwa pembakaran sepeda motor Yamaha Jupiter milik operator ekskavator yang dilakukan sejumlah warga dan pekerja lain, Siti mengaku belum melakukan pendalaman, karena saat ini pihaknya masih fokus menyelidiki kematian salah seorang pekerja tambang yang tertimpa batu, Muslimin.

     Jumat kemarin, Muslimin tewas secara mengenaskan setelah tertimpa batu dari bukit setinggi 50 meter saat bekerja menaikkan pecahan batu ke atas truk. Akibatnya kepala korban pecah dan kaki kanannya patah.
     Batu berukuran 70 centimeter tersebut terjatuh karena operator ekskavator yang ada diatas bukit nekat menjalankan mesin, padahal  puluhan pekerja lain yang ada dibawah sedang beraktifitas.

     Sejumlah pekerja menduga, tewasnya Muslimin tersebut akibat kelalaian operator ekskavator, Tohir. Karena seharusnya pengoperasian alat berat dilakukan secara bergantian dengan aktifitas pekerja yang ada di bawah bukit.

     "Jadi ketika pekerja sedang menaikkan batu ke atas truk, ekskavator tidak boleh beroperasi, demikian juga sebaliknya. Tohir ini memang agak bandel karena meski sudah diingatkan tetap saja menyalakan mesin," kata salah satu pekerja, Sukarni.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Terima Kasih telah mampir di www.trenggalekkita.com, silakan untuk menuliskan komentar pada kolom di bawah ini. Penulisan komentar tidak boleh mengandung kata-kata kotor, SARA serta berbau pornografi. Kami juga tidak mengzinkan pencantuman link. EmoticonEmoticon